" Dream High "

By : Saita Hyuuga Sabaku

Disclaimer : Naruto-nya - Masashi Kishimoto

Pairing : SasuSaku slight Naruto, Kakashi, Ino

Genre : Hurt/Comfort, Friendship, Romance

Rate : Teen

Warning : Semi Canon, OOC, typo bertebaran, alur berantakan, cerita semau mood, dll..

Don't Like Don't Read

***Happy Reading***

Chapter 1

Summary : Sebuah pengkhianatan membuat " Dia " bertekad keras untuk membuktikan dirinya.

Sebuah takdir membuat " Dia " dijauhi dan bertekad membuktikan keberadaannya.

Sebuah dendam membuat " Dia " tergelincir dalam kegelapan dan selalu mencari kekuatan lebih dengan cara apapun.

Sebuah tanggung jawab besar di pegang " Olehnya " .

Di tengah musim semi yang indah, terlihat dua orang gadis tengah berbincang sambil berlalu menuju sekolah akademi ninja di sebuah desa bernama Konoha. Gadis berambut softpink dengan mata emerald hijau itu adalah Sakura. Dan gadis berambut pirang dengan mata aquamarine itu bernama Ino. Mereka sudah bersahabat sejak kecil.

.

.

"Ino, bukankah kau ingin sekali masuk ke ANA (Akademi Ninja Akatsuki) ? Lalu kenapa tiba-tiba kau memutuskan masuk ANK (Akademi Ninja Konoha) ? Aku yakin dengan kemampuanmu kau pasti diterima di ANA."

"Aku tau Sakura. Tapi bukankah kau bilang ingin selalu bersamaku? Bersama kita akan mewujudkan impian kita."

"Ino," Sakura menatap Ino sendu. "Demi aku..." ucapnya terhenti karena merasa terharu.

"Aku memang lebih percaya diri bila bersama Ino, tapi aku tidak ingin menjadi pengahalangmu Ino. Kau sangat memimpikan saat ini tiba kan? Untuk bisa masuk sekolah akademi ninja Akatsuki, bukankah kau selalu berlatih keras mengembangkan kemampuan klan yang kau punya? Hanya karena aku, kumohon jangan buang impianmu Ino," ucap Sakura panjang lebar.

"Kau itu bicara apa Sakura, aku tidak mengorbankan apapun demi siapapun, bahkan bukan untukmu. Aku melakukannya karena aku memang ingin masuk ANK. Aku sudah tidak berminat lagi dengan ANA. Jadi, berhentilah menyalahkan dirimu," Ino tersenyum dan berjalan mendahului sakura yang tengah terpana. Sakura hanya bisa menatap punggung sahabatnya yang telah jauh di depannya.

'Ino, terima kasih, karena selalu berada di sisiku,' ucapnya dalam hati. Ia pun menyeka air mata yang sudah tampak di sudut matanya dan berlari menyamai langkahnya dengan Ino.

.

.

Sakura sedang duduk sambil melamun di bangku taman dekat Akademi Ninja Konoha. Masih terekam jelas di memorinya pengkhianatan yang Ino lakukan padanya.

'Kenapa Ino? Kenapa kau melakukan ini padaku ? Aku mempercayaimu sepenuh hati tapi kau bahkan tak memandang persahabatan kita selama ini,' batinnya terus merutuk.

.

.

.

Flashback on

Di ruang penerimaan murid akademi ninja satu jam yang lalu, Ino memutuskan untuk lulus sendiri. Tak menghiraukannya sama sekali. Dalam pertarungan duel untuk menguji kelayakan seseorang bisa diterima atau tidak, Ino membantainya habis-habisan. Sakura dibuat sangat kewalahan olehnya. Sakura akui kemampuan Ino memang jauh di atasnya. Karena dia memang keturunan dari salah satu klan berkemampuan khusus. Sedangkan Sakura, dia hanya kunoichi biasa dan dari klan biasa. Tapi seharusnya kau tidak perlu berkata manis jika akhirnya kau membuatnya jatuh tergelincir ke jurang. Itulah yang ada dalam pikiran Sakura.

.

.

Setelah keluar dari ruang audisi, Sakura langsung menghampiri Ino.

"Ino, kenapa kau lakukan ini padaku?" teriaknya pada Ino yang sudah berjalan cukup jauh di depannya.

"Bukankah sebelumnya kau mengatakan padaku, kalau kau akan mengendalikan kemampuanmu dan mensejajarkan dengan kemampuanku. Agar kita bisa masuk bersama di akademi ini. Tapi, kenapa kau malah membuatku menjadi sangat tidak layak untuk berada disini? Seolah aku tak bisa melakukan apapun?" ucap Sakura lirih.

Ino pun berpaling dan tersenyum remeh ke arah Sakura, kemudian dia berkata, " aku hanya tak ingin satu sekolah dengan orang yang menyusahkan sepertimu."

Sakura terlihat syok dengan perkataan Ino, orang yang telah dia anggap sahabatnya itu. Matanya membulat sempurna, dan bulir-bulir air mata langsung menghujani pipi mulusnya.

Tak sampai di situ. Melihat Sakura yang diam mematung tanpa sepatah katapun, Ino langsung menghujaminya lagi dengan kata-kata yang membuat dada Sakura sesak.

"Sakura, sampai kapan kau mau terus membuntutiku? Tau kah kau, aku sangat tidak suka kau terus mengekor di belakangku. Kau hanya gadis lemah yang tak bisa berbuat apa-apa, terlebih setelah orang tuamu meninggal. Setiap kali kau di nakali, kau selalu menangis dan mencariku. Memang kau pikir aku ini apa, SAKURA? Aku bukan pengawalmu yang harus selalu menjagamu kan? Asal kau tau saja, berada di dekatmu sudah sangat merepotkan bagiku. Aku jadi di jauhi oleh teman-temanku karena selalu bersamamu. Aku ingin kehidupan sempurnaku kembali. Tanpa harus melihatmu lagi. Dan kurasa gadis sepertiku, tidak pantas berteman dengan gadis lemah dan manja sepertimu. Persahabatan kita cukup sampai disini." Setelah ucapannya yang panjang lebar itu, Ino pergi meninggalkan Sakura.

Sakura jatuh terduduk lemas, tanpa sepatah katapun. Kata-kata Ino barusan, benar-benar telah menusuk hatinya. Selama ini Ino selalu di anggap pahlawan oleh Sakura, tapi hari ini, Ino tak lebih hanya seorang pengkhianat yang telah mengotori persahabatannya. Perasaannya pada Ino sangat tulus. Sangat tulus menyayangi Ino sebagai sahabat. Tak pernah ia berpikir sedikitpun, menganggap Ino sebagai pengawal yang harus terus menjaganya. Dia tak menyangka kalau selama ini, ia hanya menjadi beban bagi Ino.

Flashback off

"Ino...ino...kenapa...kenapa Ino?" ia terus bergumam lirih diiringi air mata yang masih setia menghujani pipinya.

Pikirannya pun kini melintas pada para juri di ruang audisi tadi. Para juri sekolah itupun rasanya sangat tidak bersikap adil padanya. Mereka hanya tidak ingin direpotkan dengan kunoichi biasa seperti dia. Mungkin menurut mereka akan sia-sia mengajari orang seperti dia. Itulah kira-kira yang dipikirkan gadis bersurai pink itu.

Pikirannya sedang sangat berkecamuk saat ini. Sehingga otaknya pun dipenuhi oleh pemikiran-pemikirannya sendiri. Tentu saja hanya pemikiran negatif yang ada saat ini.

Ia hanya ingin menjadi ninja. Apakah salah impiannya? Ia hanya ingin melindungi orang-orang di sekitarnya. Ia tak ingin kejadian masa lalu itu terulang kembali. Ia ingat saat itu, saat perang dunia Shinobi berlangsung, kedua orang tuanya ikut terbunuh. Dan dia tak bisa melakukan apapun.

.

.

.

Pikirannya kembali merekam masa-masa yang ia lewati bersama Ino dan yang tak mungkin bisa terhapuskan. Setelah pengkhianatan yang Ino lakukanpun, ia tak mau menyalahkan Ino yang egois. Ia bertekad akan melampaui Ino dan membuat Ino melihatnya.

Tanpa disadari seseorang sudah berada di belakangnya. Ia menepuk pelan pundak Sakura dan berkata, " Kau, Haruno Sakura?"

_TBC_


Note : Riview, saran dan kritik akan sangat diperlukan untuk membantu saya agar semangat untuk melanjutkan menulis fic ini. Saya tau fic ini jauh dari kata sempurna. Saya masih sangat baru dalam dunia tulis-menulis seperti ini. Jika berkenan meninggalkan review, merupakan suatu penghargaan tersendiri bagi saya.

Terakhir, saya ucapkan terima kasih bagi yang telah membaca fic abal ini, terima kasih jika bersedia meninggalkan review, dan terima kasih juga bagi para silent reader.

With love,

Saita