True Love? I Don't Believe In That Kind of Stuff
Ternyata cinta sejati itu tak ada, yang ada hanyalah kepalsuan belaka.. Pada dasarnya cinta sejati itu hanya bualan belaka, bagai dongeng pengantar tidur bagi anak-anak...
Rin dan Mikuo sudah berpacaran dari kelas 1 SMP, tapi ketika mereka beranjak ke SMA keduanya berbeda sekolah, tapi mereka berjanji akan selalu mengabari satu sama lain... Memang itu berhasil.. Untuk sementara waktu..
Siang itu Rin sedang menuju ke toko es krim langanannya, saat baru menapakan kakinya di dalam toko tersebut, dia sudah mendapat sambutan hawa dingin yang ada di dalam toko tersebut. Ia langsung menuju ke sebuah meja yang kosong dan duduk di situ, toko itu yang paling sering mereka berdua kunjungi.
Setelah memesan sebuah es krim rasa jeruk, Rin mengeluarkan handphone yang berwarna jingga miliknya dan meng-sms Mikuo.
To : Mikuo
From : RinMikuo, kamu bisa ke toko es krim xxx, sekarang, tidak?
Langsung saja Rin menekan tombol send yang tertera di sebelah kanan bawah layar handphonenya. Tak lama kemudian handphonenya berbunyi, menandakan ada sms yang masuk. Rin membuka handphonenya, dan benar saja memang ada sms yang masuk.
To : Rin
From : MikuoMaaf, aku sedang sibuk, sedang ada latihan basket nih!
Setelah membaca sms itu, Rin menghela napas panjang. Ya, Mikuo masuk dalam club basket dan menjadi ketua dari Star Team, yang tak lain adalah tim inti sekolah yang dimasuki Mikuo. Dengan penuh pengertian, Rin memaklumi balasan dari Mikuo, walaupun hati kecilnya agak sakit.. bukan.. tetapi sangat sakit...
Terdengar pintu dibuka perlahan, dan masuklah seorang pemuda dan seorang gadis ke dalam toko es krim tersebut. Pemuda itu mempunyai rambut yang berwarna teal yang tampak berantakan dan perempuan itu mempunyai rambut yang berwarna teal yang cukup panjang dan mengikatnya menjadi twin tail mungkin bagi sebagian orang yang melihat mereka berpikir bahwa mereka adalah pasangan, tapi berbeda dengan Rin yang terkejut, karena yang masuk adalah Mikuo dan sahabat karibnya Miku.
Bulan demi bulan, ternyata hubungan antara Rin dan Mikuo makin menjauh, bahkan saat Rin berulang tahun Mikuo tidak memberinya hadiah.. Jangakan hadiah, ucapan selamat ulang tahun saja tidak... Padahal Rin selalu memikirkan Mikuo.. Dalam hati kecil milik Rin, ia mulai meragukan.. Apakah Mikuo masih menyukainya atau dia sebenarnya hanya mempermainkan perasaannya?..
Suatu hari, tanpa disengaja Rin melihat Mikuo sedang jalan dan bergandengan tangan dengan seorang gadis yang cukup cantik dengan rambut teal yang diikat twin tail yang tak lain adalah Hatsune Miku, sahabatnya sendiri. Melihat itu, Rin segera berlari dan menghampiri Mikuo serta langsung menampar pemuda tersebut.
"Mikuo! Hubungan kita berakhir!" Seru Rin sambil berlinang air mata.
"Ahh, memang itu yang ingin akun katakan. Aku sudah bosan bermain denganmu Rin-chan." Ujarnya dengan tampang yang bosan.
"B-bermain?! Jadi kamu tak pernah menyukaiku?!" Seru Rin.
"Heh.. siapa yang akan suka dengan gadis yang pendek dan flat sepertimu?" Tanya Mikuo merendahkan.
"Cih.. Harusnya aku tahu.. Dan Miku, kamu tahu semua inikan?! Kenapa kamu tidak memberi tahuku?!" Tanya Rin gusar.
"Aku memang tahu semua ini.. tapi.." Jawab Miku menggantung jawabannya.
"Tapi apa?!" Tanya Rin lagi.
"Tapi aku ingin melihat ekspresimu ini Rin-chan, dari dulu aku memang tidak mau berteman denganmu apalagi bersahabat! Aku hanya bersahabat denganmu hanya untuk memanfaatkanmu." Ujar Miku dengan wajah yang memandang rendah Rin.
"K-kalian tega!" Serunya sambil berlari pergi dari Miku dan Mikuo. Sementara yang ditinggalkannya hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat aksi yang dilakukan oleh Rin.
Sesampai di apartemennya, dia langsung berlari masuk ke kamarnya dan menangis sejadi-jadinya... Ya.. kedua orang tuanya sibuk bekerja di luar negri dan ia harus hidup sendirian... Tak ada yang bisa diajak curhat olehnya.. untuk mengeluarkan semua isi hatinya selain sahabatnya dan mantan pacarnya itu... dan sekarang mereka berdua mengkhianati dia... Cobalah kalian pikir.. Apa tidak sakit setelah mengetahui pacar yang kalian cintai sepenuh hati selingkuh dengan sahabat kalian sendiri?.. Dan dia hanya memanfaatkanmu?... Dan sahabatmu juga hanya memanfaatkanmu.. Pasti sakit.. Sangat sakit.. Itulah yang dirasakan Rin saat ini.. Ingin mati.. Eksistensinya tidak berarti lagi.. Buat apa dia hidup.. Manusia hanya hidup untuk memanfaatkan satu sama lain.. Itu adalah pikiran-pikiran yang ada di otak Rin saat ini.
"A-aku tidak bisa mempercayai siapa pun lagi... Tidak akan pernah lagi.. Aku juga tak akan menunjukan ekspresiku lagi... kepada siapapun..." Gumam Rin sambil terisak-isak.
Setelah cukup lama menangis Rin pun jatuh terlelap di kasurnya.
To Be Continued
Me : Saya hadir dengan fic baru (lagi)... Padahal yang dua lainnya belum kelar #pundung
Miku : Aku jadi antagonis? LAGI?!
Me : Ehehehehehe...
Rin : Well... Silahkan Review yaa! Segala jenis review diterima kok, jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran..
Me : Dan, terimakasih telah membaca fic ini!
