Unfinished by Izumi Akita Suzuki
A songfic that based on X Japan song titled 'Unfinished'
Summary : Bagaimana jika sebenarnya Tadashi tidak mati dalam kebakaran gedung itu? Bagaimana jika sebenarnyad ia hanya tak ingin melukai perasaan Hiro?
Big Hero 6 Movie belongs to Disney, Big Hero 6 Comic belongs to Marvel, Unfinished belongs to X Japan, and as always I only have the storyline of this fic.
Fanfic ini mengandung unsure incest antara Tadashi dan Hiro jika anda tak menyuka ini ada baiknya anda menekan tombol back.
Oh I'm looking at you
Can't control myself
Nothing but pain for me
Pemuda berambut hitam berantakan itu berdiri dengan ekspresi sendu di depan makam kakaknya. Pemuda bernama Hiro Hamada itu menunjukkan kegelisahan yang sangat dalam, bagaimanapun ini sudah dua minggu sejak kunjungan terakhirnya ke makam kakaknya ini. Ia begitu disibukkan dengan proyek akhirnya, itulah mengapa ia tak sempat berkunjung lagi ke makam ini. Makam dimana kakaknya beristirahat dalam ketenangangan dan kesunyian. Well, mungkin memang jasad kakaknya tak ada disana karena tak ada seorangpun yang dapat menemukan jasad kakaknya dan orang – orang percaya bahwa kakaknya telah menjadi abu di dalam ledakkan tersebut. Namun, tetap saja makam tersebut merupakan hal yang bisa membangkitkan kenangan soal Tadashi pada Hiro –selain Baymax, tentunya-.
"Uh aku rasa, uni sudah cukup lama sejak kunjungan terakhirku. Well, mungkin aku sedikit berlebihan namun tetap saja bagiku ini sudah cukup lama. Jadi, apa kau merindukanku?"
Hiro langsung terduduk di hadapan makam itu. Ia mulai mengelus batu nisan yang berdiri kokoh di sana, ia juga memberika sebucket bungan di depan makam itu. Bagaimanapun kematian kakaknya benar – benar sudah menghancurkan hatinya.
Hiro sama sekali tak menyadari jika ada orang lain yang memperhatikannya dari gerbang pemakaman umum tersebut. Orang atau lebih tepatnya pria tersebut menghela nafasnya dalam – dalam ia merasakan bagaimana dalamnya rasa sakit yang di alami Hrio. Di saat yang sama juga ia terus menyalahkan dirinya. Ia benar – benar bersalah atas semua ini bagaimanapun dia telah melukai Hiro lebih dari sebelum – sebelumnya. Tak lama kemudian pria tersebut mendengar bahwa Hiro bicara lagi pada makam tersebut.
"Uh, aku baru saja menyelesaikan proyek akhirku dan aku benar – benar berharap kau ada disini jadi aku bisa mendengarmu berkata bahwa kau bangga padaku. Tapi, well aku tau aku hanya bisa berharap dan tak mungkin mendapatkannya. Bagaimanapun kau sudah berishirahat dengan tenang disana." Hiro menagngguk sembari kembali mengelus batu nisan tersebut.
"Ah! Walaupun begitu aku tau bahwa kau sudah bangga denganku dalam peristirahatanmu itu, dan mungkin aku akan mendengar ucapan itu pada saatnya nanti. Pada saat kita dipertemukan lagi." Hiro mengatakan hal tersebut sambil mengukirkan sebuah senyum –well memang senyum itu adalah sebuah senyum palsu karena pada saat bersama air mata telah tumpah dari mata cokelat miliknya, ia hanya berusaha untuk membuat kakaknya benar – benar tenang dalam peristirahatannya-.
Pria yang melihat Hiro disana sebenarnya adalah Tadashi. Ya, kalian tak salah baca pria tersebut memang Tadashi. Well, Tadashi sebenarnya memang selamat dari ledakan tersebut dan tentu saja ia masih hidup sampai detik ini. Hanya saja dia tak membiarkan orang – orang tahu tentang keberadaannya karena ia merasa bahwa menyembunyikan keberadaan dirinya adalah sebuah keputusan yang terbaik. Perasaan bersalah ini mulai menimpanya sejak ia tau dia merasakan rasa sayang yang berbeda dan tak seharusnya pada Hiro. Bagaimanapun ialah panutan dalam keluarganya, namun sejak ia merasakan rasa terlarang itu pada Hiro… Ia merasa dirinya tak bisa menjadi panutan yang baik, oleh sebab itu ia memilih untuk lari dari kenyataan. Dan kini ia sadar bahwa sampai selamanya ia tak akan pernah menjadi panutan yang baik untuk adiknya. Bagaimanapun sebenarnya ia melakukan semua ini untuk melindungi perasaan adiknya dan agar adiknya tersebut tak merasa terluka. Namun, kini ia sadar bahwa nyatanya ia justru melukai adiknya tersebut secara dalam dengan cara berpura – pura mati dalam insiden pada saat showcase tersebut. Dan lagi, ia juga tau ia tak dapat lagi ke dalam hidupnya yang sebelumnya karena jika ia kembali dan menceritakan segala – galanya maka ia akan melukai perasaan Hiro, Bibi Cass dan semua orang yang ada di sekitarnya.
Sesaat kemudian, Tadashi kembali melihat bagaimana keadaan Hiro. Dan kini ia melihat Hiro sedang memeluk makamnya. Apakah benar ia telah melukai adiknya sebegini dalamnya? Well, ia tau kalau jawabannya adalah iya. Hal ini benar – benar membuat hatinya terasa sakit, maka dari itu ia memutuskan bahwa ia perlu mengatakan sesuatu kepada Hiro guna mengurangi perasaan terluka yang di alami adiknya tersebut.
Hiro akhirnya memutuskan untuk berjalan keluar dari pemakaman umum tersebut. Namun, ketika ia sampai di depan gerbang pemakaman tersebut ia merasakan tangan yang sangat familiar memeluknya dengan teramat erat. Hiro tak dapat mempercayai ini, bagaimanapun ia tau jika ia hanya bisa merasakan pelukan dari tangan ini jika ia sedang dalam mimpi atau mungkin hanya jika ia telah mati. Apakah ini artinya ia sudah mati beberapa detik yang lalu atau apakah dirinya tertidur di sini? Hiro benar – benar tak mau melihat wajah orang yang memeluknya ini karena ia sangat yakin bahwa sangat tidak mungkin jika orang yang memeluknya sekarang adalah Tadashi. Namun saat ia membuka matanya, ia tak dapat mengingkari fakta bahwa orang yang sedang memeluknya tersebut adalah Tadashi. Jelas saja air mata kembali jatuh dari manic cokelat miliknya.
Wipe your tears from eyes
Just leave and forget me
No need to be hurt anymore
Tadashi sama sekali tak pernah ingin melihat adiknya tersayangnya tersebut menangis, oleh sebab itu ia memilih untuk menghapus air mata yang turun dari mata Hiro menuju ke pipi Hiro sendiri. Ini sudahlah sangat lama sejak tangan Tadashi menyentuh wajahnya, dan sekali lagi Hiro belum bisa mempercayai semua ini. Akhirnya Hiro memutuskan untuk menatap wajah Tadashi. Sekali lagi pertanyaan yang sama terlintas di kepala sang pemuda jenius tersebut, Apakah dia sudah mati sehingga ia bisa melihat Tadashi lagi?
"Dashi? Apakah itu kau? Jika jawaban iya, apakah aku sudah mati sejak beberapa detik yang lalu?" Hiro mengutarakan satu – satunya hal yang kini terlintas di kepalanya.
Tadashi hanya dapat menggelengkan kepalanya. Bagaimanapun dia sebenarnya masih hidup, dan ia tau jelas jika Hiropun juga masih hidup. Dia tau bahwa dirinya telah melukai adik tercintanya dengan sangat dalam. Tapi, mungkin kali ini dia dapat menenangkan adiknya tersebut, Ya itu memang hanya sebatas mungkin karena Tadashi tahu jika hal ini juga mungkin bisa melukai Hiro dan sama sekali bukan memberikan ketenangan pada adiknya tersebut.
"Ya, ini aku. Dan lagi aku dan kau masih sama – sama masih hidup." Tadashi menjawab pertanyaan Hiro sembari menghela nafasnya dalam – dalam.
Tadashi tau jika ia akan melukai Hiro lebih dalam melalui pernyataan ini. Namun, setidaknya untuk kali ini ia berusaha untuk menenangkan perasaan adik tersayangnya tersebut. Ya, ini hanya akan berlaku untuk kali ini karena setelah ini ia akan segera meninggalkan Hiro –lagi-. Bagaimanapun ia sangat yakin jika ia tetap disana ia hanya akan bisa melukai Hiro dan semua orang yang lain. Jadi menurutnya inilah satu – satunya hal yang bisa ia lakukan.
"Unbelievable! Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Kau masih hidup dan tak membiarkan seorangpun tau? Kau benar – benar manusia sialan!" Hiro mengumpat pada kakaknya sendiri. Kenyataan bahwa Tadashi hidup sebenarnya membuat Hiro merasa senang. Namun, di sisi lain kenyataan ini membuat Hiro merasa geram. Bagaimana mungkin kakaknya tersebut menyembunyikan kenyataan bahwa ia masih hidup?
"Maaf. aku memang hanya bisa melukaimu, knucklehead."
"Kau memang telah melukaiku tapi melihatmu masih hidup dan dalam keadaan sehat juga membuatku senang. Jadi apakah kau akan kembali kepada kami?" Hiro mengatakan kalimat tersebut dengan wajah penuh harap, bagaimanapun ia masih berharap kakaknya mau kembali pada dirinya dan Bibi Cass.
Jika boleh jujur, sebenarnya Tadashi ingin kembali ke dalam kehidupannya yang lama. Namun, ia tau jika ia kembali ia akan melukai semua orang yang ada di sekitarnya. Ia benar – benar merasa bahwa perkataan Hiro jika ia adalah manusia sialan ada benarnya. Bagaimanapun ia tak memberitahu seorangpun jika ia masih hidup. Dan satu lagi hal yang menganggu pikirannya yaitu bahwa ia tak akan pernah bisa menjadi panutan yang baik untuk Hiro. Selain itu, ia juga telah melukai adik tersayangnya itu dengan begitu dalam. Ia selalu yakin untuk menyalahkan dirinya sendiri atas segala hal buruk yang menimpa Hiro sejak kematian palsunya itu. Tadashi akhirnya memutuskan untuk memperat pelukannya pada Hiro sebagaimana ia berkata
"Maafkan aku tapi aku tidak bisa kembali. Lupakan saja semua yang telah terjadi, karena aku yakin jika aku kembali aku akan melukai yang lainnya dan juga mungkin saja jika aku kembali aku dapat melukaimu lebih dalam."
Go away from me now
I don't know what is love
No need to be hurt anymore
Hiro hanya dapat membelakkan matanya. Ia benar – benar tak paham dengan maksud perkataan kakaknya. Hiro sendiri tau jika kakaknya pergi maka luka yang lebih dalam akan terukir di hatinya. Bagaimanapun ia telah tau jika Tadashi masih hidup dan kakanya tersebut tak mau kembali ke dalam kehidupannya. Bagaimana bisa semua ini terjadi begitu saja? Hati Hiro benar – benar terasa sakit dan perih.
"Kau juga akan mengukir luka lain di hatiku jika kau pergi, nerd. Kau tak pernah tau seberapa berartinya kau bagiku!" Hiro mengatakan segala isi pikirannya sembari menatap wajah kakaknya tersebut.
Tadashi juga mengetahui hal ini. Ia tau jika ia pergi dirinya juga akan melukai Hiro. Namun, setidaknya jika ia pergi ia tak akan melukai yang lain juga. Memang sih bagi Tadashi adiknya jauh lebih penting daripada segala – galanya, namun tetap saja Tadashi tak bisa melukai yang lain begitu saja. Tadashi juga sadar bahwa ia mencintai adiknya tersebut lebih daripada yang seharusnya, dan ia tau hal itu akan memperburuk segala keadaan. Oleh karena itu menurutnya pergi adalah solusi yang terbaik.
"Maaf. Aku benar – benar tak bisa, knucklehead. Bagaimanapun aku yakin jika aku tetap berada di dalam kehidupanmu aku dapat melukaimu lebih dari ini." Tadashi berkata seraya melepaskan pelukannya dari Hiro.
Hiro tak pernah ingin mendengar pernyataan seperti ini terlontar dari mulut kakaknya. Bagaimanapun ia tahu bahwa kakaknya tersebut tak akan pernah melukainnya, namun kenapa kakaknya terus berkata bahwa ia dapat melukai Hiro? Apakah sesuatu telah mengubah kakaknya ini? Dia tak akan pernah mengetahuinya jika Tadashi tak mau menceritakan sendiri segalanya. Namun, akhirnya Hiro memutuskan untuk bertanya walau ia yakin bahwa kakaknya tersebut tak akan menjawab pertanyaannya.
"Dashi, apakah ada suatu hal yang terjadi padamu? Setahuku kau tak akan pernah melukai orang lain, namun kenapa kau terus berkata jika kau akan melukaiku?"
Tadashi sendiri tau akan hal itu. Tadashi tau bahwa ia tak akan pernah sanggup melukai Hiro, namun pada kenyataannya ia sudah melukai Hiro dengan teramat dalam. Dia juga menyalahkan dirinya sendiri untuk rasa terlarang yang ia rasakan pada Hiro. Semua ini telah memperburuk keadaan. Namun, ada satu hal yang belum ia tau, apakah perasaan terlarang yang ia rasakan pada Hiro juga akan melukai adiknya tersebut? Dia tak akan pernah tau jika dia tak membicarakan hal ini pada Hiro. Oleh karena itu ia memutuskan untuk mencoba menyatakan hal itu sekarang juga. Dan jika hal ini juga melukai Hiro, maka Tadashi bisa meminta Hiro untuk segera pergi dan melupakan segalanya, benar bukan?
Tadashi akhirnya kembali memeluk Hiro. Namun, kali ini Tadashi menempelkan bibirnya pada bibir Hiro. Hiro tak dapat mempercayai apa yang dilakukan oleh Tadashi. Apakah dia bermimpi lagi? Atau jangan – jangan Tadashi melakukan ini agar Hiro membencinya? Jika maksud Tadashi begitu, tentu saja rencana Tadashi akan gagal total. Bagaimanapun Hiro juga menginginkan ini karena ia mencintai kakaknya itu pada jalur yang tak seharusnya.
Pikiran Tadashi kembali terganggu karena ia sama sekali tak mendapatkan respon yang buruk dari Hiro. Apakah ini semua berarti jika adiknya tersebut memiliki perasaan yang sama dengan dirinya? Jika jawabannya iya dia benar – benar harus segera pergi dari kehidupan adiknya tersebut karena hal ini akan semakin memperburuk keadaan Hiro sendiri. Tadashi akhirnya melepaskan ciuman dan pelukan tersebut.
"Apakah kita memiliki perasaan yang sama?" Tadashi bertanya sembari menatap dalam mata Hiro.
"Yeah, dan aku berani bertaruh akan itu. Jadi kau tak melukai siapapun disini." Hiro menjawab dengan sedikit sarkastik.
"Aku akan melukaimu lebih dalam jika aku kembali karena perasaan yang kita rasakan ini, knucklehead." Tadashi mengatakan hal itu karena ia tau bahwa setiap orang dapat menghakimi mereka jika orang - orang tersebut menemukan dan menegetahui hubungan mereka.
Hiro tak dapat mengatakan apapun. Mengapa kakaknya mengatakan hal seperti itu? Heck! Memangnya apa yang salah dengan perasaan yang mereka rasakan? Mungkin benar jika orang – orang akan berpikir dan berkata bahwa hubungan asmara antara dua bersaudara yang memiliki gender yang sama adalah hal terburuk di dunia. Tapi, siapa yang peduli dengan perkataan orang? Hiro tak akan pernah peduli pada perkataan orang karena baginya Tadashi adalah segala – galanya.
"Tolong biarkan aku pergi, Hiro." Tadashi berkata seraya menepuk – nepuk kepala sang Hamada termuda tersebut.
You said I miss you so much
Every night thinking of you
And facing loneliness
Hiro memegangi tangan Tadashi ketika kakanya tersebut menepuk kepalanya. Hiro tak dapat membiarkan Tadashi pergi begitu saja. Ia akan merasa menjadi manusia terbodoh di dunia jika ia membiarkan Tadashi pergi begitu saja. Bagaimanapun ia menginginkan kakaknya pada saat ini juga. Menginginkan kakaknya untuk terus bersamanya sampai selamanya, karena Tadashi tetaplah segala – galanya bagi dirinya.
"Tidak, aku tidak bisa." Hiro membalasnya dengan eskpresi sendu.
"Kenapa? Apakah kau tak berpikir tentang orang lain? Dan juga Aunt Cass, kau dan aku tak dapat melukainya begitu saja." Tadashi mengatakan hal yang kini telah terlintas di kepalanya.
Sebenarnya itulah alasan utamanya kenapa ia tak ingin Hiro merasakan perasaan yang sama padanya, karena ia tak ingin melukai Aunt cass. Jika dirinya dan Hiro ada dalam hubungan asmara, maka apa yang akan Aunt Cass katakan? Dan juga hal itu dapat membuat Aunt Cass kecewa pada mereka, dan Tadashi tak akan pernah mau melihat bibinya itu kecewa pada dirinya maupun Hiro.
"Aku tak peduli, Dashi! Dan kau hanya akan pergi begitu saja? Apakah kau tak tau seberapa rindunya aku padamu?" Hiro berteriak di hadapan kakaknya, dia kehilangan kontrol atas dirinya karena hal ini telah melukainya begitu dalam.
Tadashi sendiri tau betapa keras kepalanya adiknya tersebut. Tadashi tahu segala hal tentang adiknya dan satu lagi Tadashi juga tau bahwa Hiro akan lebih peduli akan dirinya sendiri ketimbang orang lain.
"Aku tak akan pergi sekarang. Namun, tetap saja aku tak bisa kembali." Tadashi berkata seraya menghela nafasnya dalam – dalam lagi.
"Kau tak pernah tau seberapa sakitnya perasaanku ini, Dashi." Hiro berkata sembari mengingat segala hal yang terjadi setelah 'kematian' kakaknya tersebut.
Hiro mengingat – ingat seberapa muramnya ia setelah peristiwa 'kematian' Tadashi. Ia bahkan tak bisa menemui orang – orang dan memutuskan untuk tak keluar dari café milik bibinya. Bahkan, ia juga mengabaikan video call yang dilakukan oleh nerd gang guna menghiburnya.
"Aku telah melukaimu begitu dalam. Bagaimana kau bisa mempercayaiku, knucklehead?" Tadashi berkata dengan tatapan bersalah yang telah terukir di pandangannya.
Tadashi tak dapat memaafkan dirinya sendiri untuk segala hal yang telah ia lakukan pada Hiro. Dia tak dapat memaafkan dirinya sendiri karena ia telah menjadi seorang kakak yang terburuk di dunia ini. Jika kakak – kakak yang lain berusaha memproteksi adik mereka, yang bisa Tadashi lakukan hanyalah melukai adiknya sendiri.
"Aku hanya mempercayaimu begitu saja, Dashi. Dan aku tak pernah bisa menatap ke depan dengan segala perasaan kesepian yang terukir di hatiku." Hiro berkata sembari menatap lagi Tadashi secara dalam dan intens lagi.
Tadashi dapat melihat bahwa sebentar lagi Hiro akan membiarkan air mata lolos dari matanya lagi. Melihat ini Tadashi benar – benar sadar betapa buruknya dirinya sebagai seorang kakak. Ia segera mendekatkan dirinya lagi kepada Hiro dan mengelap air mata yang mulai jatuh ke pipi adik tersayangnya tersebut dengan menggunakan tangannya sendiri.
But when you feel sadness
Never can I stay with you
Tadashi tak akan pernah bisa melihat adik tersayangnya tersebut tenggelam dalam sebuah kesedihan. Ini adalah satu satunya alasan kenapa ia tak bisa terus bersama dengan adik tersayangnya tersebut. Dia hanya tak mau dan tak dapat melihat Hiro terluka.
"Jangan sedih, okay? Aku tak akan pernah bisa melihatmu menangis." Tadashi mengatakan hal itu dan sepersekian detik kemudian ia segera menempatkan sebuah ciuman ringan di dahi adiknya tersebut.
Hiro –lagi –lagi- tak dapat mengatakan apapun. Bagaimana ini telah melukainya lebih dalam, bagaimana bisa Tadashi memintanya berhenti untuk bersedih. Jika pada nyatanya Tadashi tak akan pernah kembali lagi ke dalam kehidupannya? Dan juga soal perasaan yang mereka rasakan, bagaimana tentang hal itu? Apakah benar hal itu hanyalah akal – akalan Tadashi belaka? Tapi, semua hal yang dikatakan Tadashi sangatlah terasa nyata. Jikalau itu tak nyata tak mungkin Tadashi akan terus – terusan berkata bahwa ia akan melukai Hiro.
"Tadashi! Hentikan semua ini! Kembalilah saja denganku, okay? Dan juga jika kau khawatir akan Aunt Cass dan yang lain, aku yang akan menjelaskan semuanya pada mereka." Hiro berkata dengan penuh kepercayaan.
"Aku tak pernah ingin membuatmu lebih terluka, Hiro. Well, mungkin Aunt Cass dan teman – teman kita masih bisa menoleransi apa yang terjadi di antara kita. Tapi bagaimana dengan orang lain? Bukankah mereka akan memberikanmu banyak luka dengan menghakimimu dan menilaimu seenak jidat mereka?" Tadashi berkata sembari mengelus rambut Hiro.
"Tapi, setidaknya kau harus beritahu Aunt Cass jika kau masih hidup!" Hiro berkata masih dengan mata yang penuh harap.
"Aku tak bisa melukainya, Hiro."
I'm not the one you need
Close your eyes and forget me
There's nothing I can do anymore
Tadashi kembali memeluk Hiro dan kali ini ia berbisik tepat pada telinga adiknya tersebut.
"Hiro, tolong biarkan biarkan aku pergi. Aku tak akan membuat hidupmu lebih baik."
Hiro hanya dapat menggelengkan kepalanya. Karena, ini bukanlah sesuatu yang ia inginkan, yang ia inginkan adalah kembalinya Tadashi di dalam hidupnya.
"Tidak, Dashi. Aku tak bisa." Hiro kembali bicara.
Hiro sama sekali tak paham, bagaimana bisa Tadashi mengatakan hal sesulit itu dengan mudahnya? Apakah ini kakaknya ini tak bisa melihat segala rasa sakit yang telah ia rasakan? Atau memang benar bahwa kakaknya melakukan semua ini agar dirinya mendapatkan hidup yang lebih baik? Hiro memang percaya –bahkan sangat percaya-pada kakaknya. Namun, tetap saja hal ini sangatlah menyakitkan bagi dirinya.
"Jadi tutuplah matamu sekarang." Tadashi mengomando adiknya tersebut.
Hiro hanya mengangguk dan mengikuti komando yang diberikan Tadashi. Dan setelah ia menutup matanya, ia merasakan bahwa Tadashi menciumnya lagi. Apakah ini sebuah ciuman perpisahan? Atau sesuatu yang lain yang terdengar sama perihnya dengan ciuman perpisahan? Entahlah Hiro sama sekali tak paham dengan apa arti ciuman ini. Well, walaupun begitu Hiro tetap memiliki kepercayaan yang besar terhadap Tadashi. Mungkin apapun pilihan yang dipilih Tadashi merupakan jalan terbaik bagi Hiro, walau itu akan melukai Hiro dengan sangat dalam lagi.
"Dapatkan aku membuka mataku sekarang?" Hiro bertanya dengan maksud untuk mengetahui apa maksud dari ciuman yang diberikan oleh Tadashi, bagaimanapun Tadashi tidak terlihat seperti ingin menjadi lebih dari saudara dengan dirinya.
"Tidak sekarang. Kau boleh membuka matamu ketika aku memintanya. Okay, Hiro?" Tadashi membalas pertanyaan Hiro dengan santai.
Hiro hanya dapat mengangguk. Setelah itu Tadashi kembali memeluk adiknya tersebut dan ia kembali berbisik tepat di telinga adiknya tersebut lagi.
"Maafkan aku atas segalanya, Hiro."
Tadashi akhirnya segera berjalan keluar dari pemakaman tersebut. Meninggalkan Hiro sendirian, well mungkin memang terdengar kejam. Namun, pada nyatanya hanya hal itu yang dapat ia lakukan. Setidaknya ia sudah bicara mengenai suatu kebenaran kepada adiknya, dan oleh karena itu ia percaya bahwa adiknya tersebut tak akan terluka oleh karena dirinya lagi. Bagaimanapun menurutnya ini adalah yang terbaik bagi Hiro.
Hiro kemudian menyadari bahwa ia sudah tak mendengar suara Tadashi lagi disana. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuka matanya. Dan alangkah terkejutnya ia ketika ia tak menemukan apapun di depannya. Ia yakin bahwa Tadashi tadi ada disana, tetapi sekarang kenapa Hiro tak bisa mendapati sosok itu lagi? Jadi apakah tadi hanyalah sebuah mimpi? Atau jangan – jangan tadi hanyalah hantu dari Tadashi? Hiro tak akan pernah tau akan hal itu kecuali jika ia bertemu dengan Tadashi lagi. Walaupun jujur ia berharap bahwa yang tadi ia temui benar – benar sosok Tadashi dan bukanlah hanya sebatas mimpi ataupun hantu Tadashi, karena bagaimanapun semua yang tadi ia alami terasa sangatlah nyata. Hiro akhirnya berjalan keluar dari pemakaman umum tersebut.
I lost my way
Tadashipun melihat Hiro yang berjalan keluar dari pemakaman umum tersebut. Well, hatinya memang masih terasa sakit. Namun, melihat Hiro dengan senyum yang bahagia telah membuatnya merasa lebih baik. Dan kini Tadashi harus mencari jalannya sendiri untuk memproteksi adiknya tanpa melukai adiknya tersebut. Tak peduli pada apapun, Tadashi akan terus melindungi adiknya tersebut. Bahkan, walaupun ia telah kehilangan jalannya untuk meraih Hiro, karena bagaimanapun itu keputusannya sendiri jadi baginya tak ada lagi yang salah disini.
Hiro akhirnya menyadari bahwa Tadashi benar – benar disana. Dia menghela nafas dan berusaha tak menumpahkan air mata namun hal itu ternyata sangatlah sulit baginya. Jadi, air mata kembali mengalir membasahi wajahnya. Well, bagaimanapun melepas apa yang sudah kembali padamu itu sangat sulit bukan? Nah, itu yang sedang dirasakan oleh Hiro sekarang. Sejujurnya Hiro benar – benar tak mau Tadashi pergi dari hidupnya namun Tadashi telah pergi dengan pilihannya sendiri. Dan Hiro tau bahwa ia tak dapat memaksa Tadashi…
TBC
A/N : Nah lho ketemu Ichan lagi buahahaha! xD Oke Ichan bikin ini karena yang versi English-nya failed abis gara gara editor ichan buat fic English belom nongol – nongol akhirnya nekat post dan well fanficnya penuh dengan grammatical error *ketawa dalam pilu* Oke sejujurnya ini bisa jadi onesyut tapi kata Ichan sih bakal kepanjangan makanya di potong jadi dua soal genrenya... ini sebenernya lebih ke Angst/Family sih tapi tetep aja ini masuk Romance *bimbang* dan akhirnya Ichan masukiin ke Romance/Angst hahaha karena kalau ke Angs/Family tar ada yang kaget soal Hidashinya *ketawa dalam pilu sekali lagi*. Baiklah ngobrolnya cukup! Seperti biasa Ichan mengharapkan review karena dengan review Ichan akan merasa lebih dicintai.
