STUPID*sumpah kehabisan ide buat judul*
annyeong ini ff perdana...moga2 aja ada yang baca...
author : Inka kanahaya
cast : lee jinki a.k.a onew a.k.a appanya author
kim kibum a.k.a key a.k.a ummanya author
other cast : kim jonghyun a.k.a om kesayangan author
lee taemin a.k.a oppanya author
choi minho a.k.a kakak ipar author
genre : YAOI,sad story(?)
rate : aman di konsumsi semua umur*Insya Allah*
Author p.o.v
Tap..tap…tap…
Suara langkah riang dan ringan ditimbulkan oleh dua kaki seorang namja tampan. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Walapun sebagian besar wajahnya tertutup oleh syal berwarna merah hal itu tidak menutupi suasana bahagia yang melingkupi namja tampan itu. Sementara itu di tangan kanannya terdapat sebuah tas kardus berisi sepasang sepatu untuk belahan jiwanya. Ketika ia mencapai pintu dorm tempatnya tinggal ia menarik napas panjang kemudian menghembuskannya kembali. Mengurangi kegugupan yang entah mengapa tiba-tiba menyergapnya. Setelah ia merasa sedikit tenang namja itu meletakkan tangan kirinya di knop pintu apartementnya. Belum juga ia membuka pintu itu ia sudah mendengar suara riang kekasihnya yang sedang berbicara dengan seseorang.
"Hyung…benar ini untukku", suaranya sangat riang. Membawa kebahagiaan bagi siapapun yang mendengarnya. Tak terkecuali bagi namja yang sedang terpaku di depan pintu. Tapi ia sedikit menaikkan alisnya heran dengan siapa kekasihnya berbicara. Kenapa ia bisa sebahagia itu.
"Nee…kau suka?", akhirnya suara merdu yang menjadi lawan bicara kekasihnya menampakkan identitasnya. Ia adalah dongsaeng namja tampan itu sekaligus main vocal boyband tempatnya bernaung.
Namja itu tersenyum miris. Selalu saja seperti itu. Kekasihnya, belahan jiwanya kembali menancapkan satu panah beracun di hatinya. Entah sudah berapa puluh bahkan ratus panah serupa bernaung di sana. Tapi entah mengapa senyum itu tidak pernah hilang dari wajahnya ketika bertemu dengan kekasihnya itu. Pelan ia membuka pintu dormnya. Senyum mirisnya hilang berganti dengan senyum lebar hingga matanya yang sipit semakin tidak terlihat, "Aku pulang" sapanya riang pada dua orang yang ada di ruang keluarga.
Sontak kedua namja itu menoleh ke sumber suara. Namja cantik bermata kucing tersenyum lebar melihat kekasihnya sudah pulang, "Yeobo kau sudah pulang. Bagaiman tadi acaranya? sukses?"
"Ne…yeobo lihat a-"
"Yeobo lihat Jonghyun hyung memberikanku sepatu NIKE idamanku. Dia baik sekali ya…dia paling mengenal aku kan yeobo" potong Key.
'Nde dan aku sama sekali tidak mengenal dirimu' batin Onew bergejolak ingin rasanya ia meneriakkan kata-kata itu untuk dua orang di hadapannya. Akan tetapi kalimat yang keluar dari mulutnya berbeda 180 derajat, "Ne bagus sekali…coba kau pakai pasti kau tambah cantik. Aku benar kan Jonghyun?"
Jonghyun sedikit tersentak, "Tentu saja siapa yang bisa mengalahkan Key? Dia almighty jadi tidak ada yang bisa mengalahkan diva kita hyung"
"Hahaha…bisa-bisanya kalian menggodaku. Aku tampan bukan cantik hyungdeul", ujar Key sambil memasang sepatu pemberian Jonghyun "Jjong hyung bantu aku memakai sepatu ini".
Kenapa… kenapa kau menyuruh Jonghyun bukankah di sini ada kekasihmu. Belum cukupkah kau merobek hati namja tampan ini. Onew melihat miris ketika Jonghyun sedang membantu Key memakai sepatu barunya.
"Bagaimana? Pas?", tanya Onew ketika melihat wajah Key yang cemberut.
Jonghyun menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum, "Mian Key"
"Hyung bagaimana sih! ini kebesaran!", omel Key dengan suaranya yang nyaring.
"Coba ku lihat", Onew berjalan mendekati kekasihnya dan berjongkok di depannya . Menyentuh ujung sepatu Key, "Cuma kebesaran dikit yeobo nanti lama-lama juga pas. Jangan cemberut ne?". Onew mengacak pelan rambut Key dan beranjak menuju ke kamarnya.
Key yang melihat kekasihnya menenteng sesuatu memandang heran, "Yeobo apa yang kau bawa?". Namja tampan itu sedikit kaget.
"Eoh ini? Ini… ini… titipan dari… dari… dari manajer… buat… tae… eh minho…ya, , , buat minho. Aku juga tidak tau isinya. Aku ke kamar dulu ya!", buru-buru ia menuju kekamarnya menghindar dari Key sebelum ia bertanya macam-macam.
Sesampainya di kamarnya yang ia tempati bersama Key, ia membuka tas kardus tersebut. Kemudian tampaklah sepasang sepatu NIKE berwarna putih dan pink.
"Sama…sama persis", guman namja berpipi chubby pelan sambil mengelus pelan sepatu di tangannya.
Onew p.o.v
"Hahaha hyung kau ada-ada saja"
Suara gelak tawa Key dan Jonghyun sampai ke telingku. DEG. Ku raba pelan dadaku yang terus berdetak. DEG DEG DEG. Sakit… sangat sakit aku semakin tidak bisa menahan ini semua. Tanganku tak lagi hanya meraba tapi aku sudah meremas kuat dadaku yang terasa sakit. Satu per satu kurasakan air mata membasahi pipiku. Aku merasa lelah… sangat lelah… Kapan ini semua akan berakhir. Rasa sakit ini semakin menyiksa membuatku sangat sulit bernapas.
"Huh kenapa sesak begini", aku mencoba menghirup dalam-dalam tapi entah kenapa tidak ada udara yang masuk ke paru-paruku. Seingatku aku tidak mempunyai penyakit asma tapi kenapa aku jadi sulit bernapas?. Ku pukul pelan dadaku. Pandangan mataku semakin kabur karna banyaknya air mata yang terus mengalir sehingga ikut membasahi sepatu di tanganku. Buru-buru ku hapus air mata dan menyimpan sepatu itu di tempatnya.
"Kenapa oksigen di ruangan ini berkurang?. Akh aku buka saja jendelanya!" gumanku sendiri. Sepertinya aku sudah mulai gila. Berbicara sendiri. Ya aku mulai gila akan rasa sakit ini.
Ku buka pelan jendela kamar. Dinginnya udara malam cukup membuatku menggigil. Mataku terpejam merasakan hembusan angin yang menerpa wajahku. Berharap kencangnya angin ini bisa membuatku bernapas normal lagi.
GREP
Sepasang lengan kurus memelukku erat dari belakang. Aku sangat mengenal pemilik lengan ini. Namja cantikku. Namja satu-satunya yang aku cintai. Aku lindungi. Aku manjakan. Aku mengerti tapi entah mengapa ia sama sekali tidak bisa mengerti diriku.
"Yeobo kenapa berdiri di depan jendela. Nanti kau sakit . udaranya sangat dingin", ujar Key sambil mencium pelan pipiku.
"Hehehe mian ne?", aku tertawa bodoh. Ya hanya itu yang bisa aku lakukan. Karna aku memang bodoh. SANGAT BODOH.
Key membalikkan tubuhku dan semakin mengeratkan pelukannya. Aku pun membalas pelukannya sambil sesekali ku cium puncak kepalanya. Aku sangat menyayanginya akh ani aku sangat mencintainya. Bahkan terlalu memcintainya.
Ia mengusap-usapkan wajahnya di pundakku membuatku tertawa karena geli, "Yeobo aku dan Jonghyun hyung mau jalan-jalan" ia mendongakkan kepalanya untuk menatap wajahku "Kau mau ikut atau tidak? Tapi kulihat kau sangat lelah. Sebaiknya kau istirahat saja ya…!"
Aku tersenyum lembut. Benar Key aku sangat lelah. Berulang kali kau lakukan hal yang sama. Apakah kau tidak cukup hanya dengan aku saja. Tersenyum lebar sambil mengganggukkan kepalaku, "Pergilah jangan lupa oleh-olehnya". Aku merasa suaraku sedikit serak.
"Tuh kan yeobo suaramu serak. Kau mulai sakit. Sudah tau sedang lelah mengapa berdiri di depan jendela yang terbuka. Kalau kau benar sakit gimana? Aku kan jadi susah", celoteh Key.
"Ne bawel setelah ini aku akan istirahat supaya aku tidak sakit dan tidak menyusahkanmu", aku sangat yakin suaraku benar-benar serak. Bukan karena sakit tapi karena sulit bernapas menahan airmata ini agar tidak jatuh di depan Key. Aku takut semakin menyusahkannya.
Ia menarikku ke kasur kami lalu membaringkan tubuhku, merapatkan selimut untuk menghangatkanku, "Jumuseyo tidur yang nyenyak ne… joengmal saranghae" Key mengecup pelan bibirku kemudian beranjak keluar tetapi sebelumnya ia menutup jendela kamar yang ku buka tadi.
Sepeninggalan Key aku menegakkan kembali tubuhku menjadi posisi terduduk. Menggambil handphone di saku celanaku mencari contact name bernama 'manajer hyung' kemudian meneleponnya. Ku pasang benda elektronik itu di telinga kananku.
"yeoboseyo"
"…"
"ne hyung bisakah kau menambah jobku"
"…"
"ne…sepadat sepadatnya hyung…terima saja semua job yang memungkinkan untukku"
"…"
"aniya hyung…aku sama sekali tidak kekurangan uang"
"…"
"aku hanya merasa bosan apalagi sepertinya dongsaengku butuh waktu istirahat. Berikan job mereka padaku"
"…"
"hehehe aku bukan leader sebaik itu. Sangat bukan"
"…"
"itu semakin bagus…kalau bisa buat aku berangkat pagi pulang pagi"
"…"
"tidak usah terlalu mengkhawatirkan aku hyung. Aku sudah dewasa."
"…"
"gomawo hyung..oh ya hyung jangan bilang pada dongseangku kalau aku yang meminta hal ini. Terutama Key aku takut mereka khawatir"
"…"
"sekali lagi gomawo…tolong kirim schedulenya lewat email…annyeong hyung"
PIK
Aku menekan tombol merah untuk memutuskan hubungan telepon dengan manajer SHINee. Kembali memejamkan mata. Selang lima menit ku buka kembali mataku yang mulai berair, "Pergilah Key… dan kumohon jangan memintaku kembali"
