Summary : Jaejoong yang menyukai Siwon menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Siwon. Tapi sebuah kesalahan membuat mantra yang ditujukan bukan untuk Siwon melainkan pada Yunho, namja yang paling ditakutinya. Apa yang akan terjadi?

Cast : YunJae, 2Min, slight YooSu, MinKyu.

Desclaimer : YunJae saling memiliki, begitu juga dengan 2Min. ^_^

Warning : YAOI, typo berkeliaran, dan cerita yang gejenya selangit, humor gak jadi (?).

,

Ada yg pengen nimpuk aku? Silahkan timpuk #nyodorin batu bata sekilo. #plakk.

Bukannya ngelanjutin sequel HIJ & you and me, malah update baru. #jedotin kepala#

Udah kebelet banget publish fic ni, coz pengen tau aku biSa bikin fic yaoi ato gak.

N special juga buat , jangan protes lagi ne. kalo dah baca wajib review.#plak# ^_^

,

Happy Reading..^_^

,

,

"Sedang apa, hyung?" tanya seorang namja cantik nan imut yang bernama Taemin pada hyungnya.

"Sedang buat kue, Minnie." Jawab Jaejoong sambil memixer adonannya.

"Buat Choi Siwon ya?" tebak Taemin yang membuat Jaejoong tersenyum.

"Ne."

"Apa kau benar-benar akan memberikannya pada Choi Siwon?" tanya Taemin lalu terkekeh.

"Pasti, benar-benar akan kuberikan."

"Jinjja? Sebelum-sebelumnya kau juga bilang begitu. Tapi ternyata, tidak jadi. 'Hue..Minie, aku gagal memberikannya pada Siwon sunbae. Aku keduluan yeoja atau namja cantik menyebalkan itu'." Ucap Taemin sambil menirukan suara Jaejoong yang jadi terdengar seperti ejekan.

"Ya! Jangan mengejekku." Protes Jaejoong mempoutkan bibir seksinya.

"Haha..memang kenyataannya seperti itu. Makanya jangan terlalu semangat dan menggebu-gebu. Kalau tidak sesuai dengan harapan pasti jadi menyesal kan."

"Sudah diam, cerewet sekali kau ini."

Jaejoong mengambil sebuah loyang lalu memasukkannya pada loyang tersebut. Kemudian dimasukkannya kedalam oven dan mengatur suhunya.

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali?" tegur umma Jaejoong dan Taemin, Park Karam.

"Pagi-pagi Taemin sudah menggodaku, umma."

"Haha..tidak menggoda. Aku bicara sesuai fakta kok." Ucap Taemin sambil nyengir geje.

"Kau ini. Jangan menggoda hyungmu terus. Cepat sarapan, umma tidak mau kau terlambat lagi."

"Ne umma."

"Kau juga, Joongie." Jaejoong mengangguk lalu duduk dikusi meja makan yang merangkap dengan dapur.

Mereka makan dalam diam, karena memang sang umma selalu mengajarkan kedisiplinan dan kesopanan pada kedua putra cantiknya. Tak lama kemudian Jaejoong selesai sarapan terlebih dulu, bersamaan pula dengan bunyi oven yang terdengar nyaring.

"Hyung, aku boleh minta tidak?" tanya Taemin setelah Jaejoong mengeluarkan kuenya dari loyang.

"Tidak boleh."

"Pelit sekali." Jaejoong hanya memeletkan lidahnya pada Taemin.

"Membawa kue lagi, eoh?" tanya Karam sambil membungkus beberapa makanan pada plastik untuk diantar kebeberapa pelanggannya.

Karam adalah single parent yang ditinggal suaminya sejak Taemin berusia 3 tahun, dan sekarang membuka usaha catering yang sampai sekarang cukup untuk biaya hidupnya dengan kedua putranya.

"Ne, Taemin memintaku membuat kue untuk Minho." Jawab Jaejoong asal yang membuat Taemin mendengus kesal, karena lagi-lagi dia harus dijadikan alasan oleh hyungnya. Ya, Karam tidak tahu jika putra sulungnya sedang jatuh cinta dan tergila-gila pada sunbaenya yang bernama Choi Siwon.

"Oh..Kenapa tidak membuatnya sendiri, Minie? Dia kan namjachingumu?" tanya Karam yang memang mengetahui putra bungsunya yang baru berusia 15 tahun itu berpacaran dengan sahabat Jaejoong, Choi Minho.

"Ne." jawab Taemin malas.

"Selesai, umma yakin tidak mau aku bantu mengirim makanan?" tanya Jaejoong setelah selesai membungkus kue coklat berbentuk hati.

"Ne, umma akan mengantarkannya sendiri."

"Arra, aku berangkat dulu ne." Jaejoong mencium pipi ummanya dengan sayang.

"Aku juga berangkat ya, umma." Taemin juga mencium pipi Karam.

"Hati-hati."

Jaejoong dan Taemin mengangguk lalu bersama-sama berangkat kesekolah yang kebetulan arah jalannya sama.

Jaejoong sekolah di Dong Bang high school, sekolah ternama yang penuh dengan anak-anak orang kaya dan otak yang jenius. Jaejoong bisa masuk kesekolah itu karena otak jeniusnya yang berhasil membuat Jaejoong mendapat beasiswa dan kini Jaejoong kelas XI sedangkan Taemin masih kelas IX dan bersekolah di SM junior high school, sekolah tingkatan SMP yang sama elitnya dengan Dong Bang. Taeminpun juga sama seperti Jaejoong, sangat jenius dan mendapat beasiswa .

Mereka berpisah setelah Jaejoong melihat bis yang akan membawanya menuju sekolahnya.

"Hyung, titip salam buat Minho hyungie ne." ucap Taemin dengan sedikit merona.

"Ne, pasti akan aku sampaikan. Hati-hati ne." jawab Jaejoong lalu mencium kening Taemin dengan sayang.

"Ne, hyung juga hati-hati." Jaejoong mengangguk lalu naik kebis.

Sepuluh menit kemudian Jaejoong sampai kehalte dekat sekolahnya. Setelah turun, Jaejoong berjalan sebentar untuk sampai kesekolahnya.

"Semoga hari ini aku berhasil memberikan kue ini pada Siwon sunbae." Jaejoong tersenyum manis sambil melihat kotak ukuran sedang yang berisi kue coklat buatannya.

Bruuummmm..

Jaejoong terkejut dan hampir menjatuhkan kue coklatnya saat mendengar deru motor yang sangat kencang terdengar disampingnya.

"Aigoo..Dasar tidak sopan. Untung aku tidak punya penyakit jantung. Jika punya, pasti aku sudah mati ditempat gara-gara sunbae mengerikan itu." Omel Jaejoong sambil menatap punggung seorang namja yang mengendarai motor dengan kencangnya.

Tak lama kemudian, Jaejoong sampai disekolah. Dengan masih tersenyum-senyum melihat kotak yang berwarna merah itu.

"Doooorrrr."

"Kyaaaa." Teriak Jaejoong, dan lagi-lagi hampir membuat kotak kuenya terjatuh.

Pletak..

"Aishh..apoo." keluh Minho yang mendapat jitakan gratis dipagi hari dari Jaejoong.

"Ya! Kau mau membuatku jantungan, Minho-ah?" omel Jaejoong .

"Hehe..mian, kupikir kau kerasukan setan atau jin. Habisnya kau senyum-senyum sendiri seperti orang gila begitu." Balas Minho yang membuat Jaejoong mempoutkan bibirnya.

"Enak saja."

"Kau bawa apa, Jae?" tanya Minho sambil menunjuk kotak kue yang dibawa Jaejoong.

"Ini kue buat Siwon sunbae." Jawab Jaejoong dengan pipi yang sedikit merona.

"Membuat lagi? Yakin akan kau berikan?"

"Tentu saja." Ucap Jaejoong mantap.

"Nanti batal lagi. Aku doakan semoga berhasil deh. Lama-lama aku kasihan juga padamu yang selalu gagal memberikan kuemu untuk Siwon sunbae. Padahal baru kue, apalagi kalau cinta." Ucap Minho yang membuat Jaejoong sedikit tersinggung.

"Aku yakin kali ini pasti berhasil." Minho mengangguk untuk jawaban Jaejoong.

Kya…kya….

Terdengar teriakan yeoja dan namja menggema dilorong sekolah yang membuat Jaejoong dan Minho menoleh. Tampak Choi Siwon, namja yang paling populer karena ketampanan, kejeniusan, dan kekayaannya yang menjadi penyebab teriakan yang menggema itu berjalan melewati kerumunan orang-orang yang memandangnya baik namja atau yeoja dengan tatapan kagum. Siwon tersenyum lembut pada semua orang yang ada disana, lalu ada seorang yeoja yang membawa kue kecil berbentuk hati yang menghalangi jalan Siwon.

"A..Annyeong Siwon oppa." Sapa yeoja itu, Im Yoona tersenyum gugup.

"Annyeong Yoona-ah. Ada apa?"

"I..Ini oppa, ini untukmu. Aku menyukaimu. Jadilah namjachinguku." Ucap Yoona sambil menyodorkan kue buatannya.

"Mwo?"

"Aku menyukaimu oppa."

Terdengar decakan kagum dan ada pula yang mencibir Yoona. Karena Yoona termasuk kategori yeoja pendiam disekolah. Tak disangka Yoona menembak (?) Siwon pagi-pagi buta begini. #plakk.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya dan Minho langsung mengelus punggung Jaejoong untuk menenangkannya.

"Mian, aku tidak bisa menerimamu. Mian."

Yoona menunduk dan menarik kembali tangannya, mendekap kuenya kedadanya.

Grepp…

Kyaa…

Teriak mereka yang ada disana,Siwon memeluk Yoona dan mengelus punggung yeoja itu. Jaejoong melotot tak percaya melihat Siwon memeluk Yoona.

"Mian, tapi kita bisa berteman Yoona-ah."

"Ne oppa, gomawo."

Siwon melepas pelukannya dan tersenyum manis pada Yoona. Lalu melewati Yoona yang wajah putihnya merona heboh akibat pelukan dari seorang Choi Siwon.

Brughh..

Yoona pingsan karena tak kuat dengan aura Siwon yang masih menempel pada tubuhnya yang membuat teman-temannya membawa Yoona ke UKS dengan dibantu siswa namja.

"Berlebihan sekali dia." Cibir Jaejoong setelah kerumunan telah bubar (?).

"Cemburu eoh?"goda Minho.

"Tentu saja. Enak sekali dia dipeluk Siwon sunbae. Aku kan juga mau." Jawab Jaejoong yang membuat Minho tertawa.

"YA! APA KAU TIDAK PUNYA MATA EOH?!" sebuah teriakan yang tidak jauh dari Jaejoong dan Minho berada (?) lagi-lagi membuat Jaejoong dan Minho menoleh.

"Mi..mian sunbae. Aku tidak sengaja menabrak sunbae." Jawab seorang namja culun yang memakai kacamata menunduk takut.

Jaejoong menatap iba pada namja yang dimarahi oleh siswa yang paling ditakuti oleh seluruh warga sekolah ini. Bukan hanya para siswa, bahkan para staf guru sampai kepala sekolahpun takut dan tunduk pada namja mengerikan ini, Jung Yunho.

""APA DENGAN MINTA MAAF AKU AKAN MELEPASKANMU BEGITU SAJA!"

Grepp…

Para siswa yang ada disana menahan nafas saat Yunho menarik dan mencengkram kerah baju namja itu.

"Namja mengerikan itu berulah lagi." Gumam Jaejoong dalam hati. Sejak awal melihat Jung Yunho, Jaejoong sudah mengklaim Yunho bahwa namja itu adalah salah satu namja paling mengerikan dimuka bumi.

Lihat saja penampilannya, rambut gondrong yang dicat merah, tato dikedua lengan dan leher kirinya, tato yang dihitung ada enam buah yang bertengger dialis, hidung, mulut dan juga lidahnya, kulitnya yang kecoklatan, tubuh tinggi tegap dan sepasang mata tajamnya yang semakin melengkapi Yunho dalam kategori 'namja mengerikan' menurut Jaejoong.

"A..ampun su..sunbae..mianhae." ucap si namja culun dengan suara bergetar.

"Sudah, habisi saja dia." Jawab Park Yoochun, salah satu anak buah Yunho yang menjadi tak sabar melihat Yunho yang terlalu bertele-tele.

"Jangan hyung. Lepaskan saja dia, dia kan sudah minta maaf." Tambah Kim Junsu, namja imut yang berada dipelukan namjachingunya, Yoochun.

"Segera habisi dia, hyung. Aku capek berdiri terus. Ingin segera tidur. Hoahm.." tambah seorang namja jangkung tapi berwajah kekanakan, Shim Changmin sambil menguap lalu menggaruk pipinya. #min oppa imut#plakk.

"Ne, sabar sebentar. Aku ingin bersenang-senang dulu." Jawab Yunho yang membuat Changmin dan Yoochun memutar bola matanya bosan dan Junsu menenggelamkan wajahnya didada Yoochun karena takut melihat Yunho yang akan melancarkan aksinya.

"Aku akan memaafkanmu setelah aku memberikan kenang-kenangan padamu." Jawab Yunho lalu tersenyum evil.

Buagh..

Kyaaa…

Teriak para siswa yang ada disana, Jaejoong dan Minho melongo melihat namja culun itu yang berguling-guling dibawah.

"Aishh..pasti sakit." Gumam Minho tanpa sadar mengelus pipinya.

"Ki..Kita pergi dari sini." Ajak Jaejoong cepat sambil menyeret Minho menuju kelas mereka karena tidak tahan melihat seringaian Yunho yang menurutnya lebih seram dari hantu difilm horor.

"Jung Yunho itu benar-benar mengerikan ya." Gumam Minho setelah mereka duduk dibangku mereka.

"Ne, aku sangat takut pada Jung Yunho. Jangan sampai aku berurusan dengannya." Ucap Jaejoong sambil bergidik.

Tak lama kemudian terdengar lonceng sekolah berbunyi yang tandanya jam pelajaran pertama akan dimulai.

"Aku heran dengan Junsu. Bisa-bisanya dia mau menjadi namjachingu Park Yoochun. Yoochun memang tidak seseram Yunho, tapi dia anak buah Yunho kan." Ucap Minho sambil menunjuk Junsu yang baru saja duduk ditempat duduknya.

"Ne, kau benar. Kalau aku jadi Junsu, aku tidak akan mau. Melihat dari jauh saja Jung Yunho itu sudah menyeramkan, apalagi kalau sering bertemu dan berdekatan. Aku sering lihat dia kekantin bersama gerombolannya Yunho."

Minho mengangguk, lalu Shin sonsae guru matematika memasuki kelas membuat Minho mendengus malas.

"Ayo, semangat..semangat.." Jaejoong mengepalkan tangannya keatas yang dijawab Minho dengan tatapan sinis.

"Semangat apanya? Kau tahu aku lemah matematika. Sepertinya ulangan harian ini aku serahkan padamu lagi, Jae-ah." Ucap Minho sambil mengelus pipi mulus Jaejoong.

"Enak saja. Sampai kapan kau terus menyontekku?" Jaejoong menepis tangan Minho sedikit kasar.

"Jangan begitu, Jae. Masa' kau tidak mau membantu calon adik iparmu sendiri." Ucap Minho lalu tersenyum lebar.

"Arra, aku heran kenapa Minie mau jadi pacarmu."

"Karena aku tampan."

Jaejoong bergidik ngeri melihat seringaian mesum Minho. Jaejoong mulai fokus menatap kedepan setelah Shin sonsae menuliskan soal ulangan harian matematika.

,

Bunyi lonceng berbunyi yang membuat semua para siswa bersorak gembira. Ya, sekarang adalah saatnya jam istirahat. Satu-satunya tujuan mereka saat ini adalah kantin.

Jaejoong dan Minho tetap berada dikelas, mereka sudah menghabiskan bekal yang Jaejoong bawa dari rumah. Jaejoong memutar-mutar kotak kuenya sambil mengerucutkan bibir penuhnya.

"Kau yakin akan memberikannya sekarang?"

"Ne, aku harus bisa. Aku tidak mau gagal lagi, sebentar lagi Siwon sunbae kan lulus."

"Kalau begitu kita cari Siwon sunbae, lalu berikan kue itu padanya."

Jaejoong mengangguk lalu mengikuti langkah Minho keluar kelas. Setelah mereka sampai dikantin, Jaejoong melihat Siwon yang sedang makan sendirian. Jaejoong tersenyum lalu menarik kaos lengan Minho.

"Dia disana, Minho-ah." Pekik Jaejoong pelan.

Minho mengikuti arah pandang Jaejoong lalu tersenyum.

"Ya sudah, tunggu apa lagi. Ppali, berikan kuemu padanya." Minho sedikit mendorong bahu Jaejoong sehingga Jaejoong sedikit maju beberapa langkah.

Jaejoong menghela nafas lalu dengan mantap melangkahkan kakinya ke meja Siwon sambil memegang erat kotak kuenya.

Deg..

Jaejoong menghentikan langkahnya, karena ada seorang namja cantik yang paling populer disekolah, Kevin.

"Annyeong, hyung? Mau kutemani?" tanya Kevin sambil tersenyum manis.

"Tentu Kevin-ah." Siwon tersenyum pada Kevin yang membuat Jaejoong membalikkan badannya.

"Eh? Kenapa kembali lagi?" tanya Minho heran.

Jaejoong terus berjalan tanpa mempedulikan pertanyaan Minho. Karena terus menunduk, membuat Jaejoong menabrak seseorang.

"Mi..Mian.." ucap Jaejoong lalu membungkukkan badannya.

Karena tidak mendengar jawaban dari yang ditabraknya dan suasana kantin yang tadinya ramai menjadi sepi, membuat Jaejoong mendongakkan kepalanya.

"Mi..Mian Sunbae." Jaejoong langsung membungkukkan badannya lebih dalam lagi saat tahu kalau yang ditabraknya adalah namja mengerikan versi Jaejoong, Jung Yunho.

"Kalau jalan lihat kedepan, pabo." Ucap Yunho dingin.

"Ne, mian sunbae." Jaejoong tersenyum kecil lalu meninggalkan Yunho yang masih menatapnya dingin.

"Jae-ah, tunggu." Panggil Yunho lalu mengikuti Jaejoong. Saat akan melewati Yunho, Minho menundukkan badannya lalu melesat pergi.

"Sepertinya tadi wajah Yunho sunbae sedikit memerah. Apa mungkin aku salah lihat ya." Gumam Minho dalam hati.

"Hiks..Hiks.." Minho menghela nafas saat sudah sampai kelas dia mendengar suara tangisan. Bukan suara tangisan hantu, melainkan suara tangisan namja cantik yang bernama Park Jaejoong.#plakk.

"Kau kenapa, Jae-ah?" tanya Minho sambil berjongkok kekolong bangku Jaejoong karena sudah jadi kebiasaan Jaejoong kalau sedang sedih ngumpet dikolong mejanya.

"Aku gagal lagi, Minho-ah. Hiks.."

Minho menghela nafas. Untung suasana kelas sedang sepi, karena semua penghuni kelas berada dikantin.

"Kenapa gagal?" tanya Minho sambil mendudukkan dirinya didepan Jaejoong.

"Aku keduluan Kevin."

"Kau kurang cepat."

"Mungkin ini hari burukku, bukannya bisa dekat dengan Siwon sunbae. Malah aku menabrak Yunho sunbae, benar-benar hari sialku." Gumam Jaejoong yang membuat Minho terkekeh.

"Sudah jangan lemas begitu. Kau seperti kucing yang dibuang majikannya saja. Kau bisa memberikannya saat pulang nanti."

"Mwo?" tanya Jaejoong lalu menoleh pada Minho dan menatap mata besarnya.

"Kau bisa memberikan kuemu nanti saat pulang sekolah. Aku tahu kalau Siwon sunbae sering pulang paling akhir. Kau bisa memberikan kuemu kekelasnya."

"Jinjja?" tanya Jaejoong dengan mata berbinar.

"Ne, jangan menangis lagi."

Jaejoong mengangguk, lalu mengusap air matanya.

"Gomawo Minho-ah."

"Cheon. Jangan menangis lagi." Ucap Minho lalu tersenyum manis.

Kemudian lonceng kembali berbunyi yang menjadi akhir dari jam istirahat hari ini. Minho dan Jaejoong sudah kembali duduk manis dibangkunya, lalu tak lama kemudian semua siswa masuk kedalam kelas dan menunggu Lee sonsae masuk kekelas mereka membawakan pelajaran sejarah.

,

Lonceng berbunyi tiga kali yang membuat semua siswa Dong Bang bersorak dalam hati. Begitu juga dengan Jaejoong, dengan semangat dia memasukkan semua buku-buknya kedalam tas.

"Ppali Minho-ah."

"Ne, tunggu sebentar. Kau ini cerewet sekali." Gumam Minho sebal lalu memakai ranselnya.

"Kajja."

Jaejoong dan Minho naik kelantai dua menuju kelas XII. Setelah dekat dengan kelas Siwon, Jaejoong menghela nafas panjang.

"Minho-ah, doakan aku ne."

"Ne, sudah sana, berikan kuemu. Cepat." Jaejoong mengangguk, dengan keberanian yang memuncak Jaejoong berjalan mendekati kelas Siwon. Belum sampai Jaejoong membuka knop pintu, Jaejoong mendengar Siwon berbicara dengan seseorang.

"Mian, aku tidak bisa." Tolak Siwon halus.

"Ayolah, hyung. Sebentar saja. Aku ingin kau menemaniku berbelanja." Pinta Kevin dengan manja.

Jaejoong mencoba mengintip dari jendela, dan membulatkan matanya melihat keadaan Siwon dan Kevin saat ini. Kevin duduk dipangkuan Siwon dan merangkul lehernya, sedangkan Siwon melingkarkan lengan kekarnya pada pinggan Kevin.

"Pokoknya aku tidak menerima alasan." Kekeh Kevin.

"Arra, aku akan menemanimu. Tapi jangan lama-lama ne." jawab Siwon akhirnya.

Kevin tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada Siwon, Kevin mencium Siwon dan dengan senang hati Siwon membalasnya.

"Su..Sunbae.." gumam Jaejoong kecewa dan tampak matanya yang sudah berkaca-kaca.

Tiba-tiba ponsel Jaejoong berdering dengan nyaring yang membuat Siwon dan Kevin terkejut dan melepaskan ciuman mereka.

"Siapa disana?" tanya Siwon lalu bangkit berdiri.

Jaejoong terkejut, lalu segera berlari dari sana. Menyeret Minho membuat Minho sedikit terjungkal kedepan karena kuatnya tarikan Jaejoong yang tiba-tiba.

"TUNGGU!" teriak Siwon tapi tidak digubris oleh Jaejoong.

"Jae-ah, ada apa eoh?" tanya Minho yang masih tetap diseret Jaejoong menuruni tangga.

"Ya! Ada apa denganmu?" tanya Minho berusaha mengatur nafasnya akibat diajak berlari tidak jelas oleh Jaejoong. Saat ini mereka sedang berada dilantai dasar dekat lapangan basket.

"Aku gagal lagi." Gumam Jaejoong.

"Mwo? Wae?"

"Siwon sunbae sepertinya menyukai Kevin. Aku lihat mereka berciuman didalam kelas tadi."

"Mwo?"

"Hiks..Hiks.." tangis Jaejoong pecah lagi yang membuat Minho gelagapan.

"Jangan menangis."

"Hiks.." Minho yang tidak tega langsung memeluk Jaejoong.

"Aku ada usul. Tapi aku takut kau tidak setuju." Gumam Minho sambil mengelus rambut hitam Jaejoong.

"Apa?" tanya Jaejoong sambil sedikit mendongak karena Minho sedikit lebih tinggi darinya.

"Aku memiliki kenalan seorang paranormal. Aku mengenalnya dari temanku, kemarin dia mengenalkan peranormal itu padaku."

"Lalu?" kejar Jaejoong sambil melepaskan pelukan Minho.

"Aku ingin kita menemui paranormal itu."

"Untuk apa?" tanya Jaejoong memiringkan kepalanya –imut-.

"Tentu saja untuk meminta bantuannya, agar Siwon sunbae menyukaimu."

"Mwo?" Minho mengangguk untuk jawaban Jaejoong.

"Kau pernah dengar slogan 'cinta ditolak dukun bertindak kan'." Jaejoong mengangguk bingung.

"Aku kasihan melihatmu yang sering menangis hanya karena tidak bisa memberi kue pada Siwon sunbae. Jadi, kita buat Siwon sunbae yang mendekatimu. Bagaimana?"

"Memang paranormal itu bisa?" tanya Jaejoong memastikan.

"Tentu saja, temanku saja berhasil mendapatkan namja yang disukainya berkat paranormal itu."

"Aku mau, Minho. Tapi, aku tidak punya uang. Kau tahu sendiri kan orang tuaku tidak sekaya dirimu, yang anak dari seorang pelatih sepak bola ternama seperti appamu." Sedih Jaejoong.

"Soal uang biar aku yang urus. Kalau begitu, kita berangkat sekarang. Aku akan menghubungi paranormal itu. Kajja." Jaejoong mengangguk lalu membuang kuenya ke tong sampah yang ada didekatnya yang membuat Minho menggelengkan kepalanya.

Minho dan Jaejoong bergegas menuju kepemarkiran untuk mengambil motor Minho. Lalu mereka meninggalkan gedung sekolah dan menuju tempat yang dituju untuk menemui si paranormal.

Seorang namja tinggi tegap mengambil kue yang dibuang itu. Tersenyum manis lalu menciumnya dengan mata terpejam.

Tak lama kemudian, merekapun sampai. Jaejoong melepas helmnya dan mengernyit heran melihat tempat janjian dengan paranormal itu adalah disebuah café yang terkenal dikalangan anak muda.

"Kau yakin ini tempatnya?" tanya Jaejoong ragu.

"Tentu saja. Kajja."

Jaejoong mengikuti langkah Minho masuk kedalam café itu lalu duduk dimeja nomor 6 yang dekat dengan jendela tembus pandang.

Jaejoong lupa kalau tadi ponselnya berdering dan menandakan ada sebuah pesan.

From : Taeminie

Hyung, salamku sudah kau sampaikan pada Minho hyungie belum?

"Dasar Minie pabo." Cibir Jaejoong lalu memasukkan ponselnya kembali kedalam tasnya.

"Siapa yang pabo?" tanya Minho setelah memesan tiga buah jus jeruk pada pelayan cafe.

"Minie, dia titip salam padamu."

"Jinjja? Aishh..aku merindukan malaikat kecilku itu, Jae." Ucap Minho sambil sedikit tersenyum mesum.

"Terserah." Jawab Jaejoong acuh.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Jaejoong meminum sedikit minumannya lalu melirik jam tangan gajahnya yang terpasang manis ditangan kirinya.

"Lama sekali." Gumam Jaejoong tidak sabar.

"Sabar sedikit."

Jaejoong berdecak lalu memainkan sedotan minumannya dengan bibir yang mengerucut yang membuatnya semakin imut.

Brughh..

Jaejoong mendongak dan mengernyit heran melihat seorang namja manis yang tiba-tiba duduk disamping Minho.

"Mian, saya terlambat." Ucap namja itu.

"Tidak apa-apa, Kyuhyun-ssi." Ucap Minho sopan.

"Dia siapa?" tanya Jaejoong pada Minho.

"Dia paranormal yang aku ceritakan padamu."

"Mwo?" Jaejoong membulatkan matanya. Benar-benar terkejut melihat paranormal yang ada disampingnya.

Karena gambarannya tentang paranormal adalah wajah yang menyeramkan dan memakai baju serba hitam. Tapi ini, terlihat sangat manis. Memakai kaos biru laut dan rambut hitam legam yang membuatnya terlihat sangat manis.

"Apa ada yang salah denganku?" tanya Kyuhyun yang merasa risih dipandangi Jaejoong seperti itu.

"A..Ani.." jawab Jaejoong salah tingkah.

"Jadi, ada yang bisa aku bantu?"

"Begini Kyuhyun-ssi, temanku ini sedang menyukai seseorang sudah cukup lama. Tapi tidak ada kemajuan sama sekali. Apa kau bisa membantu?" Kyuhyun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Siapa namamu?" tanya Kyuhyun pada Jaejoong.

"Park Jaejoong."

"Bisa aku meminta nama, alamat dan tanggal lahir namja yang kau sukai itu?"

"Ne, sebentar." Jaejoong membuka tasnya dan mengambil sebuah kertas absen. Jaejoong adalah sekretaris dikelasnya jadi tidak heran jika dia membawa kertas absen kelas Siwon karena tiap hari dia keluar-masuk ruang tata usaha lalu mengambil diam-diam kertas absen kelas Siwon.

"Ini." Jaejoong mendorong kertasnya ke Kyuhyun melalui meja.

"Yang mana?"

"Yang ini." Jaejoong menunjuk sebuah nama lalu Jaejoong mendengar suara motor yang sangat dikenalinya.

"Sunbae.." gumam Jaejoong pelan saat melihat Siwon mengendarai motor sportnya yang berwarna merah mencolok yang membuat Siwon tampak manly dan tampan.

Karena terlalu fokus melihat Siwon, Jaejoong tidak sadar kalau tangannya sekarang menunjuk kesebuah nama yang turun lima baris dari absen Siwon.

"Arra, aku mengerti. Tunggu sebentar." Jaejoong menarik tangannya dan tersenyum manis lalu menatap Siwon yang masih menunggu menyalanya lampu hijau.

Sedangkan Kyuhyun memejamkan mata dan bibirnya sedikit komat-kamit. Minho tidak peduli dengan apa yang dilakukan Jaejoong dan Kyuhyun, dia mengambil ponselnya lalu mengirimi pesan untuk Taemin.

"Sudah selesai." Ucap Kyuhyun yang membuat Jaejoong dan Minho menoleh menatap Kyuhyun.

"Aku sudah selesai merubah hati dan pikirannya. Besok pagi kau akan lihat, dia akan menyatakan cinta padamu dan akan mengejar cintamu."

"Jinjja?" Jaejoong tersenyum dengan mata yang berbinar-binar.

"Ne, nanti sebelum kau tidur minum air ini agar dia semakin terpesona denganmu." Kyuhyun memberikan sebotol air pada Jaejoong yang diterima Jaejoong dengan senang hati.

"Mantraku ini hanya sampai seminggu saja. Jika sudah seminggu, maka mantraku akan hilang dan semuanya kembali seperti semula."

"Mwo?"

"Tenang saja, Jaejoong-ssi. Jika setelah seminggu itu kau menciumnya dengan tulus dan dia membalas ciumanmu, maka dia akan menjadi milikmu untuk selamanya."

"Tidak terlalu sulit, Jae." Ucap Minho.

"Arra, saya mengerti." Jaejoong menganggukkan kepalanya. Lalu menoleh kearah Siwon tadi kemudian mendengus kesal karena Siwon sudah menghilang.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Aku masih ada pekerjaan lain. Untuk pembayarannya, kirimkan lewat rekeningku saja ne. Annyeong." Kyuhyun beranjak meninggalkan Jaejoong dan Minho setelah meminum sedikit minumannya.

"Aku yakin ini pasti akan berhasil."

"Ne. gomawo Minho-ah."

"Cheon, kajja kita pulang." Ajak Minho.

Jaejoong dan Minho keluar café lalu Minho mengantar Jaejoong kerumahnya.

Tak lama kemudian mereka sampai didepan rumah Jaejoong.

"Kau tidak masuk dulu? Mungkin Taemin sudah pulang." Ucap Jaejoong sambil memberikan helm yang dipakainya pada Minho.

"Ani, Minie sms aku katanya dia ada ekstra dance. Lain kali saja."

"Arra, hati-hati ne."

"Ne, sampaikan salamku pada Karam ahjussi ne."

"Ne, akan aku sampaikan." Minho mengangguk lalu menjalankan motor sportnya meninggalkan rumah Jaejoong.

Jaejoong masuk kedalam rumah setelah Minho sudah tidak terlihat.

"Umma, aku pulang." Teriak Jaejoong sambil melepas sepatunya lalu meletakkannya dirak.

"Selamat datang." Jawab Karam sambil menata makanan diatas meja makan.

"Woaa..Banyak sekali makanannya. Aku jadi lapar." Ucap Jaejoong sambil mengelus perutnya.

"Ganti baju dulu, baru makan. Sepertinya kita makan siang dulu. Minie ada ekstra dance hari ini."

"Ne umma."

Jaejoong bergegas kekamarnya dan mengganti seragamnya dengan baju santai. Tersenyum pada air pemberian Kyuhyun tadi lalu meletakkannya diatas meja belajarnya.

Lalu Jaejoong keluar dari kamar dan makan siang bersama dengan ibunya.

,

#Malam Hari#

,

"Kenyangnya." Ucap Taemin sambil mengelus perutnya yang kekenyangan.

"Aku juga, aku tidur dulu ya, umma." Jaejoong bangkit dari duduknya lalu membersihkan piringnya.

"Kau tidak belajar?" tanya Karam heran.

"Aku sudah belajar tadi siang."

Setelah membersihkan piring, Jaejoong masuk kekamarnya tapi sebelum membuka pintu, Taemin berteriak memanggilnya.

"Hyung, salamku tadi sudah kau sampaikan pada Minho hyungie belum?"

"Sudah pabbo." Jawab Jaejoong lalu masuk kekamarnya cepat-cepat, karena malas mendengar celotehan Taemin.

"Siwon sunbae.." gumam Jaejoong setelah mengambil dan membuka tutup botol air yang diberikan Kyuhyun padanya.

Jaejoong meminum habis air itu lalu meletakkan botolnya dimeja belajar. Berbaring diatas kasur ukuran kecilnya lalu menarik selimut kemudian memejamkan mata.

,

#Pagi Hari#

,

Jaejoong keluar dari kamarnya dan melihat umma dan adiknya sudah menunggunya dimeja makan.

"Tumben kau tidak membuat kue lagi, Joongie?"

"Ani umma. Hehe.."

"Oya, apa kuenya sudah kau berikan padanya?" tanya Taemin penasaran.

"Belum." Jawab Jaejoong lalu duduk dikursi dan mengambil nasi.

"Kenapa belum? Kau tidak bertemu Minho?" Tanya Karam heran.

"Kemarin Minho bolos, umma." Jawab Jaejoong sekenanya.

"Tidak biasanya Minho membolos." Gumam Karam.

Taemin mendeathglare hyungnya tapi tidak digubris sama sekali oleh Jaejoong.

"Awas ya, hyung. Enak saja, Minho hyungie tidak pernah membolos." Gumam Taemin dalam hati dan mempoutkan bibirnya.

Lalu tak lama kemudian, Jaejoong dan Taemin sudah selesai makan.

"Umma, yakin tidak mau kami bantu lagi?" tanya Jaejoong.

"Ne, umma akan mengantarnya sendiri. Kalian hati-hati ne."

"Ne umma." Jaejoong mencium pipi kiri Karam dan Taemin yang bagian kanan secara bersamaan (?).

"Kami berangkat umma."

Jaejoong dan Taemin keluar rumah dan berjalan bersama menuju halte bus.

,

#Didepan Gerbang Sekolah#

,

"Aigoo..kenapa jadi berdebar-debar begini ya." Gumam Jaejoong sambil mengelus dadanya.

"Jae-ah." Panggil Minho dari lorong sekolah.

"Kenapa tidak masuk eoh?" tanya Minho setelah menghampiri Jaejoong.

"Tidak apa-apa. Kajja, kita masuk kelas." Ucap Jaejoong sambil menggandeng lengan kekar Minho. #aku iri#plakk.

"Park Jaejoong." Panggil seseorang yang membuat Jaejoong menoleh.

"Si..Siwon sunbae." Gumam Jaejoong yang membuat jantungnya berdebar tak karuan.

"Sepertinya sudah waktunya." Bisik Minho pada Jaejoong lalu melepas gandengan Jaejoong pada lengannya.

"Jaejoong-ssi, aku ingin bicara padamu." Ucap Siwon sedikit malu.

"N..ne..apa su..sunbae?" tanya Jaejoong gugup.

"Itu..aku.."

"Aku apa, sunbae?" Jantung Jaejoong semakin berdebar dan hasrat ingin pipisnya tiba-tiba muncul.

"A..aku.."

"PARK JAEJOONG!" Teriak seseorang dengan lantang yang membuat semua siswa yang berada dilorong sekolah itu menatap orang itu termasuk Jaejoong.

"Eh?" gumam Jaejoong heran melihat Yunho melambaikan tangannya lalu berlari kecil kearahnya.

Greepp…

Yunho menubruk Jaejoong dan memeluknya erat yang membuat Jaejoong sedikit terjungkal kebelakang.

"Jaejoongie.." panggil Yunho manja yang membuat Jaejoong melotot.

"Jaejoongie..nae sarang..my love..saranghae..i love you.." celoteh Yunho yang membuat semua yang ada disana melotot tak percaya.

"MWOO?!" teriak Jaejoong.

T.B.C/END

,

Berkenan review…

,