Feelings : Bored
Jung Jaehyun X Lee Taeyong
Oneshoot
NCT belongs to God, Their Parents and SM entertainment
Dia menghembuskan napasnya dengan keras, helaian ujung rambutnya –poni yang memang cukup panjang –dia enggan memotongnya, kini terbang sesuai irama, dia seolah menyamakan irama hembusannya dengan setiap kebosanan yang kini memenuhi setiap syarafnya.
Kegiatan yang terus menerus yang dia lakukan, kuliah, basketball dan mungkin juga pacar –bukan, dia bukan bosan dengan pria berambut hitam itu tetapi sudah dikatakan tadi dia hanya bosan melakukan hal yang terus menerus berkali-kali.
"Hyung." Pria yang berada disampingnya itu, mengalihkan atensi dari smartphone putihnya tepat menatap mata pria disebelahnya, seorang Jung Jaehyun.
"Bisakah..." Jaehyun menggigit bibirnya, tidak tega sebenarnya jika dari bibirnya mengeluarkan kata-kata itu. "Bisakah hubungan kita break untuk satu bulan saja?"
Tapi dia harus tetap mengatakannya, apapun reaksi Taeyong hyungnya itu. Jaehyun sudah siap walau ditampar ataupun disiram dengan jus mangga yang baru dipesan oleh Taeyong untuk menemani makan siangnya.
"Jadi Jaehyun bodoh itu menginginkan kalian break untuk satu bulan." Taeyong mendelik ketika Yuta kembali ke kebiasaannya dulu, menambahkan kata bodoh di akhir nama Jaehyun.
"Dikira hubungan kalian seperti sekolah. Kepala anak itu pasti terbentur di dinding, jadi otaknya sama sekali tak bisa berfikir jernih." Johnny berkata dengan sangat sakarsme, matanya masih tertuju pada rombongan mahasiswa tingkat satu yang duduk tak jauh dari mereka, tangannya sesekali menarik makanan dan minuman yang berada di hadapannya.
"Jadi ketika dia tidak membutuhkanmu, dia membuangmu dan ketika dia membutuhkanmu, dia menarikmu kembali ke dekapanmu, begitu?" Sangat terdengar dari suaranya, Taeil sangat marah ketika Taeyong, sahabatnya itu, diperlakukan dengan –menurutnya tidak pantas.
"Tetapi setelah ku pikir, paling cuman bertahan selama seminggu penuh lalu dia akan kembali pada Taeyong." Kata Yuta sambil mengaduk-ngaduk minumannya –yang dari tadi belum pernah di minum.
"Tidak.. tidak." Johnny melambai-lambaikan tangannya di udara, kali ini dia yakin sekali. "Anak itu kalau sudah bersungguh-sungguh pasti dia berhasil menjalankannya, ingat tidak tentang dance sulit milik Taeyong itu, dia berhasil menghapalnya dalam satu bulan." Semua kepala terangguk, ya, kejadian itu terjadi beberapa bulan yang lalu, dan itulah yang menyebabkan Taeyong jadi ke pelukkan bocahnya yang kulitnya terlalu putih itu. "Kurasa kalau dia bilang satu bulan, maka dia akan melakukannya selama satu bulan."
"Kalau menurutku sih, cuman tiga minggu." Seru Taeil, kini kemarahannya yang tadi telah menguap ditelan matahari terik.
"Dua minggu." Ketiga orang itu langsung menatap Taeyong dengan tatapan mengerikan.
"Bagaimana kalau kita taruhan?" Yuta mengeringai. "Yang menang, akan dijadikan raja selama satu minggu penuh." Seringaian kini muncul di tiga orang lainnya.
"Call."
Jaehyun menghembuskan napasnya perlahan, sudah hampir dua minggu, dia melakukan hal-hal yang tidak biasa dia lakukan. Seperti baseball, jogging, dan segala hal yang selama ini belum pernah dia lakukan. Tapi ada satu hal yang sama sekali tidak pernah tergantikan.
Lee Taeyong. Niatnya untuk menghilangkan rasa bosan malah makin membuatnya tambah bosan. Beberapa kali, setelah selesai kuliah, dia berjalan ke gedung C, tempat dimana Taeyong dan teman-temannya berlatih tari, bukan rasa bosan yang muncul ketika dia melihat Taeyong dari jauh malah rasa bosannya yang menghilang dan menghadirkan rasa yang baru, rindu.
Jaehyun menyambar botol minuman mineral yang berada di dekatnya, saat di kantin tadi dia bertemu dengan teman-teman Taeyong, Johnny, Yuta dan Taeil. Yang aneh adalah Yuta dan Johnny berkata fighting untuknya dan sebuah botol mineral serta sebuah roti, sedangkan Taeil memandang dirinya dengan sebal seperti hendak memakan dirinya hidup-hidup.
Dia menghela napasnya kembali. Dia menyambar tas miliknya lalu berjalan tanpa tujuan, dia harus pergi kemana saja untuk menghilangkan kebosanan.
Entah apa yang membawanya didepan pintu apartemen 314, perlahan rasa bosan menghilang, senyum perlahan terangkat, dia sekarang sadar seorang Lee Taeyong lah yang menjadi pengusir kebosanan dirinya tetapi apa dia berani untuk menemui Taeyong, pria bersurai hitam itu pasti sangat kecewa dengannya.
Tangannya terangkat tanpa sengaja, tetapi tanpa sempat membuat suara dengan mengetok pintu itu, pintu itu perlahan terbuka menampakkan sosok Taeyong -yang terlihat dari pakaiannya , ingin pergi keluar.
"Jaehyunie." Senyum manisnya terkembang. "Masuk. Aku mau pergi sebentar membeli makanan." Taeyong menarik pergelangan Jaehyun yang terlihat sangat pasrah ketika di tarik oleh tubuh kurus Taeyong. "Apa kau ingin dibelikan sesuatu?" Jaehyun menggeleng perlahan. "Baiklah, buat dirimu nyaman."
Taeyong menutup pintunya perlahan. Jaehyun bergerak perlahan menjauh dari pintu memasuki ruangan hyungnya yang masih sama seperti lama, masih rapi tanpa ada kotor di setiap celahnya. Hyung itu tak pernah berubah sekalipun hanya dirinya saja yang berubah menjadi jahat. Jaehyun tiba-tiba menyesali semua kelakuannya.
Jaehyun mengedarkan pandangannya, matanya berhenti pada sebuah kalender kecil diatas meja belajar. Memang tidak ada sesuatu yang istimewa disana tetapi ada coretan tanda silang disetiap tanggalnya, dari tanggal 1 –saat break mereka dimulai sampai tanggal 13. Apa Taeyong hyung menandai ini semua untuk mengingatkan berapa lama lagi break mereka berjalan.
Bodoh. Jung Jaehyun sangat bodoh.
"Makan dulu, Jaehyun." Jaehyun tersentak ketika suara lembut milik Taeyong memenuhi pendengarannya. Dia berbalik menatap Taeyong yang kini tengah sibuk memasukkan makanan yang dia beli kedalam mangkuk, seperti Taeyong juga membeli makanan untuknya. Taeyong memberikan isyarat dirinya untuk duduk di sebuah meja kecil yang berada didekat tempat tidur Taeyong.
Ketika makanan kini telah siap tersantap, Jaehyun belum siap merasakan nikmatnya makanan dihadapannya ini. Jaehyun masih menatap Taeyong dengan pandangan bersalah.
"Hyung."
"Makan dulu, baru kita bicara." Jaehyun mengangguk perlahan, lalu menggerakkan tangannya menyantap makan –terlalu malam yang telah disajikan oleh Taeyong.
"Hyung."
Jaehyun dapat melihat Taeyong melirik sebentar ke arah jam kecil yang tergeletak di atas nakas sebelum kembali menatap buku yang berada di genggamannya. Jaehyun menggenggam perlahan seprei baby blue milik Taeyong, mereka kini tengah berada di tempat tidur Taeyong.
"Eum." Taeyong menggumam perlahan setelah hampir dua jam Taeyong berusaha mengabaikan dirinya hanya dengan mengucapkan beberapa kata saja kepada dirinya. Pasti Taeyong marah kepada dirinya.
"Maafkan aku." Jaehyun menggigit bibir bawahnya perlahan ketika reaksi yang ditampakkan Taeyong tidak sesuai harapannya –setidaknya Taeyong harus menatapnya. "Maafkan kebodohanku. Aku menganggap bahwa menjauhimu akan membuatku terlepas dari kebosanan." Jaehyun menghela napasnya perlahan mencoba mengumpulkan semua keberaniannya. "Hal yang ku sadari ketika kita berjauhan bahwa aku sama sekali tidak pernah bosan terhadapmu, hyung."
Jaehyun memandang takut ke arah Taeyong yang masih tidak merespon perkataannya. Pikiran jelek kini terus mengambang-ngambang di otaknya, hubungannya pasti berakhir setelah ini. Tetapi beberapa detik kemudian sebuah rasa hangat menjalar di tangannya, tangan Taeyong menggenggam tangan Jaehyun, dia juga memberikan elusan-elusan ringan. Dia menatap Jaehyun dengan sangat lembut.
"Aku tahu. " Senyum Jaehyun terkembang. "Bagaimana kalau kita tidur sekarang? Sudah tengah malam. Kau ada kuliah pagi, bukan?"
Jaehyun mengangguk perlahan sebelum mengikuti Taeyong membaringkan dirinya, dia juga tidak lupa menarik selimut menutupi tubuh dirinya dan Taeyong.
"Good night hyung." Lalu dia mulai memejamkan matanya, menemani hyungnya itu dalam dunia mimpi.
Epilogue
"Tadi malam tepat jam 12 lewat." Jaehyun mendengar suara Taeyong ketika dia hendak menghampiri Taeyong yang kini tengah duduk di meja kantin bersama-sama dengan teman-temannya. Jaehyun tidak mengerti apa yang dibicarakan Taeyong, tetapi dia dapat melihat Taeyong menyeringai.
"Jaehyunie."
Sumpah, Jaehyun bisa meleleh gara-gara senyum manis yang Taeyong tujukan untuknya.
"Annyeong haseyong, hyungdeul." Jaehyun menyapa mereka ketika dia telah sampai.
"Bocah bodoh yang tidak bisa menahan dirinya selama 4 minggu."
"Padahal aku percaya kau bisa menahannya selama 3 minggu."
"Kau harusnya menyerah dari awal."
Jaehyun memandang tak mengerti kearah teman-teman Taeyong, Johnny, Taeil dan Yuta yang semuanya memandang tidak suka kepada dirinya. Dan apa yang mereka katakan secara bersamaan ketika dia hendak duduk disebelah Taeyong.
"Kalian duluan saja ke ruang latihan. Taeil hyung, tolong bawakan tasku, yah. Johnny hyung dan Yuta bisa tolong belikan makanan dan minuman untukku." Mereka bertiga sontak berdiri tetapi mata mereka masih menatap Jaehyun, mereka seperti ingin menelan Jaehyun bulat-bulat.
"Baiklah." Mereka menjawab dengan patuh, lalu berjalan menjauh dari Taeyong dan Jaehyun.
"Mereka kenapa, hyung?" Tanya Jaehyun ketika mereka bertiga telah menghilang dari pandangannya.
"Mereka sedang baik kepadaku. Mereka akan mengabulkan apapun yang aku inginkan." Jaehyun mengerutkan dahinya tidak mengerti, tumben-tumbennya teman-teman Taeyong seperti itu.
"Aku pergi latihan dulu Jaehyunie. Kau tidak perlu menungguku, aku akan diantar pulang oleh Johnny, Yuta dan Taeil hyung." Kata Taeyong dengan sangat bersemangat, dia lalu menegakkan tubuhnya. "Jaehyun-ah."
Cup. Rasa panas kini menjalar di pipinya, tadi seorang tsundere bernama Lee Taeyong telah mencium pipinya. Sesuatu yang sangat langka, Jaehyun mungkin harus memberikan hadiah kepada Johnny, Yuta dan Taeil yang berhasil membuat Taeyong seperti ini.
"Gomawo." Jaehyun mengelus pipinya –yang baru dicum Taeyong, dia mau merasakan rasa manis yang dirasakan oleh pipinya.
"Untuk apa hyung?" Jaehyun memasang senyum bodoh di wajahnya.
"Untuk semuanya. Aku pergi dulu."
Jaehyun melambaikan tangannya perlahan. Sungguh dia akan memberikan segala dihidupnya untuk melihat betapa manisnya Taeyong setiap hari.
Hallo saya kembali. Hahaha.
FF ini tercipta karena melihat betapa cute nya Taeyong di design united fansinging *Saya bisa meleleh karena ke-cute-an Taeyong*
Btw kayaknya ini akan berseries karena saya akan menuangkan semua perasaan Jaehyun + episode perasaan Taeyong terhadap satu sama lain.
Buat yang udah review + favorite + follow di Cinderella and his shoe, makasih banget. Maaf nggak bisa jawab satu persatu review kalian. Untuk sequel, haduh kalau bisa saya bikin sequel deh, kalau bisa -_-
Saya sebenarnya mau buat cerita ber-chap tapi karena –ceritanya, saya gagal seminar proposal*yah malah bongkar umur sendiri* jadi pikiran saya bercabang, do'ain bisa seminar paling nggak akhir bulan ini -_- *malah curhat*
Sekian dulu unek-uneknya, oh iya satu lagi saya agak kesepian *apa ini* soalnya cuman beberapa cerita JaeYong yang update, hidup saya hampa tanpa update-an FF JaeYong u.u. Mudah-mudahan cerita ini dapat menghilangkan kesepian kalian.
see you. Jangan lupa review + follow + Favorite.
...
