Missing you part 1
CAST :
kim jongin
oh sehun
kim minseok
xi luhan
~
ok sebenarnya aku agak sedikit aneh karena ini ff action, aku jarang banget nulis ff action jadi kemungkinan kurang enak di baca jadi mohon di nikmati saja yah.
~
seorang yeoja manis berusia kira kira 7 tahun itu berjalan di sepanjang jalan kota seou, kota yang baru saja ia pijaki beberapa minggu lalu, kepalanya tertunduk dan sekali kali dia menendang kerikil tak bersalah yang menghalangi jalannya, beberapa orang menatapnya aneh, orang orang di sekitarnya ingin bertanya namun tampak ragu apakah yeoja itu akan mengerti bahasa mereka atau tidak. yeoja manis itu tak menghiraukan pandangan orang orang dia cukup mengerti akan pandangan orang sekitarnya tapi mau bagai mana lagi ini sudah menjadi kebiasaan keluarganya dari kecil memakai kimono, yah yeoja ini memakai pakayan tradisional negri yang sering di sebut negri matahari terbit itu. itu jugalah yang menjadi sebab orang orang ragu untuk menegurnya karna mereka mengira yeoja ini pasti tak mengerti bahasa mereka, yap di negeri ginseng ini, yeoja ini justu memakai kimono tentu dengan sekali lihat saja semua orang akan tau jika dia berasal dari jepang, meski sebenarnya yeoja ini mengerti bahasa korea karna pada kenyataannya ibunya berasal dari korea.
~
yeoja manis itu berjongkok di pinggiran danau, danau itu sangat indah namun sepertinya keindahan danau itu tak membuat yeoja ber kimono biru langit itu senang wajahnya masih nampak muram, hingga ahirnya tangan mungilnya mengambil beberapa kerikil dan melemparnya ke arah danau.
"YAKK yeoja athing apa yang thdang cau yakukan, cau bitha membunuh ican ican yang thdang beyenang"
yeoja itu membalikkan tubuhnya menatap ke sumber suara di sana ia bisa melihat seorang namja dengan kaos putih dan celana hitam pendek jangan lupa rambut hitamnya yang bagian depannya menutupi alisnya sedang melipat tangannya di dada menatap yeoja di depannya tajam, yeoja itu hanya menatap datar namja di depannya.
"apa kau tak mendengay ku? kau mengeytikan apa yang aku bicayakan? kau benyar benyar bucan orang thini lupanya "
namja itu menyimpan telunjuknya di dagu mencoba berpikir, sedangkan yeoja di depannya masih diam seribu bahasa menunggu apa yang akan di ucapkan namja di depannya.
"acu tak tau mau bicaya apa padamu kau tak mengeyti apa yang ku kacakan"
"lebih baik kau diam dan tak berbicara cadelmu benar benar keterlaluan aku pusing mendengarnya "
ahirnya yeoja di depannya itu bersuara juga namun efeknya sangat luar biasa bagi namja yang berada di depannya namja itu cengo saat mendengar yeoja di depannya berbicara memakai bahasanya, yeoja itu kembali membalikkan tubuhnya dan menatap ke danau, namja yang mengaga lebar itu kemudian tersadar dan melangkah mendudukan dirinya di samping yeoja tersebut.
"kau bica bahaca koyea"
Tak ada jawaban sama sekali yang keluar dari mulut yeoja manis itu.
"apa yang kau yakukan di thini?"
Masih tetap tak ada jawaban pada ahirna namja di sampingnya hanya bisa menatap yeoja di sampingnya lekat, senyum terlukis dari wajah namja itu saat menatap yeoja di sampingnya, rambut yang di gulung dengan dua tusuk rambut dan menyisakan beberapa helai rambut di bagian depan, poni nya yang lurus, mata sayunya yang terlihat sangat lucu, hidung yang tak terlalu mancung juga bibir yang cukup tebal dan jangan lupa warna kulitnya yang tan semakin menambah kadar manis dari yeoja tersebut.
yeoja itu tampak terganggu dengan namja yang duduk di sampingnya ini, namja itu terus menatapnya membuatnya sungguh sngguh taknyama hingga ahirnya dia memalingkah wajahnya menatap mata berbinar namja di sampingnya.
"bisakah kau tak menatapku seperti itu lihat matamu hampir keluar"
"wah kau cancik thkayi "
" sepertinya kau harus sering belajar berbicara dengan benar aku bingung kau berbicara apa aku terkadang tak mengerti dengan apa yang kau katakan "
"benyaykah"
yeoja itu haya mengangguk dan berahir dengan tampang sedih dari namja di sampingnya. yeoja itu menghelankan nafasnya jengah
"ok ok aku minta maaf perkenalkan namaku hasimahara kai, kau bisa memanggilku kai"
"aku thhun oh thehun"
"thehun ?"
"bucan tapi thehun "
"thehun"
"ah cudahyah panggil thaja aku hunie"
"hunie "
"ne"
setelah perkenalan itu mereka mulai banyak berbicara satu sama lain, bermain bersama dan melakukan segalanya bersama hingga tak terasa hari sudah semakin sore, kai memutuskan untuk pulang saja begitupun dengan sehun.
hari sudah semakin larut matahari sudah bersembunyi saat kai menginjakan kaki di rumahnya, rumahnya tampak sepi sekali saat kakinya hampir mendekati pintu utama.
BRAKK
kai tampak kaget sekali saat seorang lelaki paruh baya memangku seorang namja, namja yang berada di pangkuan lelaki paruh baya itu beberapa kali tampak memberontak dan berteriak.
"eomma apppa jangan tinggalkan hanie hanie tak mau pergi appa eomma hiks "
kai terus menatap namja yang kini sedang meronta ronta minta di turunkan, sampai ahirnya namja itu dan lelaki paruhbaya yang membawanya masuk ke dalam mobil hitam dan membawanya pergi dari rumah kai, kai kemudian melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya, namun saat sampai di dalam kai tak mendapati ada seorang pun di sana, kai nampak tak perduli sama sekali dan memilih untuk melangkahkan kekamarnya namun langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar ayahnya yang sedikit terbuka karna rasa penasaran kai memutuskan untuk mengintip apa yang terjadi.
Terlihat dua orang yang kini berdiri di depan ayah kai, kai takdapat melihat wajah mereka karna mereka membelakangi kai.
"aku tak tau harus berterimakasih dengan cara apa pada keluarga hasimahara ini, aku sungguh sungguh berhutang budi "
Seorang namja dewasa membungkuk hormat pada ayah kai, dan ayahkai yang di perlakukan seperti itu segera berlutut di hadapan namja dewasa tersebut.
"anda terlalu berlebihan lutan-sama, sudah selayaknya saya membantu anda "
"dasar yeoja berengsek itu berani beraninya melakuka ini pada keluargaku, aku hanya bisa meminta bantuan padamu sonju-san "
"anda tak perlu sungkan lutan-sama"
"luhan pasti akan baik baik saja kan sonju-san?"
Kini yeoja dewasa yang berdiri di depan ayah kai yang berbicara.
"tenang lan luziyin-sama, saya pastikan putra anda aka baik baik saja "
PUK
KRETT
kai kaget saat merasakan bahunya di sentuh seseorang dan saat dia berbalik dan mendapati seorang namja menatapnya, kai membungkukkan badanya sebagai rasa hormatnya.
"apa yang sedang kau lakukan kai-chan kau menguping pembicaraan otou-san(ayah dalam bahasa jepang)"
"tidak saya tak berani melakukan itu onii-chan(kaka lakilaki)"
namja di depan kai mengusek rambut hitam kai dan tersenyum lembut padanya, tinggi mereka tak terlalu jauh karna perbedaan usia mereka yang hanya berjarak 2 tahun
"baiklah nanti kita lanjutkan perbincangan kita, sekarang kau pergi kekamarmu dan segera bersihkan dirimu lalu tidur kau mengerti kai-chan "
"yah saya mengerti onii-chan"
namja itu hanya terkekeh melihat adik kesayangannya, dan sedetik berikutnya kai memeluk kyo kaka lakilakinya dan mencium pipinya
"cepat lepaskan sebelum otou-san melihatnya kita bisa di marahi habis habisan "
"otou-san sedang sibuk"
"iya tapi kau harus istirahat "
"onii-chan sudah tak menyayagiku lagi aku benci oni-chan "
Kai nampak kecewa dan dia hanya dapat mengembungkan pipinya,kyo melepaskan pelukan kai dan menatap kai lekat
"dengar kai-chan onii-chan sedang sibuk dengan otou-san, onii berjanji nanti jika urusan onii sudah selesai kita kan main bersama bagaimana?"
"janji "
"yah janji"
kai memeluk kyo dan segera berlari menuju kamarnya, sementara itu kyo menatap punggung kai sandu lalu berbalik menatap pintu kayu di depannya kyo menghelankan nafasnya.
"kuharap aku bisa menepati janjiku kai-chan"
~
seorang yeoja dengan pipi tembem namun tampak menggemaskan sedang berjalan di jalan setapak menuju ke sebuah bangunan dengan tangan yang memeluk sebuah boneka singa berwarna coklat, langkahnya tiba tiba terhenti saat melihat sebuah mobil hitam terparkir di depan pintu gerbang bangunan tersebut dan tak lama seorang namja paruh baya menarik seorang namja yang di yakini seusia dengannya, berselang berapa lama namja paruh baya itu meninggalkan namja kecil itu, namja yang lebih kecil itu berteriak dan mencoba mengejar mobil hitam yang kini melaju meninggalkan tempat itu, yeoja tembem itu lalu mendekati gerbang di sana ada 2 buah tas hitam, yeoja tembem itu kemudian menatap kearah namja itu pergi dia menghelankan nafasnya ingin mengejar tapi dia sudah lelah dan pada ahirnya ia memutuskan untuk menungu namja itu, yah dia yakin namja itu akan kembali entahlah hanya sajja dia merasakan nya setelah sekian lama menunggu ahirna namja yang ia tunggu tunggu datang juga, yeoja itu memperhatikan namja yang sedang menunduk menyusuri jalan ia yakin jika namja itu sedang teringsak, namja itu berjalan ke arahnya atau lebih tepatnya ke arah tasnya , namja itu derdiri di depan yeoja tersebut dan menatapnya aneh.
"cepertinya kau penghuni balu yah. hay aku xiumin calam kenal "
yeoja yang di ketahui bernama xiumin itu menjulurkan tangannya ke hadapan namja di depannya namun namja di depannya tak merespon sama sekali, dan lebih memillih membereskan barangnya, xiumin menatap namja di depannya.
"kau tak mau bicaya dengan ku?"
tetap tak ada respon, xiumin memajukan bibirnya kesal, namja di depannya ini begitu acuh padanya, namja itu menarik kopernya dan melangkah menjauhi gerbang bangunan tersebut, namun xiumin menatik koper namja tersebut dan juga menarik pergelangan tangan manja itu.
"kau mau pelgi ke mana? ini cudah mayam bunda belkata itu tidak baik ayo masuk belcama xiu."
namja itu hanya mengikuti langkah xiumin masuk ke dalam gedung yang memiliki 3 tingkat itu dan di depan bangunan itu tertulis panti asuhan xoxo.
3jam berlalu namja itu sama sekali tak bersuara hanya ingsak tangis yang terdengar dari bibirnya, minseok menatap yeoja yang terlihat sangat sabar menghadapi namja yang tadi dia bawa kemari.
"xiu kau bisa tidur sekarang biar bunda yang mengurusnya "
"baik bunda jung, xiu tidur dulu yah, sampai jumpa nanti pagi namja rusa "
namja yang di panggil rusa mendelik hebat pada xiumin yang berlari dengan boneka singa di tangnnya menuju ke lantai 2 bangunan itu, sedangkan yeoja yang di panggil bunda jung hanya terkekeh mendapati respon namja yang sekarang ada di pangkuannya itu.
Xiumin menatap namja yang kini sedang duduk di bawah pohon dengan buku di tangannya, namja itu tampak tenang, meski sudah 3 hari dia tinggal di panti asuhan ini tak satu kalimat pun terlontar di bibir namja itu bahkan xiumiin belum tau nama dari namja tersebut. Dia terus menatap namja itu dari kejauhan, matanya menajam saat melihat 3 namja yang mengganggu namja yag menjadi objek perhatiannya, xiumin melihat mereka yang merebut buku yang di pegang namja tersebut, tapi namja yang sering di sebut rusa itu tak melawan sama sekali dan malah menangis, dan pada ahirnya xiumin memutuskan untuk menghampiri mereka, xiumin melempari mereka dengan kerikil kerikil kecil.
"jangan ganggu dia jika kayian tak mau xiu lapolkan pada bunda jang "
Kata kata xiumin membuat ke 3 namja itu takut dan ahirnya memilih untuk pergi, xiumin memungut buku tersebut dan menyerahkannya pada namja rusa tersebut.
"kau namja kan?"
Namja rusa itu tampak mendongkakkan kepalanya pada xiumin, gadis itu melipat tangannya di dada dan menatap tajam namja rusa tersebu.
"kenyapa kau menangis? Jika kau namja cehayusnya kau tak boyeh menyangis. Jangan jadi namja yang cengeng, jika kau cengeng ciapa yang bica meyindungi keyualgamu nanci"
Namja itu tampak menundukan kepalanya, benar apa yang di katakan xiuminn dia seharusnya tak cengeng dan lemah seperti itu. Bahkan yeoja berpipi tembem yang bahkan tingginya lebih pendek darinya berani melawan 3 namja yang jauh lebih tinggi dan besar darinya kenapa ia tak bisa.
Puk
Xiumin menepuk bahu namja tersebut dan tersenyum ke arahnya.
"sebeyum kau beyubah jadi kuat aku akan ada di sampingmu ok"
~
~
sudah satu minggu semenjak kai mengenal sehun,sehun sangat baik dan menyenangkan menurutnya, sehun pun sangat nyaman berada di samping kai, kai meski usianya sama dengannya namun berbeda dengan anak seusianya kai sangat pintar dan bahkan dia sudah dapat berbicara dengan lancar menggunakan 2 bahasa jepang dan korea tentu itu sangat mengagumkan bagi sehun, sehun bahkan belajar bahasa jepang dari kai, bagi sehun kai adalah yeoja termanis yang pernah ia temui. Dan bagi kai sehun adalah namja yang menyenangkan, semenjak dia pindah ke korea kai sangat kesepian karena kyo kakak kai lebih sering pergi bersama ayahnya dan meninggalkannya, padahal dulu saat di jepang sang kakak selalu memiliki waktu bersamanya, namun kini mereka tak pernah bertemu meski tinggal dalam 1 rumah, ayahnya pun sangat sibuk dengan keluarga lu, kai tak pernah tau siapa mereka namun sepertinya mereka adalah keluarga yang di hormati sang ayah.
sehun dan kai duduk bersebelahan menatap danau yang sangat indah senyum terlukis di wajah mereka
"kai-chan"
"ne hun-san"
"jica thudah becal nanti mau kah kau menicah dengan hunie?"
"aku tak mau menikah dengan namja cadel sepertimu"
"jika hunie becal hunie acan jadi theolang namja yang gagah dan tampan dan juga tak cadel lagi"
"tapi hun -san cadelmu itu parah "
"kai-chan kau jahat thekali"
"lihat kau bahkan terlihat seperti seorang yeoja menggelikan sekali"
"hunie tak theperti itu"
"iya iya, jika sudah besar nanti aku harap kau menjadi namja yang hebat dan tampan dan jika sudah seperti itu kau bisa menemui ku dan mungkin aku akan mau menikahhimu hun-san"
sehun nampak bahagia dan segera memeluk kai, kai mencoba melepas rangkulan sehun setelah lepas kai tersenyum pada sehun, tangannya mengangkat ke arah kepalanya dan menarik satu tusuk rambut bermotif bunga setelah itu kai menyerahkannya pada sehun.
"ini untukmu, itu adalah pemberian ibuku, dan tusuk rambut itu satu pasang kau pengang yang satunya dan aku pegang yang ini yah, jadi jika kita berpisah suatu saat kita besar dan berubah kau bisa menyerahkan itu padaku dan aku pasti akan mengenalimu"
"benyaykah"
"tentu dan saat itu terjadi aku harap kau menjadi namja dewasa yang gagah hun-san"
"yah hunie tak akan cadel yagi "
Kai hanya terkekeh mendengar pernyataan namja di sampingnya tak lama kemudian sehun bangkit berdiri dari dudukny.
"kai-chan tunggu di thini yah."
Kai hanya mengangguk dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutny, sehun nampak berjonggok lama di sisi danau, setelah itu sehun pun berdiri dan ke dua tangannya di sembunyikan di punggungnya membuat kai penasaran apa yang di sembunyikan sehun.
"kai-chan kau thuka bunga?"
"yah aku sangat suka "
"jika begtu aku pnjam tangayan kai-chan "
Kai menuruti permintaan sehun dan tak lama senyum mengembang di wajah manis kai, bunga yang cantik nampak melingkar di pergelangan tangan kai
"wah kau hebat sekali aku suka "
"jika kai-chan thuka maka hunie akan membuyatkannya untuk kai-chan"
"sungguh"
"iya. Bethok hunie akan membuyatkan kai-chan mahkotha bunga"
"wah terimakasih hun-san"
Kai kemudian beranjak dari tempatnya hari sudah semakin sore dan itu artinya sudah waktunya untuk pulang. Kai nampak sangat ragu untuk meninggalkan tempat itu begitupun dengan sehun, namun pada ahirnya kai membungkukkan badannya pada sehun
"itte kimasu hun-san(sampai jumpa sehun )"
"itte kimasu"
Kai kemudian pergi dari hadapan sehu, seun menatap punggung kai dan beralih pada tusuk rambut di tangannya.
"hunie akan jadi namja yang thangat tampan uncuk mu kai-chan "
~
Namja rusa itu menatap xiumin yang kini sedang berjongkok di pojok ruangan dengan ingsakan ingsakan yang keluar dari bibir tipisnya.
"bicakah kau peygi, xiu tak mau di temanyi"
Bukanya menuruti perkataan xiumin namja itu malah mendudukan dirinya di samping xiumi.
"bukankah kau sendiri yang bilang aku harus kuat dan melindungi orang yang aku sayang"
Xiumin nampak kaget mendengar namja di sampingnya ini mengeluarkan suara, suara yang sangat lembut dengan senyum yang terlihat sangat menarik, baru kali ini xiumin melihat namja yang bahkan bisa di sebut cantik namun juga tampan bukankah itu sempurna.
Namja itu merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah saputangan, tangannya menyentuh pipi xiumin dan menghapus air mata yang mengalir dari pelupuk mata kucingnya.
"kau jangan menangis kau tau kau itu sudah jelek dengan tubuh gempalmu jika kau menangis kau jadi semakin jelek"
"kau jahat cekayi pada xiu"
"tapi setidaknya kau akan nampak manis jika kau tersenyum"
Xiumin mengambil saputangan yang di pegang namja itu dan menghapus air matanya, namja itu tampak terkikik geli dan karena gemas dia pun ahirnya mencubit pipi xiumin.
"awww cakit tau"
"habisnya kau menggemaskan "
"kau menyebaykan"
"baiklah aku minta maaf oh yah mau kuajarkan bermain piano? Aku akan mengajarkan mu sebuah lagu yang hanya di ketahui oleh kau,aku dan ibuku, apa kau mau?"
"tentu xiu mau"
Xiumin tampak sangat antusias saat menerima pelajaran bermain piano yang di ajarkan namja tersebut mereka tampak sangat bahagia, lambat laun namja itu mulai menyukai keberadaan xiumin di sampingnya, namun saat namja tersebut akan mengajarka baid terahir pintu ruangan tersebut terbuka menampakkan seorang yeoja cantik yang sekarang sedang bersandar di sisi pintu wajahnya tampak sangat sedih melihat ke dua bocah yang kini sudah mulai akrab tersebut.
"xiu, maukah kau membantu bunda?"
Xiumin menatap ke arah sumbersuara wajahnya tampak kecewa dan rasa ingin menolak, namun tepukan halus membuatnya tersadar dan menatap ke arah namja yang ada di sampingnya.
"pergilah aku akan menunggumu di sini"
"kau mau menunggu xiu "
"hem, jadi pergilah"
Xiumin menegakkan tubuhnya dan menatap namja itu ragu, ia mengeratka pelukannya pada boneka singa yang selalu menemaninya, namun senyum namja itu membuat xiumin mau tak mau harus meninggalkannya, xiumin pun membalikkan tubuhnya dan melangkah menjauhi namja tersebut namun saat baru beberapa langkah, gadis itu kembali berbalik dan menyimpan boneka kesayangannya itu di samping namja tersebut.
"ini agal tak membuat mu kecepian, dia akan menggantikan xiu menemanimu, anggap caja boneka itu xiu, dan jangan lupa untuk menunggu xiu pulang ok"
Namja itu mengangguk dan tersenyum ke arah xiumin, xiumin kemudian berlari ke arah bunda detik berikutnya ke dua sosok itu telah hilang meninggalkan namja itu seorang diri di sana.
Sudah hampir setengah jam namja itu menunggu namun tak ada tanda tanda xiumin akan datang, tangan putihnya menarik boneka singa itu dan memainkannya.
CEKLEK
Namja itu tampak sangat senang kala mendengar suara pintu yang terbuka senyum merekah terhias di wajahnya, namun saat melihat siapa yang datang membuat senyum di wajahnya hilang dalam sekejap.
"selamat sore tuan muda luhan"
Namja yang ternyata bernama luhan itu mendegus tak suka melihat salah satu kepala pelayan keluarganya ini datang ke mari.
"ada apa kau kemari"
"tuan muda saya mohon ikutlah dengan saya"
"setelah aku ikut denganmu kau akan meninggalkan aku di panti asuhan lain?"
"tuan ini demi kebaikan anda?"
"KEBAIKAN APA MAKSUDMU?"
Namja paruh baya itu tampak menghelankan nafasnya, dan segera menghampiri luhan namun luhan bersikeras untuk tetap ada di sini, dia berlari ketempat yang tak dapat di jangkau oleh kepala pelayannya.
"saya mohon tuan jika anda tak menuruti perkataan saya maka nyawa anda akan terancam"
Dan detik itu juga langkah kakinya terhenti dan menatap tak mengerti pada sosok yang kinni sedang mengatur nafasnya.
"apa maksudmu"
"saya tak dapat menjelaskannya, jadi sebaiknya anda mengikuti saya "
Luhan tak lagi menolak saat tubuhnya di pangku oleh namja paruhbaya tersebut, natanya menandang sebuah piano di ruangan itu dan saat itu juga dia memeluk boneka yng di berikan xiumin.
Xiumin tampak sangat bahagia saat kakinya kembali menginjak panti asuhan, dia kemudian belari ke sebuah ruangan dan membuka pintunya kasar.
"aku pulang "
Namun tak ada sahutan di dalam sana, xiumin melangkahkan kakinya ke arah sebuah piano namun nihil orang yang di carinya tak ada, xiumin tak menyerah dia bahkan mengelilingi ruangan itu bahkan sampai masuk ke kolong meja mencoba mencari keberadaan namja yang berjanji akan menunggunya itu, saat tak di temukan keberadaannya xiumin mencari keberadaan namja itu hampir di seluruh panti namun nihil dia tak menemukannya, bahkan barang barangnya pun sudah tak ada lagi di sana.
"xiu sayang kau kenapa ?"
"dia pelgi bunda, semua olang meninggalkan xiu cekayang xiu hanya sendili, hiks hiks"
Bunda jang tak tega melihat xiumin yang jarang sekali menangis kini menangis dengan kencang, dia ahirnya memeluk tubuh xiumin. Xiumin memeluk tubuh bunda jang dan menangis dengan kencang meluapkan semua kesedihan yang ia pendam selama ini, dia meremas sapu tangan berwarna putih dengan sebuah ini sial LH di sisi saputangan tersebut.
~
Kai nampak sangat aneh pada keluarganya yang sibuk entah karena apa, sang kakak kyo bahkan berpenampilah sangat aneh dengan pakayan yang sangat formal menurutnya, bahkan kini kai mengira bahwa itu orang lain bukan kyo kakak laki lakinya.
"onii-chan kau akan pergi ke mana?"
Kyo tak menjawab dia menarik tubuh sang adik ke dalam pelukannya, kai yang memang tak tau apa yang terjadi hanya membalas pelukan kyo dan mengelus punggung sang kakak
"oni-chan"
"kau tau aku sangat menyayangimu kan jadi, kau harus hidup dengan baik."
"onii-chan apa maksudmu"
"aku sangat menyayangimu, maaf jika aku belum bisa melindungimu seperti yang di perintahkan oleh mendiang okaa-san(ibu dalam bahasa jepang)pada ku"
"onii-chan kau kenapa ? "
Kai mengeratkan pelukannya pada kyo, perasaannya berkecamuk, rasa takut kehilangan mulai muncul, akai takut di tinggalkan kembali, cukup ibunya saja yang meninggalkannya dia tak mau sang kakak meninggalkannya, kai tak begitu dekat dengan sang ayah dan bahkan kai selalu merasa asing pada sang ayah.
"kyo sudah waktunya pergi"
Kyo mencoba melepaskan pelukan kai padanya, namun itu tak bisa kai terlalu kuat memeluknya, hingga ahirnya sonju sang ayah lah yang bertindak melepaskan pelukan kai, kai bahkan sudah menangis dan semakin memberontak saat kyo berjalan mendekati namja dan yeoja yag berdiri di depan pintu rumahnya.
"kami sungguh berhutang padamu sonju-san"
"ini sudah menjadi tugas saya lutan-sama"
Mereka pun pergi meninggalkan kediaman hasimahara, kai nampak semakin memberontak saat kyo semakin jauh meninggalkannya.
"onii-chan , onii-chan hiks ikanaide!(jangan pergi)"
"onii-chan hiks ikanaide! Kimi wo itteru'yo(jangan pergi, aku membutuhkanmu"
Namun sekeras apapun kai berteriak namja itu tetap pergi dengan mobil hitamnya, kai menangis sejadi jadinya, dan detik berikutnya kai di tarik keluar oleh ayahnya, mereka memasuki sebuah mobil dan kai hanya bisa menangis, memikirkan bagaimana dengan kakaknya.
Dia ingin bertanya pada sang ayah apa yang sebenarnya terjadi namun niatnya ia pendam saat kai melihat sang ayah yang sedang menghubungi seseorang, kai hanya duduk di bangku penumpang meremas ke dua tangannya kuat dan menajamkan pendengaranya meski ia masih teringsak.
"bagaimana? Apa tuan muda lu ada bersamamu?"
"baguslah jika begitu, jangan sampai ada yang tau bahwa dia anak tunggal keluarga lu"
"hari ini, lutan-sama akan memperkenalkan kyo sebagai anak tunggal keluarga lu"
"tak ada masalah untukku kehilangan satu anak, jika memag di perlukan aku akan melakukannya"
"aku sudah memesan 2 tiket ke jepang untuk penerbangan dini hari, kau dan tuan muda lu segera ikuti kami besok"
Sonju segera menutup ponselnya dan segera menjalankan mobilnya, kai meremas kimononya, meski dia masih kecil tapi setidaknya dia agak sedikit mengerti kata kata ayahnya ini.
"otou-san hiks onii-chan"
"lupakan dia, kita akan pergike jepang malam ini."
"OTOU-SAN "
PLAKK
Satu tamparan mendarat di pipi hanya dapat menunduk dalam, ini yang akan ia dapatkan jika dia melanggar aturan sang ayah.
"aku tak pernah mengajarkan mu untuk bernada tinggi di depan orang tuamu"
Ucapan dingin sang ayah membuat kai tak dapat menggerakkan tubuhnya.
"o..otou-san hiks onii-chan akan ikut bersama kita"
"tidak "
"jika begitu saya akan tinggal di sini "
Kai mencoba membuka pintu mobil tersebut namun nihil ia tak bisa pintu itu telah di kunci dan hanya ayahnya yang bisa membuka pintu tersebut.
"otou-san"
"duduk dan jangan membantah"
Kai kembali mendudukkan kepalanya, ia menatap ke luar dan saat matanya menatap danau ia mengingat bahwa besok sehun akan memberinya bunga yang sangat ia sukai namun sepertinya mulai saat ini ia tak akan pernah bisa melihat wajah namja itu lagi, tangannya bergerak menarik tusuk rambut hingga membuat rambut hitamnya tergerai menutupi wajahnya, kai tertunduk dan menggenggam tusuk rambut terseut.
Tes
Tes
Air matanya menetes jatuh di punggung tangannya, hari ini ia harus rela kehilangan dua orang yang dia sayang.
~
~
Matahari sudah hampir terbenam namun sosok itu tak pernah ia lihat, satu minggu telah berlalu namun sehun masih setia menunggu kai di danau tersebut, bahkan mahkota bunga yang ia buat satu minggu yang lalu kini sudah layu dan mulai berubah warna, bahkan sekali sentuh saja mungkin mahkota itu akan hancur. Sehun merutuki dirinya karna tak bertanya di mana kai tinggal, jika mencari maka dia harus mencari di mana.
Sehun menyerah bokongnya sudah sakit, ahirnya ia memutuskan untuk pulang saja, sehun melangkahkan kakinya menuju rumahnya, dan dengan langkah gontai ia memasuki rumahnya.
"aku puyang appa"
"kau sudah pulang nak,ayo makan dulu kau pasti laparkan sudah bermain seharian?"
Sehun memincingkan matanya, rasa curiga mulai muncul saat sang appa yang biasanya tak perduli kini tiba tiba datang padanya dan mmemperhatikannya.
"kenyapa appa tiba tiba baik pada ku"
"heh cadel kau ini, aku baik salah aku jahat juga salah sebenarnya apa maumu"
"aku yapay"
"lapar maksudmu"
"belithik"
Appa sehun tertawa terbahak bahak memang menggoda anaknya yang kelewat cadel di usianya yang sudah 7 tahun ini sangat menyenangkan untuknya.
"appa memiliki hadiah untukmu, appa yakin kau pasti akan betah di rumah "
Tuan oh menggiring sehun ke ruang tengah di sana telah duduk seorang yeoja, yang senang tiasa menundukan kepalanya, sehun yang merasa sangat asing pada yeoja tersebut menatap sang appa bertanya, tuan oh yang mengerti akan arti tatapan sehun, segera beranjak melangkah mendekati yoja ttersebut, tuan oh memegag bahu yoja tersebut dan menggiringnya hingga kini yeoja itu berdiri di depan sehun.
"nah sehun perkenalkan dia ini akan menjadi noona mu"
Mata sehun membulat dan memandang aneh yoja di depannya, yeoja itu mendongkakkan kepalanya menghadap sehun, dan sehun bersumpah dia hampir mengira yoja di depannya ini adalah hantu, lihatlah matanya yang memerah dan bengkak, wajahnya saja memerah, kulit putih, mata kucing,bibir tipis rambut hitam sebahu, dan jangan lupakan pipinya yang berisi.
"pelkenalkan namaku xiumin"
Dan aksen cadel hurup r nya, sehun tak dapat berbicara apa apa, sebenarnya apa yang di pikirkan tuan oh hingga mencarikannya seorang noona.
"perkenalkan dirimu cadel"
"aku tak cadel appa"
"ok perkenalkan dirimu"
"aku oh theun "
"yang dia maksud oh sehun, kau harus terbiasa dengan aksen cadelnya yang parah, dan mulai sekarang namamu adalah oh minseok ok"
Tuan oh mengerlingkan matanya,sedangkan sehun berlagak tak suka, tapi xiumin yang sekarang berganti nama menjadi minseok, hanya diam dan tak merespon cadaan mereka.
~
Seminggu telah berlalu minseok kini sudah terbiasa berada di tengah tengah keluarga oh, dan kini ia dan sehun pun sudah mulai akrab dalam artian berbeda, mereka sering sekali saling ejek, saling baku hantampun mereka lakukan membuat kepala tuan oh hampir saja pecah menghadapi tingkah ke 2 anaknya ini, minseok memincingkan matanya saat melihat sehun yang berdiri di halaman belakang , minseok mendekatinya dan melihat sehun yang sedang menatap tusuk rambut yang berada di tangannya.
"kau namja kan ?"
Sehun mengalihkan pandangannya menatap yeoja yang sekarang ini berdiri di depannya
"tentu thaja kau pikiy aku ini yeoja"
"kalo begitu kenapa kau memegang benda milik yeoja, itu bukan milikmu kan? Apa kau menculi?"
"aku tak menculi. Ini milik temanku?"
"oh kalo begitu untuku saja"
"APPA MINTHEOK NOONA MENGODAKU LAGIIIII"
Tawa menggelegar dari bibir tipis minseok, minseok tak menyangka jika adiknya ini semenyenangkan ini, minseok kemudian melangkah menjauhi sehun, sehun hanya cemberut saat minseok lagi lagi menjahilinya, namun matanya tertuju pada saputangan berwarna putih yang tiba tiba jauh ke lantai, sehun memungutnya dan melihat sebuah inisial yang menurutnya aneh itu.
"LH ITU BUKAN KAU KAN NOONA"
Langkah minseok terhenti dan menatap tajam sehun.
"kembalikan"
"aku tak mau "
"dasar cadel"
"dasar gempul"
"APPA SEHUN MENGANIYAYAKU"
"THIAPA YANG MENGANIYAYAMU, DIA BELBOHONG APPA"
Tuan oh lebih memilih menulikan pendengarannya, biarkan lah kedua anaknya maubakuhantam pun tuan oh tak perduli, mereka terlalu sering membuat keributan membuat kepala tuan oh hampir pecah.
~
~
Kai menatap sang ayah nyalang ia ingin menangis saat itu juga, tadi pagi ia di pertemukan dengan namja yang bernama luhan, dan ayahnya sonju membiarkan mereka duduk bersebelahan tak lama muncullah namja paruh baya membawa sebuah koran harian, tuan sonju menarik nafasnya dan sedikit meremas ujung koran tersebut dan setelahnya dia melemparkan ke arah meja, membuat kai dan luhan mau tak mau membaca berita utama di koran tersebut, luhan bahkan sempat berteriak membentak sonju sedangkan kai hanya diam tanganya mengepal kuat dia sangat marah namun kai tak tau harus marah pada siapa.
Setelah ke duanya tenang sonju memberikan sebuah cerita dan memberikan kai dan luhan pilihan, keduanya tampak bingung mereka masih terbilang muda malah masih kecil namun di berikan pilihan yang begitu sulit, namun sesulit apapun mereka tetap harus memilih.
Kai telah siap dengan kimono hitamnya, ini adalah pilihannya dan juga luhan,maka apapun akibatnya akan mereka tanggung bersama, kai menarik koran itu dan membuangnya ketempat sampah, kai dan luhan sudah tak tau harus bagai mana maka sekarang mereka hanya perlu memilih jalan yang sudah di berikan tuhan pada mereka.
Kai dan luhan berjalan berdampingan mereka melangkah ke ruang bawah tanah, setelah sampai di sana mereka di suguhi pemandangan yang sangat langka, ruangan itu begitu tertutup dan penerangan hanya dari lilin lilin yang menyala di sisi ruangan, di lantai terdapat sebuah gambar yin dan yang, kai melangkah dan duduk di lantai berwarna hitam dan luhan duduk di lantai berwarna putih.
"baiklah ini sudah menjadi keputusan kalian, jadi setelah ini tak ada yang bisa mundur kalian mengerti"
Kedua bocah itu hanya mengangguk mendengar perintah sonju.
"baikllah kita akan memulai ritualnya"
Sonju mengambil sebuah pedang pendek dan melangkah menuju kai, kai hanya dapat menutup matanya, saat merasakan dinginya pedang tersebut saat menyentuh kulit lehernya.
Zretttt
Rambut hitam kai jatuh kelantai, kai menghelankan nafasnya, dia harus membuang segalanya mulai sekarang, hal yang sama terjadi pada luhan hanya saja karna rambut luhan memang pendek sehingga tak begitu banyak helayan yang ada di sisi luhan.
"mulai hari ini aku akan mengikat kalian, seperti yin yang membutuhkan yang."
Ritual itu terjadi begitu saja kai menatap luhan, rupanya ritual itu berakibat bagi luhan lihat lah wajah datarnya, dan mata kosong yang menggambarkan keputus asaan, sebenarnya tak jauh berbeda dari kai, hanya saja kai masih membatasi diri dari ritual tersebut dan tak memakan mentah mentah apa yang dikatakan oleh sonju.
Kai melangkah mendekati sang ayah .
"oyou-san, bisakah aku meminta tusuk rambut itu"
Sonju menatap baju dan beberapa barang yang di bawanya.
"untuk apa"
"itu satu satunya peninggalan okaa-san"
Sonju meghelankan nafasnya dan memberikan tusuk rambut itu pada kai.
"sekarang temuilah luhan-sama"
"baik otou-san"
Kai membalikan tubuhnya dia menggenggam tusuk rambut yang tadi ia minta ingatanya kembali pada artikel di koran tadi pagi dengan berita utama pembantayan satu keluarga "PEMBANTAYAN TRAGIS YANG DI ALAMI KELUARGA LU, tak ada yang selamat korban terdiri dari 3 orang lu dan 4 pembantunya, korban bernama lutan, luziyin dan luhan beserta 4 pembantunya" kai jelas tau siapa luhan yang ada di dalam artikel itu jelas adalah kyo kakak kesayangannya, karna luhan jelas ada di hadapannya.
KRETTT
Pintu terbuka dan kai memasuki ruangan tersebut, kai dapat melihat punggung luhan, luhan sedang menatap langit melalui jendela kamarnya, tangannya bergetar, dia terus memeluk boneka singa milik xiu, mencari sebuah kenyamanan di sana.
Sedangkan kai kini telah duduk di belakang luhan, tanganya menggenggam erat tusuk rambut tersebut.
"kai-chan, ayo kita lakukan "
"baik lu-sama"
Nada bicara luhan sangat dingin bahkan mendengar suaranya saja membuat orang merinding, luhan kini bukan luhan yang cengeng yang hanya bisa menangis tanpa bertindak, luhan kini telah berubah menjadi luhan yang tegar dan akan menjadi lebih kuat setiap waktunya.
TBC
Ok ada yang bingung? Tak masalah kok, gimana pasti pada bingungkan, aku juga sama, baik mau di teruskan ?
