Disclaimer: Rise of the Guardians (c) Dreamworks. Frozen (c) Disney. Tidak ada keuntungan apapun yang diambil.
Warning: Jelsa. OOC. DLDR.
.I Pray Every Time So That You Can Be With Me.
Ada sebuah gereja di dekat rumah Jamie. Ukurannya tidak terlalu besar, namun cukup ramai. Kadang-kadang Jack suka bertandang hanya sekedar untuk melihat Jamie dan teman-temannya resital atau menghias pohon natal. Tak hanya itu, kadang-kadang jika suasana gereja sudah sepi Jack suka datang ke situ untuk menenangkan diri atau mengingat masa lalu.
"Apa yang sedang kau lakukan, Elsa?"
Jack sedikit melamun sambil memandangi mimbar. Ada tanda salib tertancap di bagian depannya. Kalau Jack ingat-ingat, ia pernah melihat benda yang sama di kalung Elsa. Mungkin karena itu Elsa suka mengeratkan tangannya dan bergumam tidak jelas?
"Aku sedang berdoa,"
Elsa suka sekali berdoa. Berdoa untuk kebahagiaan Anna. Berdoa untuk kebahagiaan pernikahan Anna dan Kristoff. Berdoa agar bisa rukun dengan kerajaan tetangga. Berdoa agar rakyatnya makmur sejahtera. Dan yang pasti, berdoa agar ia tidak kehilangan kontrol kekuatannya. Selalu begitu, dari pertama Jack menaruh mata padanya sampai sekarang.
"Berdoa untuk apa?"
"Entahlah. Untuk kebahagiaan Anna ... kebahagiaanmu ... semuanya! Memangnya kau tidak pernah berdoa?"
"Berdoa? Pada siapa?"
"Tuhan. Siapa lagi?"
Jack tidak pernah mengerti konsep Tuhan yang dibicarakan manusia. Ia tahu ia pernah jadi manusia, jadi mungkin ia pernah percaya pada eksistensi bernama Tuhan, tapi ia tidak pernah bisa mengingat banyak detil mengenai kehidupannya di masa lampau. Satu-satunya sosok yang mirip 'Tuhan' yang ia percaya hanyalan Man in the Moon, yang konon katanya adalah penguasa segala roh dan yang mengawasi kehidupan bumi dari bulan sana. Dia jugalah yang dulu 'membangkitkan' Jack dari kematian. Tapi apakah sosok Man in the Moon adalah 'Tuhan' yang mereka bicarakan Jack juga tidak tahu.
"Kau harus coba berdoa, Jack."
"Untuk apa?"
"Untuk sesuatu yang kau inginkan."
Tentu saja Jack saat itu hanya tertawa keras. Dulu ia pernah memohon pada Man in the Moon untuk memberitahu siapa dirinya, namun tidak pernah ada respon. Jack jadi tidak percaya Man in the Moon, cenderung mengolok-oloknya. Tapi ternyata tiga ratus tahun kemudian, ia bertemu dengan para Penjaga, Jamie dan kawan-kawan, dan juga mengetahui masa lalunya. Doa butuh waktu yang cukup lama untuk dikabulkan, eh? Atau mungkin Yang Di Atas yang pelit?
Jack sedikit demi sedikit mencoba percaya pada Man in the Moon. Pada konsep Tuhan-nya. Makanya hari ini Jack kesampingkan dulu segala egonya. Hari ini, di gereja ini, ia akan berdoa dengan setulus-tulusnya.
"Kepada Man in the Moon," kata Jack, "Aku tidak tahu kau itu apa, tapi terima kasih atas kebaikanmu membangkitkanku hari itu. Maafkan aku karena kurang ajar. Dan juga terima kasih karena telah mempertemukanku dengan Elsa."
Jeda sebentar.
"Terima kasih atas waktu yang kami lewatkan bersama."
Sebuah tepukan di pundak.
"Juga terima kasih karena telah mengembalikannya padaku."
"Jack?" bisik Elsa, "Di sini kau rupanya. Kau bilang ingin mengunjungi Jamie, tapi waktu aku ke sana kamunya tidak ada. Adiknya Jamie yang bilang kalau tadi ia melihat kau ke sini. Apa yang sedang kau lakukan?
"Berdoa."
"Untuk apa?" tanya Elsa bingung.
"Untuk memastikan bahwa kau akan berada di sampingku selamanya."
Elsa tertawa. Elsa kemudian memeluk Jack. Lalu mereka berdua sama-sama terbang ke angkasa, menuju tempat yang membutuhkan lebih banyak salju.
-fin
A/N: Males banget bikin fic panjang-panjang sekarang wkwkwkw. Cuma pelepas stress gegara ngegarap BL!Jelsa yang ga kelar-kelar.
