06/04/18 – 10:19 AM
.
.
"Mohon bantuanmu, Dad."
Matthew, dengan perasaan gugupnya yang menggebu-gebu— terlihat dari gerak gerik dan cara memandangnya sungkan; tersenyum sumringah sembari membenarkan tatanan rambutnya yang tersisir rapi ke belakang. Tuxedo sudah rapi dikenakan. Ah, lalu pantofel hitam berkelas itu. Arthur ingat itu hadiah dari Francis saat ulang tahun terakhir yang bersangkutan. Si pirang bernetra ungu ini datang ke kediaman Inggris suatu pagi; mengatakan bahwa dia ingin mempelajari ballroom dance yang kebetulan sedang populer akhir-akhir. Walzt; atau apapun itu namanya.
Arthur awalnya kaget dengan kedatangan Matthew yang kelewatan tiba-tiba— apalagi dengan penampilan formal yang sampai mengenakan tuxedo segala. Tapi kemudian si lidah British mendengus; tersenyum mafhum menerima kedatangannya. Dia sendiri sejujurnya belum terlalu menguasai walzt hanya karena tarian itu sedang populer. Namun, dia masih bisa mengajari Matthew dasar-dasarnya.
"Ada apa tiba-tiba?" Arthur menarik tangan Mathhew mendekat sebelum menyalakan sebuah piringan hitam di dekat meja kerjanya. Kakinya yang panjang menutup pintu dengan cara menendang— sedikit tidak sopan, tapi Arthur tidak akan terlalu sudi ambil pusing. Pria Inggris itu melonggarkan lilitan kerah kemeja. Mathhew tidak segera menjawab, hanya membalas dengan meraih pinggang Arthur. Menarik tangannya di salah satu sisi. Berhadap-hadapan.
"Ada pesta dansa yang akan diadakan di New York beberapa hari lagi." Arthur mengangguk— "Alfred mengundangku, memintaku untuk menarikan waltz sebagai perwakilan."
Simfoni tenor dari piringan hitam yang diputar mulai mengalun; menyelimuti ruang tertutup itu dengan lagu klasik kesukaan Arthur yang sengaja didendangkan untuk menenangkan hati. Tanpa berbasa-basi; Arthur mulai menuntunnya dengan gerakan waltz sederhana. Satu, dua; kaki mereka melangkah mengitari lingkar pola imajiner yang ditetapkan pada lantai. Arthur yang berperan sebagai wanita. Merelakan pinggangnya untuk ditopang dan telapak tangannya yang merangkul pada bahu Matthew dari depan. Lalu, pria itu mendengus kaku sembari tertawa penuh nada menghina. Mengejek dirinya sendiri.
"Kau bahkan sudah lebih tinggi dariku."
"... aah." Untuk sejenak yang lebih muda bingung untuk membalasnya; "Mungkin karena memang begini fisik kami, Dad? Alfred pun begitu, oui?"
Matthew mengangkat tangannya yang bertautan pada jemari kurus Arthur. Membawa Arthur berputar, menarik tubuh ramping sang mantan perompak untuk menciptakan jarak sementara tanpa memisah talian jari, lalu dalam satu putaran elegan Arthur kembali jatuh ke dalam pelukannya. Mereka nikmati ritme yang mulai menghentak-hentak. Arthur selalu menyukai lagu ini, pilihan tepat yang cocok dibawakan bersama segala jenis tarian. Matthew berkata dia belum menguasai dasar-dasarnya, tapi dari sudut pandang Arthur; kemampuannya sudah cukup untuk membawanya terkesima untuk seukuran pemula.
"Ouch!"
Walaupun Arthur tahu tidak ada jaminan yang mengatakan bahwa kakinya akan selamat.
Matthew Williams buru-buru menghentikan aktifitas mereka sembari memejamkan mata tidak enak; bersalah. Arthur menepuk pundaknya pertanda bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan kakinya yang 'cuma' sedikit terinjak. Pada suatu timing, Matthew hanya kurang mencocokkan dengan gerakan tubuh pasangannya.
"Maaf."
"Ingin tetap lanjut?"
Pemuda Kanada yang terpaut dua tiga senti lebih tinggi memilih menganggukkan kepala sembari menempelkan dahinya pada Arthur; kemudian tertawa— Arthur yang hari itu, menampilkan senyum terbaiknya, tanpa protes makian dan sifat malu-malu gengsinya seperti biasa; seolah mengalihkan dunianya. Lagu pada piringan hitam berputar ulang. Sang United Kingdom patut berbangga karena salah satu 'anak didik'-nya bisa bertumbuh secara luar biasa.
"Kau sudah menemukan pasanganmu?"
Matthew menjeda, kemudian menggeleng. Senyumnya mengembang disertai tatapan penuh arti. "Tapi aku sudah tahu siapa yang akan kujadikan pasangan di pesta itu, Dad."
Axis Power Hetalia © Hidekaz Himaruya
Challenge by SeiYoshi
.
File01 : Dance
[ Matthew Williams x Arthur Kirkland ]
Canada*UK, Rated : T
