Disclaimer: "I don't own all characters in here. They are belongs to them selves. If I can, I would do it ! xD I make no money from this—please don't sue me. But the plot is MINE!"

Title: Because Bet Is a Bet (Sequel from Bet Is a Bet)

Author : kurorenji aka blackorange

Rating : T

Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho, Park Yoochun, Kim Junsu, Shim Changmin

Genre : AU, fluff, romance, drama, humor, school life

Length this chapter : 8 pages MsW

yang belum baca cerita sebelumnya 'Bet Is a Bet', dianjurkan *wajib* baca yg itu dulu xD ato kalian akan tersesat dalam kebingungan kalian sendiri yg ga ngerti ceritanya #giggles

First Step: You Are My Prey

Malam berganti pagi. Dimana bulan dan bintang bergulir tergantikan oleh cerahnya mentari pagi yang menyinarkan sinar hangatnya dan ditemani awan-awan putih yang menggumpal di atas langit biru yang cerah. Butiran-butiran embun pagi bisa terlihat menempel di dedaunan dan juga jendela-jendela rumah kediaman Jung. Sinar mentari pagi yang menerobos masuk menembus kaca jendela dan celah-celah gorden yang terbuka membuat seseorang yang tidur di atas tempat tidur king size itu terbangun dari tidurnya.

Sorot sinar mentari pagi seolah mengetuk kelopak matanya untuk terbuka. Dengan sangat perlahan, ia membuka kelopak matanya kemudian menghalau sinar mentari pagi yang menerobos masuk ke dalam pupil mata dengan lengan kanannya. Ia berbalik dan memunggungi sinar mentari yang mengganggu tidurnya.

Ia memejamkan mata untuk kembali mengarungi dunia mimpi, namun otaknya sudah mulai berfungsi. Kepalanya sedikit berdenyut sakit karena ia tidak bisa tidur semalaman dan juga efek alkohol yang masih tersisa. Pikirannya mulai berlarian kesana kemari. Mengingat-ingat kejadian semalam yang menimpa dirinya bagaikan badai. Tanpa persiapan, tanpa peringatan.

Ia ingin melupakan kejadian itu, karena yang ia butuhkan saat ini hanyalah tidur! Namun kejadian yang tak terduga itu kini terus berputar di dalam otaknya seperti kaset rusak. Ia mencengkram bantal yang ada disampingnya dengan kesal.

"Aargh!" ia bangkit dari posisi tidurnya kemudian melempar bantal itu kesembarang arah karena kesal.

Ia memegang kepalanya yang semakin terasa pusing lalu memijat keningnya dengan perlahan. Ia menghirup nafas dalam-dalam sambil menutup matanya. Mencium aroma pagi hari yang menyapu indera penciumannya. Aroma embun pagi yang terasa lembab dan dingin. Namun tiba-tiba saja ia mencium aroma lain yang terasa sangat familiar. Aroma vanilla-mint yang terasa begitu kuat. Ia berdecak ketika mencium aroma memabukkan itu kemudian merebahkan kembali tubuhnya di atas tempat tidur.

"Kim Jaejoong.." gumamnya sambil memegang bibir bawah dengan jari-jari tangan kanannya. Tentu saja ia tidak akan pernah bisa melupakan kejadian semalam. Kejadian dimana ia merasakan bibir lembut dan manis yang berada di atas bibirnya dengan aroma vanilla-mint yang sungguh sangat memabukkannya. Jauh lebih memabukkan dari sebotol whisky.

Kejadian yang ia sendiri tidak bisa menyangkanya. The Almighty Jung Yunho bisa dibuat seperti orang tolol hanya karena The Nerdy Kim jaejoong. Benar-benar suatu penghargaan untuk Kim Jaejoong.

Yunho tersenyum lagi ketika mengingatnya.

"Interesting." Gumam Yunho lagi kini menatap langit-langit kamar sambil menggigit bibir bawahnya. Memikirkan wajah Jaejoong yang tidak pernah bisa ia lupakan. Wajah cantik yang terlihat begitu arrogant, namun sangat menarik perhatiannya dalam satu waktu. Ia tidak akan bisa melupakan senyum seringaian yang terlukis di bibir merah cherry yang menggoda itu.

Begitu seduktif dan adiktif.

Dengan cepat, Yunho bangkit dari posisi tidurnya kemudian menyambar ponsel yang ia letakan di meja nakas di samping tempat tidur dan mencari nama seseorang di dalam kontaknya. Setelah menemukan nama yang dicarinya, ia langsung menghubungi orang itu. Hanya butuh 3 kali nada tunggu hingga akhirnya orang di sebrang telepon mengangkat panggilannya.

"Yoboseyo?" sapa Yunho sambil menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya dan turun dari tempat tidur.

"Ne, sudah lama sekali.. hyung." Yunho tersenyum menyeringai sambil berjalan menuju kamar mandinya.

"Haha~ kau memang selalu paling mengerti apa yang kuinginkan, hyung." Yunho tertawa pelan ketika orang disebrang telepon bisa langsung menebak apa yang diinginkannya tanpa perlu ia menjelaskan maksud menelponnya di pagi hari seperti ini.

Yunho menatap bayangan yang terpantul dicermin di dalam kamar mandinya. Memeriksa dagunya yang sudah ditumbuhi jenggot tipis, kemudian ia memegang rambutnya yang sedikit panjang. Ia tersenyum menyeringai ketika orang disebrang telepon tertawa mendengar perkataannya.

"Aku ingin kau mencari latar belakang seseorang." Ucap Yunho sambil menatap bayangannya di cermin. Seringaian di bibirnya belum menghilang. Seringaian yang sangat dibanggakan The Almighty Jung Yunho.

"Kim Jaejoong."

~.~.~.~.~.~

Seseorang berjalan lunglai menuju gerbang sekolah. Di bawah matanya terlihat sebuah kantung mata yang menghitam seperti mata panda. Wajahnya tidak secerah biasanya. Kulit putihnya yang pucat terlihat semakin pucat karena aura lesu yang dipancarkannya.

Ia membenarkan letak kacamatanya yang melorot, lalu manguap lebar-lebar. Sedikit menyesali perbuatannya tadi malam. Tidak terpikir olehnya bahwa hal itu akan sangat berdampak baginya dan tidak menyangka bahwa bertaruh dengan Yoochun untuk menjatuhkan Yunho ternyata membuatnya tidak bisa tidur semalaman –yang dimana seharusnya ia tertidur dengan lelap untuk merayakan kemenangannya.

Jaejoong menggerutu pelan ketika mengingat malam itu. Malam dimana ia mencium Yunho untuk pertama kalinya. Pipinya tiba-tiba terasa panas dan memerah ketika sensasi mencium bibir penuh itu masih begitu terasa nyata di atas permukaan bibirnya. Terasa begitu panas seperti terbakar.

Jaejoong menghela nafasnya perlahan.

"My first kiss. Hiks.. Pabooo~~" gumam Jaejoong sambil terus berjalan semakin lunglai masuk ke dalam koridor sekolah. Memikirkan ciuman pertamanya yang terkesan begitu rendah. Hanya karena sebuah taruhan. Ironis.

Tiba-tiba Jaejoong melihat segerombolan siswa yang berdiri di depan papan mading koridor sekolah dan seperti sedang meributkan sesuatu. Ia mengerutkan keningnya penasaran kemudian berjalan mendekati mading.

" –Orang-orang bilang dia siswa sekolah ini, tapi aku tidak pernah melihatnya –."

"Entahlah, dia datang ke pestanya Yunho dan aku yakin dia siswa sekolah ini –."

" –Gyaaa~~ dia sungguh membuat jantungku berdebar tidak karuan‼"

"Dia siapa ya? Aku penasaran sekali!"

"Dia bahkan memberiku sebuah mobil Ferarri! Oh my God!"

Jaejoong semakin mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan ingar-bingar yang di celotehkan siswa-siswi itu. Penasaran, ia menerobos masuk kedalam gerombolan siswa itu dan mencoba mendapatkan posisi paling depan untuk bisa melihat apa yang diributkan siswa-siswi di pagi hari seperti ini.

Setelah berada di posisi paling depan, Jaejoong menatap mading kemudian membelalakan mata dibalik kacamata bingkai tebalnya ketika melihat foto dirinya yang hadir dipesta Yunho tadi malam terpampang di mading. Foto-foto yang diambil diam-diam itu membuat Jaejoong menelan ludahnya. Termasuk foto ketika dirinya yang sedang mencium Yunho. Pipi Jaejoong seketika langsung memerah dan memanas. Ia ingin mencabut semua foto-foto itu, namun hal itu justru akan membuat orang-orang curiga padanya. Ia hanya bisa terdiam sambil terus menatap foto-foto itu.

Tiba-tiba saja Jaejoong merasakan orang-orang yang berada disekitarnya menjauhi dirinya. Ingar bingar yang tadi didengarnya perlahan berhenti dan digantikan dengan bisikan-bisikan pelan. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Belum sempat ia memutar tubuhnya, seseorang menghentakkan tangan kanannya yang membuat Jaejoong terkejut dan terjebak di antara tubuh orang itu dan juga papan mading. Tangan kanan orang itu kini bertumpu pada papan mading. Jaejoong menggenggam erat tali tas selempang yang menyilang di depan dadanya.

"Well~well~ sepertinya sudah menjadi breaking news." Suara baritone yang Jaejoong hapal betul siapa pemilik suara itu membuatnya sedikit merinding ketika mendengarnya.

Jaejoong perlahan memutar tubuhnya lalu menatap orang yang sebenarnya sangat ingin ia hindari itu kini berada dihadapannya dengan jarak hanya 10 cm saja dari tubuhnya.

Jaejoong menelan ludahnya perlahan dan sedikit melirik Yunho yang sedang menatap papan mading. Menatap foto-foto dirinya yang terpampang di sana. Manik mata coklat almond itu tidak meliriknya sedikitpun. Seolah-olah ia tidak berdiri di hadapannya.

Jaejoong memperhatikan Yunho dari sudut matanya cukup lama ketika menyadari ada perubahan pada diri Yunho. Sepertinya Yunho memotong rambutnya yang sedikit panjang itu, membuat The Almighty Jung Yunho kini terlihat semakin tampan.

Tanpa Jaejoong sadari, ia terus menatap Yunho dari balik kacamata bingkai tebal miliknya tanpa mengerjapkan mata barang sedetik pun. Namun tiba-tiba saja manik mata coklat itu bergerak menatap mata hitam Jaejoong yang membuat laki-laki culun itu terkejut bukan main. Ia berani bersumpah, ia melihat sebuah seringaian di bibir penuh Yunho. Ia semakin erat memegang tali tas selempang yang menyilang di depan dadanya hingga buku-buku jari itu memutih bahkan sampai terasa dingin.

"Wow~ fotonya ada di mading!" suara tenor Changmin membuat jantung Jaejoong berdetak semakin tidak karuan. Changmin berdiri di samping Jaejoong dan memperhatikan foto yang dipajang di mading satu per satu.

Yunho berdecak pelan tanpa melepaskan tatapan matanya pada Jaejoong sebelum akhirnya ia menegakkan kembali tubuhnya dan melipat kedua tangan di depan dada sambil menatap Changmin yang mencabut salah satu foto.

Jantung Jaejoong semakin berdetak tidak terkontrol setelah mendengar decakan Yunho dan Changmin yang semakin antusias dengan orang yang ada di dalam foto itu. Ia menelan ludah perlahan dan berdoa dalam hatinya semoga Changmin tidak membeberkan kepada yang lainnya bahwa orang yang ada di dalam foto itu adalah Kim Jaejoong Si Culun.

"Dia siapa ya?" tanya Changmin sambil tersenyum menatap foto yang ada di tangannya.

Jaejoong hampir tersedak ludahnya sendiri sedangkan Yunho hanya mendengus pelan mendengar pertanyaan polos Changmin.

"Kau tidak tahu, Changmin ah?" tanya Yoochun dengan suara husky nya yang seksi sambil mendekati Changmin dan merangkul bahu dongsaeng nya kemudian mengambil foto yang ada di dalam genggaman tangan Changmin.

Yoochun menatap Jaejoong dari sudut matanya. Ia menatap sosok The Nerdy Kim Jaejoong yang ada di hadapannya. Kacamata bingkai tebal yang bertengger dihidung mancung itu selalu menutupi mata indahnya dan juga pakaian kedodoran yang dipakainya selalu berhasil menyembunyikan lekuk tubuh Jaejoong yang begitu menggoda.

Jaejoong seperti seorang penipu ulung.

Sepertinya orang-orang masih tidak menyadari kalau 'makhluk cantik misterius' yang sedang diributkan itu adalah The Nerdy Kim Jaejoong. Oh ayolah~ lagipula siapa yang akan percaya jika mereka tidak tahu tentang script di balik layar? Yoochun berani betaruh, tidak akan ada yang mempercayainya.

Yoochun hanya menyeringai sambil menatap Jaejoong. laki-laki berkulit putih itu menghindari tatapan matanya. Ia berdecak pelan kemudian kembali menatap Changmin yang sedang menggelengkan kepalanya tidak tahu.

Oh, betapa Jaejoong sangat membenci seringaian itu.

"Kau tahu hyung?!" tanya Changmin penasaran dengan 'makhluk cantik misterius' itu. Sosok misterius yang sudah mencuri hati Shim Changmin. Terlalu terpukau dengan pesonanya, hingga Changmin tidak sempat untuk mengejar sosok itu.

Yoochun mengerlingkan mata menatap Yunho yang balik menatapnya dari sudut matanya yang sipit, kemudian manik matanya bergerak menatap Jaejoong yang hanya menundukkan kepalanya. Ia tertawa pelan ketika menyadari situasinya menjadi sangat menarik.

"Molla." Jawab Yoochun sambil melepaskan rangkulannya pada Changmin kemudian menggigit ujung foto Jaejoong yang ada di dalam genggamannya. Changmin mengerecutkan bibirnya kecewa sedangkan Jaejoong menatap Yoochun dengan tatapan tidak percaya. Yoochun hanya mengangkat kedua bahunya ketika menyadari tatapan Jaejoong.

"Aku yang akan menemukan orang misterius itu." Tiba-tiba suara cempreng terdengar dari arah belakang punggung Yunho.

Yunho memutar tubuhnya dan melihat seseorang yang lebih pendek darinya dengan rambut model spike dan juga kamera SLR tergantung di lehernya. Kedua tangannya ia lipat di depan dada dan tersenyum bangga melihat hasil jepretannya banyak dilihat orang.

Dia adalah Kim Junsu –si reporter sekolah. Yoochun tersenyum menyeringai melihat little dolphin nya kini ada dihadapannya.

Jaejoong hanya menatap Junsu sambil menggerutu pelan. Ia benar-benar tidak memperhitungkan jika si maniak berita dan gosip sekolah –Kim Junsu akan hadir dalam pesta Yunho. Kalau seandainya bisa, mungkin sekarang juga ia sudah mematahkan leher pemilik suara lumba-lumba itu untuk menghapus semua bukti.

Jaejoong menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran gila itu. Ok, membunuh itu adalah tindakan kriminal.

"Jung Yunho! Katakan siapa orang itu!" lengking Junsu sambil menunjuk Yunho dengan telunjuk tangan kanannya. Yunho hanya menaikkan satu alisnya sambil menatap Junsu dari ujung kepala hingga ujung kaki kemudian kembali menatap wajah chubby Junsu.

"Wow~wow~ chill out babe." Ucap Yoochun sambil mendekati Junsu dan memegang telunjuknya yang sedang terangkat dan mengarah pada Yunho. Junsu melirik sinis Yoochun dari sudut matanya.

"Ya! I'm not your babe! Ish~!" lengking Junsu lagi sambil melepaskan tangan Yoochun dijarinya yang membuat laki-laki berusara husky itu semakin tertawa karenanya.

Yoochun sangat senang mengganggu dan menggoda Kim Junsu –ketua klub jurnal yang sangat menggilai segala berita dan juga gosip yang beredar di sekolahnya –baik itu highlight news ataupun berita picisan yang murah –tidak terkecuali. Suara mirip lumba-lumba dan postur tubuh yang menyerupai bebek membuat Yoochun tertarik padan Junsu sejak pertama kali ia melihatnya di semester awal penerimaan murid baru musim semi –dua setengah tahun yang lalu.

"Ah benar! Hyung, kau pasti tahu siapa orang itu 'kan?! Demi Tuhan, dia menciummu! Kau pasti tahu orang itu 'kan? Katakan padaku, hyung ah~~" ceracau Changmin sambil merangkul bahu Yunho.

Yunho melepaskan tangan Changmin yang melingkar di bahunya, kemudian melirik tajam pada laki-laki jangkung itu. Sedikit kesal ketika mendengar nada suara Changmin yang begitu antusias untuk mengetahui siapa orang yang ada di dalam foto itu. Manik mata coklat Yunho bergerak menatap tubuh Jaejoong yang masih berdiri diam di sampingnya kemudian kembali menatap Changmin yang sedang tersenyum lebar padanya.

"Aish~! Helpless." Ucap Yunho tidak tahan dengan segala –ketidak –tahuan Changmin, " –mollayo." Lanjut Yunho yang membuat orang-orang disekitarnya saling berbisik. Yunho hanya menatap tajam orang-orang yang sedang membisikkannya sebelum akhirnya ia berbalik dan meninggalkan kerumunan itu.

Jaejoong melirik Yunho dari sudut matanya yang mulai berjalan meninggalkan mading. Namun tanpa di sangka-sanganya, Yunho membalas tatapan matanya dengan seringain dibibir yang membuat Jaejoong sedikit merinding ketika melihatnya. Yoochun yang sedang mencoba mendapatkan perhatian Junsu, menatap Yunho yang mulai berjalan meninggalkan papan mading.

"Yunho! Tunggu!" teriak Yoochun sambil mengejar Yunho. Yoochun memutar kepalanya kemudian mengedipkan sebelah matanya pada Junsu. Ketua klub jurnal itu menggertakkan giginya kesal dan sumpah serapah bisa terdengar dari mulut Junsu.

"Ya Park Yoochun si dahi lebar! Berhenti menggodaku!" maki Junsu kesal dengan kelakuan Park Yoochun yang selalu mengganggu dan menggodanya selama 2 tahun terakhir ini. Namun setelahnya, ia berteriak lagi ketika menyadari pemeran utama dalam beritanya meninggalkan dirinya begitu saja.

"YA! Jung Yunho! Aku tahu kau pasti mengetahui orang itu! Ya! Tunggu!" teriak Junsu sambil mengejar Yunho yang membuat Jaejoong justru semakin lemas mendengar pernyataan Junsu. Karena apapun yang terjadi, apapun yang menghadangnya, si maniak berita –Kim Junsu itu tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan berita yang dia inginkan. Terlebih lagi, berita sekarang melibatkan The Almighty Jung Yunho. Tentu saja hal itu akan sangat 'menjual' beritanya.

"Apa kau pernah melihatnya?" tanya Changmin yang ternyata masih berdiri di samping Jaejoong.

Jantung Jaejoong nyaris mencuat keluar dari dalam rongga dada ketika Changmin bertanya padanya sambil menatap foto-foto yang masih terpajang di mading. Ia hanya tersenyum kaku dan menggeleng pelan. Changmin terus menatap foto-foto itu sambil tersenyum seperti orang idiot.

"Kemarin malam kau tidak datang ya? Kau tahu, Yunho hyung benar-benar dibuat kalang kabut olehmu." Ucap Changmin sambil menolehkan kepalanya menatap Jaejoong dari samping. Lama ia menatapnya ketika ia merasa familiar dengan wajah itu. Kulitnya yang putih seputih susu, hidungnya yang mancung runcing, dan bibirnya yang terlihat merah semerah buah cherry, ia seperti melihat sosok misterius itu dalam diri Jaejoong.

Changmin menaikkan satu alis matanya curiga.

Perlahan, ia mendekati wajahnya pada Jaejoong. Jaejoong yang menyadari ada sesuatu yang mendekatinya, menolehkan kepala dan membelalakan mata ketika melihat wajah Changmin yang sangat dekat dengan wajahnya. Changmin terlihat mengerutkan keningnya sambil menatap mata Jaejoong di balik kacamata bingkai tebalnya yang sedikit melorot, kemudian menolehkan kepalanya menatap foto-foto di papan mading. Lalu menatap Jaejoong lagi. Tiba-tiba ia tertawa. Nyaris seperti orang gila.

"Hahaha~ sepertinya aku harus memeriksakan mataku." Ucap Changmin menggelengkan kepalanya kemudian meninggalkan papan mading. Meninggalkan Jaejoong yang masih terdiam di tempatnya berpijak. Sedikit kesal dengan ucapan Changmin tadi. Seandainya bisa, ia ingin berteriak di depan wajah Changmin kalau 'makhluk cantik misterius' yang sangat ia kagumi itu adalah dirinya dan akan membuat Changmin bertekuk lutut dihadapannya.

'Don't judge a book by the cover!' Teriak Jaejoong dalam benaknya.

Jaejoong menghela nafasnya frustasi karena kesal. Sedikit menyesali juga mengapa dirinya bisa mengagumi The Jerk Jung Yunho jika tahu kalau ternyata berurusan dengan Yunho akan membuatnya kewalahan seperti ini. Tapi setidaknya ia cukup berterimakasih juga pada Yunho dan Yoochun karena tidak membongkar jati diri Jaejoong yang sebenarnya.

Ia membenarkan letak kacamatanya yang semakin melorot dan meninggalkan papan mading dengan langkah semakin lesu dan lunglai.

Tidak pernah terbayangkan olehnya sedikitpun bahwa hal yang akan terjadi setelah itu justru akan bertambah buruk dan mungkin membuatnya nyaris gila.

Terkadang, ekspektasi tak sesuai dengan realita.

~.~.~.~.~.~

"Yunho." Panggil Yoochun mengejar Yunho yang berjalan menuju kelas. Yunho menolehkan kepala menatap Yoochun yang berlari semakin mendekatinya.

"Kau tidak membongkar jati dirinya?" tanya Yoochun sambil merangkul bahu Yunho dengan tangan kirinya dan menatap sahabatnya itu dengan tatapan penuh tanya dan penasaran. Yunho hanya berdecak pelan.

"Kau sendiri?" Yunho menjawabnya dengan pertanyaan lagi. Yoochun memegang dagu dengan tangan kanannya dan berpikir.

"Ayolah~ lagipula siapa yang akan percaya jika aku mengatakan kalau orang di foto itu adalah Kim Jaejoong?! C'mon dude! He is freakin The Nerdy Kim Jaejoong!" jawab Yoochun sambil melepaskan rangkulannya dan memukul pelan bahu Yunho. Yunho hanya tersenyum sambil memegang bahunya yang tadi di pukul Yoochun, " –lalu, kau sendiri kenapa kau bersikap seolah-olah kau tidak tahu, huh? Aku yakin kau bisa mempermalukan Jaejoong dan membalasnya tadi." tanya Yoochun penasaran sambil memincingkan matanya. Yunho hanya tersenyum mendengar pernyataan Yoochun.

"Bukankah itu bagus kalau tidak ada yang menyadari 'makhluk cantik misterius' itu adalah Jaejoong? Itu artinya, hanya aku dan kau yang mengetahuinya 'kan?" Yunho tertawa pelan ketika mengatakan itu.

Yoochun menaikkan satu alis matanya tidak mengerti sambil menatap Yunho. Ia membalalakan matanya ketika mengerti apa yang ada di dalam otak Yunho. Yunho menyeringai pada Yoochun ketika melihatnya membelakan mata seperti itu.

"Ya! This jerk! Apa yang kau rencanakan?! Katakan padaku!"

"Sssth~ He is my prey." Jawab Yunho sambil meletakan jari telunjuk kanan di depan bibirnya kemudian mengedipkan sebelah mata pada Yoochun.

"Don't tell me Yunho…" Yoochun menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang ada di dalam otak Yunho itu. However, he is The Almighty Jung Yunho. Iia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Termasuk .. Jaejoong.

"Life is easy, isn't it?" ucap Yunho sambil berjalan masuk kedalam kelas dan meninggalkan Yoochun yang masih berdiri terdiam seperti orang bodoh. Yoochun tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Really, this jerk."

—– TBC —

1: annyeong :) miss me? Hehehe sebenernya emg blm saatnya ini apdet, tp berhubung aku mau mengumumkan sesuatu, aku jd update sekuel ini

2: yup‼! Ini ff lawas kok xDDD uhm.. mungkin sekitar tahun 2011 kali yah? Lupa jg.. udah lama bgt pokoknya.. dan yup! Sequelnya udah tamat kok di chapter 3, jd ga bakal panjang2 amat.. hehe

3: gmn2 ama ceritanya? Makin penasaran ga? Hohoho /kayang/

4: tbh.. I feel the pressure now :( bukan pressure jg sih, mksdnya aku menanggung sebuah tanggung jawab. Entah mengapa.. rasanya ada yg mengganjal di hati yg bikin aku ga bsa tenang ngapa2in jg.. so well here we go.. aku udah lanjut bikin ff shine chapt 14 ^^ dan rencana sabtu ato minggu ini, aku apdet shine *aku SKS (sistem kerjakebut semalem) buat lanjutin ff itu* xD jadi aku harap untuk sediiiiikiiiiiit lagi bersabar… hehehe

5: sebenernya bukan aku ga mau lanjutin ff shine, Cuma di chapt 14 itu ada 1 scene yang bener2 bikin aku stuck Dx karena di cerita versi straight yg aku bikin ga ada adegan itu.. tp karena suatu hal yang mengharuskan aku membuat scene itu di versi YunJae, makanya aku sedikit writer block disitu. Bener2 tinggal scene itu aja yg hrs aku tulis.. cma yah itu.. kadang mood suka susah dapet T.T apa yg ada di dalem otak aku susah bgt buat di tumpah ruahkan dalam tulisan

6: I just beg for your forgiveness m(_ _)m *deepbow* aku bener2 minta maaf kalau lamanya aku produktif ff bikin kalian kesel dan lost interest, aku bener2 minta maaf karena smuanya di luar kontrol. Aku baru sembuh dari sakit kmrn, aku baru menyelesaikan semester yg melelahkan ini, jd yah kadang pas aku bikin ff, I got distract so easly T.T

Kmrn2 nntn running man ampe 20 eps lebih, trus minggu selanjutnya aku hangout ama temen2 karena selama kuliah susah bgt buat maen.. Aku cma pengen bikin diri sendiri happy xDD Jadi yah, makanya aga molor dikit aku buat update. Tapi kmrn pas tiba2 'jegeeeerr' terjadi sesuatu, aku ngerasa bersalah bgt sama kalian T.T makanya skrg aku ngebut buat lanjutin ff mumpung aku masih ada waktu kosong.

7: aku ga minta banyak dari kalian.. cma minta pengertian dan kesabarannya aja, pretty please? :') aku usahain buat update cepet kyk dulu, kay?

8: makasih loh buat smua yg udah baca ff2 aku ^^ aku blm pernah dpt review sebanyak di ffn (klo di blog sepi xD) makanya aku ga mau kehilangan my precious reader :) so cheer me up‼ ;)

9: last but not least, thank you so much‼‼‼ *chu*

Special note:

Aku memutuskan buat memposting 1 postingan khusus buat aku reply smua komen kalian (dan announcement jg klo dibutuhkan) ^^ kadang aku suka pengen bgt reply komen kalian, tp kadang ga bsa send PM pas liat nama guest :( dan klo aku bls di tiap story yang aku apdet, bakal panjangan 'note' dibanding ff nya xDD (kyk yg skrg ini) makanya aku memutuskan buat membuat 1 postingan khusus buat me reply SEMUA komen kalian di mulai dari review di ff Bet Is A Bet dan seterusnya kay? xD (yg sblm2nya ga loh ya, bisa keriting ini jari . _.)

THANK YOU‼‼‼‼