Love Lottery
story by DandelionLeon
Cast : Park Chanyeol (an annoying Idol)
Byun Baekhyun (a fanboy who loves Chanyeol like crazy)
Other cast : Seo Minji (Actress / Chanyeol's first love) , Do Kyungsoo (Baekhyun's Bestie cutie friend), (as Byun Hera / Baekhyun's fckin little sister), yang lain bakal muncul seterusnya.
Rate : T
Genre : Romantic, Comedy, Humor, fluffy /maybe, YAOI.
Disclaimer : Cast milik Tuhan dan agensi mereka, cerita milik saya.
Warning! Cinta sesama jenis, lawak garing, yang homophobic, harap tekan close sebelum terjerumus ke dalam lubang fujo bersama saya :'3
.
.
BGM : Davichi - My Man
Davichi - Hot stuff
.
.
Jeritan memekakkan telinga mengiringi tiap langkahnya yang penuh dengan keangkuhan. Sudut bibirnya terangkat, merasa bangga akan namanya yang diteriakkan dengan penuh pemujaan. Ia melambaikan tangannya penuh percaya diri. Tak peduli jika para petugas keamanan semakin kewalahan dengan langkah kakinya yang kian melambat dengan sengaja. Desakan para fans yang hanya ingin menyentuhnya membuat tim penjaga berusaha bersusah payah agar selebritis yang berjalan tebar pesona itu tidak terkena aksi anarkis fansnya. Sedikit banyaknya, mereka merutuki bagaimana tungkai kaki panjang itu bisa berjalan dengan lamban padahal jika saja bisa, ia sudah sampai ke mobil van sejak lima menit lalu.
Kedatangan aktor besar sepertinya membuat bandara di padati keramaian seketika. Banyak yang mengeluh berisik dan terganggu, namun banyak pula yang merasa terpukau akan ketampanan sang aktor yang semakin terpancar saat mereka lihat secara langsung.
"Park Chanyeol! Park Chanyeol!" Koor serempak tersebut semakin membuatnya besar kepala. Sudah bukan hal aneh lagi jika Park Chanyeol memang gila ketenaran.
"Cepat jalan, bocah! Kau fikir sedang berjalan di karpet merah?" Bisikan gaib tersebut membuatnya menoleh pada sang manager yang bertubuh lebih pendek darinya. Melihat raut wajah kusut dari sang manager membuat pemuda bernama Park Chanyeol itu memutar matanya. Ia lantas berjalan cepat memasuki van hingga terdengar keluhan kecewa dari banyak fans.
Pintu ditutup keras, wajah yang semula menampilkan senyum itu berganti dengan raut wajah lelah. Ia segera meneguk minuman penambah ion yang managernya berikan.
"Setelah ini kemana lagi?" Tanyanya lemas.
"Satu jam lagi kau akan ada pemotretan untuk majalah Vogue. Istirahatlah sejenak."
Mungkin satu jam adalah waktu yang takkan Chanyeol sia-siakan. Karena waktu tersebut sangat berharga untuk berisitirahat, walau hanya satu jam saja.
.
.
Blitz kamera tak membuatnya mengedipkan mata. Ia malah menantang balik menatap kamera dengan percaya diri. Sudah menjadi makanan sehari-harinya berpose di depan kamera.
"Chanyeol, rangkul Jiyeon. Buatlah wajah seserius mungkin." perintah sang fotographer.
Ia segera menarik pinggul model wanita disebelahnya lalu mulai melaukan berbagai pose yang lebih intim.
"Kau ada acara malam ini?" Bisik model tersebut ditelinganya. Tangan wanita itu sedikit meremas kemeja hitam yang dikenakan Chanyeol.
"Apakah kekasihmu tidak memuaskanmu hingga mengajakku keluar?" Tanyanya datar, namun sarat akan kesinisan.
Jiyeon terkekeh pelan, pemuda dihadapannya ini benar-benar menarik dan sulit ditaklukan. Setidaknya begitulah pemikirannya. Mengingat tak pernah sekalipun terdengar kabar jika Chanyeol dekat dengan perempuan manapun (kecuali pada satu aktris wanita). Ia begitu profesional hingga tak pernah terlibat cinta lokasi dengan berbagai parternya di dunia perfilm-an, maupun modeling. Padahal, tak sedikit yang mengantri untuk lelaki yang hampir mendekati kata sempurna seperti dia.
"Owh, sayang... Chunji sangat memuaskanku. Hanya ingin keluar denganmu, tidak boleh?" Wanita itu kembali menggoda, kali ini dengan seringai seksinya.
Tanpa diduga, Chanyeol segera menarik pinggulnya lagi. Jarak wajah mereka begitu dekat hingga fotografer memekik senang dan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan foto tesebut.
Jiyeon mengerjap gugup, dan Chanyeol semakin senang untuk melebarkan seringainya serta menatap wanita itu penuh intimidasi yang kuat. Jiyeon bertaruh, siapapun wanita yang dipandangi seperti ini, akan meleleh seketika.
"Sayang sekali, kau bukan tipeku, honey." Bisik lelaki itu.
"Oke, selesai!"
Bersamaan dengan teriakan fotographer, Chanyeol segera mendorong Jiyeon menjauh. Wanita itu sempat menatapnya kesal karena merasa dipermainkan baru saja. Ia menghembuskan nafasnya sekali lalu memasang senyum simpul saat melihat Chanyeol yang sudah berjalan bersama managernya.
Park Chanyeol bukanlah lelaki yang mudah ditaklukan.
.
.
Seorang pemuda bermata sipit mengintip takut-takut gurunya. Ketahuan membawa majalah ke sekolah adalah hal yang fatal dan dia dengan bodohnya melakukan itu. Guru tersebut terlihat serius membuka tiap halaman majalah bersampulkan 'Park Chanyeol' tersebut. Ia menutupnya keras setelah itu.
"Jadi... Ini majalah Park Chanyeol lagi ya?" Tanya guru wanita itu.
"Bukan ssaem! Itu majalah Ceci dan Park Chanyeol yang menjadi modelnya bulan ini_"
"Aku juga bisa membacanya! Hah... Byun Baekhyun, ini sudah kesekian kalinya kau membawa hal yang berhubungan dengan Park Chanyeol. Kau fikir ke sekolah ini untuk mengagumi lelaki itu?! Nilaimu menurun!"
Bentakan tesebut membuatnya ciut seketika. Ia memainkan jemarinya, menunduk, meminta dikasihani layaknya anak anjing yang tercecer dipinggir jalan.
"A-Aku...Itu..."
"Baik! Sebagai hukumannya, kau harus berdiri ditengah lapangan dan bawa ini!"
Alis pemuda itu berkerut saat melihat pengeras suara berwarna merah diserahkan sang guru ke tangannya.
"Ini untuk apa ssaem?" tanyanya penuh kecurigaan.
"Kau hanya perlu berdemonstrasi, tentang Park Chanyeol." Terang sang guru datar.
.
.
Baekhyun berdiri diatas podium yang biasa digunakan pemimpin upacara untuk berdiri. Seluruh murid memperhatikannya dengan bingung. Mereka fikir, Baekhyun akan mengumumkan sesuatu. Namun itu aneh mengingat dia bukanlah bagian dari OSIS atau semacamnya yang tentu tak ada sangkut pautnya dengan masalah keguruan.
"ah... Ah! Tes... Semuanya, aku hanya ingin memenuhi hukumanku." Ucapnya malas.
Seluruh murid seketika memasang wajah datar dan sebagian besar memilih untuk pergi. Bukan hal aneh jika Baekhyun di hukum.
"ini mengenai Park Chanyeol. Kalian tau? Aktor dari Seoul yang keren itu! Dia lahir pada tanggal 27 november dan_"
"Heh Baekhyun, memangnya aku peduli dengan tanggal lahirnya?" Celutuk salah satu murid hingga menimbulkan tawa.
"Diam kau! Begini. Aku begitu menyukainya karena dia sangat tampan, tubuhnya tinggi dan_"
"Dan Baekhyun adalah GAY! Hahahaha."
Tangan Baekhyun mengepal erat. Ia menatap tajam si pelaku yang membuatnya menjadi bahan tertawaan.
"Kau juga GAY, Kim Jongdae!" Pekiknya keras, hingga pengeras suara itu sedikit berdengung: Siswa bernama Kim Jongdae itu memutar matanya malas.
"Baiklah, sampai dimana tadi? Ah iya! Aku menyukainya sejak ia pertama kali bermain di drama 'Who is the devil',lalu Lightsaber yang melejitkan namanya, lalu filmnya yang berjudul ' Fight'. Bagiku, dia adalah penyemangatku. Dia benar-benar keren dengan sejuta pesonanya. Chanyeol hyung itu bagaikan matahari. Dia juga baik hati, kalian tau? Dia menjadi duta anak. Ia pernah mengangkat seorang anak dari Afrika karena anak itu tidak punya siapa-siapa lagi. Dia membiayai seluruh kebutuhan anak itu. Aku begitu mencintainya, bagaimana ini?! Aku bahkan rela dipukuli ibu karena terus menghabiskan uang untuk membeli majalahnya."
"Kau gila, Byun. Itu mengerikan saat kau memuja lelaki lain padahal kau sendiri lelaki." Ucap Daehyun, teman sekelas Baekhyun.
"aku memang sudah gila." Lirih Baekhyun.
Teman-temannya menatap anak itu prihatin. Lalu satu persatu mulai meninggalkan kerumunan karena sepertinya acara demonstrasi Baekhyun telah usai.
Seorang gadis bernama Goo Ara tersenyum menatap ponselnya. Ia segera mengupload kegiatan Baekhyun tadi dan memasukkannya ke situs youtube dengan judul 'A man who loves Park Chanyeol like crazy'. Ia tetawa jahat setelahnya. Gadis itu berharap dengan video ini, pengunjung youtubenya bertambah dan pundi-pundi won akan mengalir ke tabungannya.
"Terimakasih, Byunnie." Ucapnya dengan logat Daegu yang khas lalu berlalu dari sana.
Baekhyun memandang gadis itu dengan kepala memiring empat puluh lima derajat. Goo Ara memang aneh, fikirnya.
.
.
Siapa yang tau jika takdir bisa membuat Baekhyun menjadi viral dimana-mana? Video yang di upload Ara membuahkan hasil. Bahkan beberapa kali di upload ulang oleh orang tak dikenal. Ada yang menjadikannya bahan candaan, ada pula yang mengagumi bagaimana kerennya Baekhyun mengutarakan perasaannya sepercaya diri itu, terkhusus dari fanclub Chanyeol.
Beberapa komentar membanjiri kolom video tersebut.
Bubbledream12 : woah! Dia keren sekali! Salam kenal teman! Aku fanclub Chanyeol dari China!
KroongDyo : maaf, aku seperti mengenal lelaki itu. Dia terlihat seperti teman sekelasku tapi... sekarang aku ingin amnesia!
Cutebaby69 : Aku bertaruh dia hanya mencari ketenaran saja. Heol... Dunia sudah gila!
Chanyeoliefuturewife : yak! Kau ingin mencari perhatian oppa kami eoh?! Dasar tidak tau diri!
MajumundurAhh : Aku tau kalian menghujat dia tapi... Lihatlah, wajahnya manis sekali. Ingin ku jilat, hehehe
CeyeFans : Oppa! Kau adalah fanboy terkereeen! Aku harap kita bisa bertemu!
Begitulah komentar yang tertera hingga seterusnya. Saat ini sudah hampir lima juta kali video tersebut ditayangkan. Hingga berita viral ini menarik perhatian dari pihak Chanyeol, terkhusus managernya. Manager Chanyeol itu memang up-to-date sekali. Ia tertawa terbahak, sementara Chanyeol menatapnya dengan tajam.
"Sialan!" Desisnya tidak suka.
"Bagaimana Chanyeol hyung? Dia mencintaimu. Haruskah kau menikahinya?"
"YAK! KIM SUHO!"
Managernya- sebut saja Suho- memelankan tawanya lalu menunjukkan sign peace dari tangannya. Ia menepuk pundak lebar Chanyeol setelahnya.
"Tapi serius, aku mengira dia perempuan jika anak ini tidak pakai celana. Dia sialan imut!"
"Itu bukan urusanku dan bocah pendek ini tidak ada menariknya sama sekali. Sudahlah, cukup persiapkan mobil. Aku mau pergi." Ujar Chanyeol. Lelaki itu meraih jaket kulit hitamnya lalu tak lupa memakai snapback juga masker. Suho memperhatikan tingkah anak itu kebingungan.
"Mau kemana kau?"
"Menemui seseorang." Ucapnya singkat.
"Jangan bilang jika kau ingin menemui Seo Minji?! Yak! Kau gila?! Tidak Chanyeol. Agensi akan murka jika kau masih menemui aktris itu_"
"Aku bisa mengatasinya, hyung."
"Aish! Teserahmu! Aku tidak mau ikut-ikutan!"
Chanyeol mengedikkan kedua bahunya lalu berjalan keluar apartemennya, menemui sang kekasih hati.
.
.
Mereka memilih sebuah restoran dengan ruangan privat agar tidak dicium keberadaannya oleh papparazi. Chanyeol menatap perempuan dihadapnnya dengan senyuman tampan. Gadis itu tampak cantik walau hanya mengenakan dress selutut berwarna putih polos serta cardigan biru laut untuk menutupi lengan rampingnya. Ia meminum wine dengan anggunnya.
"Jadi, bagaimana dengan film barumu. Kapan akan rilis?" Tanya Chanyeol memulai topik pembicaraan.
"Dua minggu lagi. Ini, aku memberikan tiket untukmu. Sebisanya datang ya?" Ucap Gadis itu setengah memohon.
Chanyeol menerima tiket tersebut, ia tersenyum. Merasa senang karena Minji terlihat mengharapkan kehadirannya.
"Bagaimana denganmu sendiri? Aku dengar karir modelmu sudah sampai ke perancis ya?"
"Ya, kurang lebih seperti itu." Ucap Chanyeol malu, ia menggaruk alisnya membuktikan bahwa ia sedang gugup saat ini.
Minji melebarkan senyumnya. Ia menggenggam tangan Chanyeol.
"Aku bangga karena temanku bisa menjadi sebersinar sekarang."
Senyuman Chanyeol seketika luntur. Kata 'teman' tersebut membuatnya hilang gairah untuk membicarakannya lagi. Siapa yang menyangka jika aktor ternama seperti Park Chanyeol memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan?
.
.
Pertemuan Chanyeol dan aktris Seo Minji ternyata bisa tercium oleh awak media. beberapa foto mereka yang terlihat berada dalam satu mobil yang sama membuat Korea Selatan gempar. Pihak agensi segera membungkam mulut-mulut media agar tutup mulut akan kejadian ini. Namun kepalang basah, berita ini telah tersebar lebih dulu. Beberapa fans merasa was-was dan menjadi sedikit tidak rela saat idolanya 'jalan' dengan aktris lain. Beberapa opini miring langsung memenuhi forum seperti Pann. Mereka menduga jika Chanyeol memang memiliki hubungan spesial dengan Seo Minji. Terkait dengan berita dua tahun lalu saat mereka sempat menjadi viral karena ketahuan berpelukan di depan publik. Belum lagi kenyataan jika keduanya adalah mantan teman satu sekolah membuat banyak orang memiliki dugaan jika keduanya sangat dekat.
"Sudah ku bilang jangan mendekati perempuan itu lagi! Aku tidak mau kehilangan beberapa saham lagi karena skandal percintaan! Cukup Wu Yifan yang membuat skandal, aku tidak mau menambah masalah lagi!"
Sang direktur murka. Chanyeol hanya menatapnya dengan minat tak minat. Ia sudah biasa medengar omelan bahkan mungkin cacian dari mulut si tua- julukan Chanyeol- itu.
"kita harus membuat pengalihan untuk menutupi kasus ini." lanjutnya setelah itu.
Chanyeol tidak mengerti dan tidak mau peduli saat CEO itu menyuruhnya untuk keluar ruangan. Menyisakan Suho serta dua staf lagi di dalam sana. Yang jelas, Chanyeol harap rancana mereka bukan rencana yang aneh-aneh.
.
.
Baekhyun menangis sesengukan di pundak sahabatnya- Do Kyungsoo. Ini sudah dua jam sejak berita Chanyeol dan Seo Minji di duga kencan. Belum lagi masalah video sialan tentang dirinya yang menjadi viral Youtube membuatnya frustasi bukan main akan komentar-komentar penghinaan yang tertuju padanya membuat anak itu terus menangis. Baekhyun meluapkan kesedihannya pada Kyungsoo hingga dengan kurang ajarnya mendatangi kediaman Kyungsoo tengah malam.
"Baek, ayolah! Dia hanya idolamu, bukan kekasihmu! Berhenti menangisinya seperti orang bodoh!"
"Tapi aku kesal! Hiks..."
"Lalu kau fikir, dia akan tau jika kau menangis? Dia peduli? Dengar,.. Ada batasan antara kita dan bintang. Kau tau... Kita hanya bisa memandangnya, menikmati keindahan sinarnya dari kejauhan. Tak mudah untuk meraihnya." Nasehat Kyungsoo.
"K-kenapa kita tidak bisa meraih bintang itu?" Tanya Baekhyun sedikit melankolis, atau terlalu malah. Kyungsoo memutar bola matanya malas.
"Mungkin, jika kita mendekatinya, dia tak seindah yang terlihat dari kejauhan. Intinya, Idola tak sesempurna yang ada dalam bayanganmu. Soal dia dating atau tidak, dia juga manusia biasa_"
"Dia tidak memikirkan perasaan fansnya!" Pekikan dahsyat Baekhyun membuat Kyungsoo mengumpat. Sialan, telinganya benar-benar sakit. Ia menatap keluar pintu kamarnya, berharap ayah dan ibunya yang sedang terlelap tidak akan terganggu.
"Kenapa kau jadi egois?! Lalu kau ingin apa? Dia bersamamu? Kembalilah ke alam nyata Baek!"
Baekhyun masih sedikit terisak. Perkataan Kyungsoo dibenarkannya. Namun rasanya menyakitkan sekali karena itulah kenyataannya. Baekhyun merasa tolol karena telah terobsesi untuk memiliki Chanyeol sendiri, tanpa ia sadari.
"Aku sadar, aku hanyalah pemuda payah dengan nilai pas-pasan. Aku tidak tampan dan tidak cantik. Aku pemuda kampungan yang tinggal di Jeju dan jauh dari Seoul. Hiks... A-aku... Seo Minji noona sangat cocok dengan Chanyeol hyung yang tampan. Huuuu~ aku jelek... Aku bodoh... Aku... Bla...bla...bla..."
"B-Baek, J-jangan merendah. Maksudku... Aish..."
Kyungsoo mengusak rambut hitamnya menjadi berantakan saat melihat tingkah Baekhyun. Pemuda bermarga Byun itu sudah memasuki selimut kesayangan Kyungsoo seenaknya lalu menangis terisak di dalam sana sambil mengucapkan kata-kata merendahkan diri yang membuat Kyungsoo ingin menendang pantat temannya itu jika situasinya memungkinkan.
"Ah! Terserah! Aku tidak peduli!" Pekiknya. Selanjutnya pemuda bermata besar itu memilih untuk tidur disebelah Baekhyun lalu memasang earphone dengan volume keras.
.
.
Suho memijat dahinya dengan pose sok keren. Chanyeol sampai jengah sendiri melihat bagaimana berlebihannya tingkah managernya itu. Wajahnya saja yang bersahaja, tetapi berbanding terbalik dengan tingkahnya.
"Jadi, ada apa kau memanggilku ke kantor? Seingatku, hari ini aku free job." Sinis Chanyeol.
"Begini! Pihak perusahaan sudah membuat rencana. Mereka bekerja sama dengan pihak TV SBC untuk program khusus tentangmu."
Chanyeol hanya mengangguk, menyimak penuturan Suho dengan tenang. Ia menyesap Americanonya dengan santai.
"Kau akan direkam selama sebulan penuh bersama salah satu fansmu... Mungkin." Ucap Suho dengan keraguan diakhir kalimatnya.
"Lalu, apa yang harus kami lakukan nanti?" Tanya Chanyeol, masih dalam mode tenangnya juga kegiatan menikmati secangkir Americano.
"Itu... Kalian hanya perlu mengikuti arahan PD acara. Tim kreatif akan memberi skenario apa-apa saja yang harus kalian lakukan. Tetapi..."
"Tetapi?"
"Orang yang akan syuting bersamamu akan diambil secara acak_"
Chanyeol mulai merasakan aura tidak mengenakkan. Bulu kuduknya berdiri tanpa tau penyebabnya. Ia menatap kopinya kosong.
"_dari sebuah undian di balik tutup botol minuman isotonik."
PRANGGG...
"AARGGHH PANAS!"
Suho terlihat panik saat sang artis menumpahi kakinya sendiri dengan kopi yang tadi dipegangnya. Ia menatap horror pecahan cangkir di atas lantai. Tanpa fikir panjang, ia segera mengambil berlembar-lembar tissue untuk mengelap celana Chanyeol.
"Dasar ceroboh!" Umpatnya tanpa tau situasi.
"Kau bilang apa? Undian? Tutup botol?"
Kali ini Suho yang merasa merinding. Ia meneguk ludahnya keras hingga terdengar ke telinga Chanyeol. Chanyeol mode marah adalah hal yang paling Suho hindari.
"Aku tidak mau!" Teriaknya dengan suara berat yang mengerikan. Suho segera berdiri tegak secara refleks. Ia mengusap telinganya yang berdengung.
"Lalu, kau fikir bisa menolaknya? CEO kita tercinta, Choi Siwon takkan main-main dengan keputusannya." Ucap Suho setengah merengut.
"Oh shit! Katakan 'sialan' pada pak tua itu. Hyung? C'mon! Bagaimana jika yang menemukan undian tersebut seorang ahjumma? Atau mungkin nenek-nenek? Kau gila? Aku, dating dengan orang yang tak dikenal saja rasanya sudah membuat alergiku kambuh! Bagaimana jika... Argghh!"
Suho menghela nafasnya. Ia juga tak habis fikir mengapa pihak perusahaan memiliki ide semurahan ini. Jika undian, kenapa tidak dikalangan fans saja? Atau pada produk kecantikan seperti bedak? Pastinya pembelinya tak jauh dari perempuan muda kan? Walau tak menutup kemungkinan para ahjumma's juga akan mendapat keberuntungan untuk kencan dengan Park Chanyeol. Tetapi minuman isotonik... Siapapun akan meminumnya!
"Batalkan semua! Apa nama perusahaan minuman itu?"
"Ponari Sweet."
Chanyeol memasang wajah datarnya lagi. Kenapa namanya aneh sekali? Fikirnya. Sepertinya itu brand baru.
"Kau tidak bisa membatalkannya Yeol. Semua sudah rampung tiga puluh lima persen. Hanya perlu menunggu 'pemenang' menghubungi pihak perusahaan minuman itu.
Chanyeol merengek. Seketika jiwa kekanakannya muncul. Ia tidak tau, jika takdir ternyata bisa semengerikan ini.
..
.
Kyungsoo merasakan keanehan dari Baekhyun. Sudah dua hari, semenjak kejadian anak itu menangis dipundaknya- mengenai masalah Chanyeol- kini anak itu terlihat biasa saja. Maksudnya... jika biasanya anak itu takkan puas untuk menceritakan tentang Chanyeol, kini tidak sama sekali. Ia malah sering berbicara mengenai kompetisi softball atau mengenai wisata Jeju yang semakin gencar dilirik turis asing. Entahlah, ia bersikap normal dengan 'tidak membicarakan lelaki lain'. Namun itu aneh bagi Kyungsoo. Apalagi ketika ia berkunjung ke rumah sahabatnya itu saat menjemputnya pergi ke sekolah. Beberapa poster Park Chanyeol yang biasanya memenuhi dinding kamarnya hingga terasa sesak, kini menghilang. Menyisakan dinding kosong bercat putih.
"Baek... Kemana Park Chanyeol?" Tanya Kyungsoo sedikit konslet pagi itu.
"Ha? Tentu saja di Seoul. Kau fikir Chanyeol di Jeju? Mungkin dia terbang kesini jika ada tornado hebat yang membawanya." Canda Baekhyun tidak lucu sama sekali.
Kyungsoo hanya bisa terkekeh garing sebagai tanda menghargai candaan Baekhyun.
"Aku sudah memutuskan akan melupakan Chanyeol, maksudku... Aku sudah kelas tiga sekarang. Ayah dan ibu selalu mengeluh tentang nilaiku. Ayah bahkan mengataiku anak lelakinya yang tidak berguna karena mengidolakan tiang listrik (read : Chanyeol). Maka dari itu, atas petuahmu juga, aku mau berubah. Aku ingin menjadi panutan bagi Hera, adikku. Aku juga ingin membanggakan orang tuaku seperti Baekbeom hyung."
Kyungsoo tidak mengerti. Selama dua belas tahun ia bersahabat dengan Baekhyun, baru kali ini Baekhyun berucap dengan normal dan mengharukan.
"Baek, aku senang, kau sudah dewasa." Ucap Kyungsoo dengan mata berkaca-kaca. Ia memeluk Baekhyun lalu yang dipeluk tertawa pelan. Ia membalas pelukan Kyungsoo erat. Baekhyun harap ia bisa menjadi dewasa dan melupakan 'karirnya' dibidang per-fan-an. .
.
Siang itu, Baekhyun terlihat memakai kaos bergarisnya beserta topi dengan lidah yang sangat lebar. Ia dan Kyungsoo terlihat begitu senang mengumpulkan kerang di pinggiran pantai. Ini bukan perintah siapapun memang. Mereka biasa mengumpulkan kerang untuk menambahi uang jajan. Yeah... Sekedar untuk membeli pulsa handphone atau membeli keperluan sekolah lainnya. Terlihat begitu banyak kerang yang telah terkumpul, hampir setengah ember.
"Baekhyun oppa!"
"Ah, Hera-ya~ kemari!"
Adik Baekhyun tersebut berjalan diatas batu dengan hidung mengernyit jijik. Jujur saja, dia benci bau lautan yang katanya amis. Benar-benar tidak sadar diri dia lahir dimana, ucap Baekhyun.
"Apakah sudah terkumpul banyak?" Tanya gadis sekolah menengah pertama itu.
"Kenapa?" Tanya Baekhyun malas-malasan. Ia kembali melanjutkan kegiatannya untuk mencongkeli kerang yang lengket di sekitaran bebatuan pinggir pantai.
"Ibu minta satu plastik. Dia mau membuat sup kerang pedas."
Baekhyun menatap tajam sang adik. Sebenarnya kesal pada ibunya. Ayolah! Dia sudah lelah, ibunya dengan seenaknya meminta? Padahal jika Baekhyun meminta ditambahi uang saku, ibunya itu akan menolak mentah-mentah.
"tidak mau! Suruh saja ibu beli di pasar!"
"Heol... Padahal jika makan, kau yang paling rakus." cetus Hera pedas. Baekhyun tidak tau ibunya makan apa saat mengandung Hera. Mungkin cabe adalah cemilan kesehariannya.
Dengan wajah tertekuk ia segera memasukkan kerang tersebut ke dalam plastik yang dibawa Hera.
"Sudah kan? Pulang sana." usir Baekhyun kejam.
Adiknya itu tersenyum manis, sangat mencurigakan. Ia menyerahkan dua botol minuman isotonik ke tangan Baekhyun.
"Berikan untuk Kyungsoo oppa juga ya?" Bisiknya malu-malu. Ah, jadi ini ajang pendekatan? Baekhyun sudah tau jika Hera menyukai temannya itu sejak lama. Ia melirik Kyungsoo yang sepertinya bahkan tidak menyadari kehadiran Hera sama sekali. Pemuda itu tampak asik dengan earphone yang menyumbat kedua telinganya serta kegiatan mencongkeli kerang.
"Tidak ada racunnya kan?" Tanya Baekhyun bodoh.
"itu di segel, kakakku sayang. Ayolah! Ku jamin, kau akan senang saat meminumnya." Senyuman licik terpatri dibibir gadis itu saat Baekhyun melirik botol tersebut curiga.
"Baik, aku pulang dulu. Annyeong!"
Baekhyun berdecih kecil melihat tingkah ajaib adiknya. Ia segera mendekati Kyungsoo, menepuk pundak temannya itu.
"Minumlah." Ujarnya, dibalas senyuman dari Kyungsoo.
Mereka memilih tempat untuk berteduh lalu mulai meneguk minumannya.
"Eoh, ini minuman baru ya? Park Chanyeol adalah maskotnya." Celutuk Kyungsoo.
Baekhyun segera melihat label kemasan botol. Benar saja, ada foto Chanyeol disana sambil tersenyum lebar. Baekhyun mendesah kesal. Kenapa mau move on susah sekali?! Batinnya berteriak. Pantas saja Hera tersenyum licik seperti tadi. Sepertinya adiknya itu ingin membatalkan acara move on Baekhyun.
"Coba lagi?"
Baekhyun melirik Kyungsoo yang bergumam. Pemuda itu melihat tutup botol dengan seksama. Kyungsoo memang teliti dan suka membaca hal-hal tidak penting, menurut Baekhyun.
"Coba lihat dibalik tutup botolmu Baek."
Baekhyun menuruti saja perintah Kyungsoo. Ia menunjukkannya dan tulisan yang tertera disana sama saja 'coba lagi',
"Ini undian apa ya? Apa mendapatkan televisi layar datar? Atau sepeda motor? Hah... Brand baru memang selalu mencari konsumen dengan cara membuat undian begini." komentar Kyungsoo.
Baekhyun membaca label kemasan yang melingkar pada botol tersebut.
Temukan hadiah di balik tutup botol Ponari Sweet! Raih kesempatan memenangkan uang tunai puluhan juta rupiah, 5 unit sepeda motor Yamahal, serta Kencan bersama Park Chanyeol!
Tukarkan tutup botol pada toko terdekat atau kirim ke alamat XXXX
BYUUURRR...
Baekhyun terbatuk setelah menyemburkan minuman dari mulutnya sendiri. Kata 'Kencan bersama Park Chanyeol' membuatnya dilemma besar. Sialan! Ini kesempatan! Pekiknya membatin.
"Kyungsoo! M-minuman ini... Minuman ini adalah tiket untuk kencan dengan Chanyeol!" Pekiknya.
"Ha? Kau tidak bermaksud untuk ikut kan? Ayolah?! Minuman ini di produksi sangat banyak dan didistribusikan ke seluruh Korea Selatan. Jangan mimpi!"
Sedikit 'jleb' saat Kyungsoo berujar demikian. Namun Baekhyun telah gelap mata. Bayang-bayang kencan dengan Chanyeol rasanya terlihat lebih menggiurkan dibandingkan celana dalam berenda milik Hyorin!
"Aku tidak peduli! Aku harus ikut! Hahaah. Aku harus menjual kerang ini dan membeli minuman ini sebanyak-banyaknya!"
"B-Baek..."
"Kenapa? Kau mau protes?! Kau jual punyamu dan aku menjual punyaku! Jangan ikut campur." Ketusnya.
Mulut Kyungsoo menganga dengan lebar. Rasa haru tadi pagi raib begitu saja. Anggapan jika Baekhyun sudah berubah ia cabut kembali. Ternyata Baekhyun masih labil. Park Chanyeol memiliki pengaruh yang mengerikan.
.
.
End or... Lanjut?
.
.
Hai... Masih ingat saya? Hehehe... Maafkeun beberapa waktu lalu sempat ilang timbul.
saya harap kalian suka dengan cerita ini. saya sedikit rindu untuk buat ff genre romance-comedy, mengingat minimnya ff chanbaek dgn genre kayak gitu akhir-akhir inii. saya sadar, melodrama memang bukan style saya, /pundung/
oke... Bagaimana menurut kalian? Lanjutkah? Beri komentar kalian di kotak review...
