My gifts

Genre : Romance

Rated : T to M

Pair : Kyumin

Warning : gaje, Yaoi, judul sama cerita ga nyambung.

Kyuhyun POV

"hyung ayo kita pulang." Ajakku pada namja manis yang masih mengantri untuk membeli ice cream.

"sabar Kyu sebentar lagi juga aku akan mendapatkan ice cream ini." Ucap hyungku yang masih mengantri di antrian tempat ice cream ini.

"hah, baiklah terserah hyung saja. Lebih baik aku menunggu di taman saja. Hyung aku menunggu di kursi taman ya." Ucapku dan tanpa menunggu persetujuan dari hyungku aku langsung berjalan menuju kursi taman yang tidak jauh dari tempatku.

Yah, itulah sifat yang tidak aku suka dari hyungku keras kepala. Sebenarnya aku sudah lama ikut mengantri bersama hyungku hanya untuk membeli ice cream di mobil ice cream yang kebetulan ada di dekat taman. Sekarang memang sedang weekend jadi banyak sekali anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan kakek nenek yang sedang berada di taman ini hanya untuk menghilangkan penat selama enam hari bekerja. Bahkan ada juga pasangan yang sedang berpacaran. Sama sepertiku dan juga Sungmin hyung.

Ne, memang aku dan Sungmin hyung sudah menjalin kasih selama ehm, 4 bulan. Walaupun sudah empat bulan tapi tidak ada yang tau. Kami sengaja menyembunyikan hubungan kami kalau sampai ada yang tau bisa-bisa gempar seluruh Korea aku tidak mau menjadi artis dadakan. Aku memang lebih muda dari Sungmin hyung hanya beda 2 tahun. Aku masih SMA sedangkan hyungku sudah kuliah.

"huft, Kyu kau tau disana ssssaaaannnggggaaattt sesak." Ucap Sungmin hyung sambil duduk di kursi sebelahku dan menjilati ice cream yang sudah di dapatnya.

Aku melirik ke arah hyungku yang sedang asyik menjilati ice creamnya aku terkikik geli bayangkan saja cara makan ice creamnya seperti anak kecil. Dengan ice cream yang belepotan kemana-mana. Aku menarik dagunya sehingga membuatnya melihat ke arahku. Omo, liat matanya yang bening, pipinya yang chubby dan bibirnya yang basah membuat bibirnya terlihat seksi.

Aku dekatkan wajahku ke wajahnya perlahan tapi pasti. Aku masih memegang dagunya aku tarik semakin dekat dan hyungku hanya bisa memejamkan matanya. Dan...

Chu...

Aku berhasil mendaratkan bibirku di bibirnya. Aku jilat permukaaan bibirnya yang basah karena ice cream itu. 'manis lebih manis dari ice creamnya.' Kalimat itu yang bisa aku ucapkan.

Aku terus melumat bibirnya. Dan aku mulai mengigit pelan bibir bawahnya sontak membuatnya meembuka mulutnya dengan cepat aku masukkan lidahku ke mulutnya. Aku absen tiap jengkal semua yang ada di mulutnya. Sungmin hyung mulai membalas ciumanku dan kami pun saling menautkan lidah kami bunyi 'keciplak' saliva menggiringi ciuman kami.

"oh jadi begitu ya cara ciuman?" tiba-tiba suara seorang anak kecil terdengar di gendang telingaku.

Sungmin hyung yang mendengarnya langsung mendorongku sehingga ciuman kami pun terlepas dengan seutas saliva yang saling menempel di bibir kami berdua.

"yah, kenapa di lepas?" suara kecewa anak-anak saat ciuman kami terlepas.

Sungmin hyung buru-buru mengelap bibirnya dengan punggung tangan kirinya sedangkan tangan kanannya basah karena ice creamnya yang meleleh. Aku melihat ke anak-anak yang lumayan banyak di hadapanku.

"jadi kalian melihat kami?" tanyaku sok ramah padahal dalam hati sih 'dasar anak-anak menyebalkan kalau bukan gara-gara kalian mungkin aku masih berciuman'.

"iya." Jawab mereka serempak dan mengangguk lucu.

"ehm, anak-anak jangan di contoh ya itu tidak baik lho." Ucap Sungmin hyung dan tersenyum manis.

"tidak apa-apa di ikuti juga dengan begitu kaliankan bisa mencobanya tanpa harus latihan." Ucapku santai.

PLAK...

Sungmin hyung memukul kepalaku keras.

"aish, hyung kenapa memukulku sakit tau?" Rintihku sambil memegang kepalaku.

"kau mengajarkan tidak baik babo." Bisik Sungmin hyung tajam. Sungmin hyung mengalihkan pandanganya ke anak-anak itu lagi dan tersenyum manis .

"sudah ya anak-anak kalian di cari orang tua kalian tuh." Ucap Sungmin hyung ramah. Sungmin hyung menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"SEKARANG KALIAN BUBAR." Bentak Sungmin hyung sambil berdiri di hadapan anak kecil itu.

"Hya, kabur." Teriak anak kecil itu dan mulai bubar.

Aku yang melihat perubahan dratis dari hyungku hanya bisa sweatdrop. Hyungku ini menghempaskan pantatnya di sebelahku dan menghembuskan nafasnya lelah. Aku melirik ke hyungku yang sedang memejamkan matanya.

"apa liat-liat?" tanya Sungmin hyung tajam dan membuka matanya.

"a...ani..hyung siapa yang melihatmu?" Aku mulai ketakutan melihat perubahan pada hyungku ini.

"kau tau Kyu?" tanya hyungku masih tajam tanpa melihat ke arahku. Aku menggeleng ketakutan Sungmin hyung menatapku dengan tatapan tajamnya.

"ice creamku meleleh huwe~~~" dia mulai merenggek danberubah sifat lagi dan aku mulai sweatdrop lagi.

"ah, hyung hanya ice cream kok." Ucapku santai dan melemparkan pandanganku ke arah lain.

"tapi aku baru memakannya sedikit sekarang sudah meleleh. Aku tidak mau tau kau harus membelikan untukku HARUS UNTUKKU." Sungmin hyung terus merenggek dengan kata terakhir yang dia tekan.

Aku yang mendengar perkataan hyungku langsung mendongkrakkan kepalaku dan menatap hyungku ini. "kenapa harus aku yang membelikannya lagiankan sekarang mobil ice creamnya sudah tidak ada." Aku benar-benar malas kalau harus membeli ice cream dan berebut dengan anak kecil tapi memang mobil ice creamnya tidak ada sih.

"ini semua salahmu. Suruh siapa kau menciumku lama hingga membuat ice creamku meleleh?" Hyungku mulai membela dirinya sendiri.

"ah, hyung kau juga menikmatinya iya kan?" aku mulai menggodanya perkataanku membuat mukanya merah padam.

"ta...tapikan te..tap saja ice creamnya meleleh." Dia masih kekeh dengan pembelaan dirinya.

Inilah sifat keras kepalanya yang kadang membuatku harus menggalah. "ne, aku akan membelikannya tapi bukan di tempat yang tadi karena mobil ice creamnyakan memang sudah pergi." Aku mulai berdiri dan menarik lengannya sehingga dia ikut berdiri. "ayo beli bersama." Aku tersenyum ke arahnya dan dia hanya mengangguk aku mulai menariknya mencari ice cream.

333333333333

0000000000

3333333333333

"hhhuuuaaa, ice creamnya enak." Ucap hyungku senang dengan ice cream yang sudah di tangan kanannya. "gomawo Kyu." ucap hyungku sambil mencium pipi kiriku sekilas.

Aku tersenyum kearahnya. "sama-sama hyung. Sekarang hyung lebih baik kita pulang besokkan hyung harus mulai kuliah." Aku sok bijak di hadapannya.

Yah, memang sekarang aku dan hyungku sedang di dalam mobil dengan hyungku sambil memakan ice cream pembelianku setelah berkeliling mencari tempat ice cream akhirnya aku mendapatkan ice cream yang enak dan memberikannnya pada hyungku.

Dia mengganguk imut menjawab tawaranku dengan sesekali dia menjilat ice cream yang aku berikan. Aku mulai menancapkan gas mobilku.

Ditengah perjalanan...

Hyungku masih asik memakan ice creamnya yang memang sebentar lagi habis.

"yah, habis kyu." Ucap hyungku memelas.

"ya sudah terus mau bagaimana lagi?" tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari jalan raya ini. Dia mengelap tangan dan bibir bekas ice cream ke lengan kaos yang aku gunakan.

"aish hyung kau jorok sekali." Aku menatap hyungku yang sedang menyengir kelinci (?) ke arahku.

Kami kembali diam dengan Sungmin hyung yang menatap ke luar jendela.

"hyung, kenapa noonaku tidak memberikan apa-apa ya ke aku. Padahalkan dia baru pulang dari Amerika kemarin."aku memecahkan keheningan dan melihat ke hyungku ini sekilas dan kembali fokus ke kegiatan menyetirku.

"mungkin dia lupa. Memang apa kau minta di belikan apa?" tanya hyungku menatapku dengan mata beningnya.

"minta sesuatu yang belum aku punya sama sekali." Aku bersemangat mengatakan itu dan menatap hyungku dengan tatapan senang.

Hyungku tersenyum meendengar ucapanku. "mungkin itu yang sedang noonamu cari." Hyungku mulai membela noonaku.

"mungkin hyung benar juga." Aku kembali fokus dengan menyetir mobil.

33333333333

00000000000

333333333333

"sudah sampai hyung." Aku memberhentikan mobilku.

Hyungku membuka sabuk pengamannya."kau tidak mampir?" tawar hyungku.

"ani hyung aku ingin cepat pulang siapa tau noonaku memberikanku kado yang aku inginkan." Aku masih berharap tentang yang satu ini.

"baiklah kalau begitu." Hyungku mulai membuka pintu mobilku dan mengeluarkan satu kakinya dari mobilku.

"hyung tunggu." Aku memegang lengan hyungku yang membuat hyungku kembali duduk di kursinya tadi.

Sungmin hyung menatapku bingung. "apa la_" ucapannya terputus karena bibirnya sudah tertutup oleh bibirku.

Aku masih memegang lengannya. Aku melumat bibirnya.

"eeuunnggg..." erangnya di tenganh ciuman ini.

Tangan kiriku masih memegang lengannya sedangkan tangan kananku menekan belakang lehernya sehingga membutnya harus menekan bibirnya padaku. Tangannya hanya bisa pasrah menerima perlakuanku.

Aku terus melimat bibirnya dia membuka mulutnya mempersilhkanku melanjutkan lebih dalam. Dengan cepat aku memasukkan lidahku di gua lembabnya mengabsen tiap jengal semua yang ada di dalam mulutnya.

"eeuunngg Kyu..." erangnya lagi.

Aku tersenyum di tengah ciuman ini. Aku hisap bibir bawahnya ciumanku turun ke dagunya dan turun lagi ke lehernya yang putih aku menciumi lehernya hany mencium tanpa meninggalkan kissmark.

Ddrrttt...dddrrrttt...

Ponselku bergetar. Hyungku mendorong dadaku sehingga aku melepas ciuman dari lehernya. Aku mengambil ponselku yang aku taruh di katong celanaku. Aku membaaca sms dari noonaku Cho Ahra.

"hah." Aku menghela nafasku.

"kenapa?" tanya hyungku ini.

"aku di suruh pulang. Katanya dia sudah membelikanku seseuatu." Ucapku kesal. Kesal? Yah, tentu saja kesal bagaimana tidak baru saja aku menciumnya eh, sudah ada yang mengganguku lagi fuyh, menyebalkan.

"lho, bagus dong dengan begitukan kau nanti mendapatkan hadiah itu." Hyungku ini mulai heran.

"hah, ya sudahlah hyung aku akan pulang. Kalau ada apa-apa telepon aku ok." Ucapku sambil menutkan ibu jariku dengan jari telunjukku berbentuk lingkaran.

"ne Kyu kau tenang saja." Jawab hyungku sambil turun dari mobilku dan menutup pintu mobilku.

Aku selalu saja khawatir kalau harus meninggalkannya sendiri di apartemen itu. Yah, memang hyungku ini tinggal sendiri di apartemennya dengan alasan ingin mandiri dan tidak bergantung denag or ang tua yah, walaupun untuk biaya ungku masih mengandalkan kiriman orang tuanya tapi tetap saja menurutku dia sudah mandiri berbeda denganku yang masih tinggal dengan orang tuaku dan semua masih bergantung dengan orang tuaku.

333333333333

0000000000000

3333333333

"aku pulang!" teriakku langsung menuju ke kamar noonaku.

Aku terus berjalan ke kamar noonaku. "kira-kira apa ya yang di kasih noonaku" gumamku sambil berjalan.

Tok tok tok...

"noona aku masuk ya." Aku bicara di depan kamar noonaku yang masih tertutup dan membuka pintu kamar noonaku.

Aku berjalan ke ranjang noonaku dan duduk di tepi ranjangnya. Sedangkan noonaku sedang duduk di sofa yang menghadap ke jendela.

"lho mana oleh-olehnya?" tanyaku to the point.

"tunggu di situ." Noonaku berdiri dari sofa yang di dudukinya dan berjalan di lemari yang ada di sudut kamarnya.

"nah, ini dia," gumam noonaku. Noonaku berjalan dengan membawa bungkus kado yang cukup besar.

"mana noona berikan padaku." Aku menjulurkan ke dua tanganku.

"nih." Noona memberikannya padaku.

Tanpa babibu aku langsung membukanya merobek bungkus yang ada dan terakhir membuka kotak menjadi bungkusnya. Aku terkejut dengan pemberian noonaku ini. Aku mengangkat pemberian noonaku.

"kenapa memberikanku seperti ini noona?" tanyaku heran sambil mengangkat pemberian noonaku di depan wajahku.

"kenapa bagus ya?" tanya noonaku sambil menatapku dengan percaya dirinya.

"bagus apanya?" aku benar-benar heran sekarang. "liat noona kau memberiku baju yang sangat besar aku yakin ini bukan ukuranku, dan bahannya sangat tipis." Aku mengomel sambil memperlihat baju pemberian noonaku.

"lho, kan kamu bilang minta yang belum kamu punya. Ya sudah aku membelikanmu itu." Noonaku kembali duduk di sofanya. "dan kau Kyu." Ucap noonaku tajam dan menatapku tak kalah tajam. "kau harus membawa kemeja itu karena aku sudah sangat susah payah mencari kemeja itu." Noonaku kembali menatap ke luar jendela.

Aku hanya bisa menghembuskan nafasku pasrah. "baik noona." Aku benar-benar pasrah. "TERIMA KASIH NOONA." Aku menekan nada suaraku dan berjalan ke kamarku.

Aku berjalan ke kamarku dengan membawa kemeja yang tidak aku harapkan. Bayangkan saja kemeja dengan ukuran mungkin XXXXXXXXLL berwarna putih dengan bahan yang sangat tipis.

Aku memasukki kamarku dan menutup pintu kamarku. Aku penasaran dengan kemeja pemberian noonaku akhirnya aku mencobanya setelah aku mencobanya aku melihat diriku di pantulan kaca terlihat ukuran yang sangat tidak pas.

Aku membalikkan badanku. Kemeja yang sangat besar bahkan kalau aku memakainya seperti sedang memakai daster ibu-ibu dengan ukuran bawahnya sepeti rok mini. Tidak lupa bagian bahu yang terus turun ke bawah dan liat bagian dadaku yang terlihat jelas kerena bahannya yang terlalu tipis.

"aku tidak sudi memakai kemeja ini." Aku melepas kemeja yang di gunakanku dan melemparnya ke ranjangku. Aku memakai lagi kaos miliku. "aku berikan saja dengan Sungmin hyung pasti terlihat seksi hahahaha." Aku membayangkan Sungmin hyung yang sedang memakai baju pemberianku dan tersenyum evil.

3333333333

0000000000

33333333333

Keesokkan harinya...

Aku berangkat sekolah dengan membawa bingkisan yang isinya tentu saja kemeja pemberian noonaku untukku tapi aku tidak mau dan akihrnya aku berikan pada hyungku.

Skip time... (pulang sekolah)

Aku langsung berjalan menuju mobilku yang aku parkirkan di tempat parkir tentunya. Langsung aku tancapkan gas mobilku ke tempat kuliah hyungku.

Di tempat kuliah Sungmin hyung...

Aku melihat hyungku sedang berbincang-bincang dengan teman sesama namjanya. Terlihat di tas yang digendongnya banyak sekali karton dan yang lainnya sepertinya berat.

"bisa tolang panggilkan namja itu?" aku menyuruh yeoja yang kebetulan lewat di hadapanku dan menunjuk ke Sungmin hyung.

"oh, maksudmu Minnie oppa?" tanya yeoja yang tadi aku suruh.

'what? Dia memenggilnya Minnie aku saja memanggilnya Sungmin dia memenggilnya Minnie.' Ucapku dalam hati dengan geram.

"hey Minnie oppa bukan?" tanya yeoja pendek itu memastikan.

"ne, dia." Aku berkata tanpa memandangnya.

Yeoja itu berjalan mendekati hyungku yang sedang berbincang dengan temannya. Terlihat yeoja itu berkata sok imut dengan tersenyum-senyum genit. Hih, menjijikkan.

Setelah itu yeoja itu pergi dan Sungmin hyung berjalan kearahku yang masih berdiri di dekat mobilku.

"menunggu lama?" tanya Sungmin hyung setelah sampai di hadapanku.

"tidak." Aku membukakan pintu mobilku mempersilahkan hyungku masuk ke dalam mobilku dan hyungku ini hanya menurutinya.

Aku mengantarkan Sungmin hyung ke rumahnya. Setelah itu kami masuk ke apartemen milik hyungku ini. Aku duduk di sofa depan televisi.

"kamu mau minum apa Kyu?" tawar hyungku sambil menaruh tasnya di lantai dekat meja depan sofa yang aku duduki ini.

"terserah hyung saja." Ucapku sambil menggedarkan pandangan ke ruangan ini.

"kau tunggu di sini." Hyungku berjalan menuju dapur miliknya.

"minumlah ini." Hyungku menaruh secangkir teh di meja yang ada di depanku. Aku tidak peduli dengan ucapan hyungku aku tetap melihat ke arah lain.

"kau kenapa?" tanya Sungmin hyung dan duduk di sofa dekatku.

Kyuhyun POV END

Normal POV

"kau kenapa?" tanya Sungmin dan duduk di sofa sebelah Kyuhyun.

"..." Kyuhyun hanya diam.

"kau marah?" tanya Sungmin dan mendekatkan wajanya ke arah Kyuhyun.

"aku hanya kesal." Kyuhyun mulai menatap Sungmin.

"kesal kenapa?" ulang Sungmin hyung dengan wajah yang terheran-heran

"siapa yeoja yang aku suruh memanggilmu tadi? Kenapa dia memanggilmu Minnie dan lagi kenapa dia sok imut dan genit kepadamu?" Kyuhyun menatap Sungmin dalam.

"oh, dia. Dia Sunny mantan yeojachinguku waktu aku SMA tenang aku sudah tidak memiliki hubungan apapun." Sungmin menenangkan Kyuhyun yang marah.

"jangan dekat-dekat dengannnya aku tidak suka." Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke arah lain lagi. "oh iya aku ingat." Kyuhyun mengambil bungkusan yang di tasnya. "ini untuk hyung dan harus di pakai kalau tidak aku akan marah denganmu hyung." Kyuhyun menyerahkan bungkusan itu ke Sungmin.

"apa ini?" Sungmin menatap bingung ke bungkusan pemberian Kyuhyun. Kyuhyun berdiri dari sofa yang aku duduki dan menarik Sungmin sehingga membuat Sungmin ikut berdiri masih memegang bungkusan pemberian Kyuhyun. Dan mendorong Sungmin masuk ke kamar milik Sungmin.

"sekarang cobalah." Kyuhyun menyuruh Sungmin masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar Sungmin.

Kyuhyun terus menunggu di depan pintu kamar Sungmin yang tertutup beberapa saat kemudian pintu itu terbuka. Kyuhyun mengganga melihat penampilan Sungmin bayangkan saja Sungmin hanya memakai celana pendek dengan baju yang pemberian Kyuhyun. Dengan baju pemberian Kyuhyun yang tipis sehingga membuat badan bagian atasnya terlihat sehingga membuat badannya yang sedikit kotak-kotak itu di tambah bagian bahunya yang turun kebawah sehingga membuat bahu putihnya terekspos.

"bagaimana jelek ya?" tanya Sungmin ke Kyuhyun yang masih mengganga sambil menutup pintu kamarnya.

"ani, tidak kok hyung." Kyuhyun berjalan mendekat ke Sungmin membuat Sungmin juga ikut berjalan mundur.

Kyuhyun terus berjalan mendekat ke Sungmin dengan tatapan orang lapar. Sungmin yang merasa bertanda tidak baik juga ikut berjalan mundur sayang pintu kamarnya yang tertutup membuatnya tidak bisa berjalan mundur lagi. Dengan cepat Kyuhyun mendorang bahu Sungmin sehingga Sungmin tidak bisa berkutik lagi.

"kau mau apa Kyu?" suaranya sedikit bergemetar tanda dia takut.

"menurutmu apa hyung?" kyuhyun berbisik di telingga Sungmin dan menjilat bagian telinga Sungmin.

"a..aku tidak tau Kyu." Suaranya masih bergemetar.

"saat namjachingumu berpakaian seksi seperti ini di tambah dengan tidak ada orang lain di rumah ini selain namjachingunya juga. Apa yang menurutmu akan terjadi?" Kyuhyun masih berbisik dan kembali menjilat telinga Sungmin dan mengigitnya pelan membuat Sungmin semakin takut.

"jangan macam-macam...eeeemmmpppphhhh..." ucapan Sungmin terputus karena mulutnya yang di bekap oleh mulut Kyuhyun.

Kyuhyun melumat bibir Sungmin mengigit bibir bawah Sungmin sehingga Sungmin sedikit membukanya. Dengan cepat Kyuhyun memasukkan lidahnya ke bibir Sungmin. Sungmin membalas ciuman pemberian Kyuhyun mereka saling menautkan lidah mereka.

"eung Kyu se...sak..." susah payah Sungmin mengatakan itu.

Kyuhyun melepaskan ciumannya dan turun ke bahu mulus milik Sungmin menciuminya dan menghirup aromanya. Menciumnya dan menggigitnya sehingga membuat bahu putihnya maninggalkan kissmark. Sungmin hanya pasrah tanpa bisa melakukan apapun hanya bisa memejamkan mata dan mengigit bibir bawahya.

Setelah dari bahunya naik ke lehernya yang putih. Tangan Kyuhyun sudah tidak memegang bahu Sungmin sekarang ke dua tanganya sibuk membuka kancing kemeja pemberian Kyuhyun. Sekarang ciumannya pindah ke leher putih Sungmin di sedot leher putih Sungmin digigit leher putih Sungmin membuat leher Sungmin ada kissmarknya. Tidak hanya di leher bagian situ saja bahkan ke sekeliling lehernya.

Drrrttt...drrrttttt...

Ponsel Kyuhyun berbunyi membuat Kyuhyun menghentikan aktivitasnya. Dan mengambil ponsel yang ada di kantong celananya dengan kesal.

"ada apa noona?" tanya Kyuhyun tanpa ada sapaan.

"antarkan aku ke bandara aku ingin kembali ke Amerika. Aku tunggu SEKARANG." Perintah noonanya dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.

"dasar yang dia yang menelepon dia juga yang memutuskan sambungan telepon duluan." Kyuhyun memasukkan ponselnya ke kantong celananya.

Kyuhyun berniat mencium Sungmin kembali tapi sayang Sungmin keburu menahan dada bagian Kyuhyun membuat Kyuhyun tidak bisa mendekat lagi.

"lebih baik kau antarkan dulu kakakmu."

"aku tidak mau."

Sungmin mengerucutkan bibir merahnya yang sedikit bengkak karena di cium oleh Kyuhyun tadi.

"ne, aku akan mengantarkan noonaku." Kyuhyun mengambil tasnya dan berjalan ke pintu keluar rumah Sungmin.

Sungmin merapihkan kemeja yang di gunakannya.

"hyung setelah ini kita lanjutkaan lagi ok." Kyuhyun mengatakan itu langsung menutup pintu tanpa menunggu jawaban Sungmin.

Kita lihat Sungmin yang hanya bisa shock mendengar ucapan Kyuhyun barusan.

THE END