Judulnya terinspirasi dari bleach movie 1: Memories of nobody
Readers mungkin udah tau nih pilem ginama. Thanks for my Nii-sama Toki. Udah bantuin nih fiction se detail-detail nya. Fiction ini Cuma tiga atau empat chapter. Enjoyed
Disclaimer
I don't own Bleach
Bleach belongs to Tite Kubo
Summary:
Wanita itu yang telah memberikan aku sebuah kalung bertuliskan namaku. Namun aku tak mengingat siapa dia? Jangankan tentang gadis itu, sebab kenapa aku mati saja aku tidak ingat.
Memories of Nobody
By: Kurosaki Shicchi and Toki
Chapter 1
The forgotten memories
Anak lelaki itu sedang berada di kamar tidurnya. Sedang tertidur pulas. Rambut putih saljunya berantakan sama berantakannya dengan kamarnya. Tak lama kemudian, Iphone miliknya berbunyi. Lelaki itu mengerang pelan lalu membuka layar iphone itu.
"Momo? Ya ampun! Pagi-pagi begini dia sudah menelfon? Aku pasti sedang berhalusinasi," kata lelaki itu lalu membiarkan iphone miliknya tetap berdering.
"Argh..," erang lelaki itu karena dering iphone nya tidak juga berhenti. Lalu dia dengan keadaan sadar 50% membanting iphone miliknya ke dinding kamarnya.
"A…apa yang sudah kulakukan? Iphone 15 juta milikku," kata lelaki itu o'on.
"Toushiro! Ada telfon untukmu dari Momo," teriak ibunya dari luar.
Deg! Dengan perasaan menggigil Toushiro menerima telfon itu.
"Mo…moshi moshi, Momo," kata Toushiro
"Shiro-chan!!! Kebiasaan! Hand phone tidak di jawab! Pasti sedang tidur," omel kekasihnya dari jarak jauh.
"Maaf, maaf. Aku akan segera mandi." Kata Toushiro mencoba menenangkan amarah kekasihnya.
"Oke, cepat ya. ini pertama kalinya Shiro-chan akan masuk ke sekolahku." Kata Momo riang. Tanpa dia ketahui, suhu badan Toushiro sekarang sudah 100 derajat karena blushing.
"Hah, suaranya seperti angin sepoi-sepoi," kata Toushiro lebay. Tak lama kemudian hubungan koneksi terputus.
Toushiro berjalan menuju gerbang sekolahnya. Namun perasaan dia saat berjalan itu terasa ganjal. Seperti ada yang mengikutinya dari belakang. Dia berhenti sejenak. Lalu melihat ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Kemudian dia melanjutkan jalannya. Namun inner dalam dirinya berkata kalau ada seseorang yang mengikutinya.
"Siapapun kau tunjukkan wujudmu padaku," kata Toushiro berhenti berjalan. Kemudian, di balik tembok itu berdiri seorang lelaki. Tinggi tegap, berwarna rambut terang.
"Siapa kau?" Tanya Toushiro. Dia melihat orang itu dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Seragam sekolahnya juga sama. Karakura High School. Yang jadi perhatian Toushiro adalah darah yang ada di dada kiri lelaki itu.
"Ichigo, aku Ichigo Kurosaki." Jawab lelaki yang bernama Ichigo itu.
"Dan.., kau berdarah tepat di dada kirimu. Apa yang terjadi?" Tanya Toushiro. Ichigo mendekati Toushiro. Dari cara dia melangkah sama seperti manusia jalan pada umumnya. Kini Toushiro menjauhkan ketakutannya.
"Bantu aku untuk menemukan memoriku yang hilang," kata Ichigo mantap.
"Apa maksudmu? Memori yang-"
"SHIRO-CHAAAAAN..," teriak kekasih Toushiro dari jauh. Toushiro menoleh lalu melambaikan tangan kea rah kekasihnya.
"Momo ohayou," Kata Toushiro.
"Hitsugaya-kun sedang apa sendiri disini? Ayo kita ke kelas," kata Momo tersenyum ceria. Hitsugaya hanya mengangguk. Namu seketika matanya melebar. SENDIRI? Dia kan sedang bersama Ichigo? Kenapa Ichigo yang berpostur tubuh kekar dan besar ini tidak bisa dilihat Momo?
"Momo.., kau diluan saja, aku ada hal yang penting yang harus ku selesaikan dulu," kata Toushiro merinding. Momo mengangguk lalu pergi bersama temannya yang kebetulan lewat.
"Saa, jangan lama-lama ya Hitsugaya-kun," kata Momo. Hitsugaya hanya mengangguk. Seperginya Momo, Hitsugaya mengarah ke Ichigo dengan tatapan the killer.
"Hey, kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Ichigo.
"Kau sebenarnya siapa?" Tanya Hitsugaya seperti sedang mengintimidasi narapidana.
"Kurosaki Ichigo," jawab Ichigo santai. Toushiro menggeleng.
"Aku bertanya, kau manusia atau apa? Kenapa Momo tidak bisa melihat wujudmu? Dia tadi berkata aku sendirian disini. Padahal kau terlihat jelas disini bersamaku," jelas Toushiro. Ichigo mulai tersenyum. Seketika wajahnya pucat.
"Baiklah, aku mengaku. Aku Ichigo Kurosaki. Dulunya murid karakura High School," kata Ichigo. Toushiro mengerutkan keningnya.
"Dulunya? Memangnya kenapa dengan sekarang?" Tanya Toushiro
"Seperti yang kau duga, aku sudah tak layak untuk ada di dunia ini. Aku seharusnya ada di alam lain," kata Ichigo. Toushiro keringat dingin.
"Ja-ja-jadi kau benar-benar hantu? Kenapa kau ada disini? Apa kau mati secara tidak wajar?" Tanya Toushiro. Ichigo mengangguk.
"Ya, karena itu. Aku ingin minta tolong. Tapi aku tak tau minta tolong sama siapa, mengingat aku tidak bisa dilihat oleh siapa-siapa, dan aku cukup senang kalau ternyata ada yang bisa melihatku." Kata Ichigo
"Whoa-whoa, tunggu dulu kawan. Jangan katakan padaku aku harus melakukan sesuatu yang supranatural," kata Toushiro kaget. Terus terang baru kali ini ada hantu yang minta tolong padanya.
"Tidak bodoh, aku hanya minta tolong carikan penyebab kenapa aku bisa mati. Aku samasekali tidak mengetahui alasan kenapa aku mati." Kata Ichigo. Toushiro menghela nafas.
"Jadi itukah memorimu yang hilang?" Tanya Toushiro. Ichigo mengangguk.
"Tidak hanya itu, aku bahkan ingin menemui seseorang yang dulu telah aku lukai. Namun, aku tidak mengingat namanya. Mungkin jika aku bertemu dengan dia aku bisa mengingatnya." Kata Ichigo sambil melihat ke langit biru.
"Baiklah, aku merasa kalau aku ditakdirkan untuk bertemu denganmu. Sekarang beritau aku apa saja yang kau ingat?" kata Toushiro
"Bukankah kau harusnya masuk ke sekolah dulu?" Tanya Ichigo. Toushiro hanya evil grin.
"Tidak terlalu penting, kok. Aku jadi penasaran bagaimana hidupmu," kata Toushiro. Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan sekolah itu. Hingga sampailah mereka di sebuah rumah yang tidak terpakai lagi. mereka berdua diam disitu.
"Jadi, ingat apa yang akan kau alami?" Tanya Toushiro. Ichigo melihat sekitarnya. Hanya ada bangku kosong yang tidak layak pakai, beberapa jerigen minyak yang bertumpuk tak beraturan, ruangan gelap dan kotor.
"Aku rasa kalau aku mati disini," kata Ichigo. Toushiro mengerutkan keningnya.
"Kau mati di tempat tak layak seperti ini? Pantas saja arwahmu penasaran begini," tawa Toushiro. Ichigo menggeleng lalu menunjuk sesuatu. Toushiro mengarahkan matanya ke arah yang di tunjuk oleh Ichigo.
"Itu…," pekik Toushiro.
"Ya, kalung itu bertuliskan namaku. Ichigo Kurosaki. Tak salah lagi. kalung itu terlepas saat aku di pukul," kata Ichigo tanpa sadar.
"Hah? Dipukul? Bagus. Kau mulai mengingat semuanya ternyata," kata Toushiro. Ichigo menggenggam erat kalung itu. Matanya memancarkan kekosongan.
"Dan, yang memberikan kalung itu kepadamu siapa?" Tanya Toushiro sambil membersihkan bajunya yang lengket terkena debu.
"Entahlah, aku tidak ingat namanya. Dia adalah seorang gadis. Wanita itu yang telah memberikan aku sebuah kalung bertuliskan namaku. Namun aku tak mengingat siapa dia? Jangankan tentang gadis itu, sebab kenapa aku mati saja aku tidak ingat." Jelas Ichigo lagi. tiba-tiba Toushiro mendapat suatu pencerahan.
"Kurosaki, kira-kira sudah berapa lama kau menjadi arwah penasaran?" Tanya Toushiro tergesa-gesa.
"Sekitar empat bulan, ya. empat bulan." Katanya pelan.
"Kita bisa bertanya kepada guru Karakura atau melihat Koran edisi empat bulan yang lalu, mungkin saja berita kematianmu itu dimuat di surat kabar," ungkap Toushiro tersenyum. Kini senyum simpul terbentuk di bibir lelaki itu.
"Tapi apa ada orang yang sekarang ini menyimpan Koran edisi empat bulan yang lalu? Itu kan sudah lama sekali Toushiro," kata Ichigo. Toushiro menggeleng.
"Kalau hanya untuk mencari Koran bekas kita bisa lihat di pinggir jalan kan? Atau pertama-tama kita tanyakan hal ini kepada guru sekolah Karakura saja, apa pendapatmu?" Tanya Toushiro menunggu keputusan dari Ichigo.
"Kita bertanya saja dulu kepada guru Karakura, mungkin mereka masih mengingat hal itu." Kata Ichigo. Mereka kemudian pergi dari rumah yang tak layak pakai itu meuju ke sekolah Karakura.
"Kurosaki Ichigo?" Tanya kepala sekolah karakura itu lagi. matanya memancarkan kesedihan mengingat kejadian yang cukup tragis.
"Benar sensei. Namanya Kurosaki Ichigo. Bisakah anda beritau saya sekilas saja tentang sifat anak itu?" Tanya Toushiro sopan. Dia tak ingin ada sedikitpun kecurigaan muncul di benak kepala sekolah tersebut.
"Kurosaki…," kata kepala sekolah itu sambil membuka laci yang berisikan data seluruh siswa yang pernah mengabdi di sekolah itu. Ichigo yang tak terlihat oleh kepala sekolah itu hanya terdiam duduk di meja kepala sekolah itu.
"Hahaha, aku ingat saat pertama kalinya aku membuat ulah di sekolah lalu di sidang disini bersama kakek tua ini," kenang Ichigo sambil menjelajahi matanya ke arah langit-langit ruangan kepala sekolah itu.
"Memangnya kau melakukan apa?" Tanya Toushiro pelan. Dia tak ingin kepala sekolah mengira dia sudah terbilang tidak waras.
"Yah, gara-gara merebut hati seorang gadis. Yah, sebut saja berkelahi demi cinta," kata Ichigo sambil tertawa mengenang saat itu.
"Aku sangat menyukai gadis itu." Ungkap Ichigo.
"Memorimu hampir terkumpul," kata Toushiro pelan. Ichigo mengangguk.
"Aha! Kurosaki Ichigo. Bocah SMA kelas 2-1 disini. Menurut data dia anak yang lumayan pintar. Namun dia tidak terlalu menonjolkan kepintarannya di kelas. Perilakunya saat di kelas mendapat nilai C dikarenakan kurang disiplin dan sering berkelahi. Dia tidak pandai mengendalikan emosi yang dia miliki." Jelas kepala sekolah itu.
"Dan apa anda tau dimana dia sekarang?" Tanya Toushiro dengan nada yang serius. Sekejap kepala sekolah terdiam dan mengalihkan pandangannya.
"Aku tidak tau. Sekarang sudah sore, anda bisa keluar dari ruangan saya." Kata Kepala sekolah itu mendadak dingin.
"Tapi- saya tau anda mengetahui rahasia Kurosaki Ichigo, ini sangat penting." Kata Toushiro meyakinkan.
"Data dari Kurosaki Ichigo adalah data yang di rahasiakan oleh pihak sekolah. Kau mendapatkan separuh datanya sudah bersyukur," kata kepala sekolah itu.
"Hanya satu pertanyaan saya sensei." Ucap Toushiro tergesa-gesa.
"Apa penyebab Kurosaki Ichigo meninggal? Apakah dia meninggal secara tidak wajar?" Tanya Toushiro.
"Saya tidak mengetahui hal itu!!!" tegas kepala sekolah lalu menutup ruangan itu. Ichigo hanya menunduk lesu sama seperti Toushiro. Mereka mulai berjalan sampai seorang gadis menyapanya.
"Kau mencari Kurosaki Ichigo?" tanya wanita itu. Toushiro dan Ichigo menoleh untuk melihat wanita itu. Dia wanita yang selama ini menjadi kekasih Toushiro.
"Momo? Kau? Kenal Ichigo Kurosaki?" tanya Toushiro kaget. Ichgo memperhatikan wanita itu.
"Hinamori-san? Dia adalah temanku selama setahun ini." Kata Ichigo menjelaskan.
"Momo? Aku mencari orang yang bernama Kurosaki Ichigo. Kau bisa memberitau apa yang telah terjadi padanya?" tanya Toushiro. Sejenak Momo menunduk sedih lalu memeluk Toushiro.
"Ichigo Kurosaki telah meninggal. Aku tidak tau bagaimana dia bisa meninggal tapi ada seorang wanita yang mengetahui persis kematian Ichigo," kata Momo menangis.
"Sudahlah Momo, jangan menangis. Aku tau Ichigo akan tersenyum melihat teman-temannya ikut tersenyum. Kau tau rumah wanita itu kan?" tanya Hitsugaya di iringi anggukan Momo. Ichigo yang mendengarnya hanya tersenyum.
"Arigatou, Hinamori-san. Mungkin dia akan menunjukkan jalan ke rumah wanita itu," kata Ichigo di iringi anggukan Hitsugaya.
KUCHIKI MANSION
"Ojou-sama sedang koma. Dia trauma atas kematian kekasihnya yang dibilang terlalu cepat." Jelas pembantunya Orihime.
"Ya, Rukia-chan sudah koma empat bulan yang lalu. Sejak kematian Kurosaki-san, Rukia-chan jatuh pingsan dan koma. Kata orang Rukia-chan berada di tempat kejadian. Dan kemungkinan Rukia-chan tau secara detail tentang kematian Kurosaki-san," jelas Momo.
"Dia…, pacarku?" kata Ichigo mencoba mengingat-ingat wanita itu. Ichigo selalu memperhatikan wajah wanita itu. Matanya yang tertutup dengan expresi yang menyedihkan. Dress hitam yang di kenakan wanita itu kusut.
"Rukia.., aku ingat kau sekarang. Kau adalah wanita yang susah sekali kudapatkan. Aku sampai berkelahi dengan kakak kelas waktu itu. Aku marah saat mereka menggodamu. Aku cemburu. Hingga akhirnya kau menerima cintaku." Ungkap Ichigo. Hitsugaya yang mendengar hanya tersenyum melihat Ichigo yang hampir mendapatkan seluruh ingatannya.
"Ichi….," kata itu keluar dari bibir Rukia. Perlahan tapi pasti wanita itu membuka matanya. Semua yang ada disana memandang takjub. Rukia Kuchiki yang sudah empat bulan mengalami koma kini telah terbangun.
"Rukia-chan?" panggil Momo mendekati badan temannya itu. Mata Rukia tertuju ke arah langit-langit. Merasakan ada hawa yang familiar di kamarnya. Ichigo yang melihat reaksi Rukia tak bisa membendung air matanya lagi.
"Rukia…, aku disini."
```TSUZUKU```
Reference:
Ohayou : Selamat Pagi
Moshi-moshi : Halo. (Biasanya digunakan saat sedang berbicara melalui alat komunikasi).
Ojou-sama : tuan putri atau majikan wanita.
Arigatou : terima kasih.
Tsuzuku : bersambung.
