"pergilah dari hadapanku sekarang juga." ucap lelaki itu datar. Matanya enggan menatapku, aku tahu itu.
"m-maafkan aku, a-aku janji tidak akan seperti itu lagi," kataku sambil terisak. sudah berapa kali aku menangis dihadapannya seperti ini.
"k-kau tahu kan ini bukan sepenuhnya salahku, wanita itu yang memaksaku untuk menci-"
PLAK
"jangan coba-coba menyalahkan dia!" bentaknya kasar setelah menamparku. Aku sungguh tak percaya dia menamparku, dia yang kukenal tak seperti ini.
"kau itu benar-benar wanita sampah"
aku membelalakkan mata. sungguh tak kusangka ia mengatakan itu. sakit, dadaku sekarang terasa sakit dan menyesakkan.
aku mulai menunduk dan tangisku makin kencang.
"sekarang pergilah, aku sudah muak melihat wajah burukmu,"
aku mendongak, melihat wajahnya yang tampak sinis. aura suram dan kebencian seolah keluar dari tatapannya.
"kenapa? apakah setelah aku melakukan semua ini, kau akan tetap mencintaiku? hah sadarlah saku walaupun kau berubah menjadi secantik artis korea, aku tetap tak akan menaruh perasaan padamu!"
Sakit. Sakit sekali.
Aku tahu yang dikatakannya itu adalah kenyataanku saat ini.
Tapi, kenapa harus mengatakannya seperti itu?
"baiklah, a-aku akan pergi." ucapku sendu sambil berbalik dan melangkah pergi.
"ya, pergi sana! dan jangan pernah muncul dihadapanku dan kekasihku!"
Jahat.
Benar-benar jahat.
Aku benci lelaki.
