"Last man"

"a Kyumin Fanfiction"

"REMAKE from one of novels by Phoebe"

Warning : Crack pair with a little smut at first until third story, but asfter that i will showering you with a lot of Kyumin moment

***
Memory, First Man

First time Loving

SUNGMIN tau ini adalah tindakan bodoh, menjual rumah peninggalan ibu angkatnya demi sebuah mobil tua. Tapi Sungmin merasa bukanlah prioritas untuk menetap di satu tempat mengingat dirinya masih sangat muda. Dengan mobil itu, Sungmin berharap bisa berkeliling ke banyak tempat yang memungkinkan dirinya untuk menemukan jalan hidupnya. Sebenarnya, jelas-jelas Sungmin ingin melanjutkan kuliah. Tapi ia akan berhenti sementara tentang cita-citanya yang satu itu dan akan melanjutkannya lagi jika memiliki uang yang cukup suatu saat nanti.

Sekarang, beginilah nasibnya, berkeliling di Jung-gu yang merupakan sebuah kota dengan daya tarik dari Deoksugung Palace, dan bekerja di banyak tempat dengan keahlian yang sangat minim. Setidaknya Sungmin tidak perlu merasa bosan karena ia hanya akan bertahan di satu tempat selama beberapa minggu. Hari ini ia sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya menjadi Waitress di sebuah rumah makan tradisional. Sungmin sudah bekerja cukup lama disana. Sebulan, rekor terlama Sungmin tinggal di suatu lokasi. Ia sedang menghitung uang bekalnya untuk berpindah ketempat yang baru saat melihat seorang pemuda kebingungan. Usia pemuda itu mungkin sebaya dengannya, tapi wajah asingnya membuat Sungmin memutuskan untuk menganggap orang itu sebagai pendatang baru atau lebih tepatnya seorang turis. Sungmin memandanginya beberapa lama dan tidak membuang wajah saat pemuda itu juga mendekatinya.

"What Can I do for you sir?" Hanya itu yang bisa Sungmin ucapkan. Kata-kata yang selalu di ucapkannya kepada pelanggan asing yang datang untuk makan di tempatnya bekerja.

"Kau tau kemana aku harus melapor? Aku semalam tidur di penginapan itu bersama dengan seorang wanita penghibur" Ia menunjuk ke sebuah penginapan yang Sungmin baru sadari keberadaannya, pemuda itu menggunakan Bahasa Jepang dengan diselingin sedikit bahasa inggris

"Begitu aku bangun pagi, semua barang berhargaku hilang" Kata pemuda itu lagi dengan wajah yang menyiratkan kekesalannya

"Apa saja yang hilang?" Tanya Sungmin cukup prihatin dengan apa yang terjadi dengan pemuda dihadapannya itu, dan beruntungnya dia mempunyai keahlian dalam bebahasa Jepang, mengingat dulu ia sangat mengagumi negeri sakura itu dan sempat belajar bahasanya secara otodidak.

"Banyak, dompet, uangku juga. Untungnya aku menyimpan satu kartu kreditku di tempat rahasia. Aku dari Jepang dan sedang berlibur disini dan semua surat-surat pentingku di bawa oleh wanita itu!" Kata Pemuda itu dengan menggebu-gebu mengenai kehilangannya

"Termasuk passport?" Tanya Sungmin dan pemuda itu mengangguk sehingga Sungmin tertawa renyah.

"Seharusnya kau berhati-hati dengan kecendrungan meniduri wanita penghibur! Ayolah naik ke mobilku! Aku akan mengantarkanmu ke kantor polisi terdekat" Ajak Sungmin dengan senyuman yang masih bertengger di wajah manisnya

"Terimakasih" Ucap pemuda itu merasa tertolong

Sungmin mengangguk. Tapi gerakannya terhenti saat pemuda itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sungmin menatapnya heran, lalu tersenyum dan menyambutnya dengan jabatan tangan yang kokoh.

"Lee Sungmin!" Ucap gadis itu menyambut uluran tangan pemuda yang ingin ia tolong itu

"Don-hé! Tapi apa kau tau aku sudah memiliki nama Korea panggil saja aku Donghae, dan aku beruntung bertemu denganmu, Sungmin!" Ucap pemuda itu dengan senyuman hangatnya

"Jadi kau benar-benar tidak menetap di satu tempat?" Donghae menatap Sungmin antusias.

Mereka sedang menanti keputusan polisi atas laporan yang sudah di buat oleh Sungmin untuk Donghae. Sekarang hanya tinggal menanti keputusan petugas tentang kapan mereka di perbolehkan untuk pergi. Berbekal dengan sikapnya yang mudah akrab dengan orang lain, bukan hal yang sulit bagi Sungmin untuk akrab dengan laki- laki ini. Ia bahkan tau kalau Donghae adalah pemuda yang berasal dari Tokyo dan sangat suka bepergian. Sama seperti dirinya. Adanya kesamaan pokok tentang diri mereka membuat Donghae juga merasa cepat akrab dengannya. Bagi pemuda itu Sungmin adalah gadis yang menyenangkan. Sungmin mengangguk.

"Aku sebatang kara di dunia ini. Satu-satunya keluarga yang kumiliki adalah ibu angkatku dan dia sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Ku fikir akan sangat membosankan hidup di tempat yang sama untuk seumur hidupku mengingat aku masih muda. Selama ini aku selalu di dera kebosanan dan aku menghindari kebosanan itu untuk kehidupanku selanjutnya" Ucap Sungmin mengisahkan kenapa seorang gadis belia sepertinya bisa hidup bebas seperti sekarang

"Jadi kemana kau akan menuju sebenarnya?" Tanya Donghae semakin antusias

"Entahlah. Aku hanya ingin berkeliling Korea Selatan. Untuk kehidupanku, aku bekerja di rumah makan yang pastinya akan menerima tenaga tambahan yang siap bekerja penuh dan bersedia di gaji murah. Untuk sementara ini hidup seperti itu lebih menyenangkan. Akan lebih menyenangkan lagi kalau aku bisa jalan-jalan tanpa harus memikirkan uang!" Sungmin lalu tertawa, ia sedang bercanda.

Donghae memandangnya dengan serius lalu tersenyum begitu mendapatkan ide baru.

"Kita pergi bersama bagaimana?" Kata Donghae mencetuskan idenya kepada gadis itu

"Maksudmu apa? Jangan kau fikir…." Pangdangan mata Sungmin sudah was-was sambil menatap tajam Donghae.

"Aku tidak berfikir apa-apa selain mendapat tumpangan yang aman. Jangan khawatir karena aku tidak akan menumpang secara gratis. Aku pastikan kalau aku akan memberikan uang yang pantas selama aku bersamamu!" Kata Donghae semakin memperjelas maksud dari ajakannya itu

Sungmin mengangkat sebelah alisnya. Ya, dan dia tidak perlu susah payah bekerja setidaknya untuk sementara ini. Tujuan merekapun juga sama, berkeliling Korea Selatan, oke lebih tepatnya Donghae yang ingin berkeliling Seoul, dan kota itu kan salah satu bagian Korea Selatan. Mungkin dirinya tidak akan pernah melewatkan kesempatan ini.

"Kau menjamin segalanya? Aku akan setuju kalau kau menjamin biaya bahan bakar, penginapan, makan, dan…. " Kata Sungmin sambil mulai menghitung dengan jarinya

"Aku bahkan akan membelikanmu pakaian baru jika kau menginginkannya. Uang bukan masalah bagiku. Lagi pula kau akan memiliki teman yang tidak membosankan dalam perjalanan kehidupamu!" Sela Donghae saat Sungmin tengah sibuk dengan rencananya

"Lalu berapa lama kau akan menjadikanku pemandu?" Tanya Sungmin sepertinya sangat tertarik dengan ajakan pemuda tampan itu.

Donghae menyeringai, Sungmin mengatakan kalau dirinya adalah pemandu? Ya, gadis ini memang pemandunya untuk sementara selama ia menghabiskan waktunya di Seoul.

"Sampai kita kembali lagi ke tempat ini untuk mengambil pasporku! Aku harap saat itu mereka sudah menemukan perempuan penipu itu!" Kata Donghae yang sepertinya menyesal sempat bermain-main dengan wanita seperti itu saat ia sedang berada di negeri orang.

Kisah yang terlalu sederhana, mereka bepergian bersama dan Donghae tidak bisa menghindari kalau mereka adalah sahabat baik. Sungmin terlalu menyenangkan dan seringkali membuatnya tertawa. Gadis itu juga sangat pengertian atas segala hal tentang dirinya. Perlu waktu seminggu untuk membuat Donghae tertarik kepada Sungmin melebihi seorang teman. Walau bagaimanapun kebersamaan mereka yang berlangsung setiap hari ini membuatnya terbiasa untuk melihat Sungmin dan bercanda dengannya.

Ada satu hal yang selalu mengganggu Donghae tentang Sungmin. Dia terlalu manis untuk di tinggalkan sendirian di malam hari. Tapi Sungmin tidak bermaksud untuk tidur selain di dalam mobilnya dan selalu mengusir Donghae untuk mencari penginapan di waktu tidur tiba. Padahal Donghae meyakinkan dirinya yang sama sekali tidak bisa tidur karena kepalanya selalu memikirkan Sungmin. Interaksi mereka selama ini membuat Donghae begitu tertarik dan itu akan terus berkumpul di dalam otaknya.

Seharusnya Donghae tidak memikirkan hal itu karena mereka terlalu seperti saudara. Mereka selalu bersenang-senang di berbagai tempat wisata, tertawa bersama dan berlarian bersama. Hingga di suatu waktu, Donghae melihat Sungmin mengganti pakaiannya di dalam mobil dengan sengaja. Entah apa yang mendorongnya untuk melakukan itu, tapi Sungmin akan segera marah-marah kepadanya. Interaksi nakal mulai Donghae lakonkan semenjak itu. Ia seringkali menatap pinggul dan dada Sungmin berlama-lama. Sangat ranum dan menyenangkan.

Pada awalnya Sungmin akan marah tapi lama kelamaan sepertinya gadis itu sudah mulai terbiasa. Apakah dia mulai jatuh cinta kepada Donghae? Bukankah Donghae terkenal memiliki pesona yang tinggi?

"Malam ini kau mau tidur di penginapan atau disini?" Tiba-tiba Sungmin mengeluarkan suara saat Donghae baru saja akan keluar mobil untuk mencari penginapan malam ini.

Donghae menahan nafas. Untuk pertama kalinya Sungmin menawarkan. Selama ini gadis itu bahkan selalu memastikan agar Donghae tidak berada di dekatnya disaat-saat yang menggoda seperti malam hari.

"Kau menawarkanku untuk tidur...bersamamu?" tanya Donghae hati-sati, takut kalau tadi sebenarnya ia salah dengar. seketika itu wajah Sungmin memerah di ketemaraman cahaya lampu mobilnya.

"Kalau begitu aku akan mengantarkanmu ke penginapan terdekat!" Sungmin mulai menyentuh kemudi karena salah tingkah dan terdiam saat Donghae menjauhkan tangan Sungmin dari benda itu.

"Sungmin, katakan satu hal. Interaksi kita satu bulan belakangan ini apakah membuatmu menyukaiku?" Tanya Donghae dengan tangannya yang masih berada di atas jemari Sungmin yang memegang kemudi.

Sungmin mendesah, Ia ingin sekali berbohong dan mengatakan tidak. Tapi berbohong tentang perasaan hanya akan membuatnya merasa menderita. Sungmin mengangguk, jika karena ini Donghae tidak lagi ingin bersamanya, Sungmin yakinkan kalau dirinya akan menerimanya dengan baik. Begitu lebih melegakan bila terus harus bersamanya tapi selalu memendam perasaan.

"Tapi aku bukanlah orang yang mau terikat! Perjalanan hidupku masih panjang untuk di kacaukan oleh perasaan yang seperti itu" Kata Sungmin lalu terdiam

"Sejak kapan kau merasakan perasaan seperti itu?" Tanya Donghae

"Sejak kau selalu mengganggku, kau sangat baik pada minggu pertama. Tapi setelah itu tindakanmu selalu membuat wajahku memerah. Awalnya aku tidak suka tapi lama-kelamaan aku mengharapkannya. Tapi sudahlah, kau juga tidak akan bertahan di Seoul, kan?" Kata Sungmin sambil melemparkan pandangannya ke wajah pemuda disampingnya

"Tapi kita tetap bisa jadi kekasih, kan?" Donghae menatap Sungmin serius. Saat Sungmin memandangnya dunia terasa berhenti berputar.

"Sungmin, jadilah kekasihku. Setidaknya selama kita bersama!" Kata Donghae mulai meyakinkan Sungmin

"Aku sudah mengatakan kalau aku tidak ingin…..."
"Aku tau!" potong Donghae.

"Aku juga tidak ingin terikat. Tapi apa salahnya kalau kita menjadikan kebersamaan kita sebagai kenangan indah..." Bujuk Donghae

"Kenangan yang ada sudah cukup indah..." Elak Sungmin

"Tapi kita bisa membuatnya menjadi lebih indah lagi..." Kata Donghae

"Kau selalu melakukan ini bila mampir di satu tempat plesir? Ah, ya! Aku lupa, kau bahkan tertipu karena itu! Tapi aku bukan pelacur yang mau di bayar untuk menemanimu!" Sindir Sungmin pada kejadian apa yang telah menimpa Donghae karena mengira ia akan direndahkan oleh Donghae seperti seorang pelacur

"Aku tidak bilang akan membayarmu sebagai wanita yang menemaniku, kan? Aku membayarmu atas jasa sebagai pemandu! Soal hubungan khusus kita, itu di luar kesepakatan. Kecuali kalau kau menginginkan aku membayar untuk ini juga!" Donghae mendekatkan wajahnya kepada Sungmin dan menyentuh bibir Sungmin dengan lidahnya.

Sungmin merasa gemetar saat Donghae menjilati bibirnya meskipun hanya sekilas. Ia juga menyukai Donghae dan itu sudah di akuinya. Sungmin tidak tau harus menyetujui atau tidak. Ia ingin bersama dengan Donghae lebih dari sekedar teman meskipun hanya untuk sementara. Yah, hanya sementara saja. Hanya untuk kenangan seperti yang lainnya. Sungmin tidak mungkin mencintai Donghae untuk selamanya karena ia tau kalau Donghae tidak akan tinggal dan menetap disini.

"Bagaimana Sungmin? Maukah kau jadi kekasihku?" Tawar Donghae lagi

"Sulit untukku. Tapi berjanjilah kalau aku tidak akan mengalami sesuatu yang buruk sampai kita berpisah. Aku tidak ingin di tinggalkan ketika mengandung anakmu!" Kata Sungmin ketus dan Donghae tertawa renyah.

"Kau sangat mengerti dengan apa yang ku inginkan" Kata Donghae di sela tawanya

"Tentu saja aku tau kalau kau hanya ingin bercinta denganku. Karena itu kau menjadikanku kekasihmu, kan? Interaksi kita selama ini sudah seperti sepasang kekasih, hanya saja tidak ada seks. Dan kau memintaku menjadi kekasihmu untuk melengkapi interaksi kita dengan seks!" Kata Sungmin tentang isi pemikirannya.

"Ah, ya! Kau sangat pintar!" Kata Donghae sambil kembali mendekatkan tubuh mereka

Sungmin tidak bergerak setelah Donghae mengatakan itu. Laki-laki itu merebahkan sandaran bangku setirnya sehingga menjadi sangat rendah dan mereka memulainya. Mereka berciuman, bukan hal yang asing bagi Sungmin. Ciuman sudah seringkali di lakukannya saat berpacaran di sekolah. Tapi ia harus gemetar saat Donghae membuka celananya dan merangkak di atas tubuhnya. Saat Sungmin merasakan ada sesuatu yang memaksa masuk di wilayah pangkal pahanya, Sungmin merasakan kepedihan menyeruak, ia bahkan tidak segan untuk berteriak tanpa perduli dengan Donghae yang terus mencari kenikmatan dari dirinya. Sungmin menahan nafas sejenak, kedua tangannya memeluk Donghae dengan kuat karena rasa sakit yang dirasakannya tak kunjung hilang. Ia baru bisa berhenti saat Donghae juga berhenti dan menatapnya.

"Astaga, kau masih…. Perawan? Ya!" Kata Donghae agak terkejut

"Berapa usiamu Sungmin, aku harusnya menanyakan hal itu! Sembilan belas tahun?" Lanjut Donghae lagi mengutarakan keterkejutannya itu

Tapi Sungmin tidak akan mengatakannya. Donghae bisa saja meninggalkannya karena itu. Sungmin juga tidak pernah mengatakan kepada orang lain tentang usianya yang sebenarnya.

"Dua puluh tiga!" Jawab Sungmin dengan sedikit meringis

"Dan kau masih perawan? Aku sama sekali tidak bisa percaya!" Kata Donghae kembali dengan rasa terkejutnya, ayolah Donghae mungkin adalah lelaki bebas yang sering bermain dengan wanita di bawah usia yang dikatakan Sungmin, tentu saja akan mendatangkan pemikiran tidak percaya bahwa di usia yang sudah dua puluh tiga Sungmin ternyata masih perawan, sedangkan ia mungkin sudah sering bercinta dengan gadis berusia 17 tahun.

"Aku sudah mengatakan padamu kalau aku tidak suka berdekatan dengan laki- laki karena ini bisa mengikatku..." Jelas Sungmin

"Tapi aku tidak akan mengikatmu. Meskipun tidak bisa ku pungkiri kalau aku sangat beruntung menjadi yang pertama.." Bisik Donghae sambil memberikan senyuman nakal kepadanya.

"Bertahanlah, aku akan membayarnya dengan sesuatu yang sangat indah.. " Lanjut pemuda itu dan kembali melanjutkan aktivitas mereka yang sempat tertunda lagi

Dan Sungmin terpaksa mengikuti kata hatinya malam itu. Ia melakukan hal yang selama ini sangat di hindarinya bersama laki-laki yang sudah memastikan kalau hubungan mereka sementara. Sungmin tidak perduli, ia hanya ingin menikmati kehidupan yang tidak pernah nikmat baginya selama ini. Mungkin Donghae adalah orang pertama yang mengajarkannya tentang cara menikmati hidup. Meskipun ia berjanji untuk tidak melakukannya terlalu sering, tapi Sungmin tidak bisa menolak saat Donghae memintanya. Sungmin harus menyesal karena itu pada akhirnya membuatnya benar-benar jatuh cinta dan tidak bisa lepas dari Donghae. Sayangnya Donghae menepati janjinya untuk mengakhiri hubungannya setelah mereka kembali ke Jung-gu dan berpisah. Sungmin merasa sakit hati meskipun ia terus berharap kalau Donghae akan kembali lagi untuknya. Laki-laki itu membuatnya merasa ingin mati untuk yang pertama kali.

Memory; Second man!

Leaving Everything then Loosing

KEPERGIAN Donghae membuat Sungmin tidak ingin beranjak dari Jung-gu. Pada akhirnya Sungmin memilih menetap di tempat itu dan menyewa sebuah Apartemen kecil setelah menjual mobil tuanya. Sungmin tidak ingin melihat benda itu lagi. Terlalu banyak kenangan yang tidak akan pernah bisa membuat ingatannya melupakan Donghae. Tentu saja, dengan prinsip lama, Sungmin akan mudah mendapakan pekerjaan. Bekerja penuh dan meminta bayaran yang lebih sedikit dari seharusnya. Setidaknya ia tidak perlu merasa kelaparan meskipun harus bekerja dengan semangat yang minim sampai ia harus membuang waktu beberapa minggu untuk berhenti berharap kalau Donghae akan kembali dan membawanya pergi.

Hingga di suatu hari, Sungmin harus merasakan Dejavu saat melihat seorang laki- laki mendekatinya dan menanyakan tentang angkutan umum yang bisa membawanya ke Seong-Dong. Saat itu, Sungmin hanya membantu dan sama sekali menghindari perkenalan. Namun sebulan kemudian mereka bertemu lagi dan laki-laki itu masih mengingatnya. Ia menyapa Sungmin lebih dulu.

"Kau gadis yang waktu itu membantuku kan? Kita bertemu lagi, perkenalakan namaku Cho Siwon,..." Ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangannya tapi Sungmin hanya memandangnya dengan tatapan bingung

"Kurasa ini perlu karena saat kita pertama kali bertemu kita sama sekali belum sempat berkenalan" Ucap pemuda itu sambil menggaruk belakang kepalanya salah tingkah yang sepertinya tidak gatal, dan tampak malu-malu seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta.

TBC

*Preview Next Chapter*

.

"Seharusnya kita tidak pernah saling mencintai!" Sungmin menyesali semua tindakannya. Ia akan kehilangan lagi dan ia tau itu.

"Percayalah, aku sama sekali tidak menginginkan itu! Tapi aku harus menikahinya!"Ucap Siwon

.

.

"Berapa yang harus ku bayar untukmu?"

Berapa? Sungmin bahkan tidak tau ia harus di bayar berapa. Tapi ia teringat dengan kata-kata Sooman sewaktu Sungmin memilih pekerjaan ini untuk dirinya.

"Sepuluh ribu won untuk satu jam?"

.

.

"Apa yang terjadi?" Yunho bergumam.

Nyonya Ann, pemilik Flat empat lantai itu berdesis kesal lalu menunjuk Donghae dan Sungmin bergantian.

"Eunhyuk memergoki suaminya bercinta dengan perempuan ini. Kau tau betapa sakitnya dia? Suaminya berselingkuh dengan orang yang setiap hari bersamanya. Aku tidak pernah mempermasalahkan pekerjaan wanita ini sebagai pelacur. Karena itu aku menerimanya tinggal disini. Tapi kejadian ini pasti membuat Eunhyuk sakit hati, akupun yang melihatnya juga sakit hati"

.

.

See you next chap

*Iklan bentar

Oke maaf tadi ada crack pair, smut pula...mian, ini hanya untuk mendukung cerita kedepan *udah di warn ya di depan*

Hahaha...ketauan nih author LessInspiration atau LessImagination *ini gue ngomong apa?*, gak ada cerita yang ori semua REMAKE, tapi gak apa ya yang penting gak nyontek dan udah nyantumin yang punya cerita asli. Cuma ya sedikit diubah sana-sini dan sedikit tambahan. Thanks For PHOEBE...

Lagi galaunih tgl 13 udah deket, apakah dunia Kyumin ini hanya akan berada di dunia delusi gue untuk selamanya? atau bakal jadi True Love Story?*ceilehhh,,,gue kenapa sih?

December wish gue itu #real life makin baik dan lancar #Kyumin nikah tgl 13 #SungSang gagal nikah, secara salah satu mempelai nikah ama Kyukyu #embek mati ditangan tukang sate

Dari sekian wish gue, yang dua terakhir emang Doa yang buruk ya, tapi baik di gue jadi gak apa-apa lah, Tuhan pasti ngerti dengan hambanya yang sedang sakit hati ini

Oke...ini kebanyakan iklan ya dibawah, akhir cerita jika berkenan boleh di review...

Thank KYUUUU~~~