Pairing: Kotaro Amon – Mado Akira
Comfort, a bit romance, bilingual.
Enjoy the words!
.
.
"Mado"
Amon memanggil Akira, wanita yang kira-kira 3 jam lagi akan menjadi istrinya. Akira menoleh dengan sepasang mata tajam nan menusuk menatap dingin seperti biasanya, seakan-akan tidak peduli. Ketidak pedulian dari Akira sebenarnya hanya asumsi Amon, ia tidak akan pernah tahu bahwa wanita itu peduli. Sangat peduli.
"Hm?"
Well, asumsi tersebut tidak bisa disalahkan. Akira sendiri tidak bisa menahan kepribadiannya yang dingin. Amon bukanlah peramal, ia hanya pria biasa yang sulit peka. Jangan salahkan dirinya bilamana ia salah berasumsi karena ketidakpekaannya tersebut.
Selain itu ketidakpekaan manusia bukanlah suatu kesalahan yang fatal, 'kan? Amon hanyalah manusia biasa, ketidakpekaan adalah hal yang manusiawi. Wajar.
Mungkin saat ini yang seharusnya disalahkan adalah Akira, lebih tepatnya sifat dinginnya itu. Alangkah baiknya bila ia mau merubah dirinya sedikit, sedikit saja. Atau minimal menghilangkan tatapan dinginnya itu.
Ia sebenarnya menyadari tatapannya terkadang bisa menusuk siapa pun termasuk Amon, tapi gengsi Akira terlalu besar untuk memperlembut tatapannya itu.
"I've promised that I will protect anyone who's important for your father. So, I will protect you, even it dangers my life"
Akira terhenyak dalam hatinya mendengar pernyataan janji yang keluar dari mulut Amon tersebut. Tubuhnya tidak bergeming, masih mempertahankan dirinya yang dingin. Benar-benar, ice lady.
"If that's the only reason why you marry me; we better knock down this marriage. I can protect myself, I don't need you and your promise to my father"
Akira mendongakkan kepalanya, berusaha menahan air mata dan berharap Amon tidak menyadari apa yang dilakukannya saat ini.
Amon yang memunggungi Akira hanya terdiam, menatap pantulan bayangan dirinya dengan jas hitam di cermin. Bayangan Akira dengan gaun putih panjang menggenggam sebuket bunga berjalan menghampirinya di atas altar gereja mampir dalam pikirannya. Sedangkan dalam hatinya, ia mengagumi kecantikan Akira.
Seperti saat ini, walaupun ia memunggungi Akira, ia bisa merasakan betapa anggunnya Akira dengan gaun putih pilihannya –Akira tidak mengetahui hal ini-, gaun tersebut tampak cocok untuknya. Dan Amon senang akan hal itu.
"I know how you love your father, Mado. You want to make him happy too, right? So do I. Please, don't run away"
Akira menghela nafasnya, ia berhasil menahan air matanya. Setidaknya untuk saat ini.
'At least call me Akira..', Akira membatin di dalam hatinya.
.
Hari itu, telah dinobatkan sebagai sepasang suami-istri. Kotaro Amon dan Mado Akira.
Pernikahan mereka bukan pernikahan biasa yang didasari cinta dan embel-embelnya, mereka memiliki satu tujuan yang sama, yakni menjalankan pesan Mado Kureo. Mediang mantan atasan Amon sekaligus ayah dari Akira.
Setelah sepeninggalan istrinya, Kureo begitu menjaga putri satu-satunya, tapi, ia tahu ia tidak akan bisa selamanya menjaga putrinya tersebut, maka ia menulis surat wasiat permohonan terakhir setelah ia meninggal nantinya.
Teruntuk Amon-kun, aku ingin kau menikah dengan putriku yang sekaligus saat ini mungkin menjadi bawahanmu, Mado Akira.
Dan hari di mana Kureo meninggal pun tiba, di tangan ghoul kelinci.
Amon sangat menghormati Kureo, begitu pula dengan Akira yang sangat menyayangi ayahnya. Maka dari itu, mereka berdua sepakat untuk menjalankan permintaan terakhir Kureo.
Tapi, siapa yang mungkin berpikir kalau diam-diam salah satu dari mereka memiliki tujuan lebih dari sekedar menghormati dan menyayangi mediang Mado Kureo? Atau bahkan keduanya?
.
.
(( aa... akhirnya kesampaian bikin cerita tentang Amon sama Akira, ugh gonna ship them so harddd ; - ; ))
