Disclaimer: Masashi Kishimoto
It Happen Suddenly
Uzumaki Naruto, lima hari yang lalu pria itu memintaku untuk menjadi kekasihnya. Yah aku tak bisa menjelaskan seperti apa perasaanku saat ini. Dia masih menghubungiku dan memintaku untuk segera menjawab pernyataannya.
Tentu bukan hal yang terlalu sulit untuk menjawab sebuah pernyataan cinta seseorang apabila kau mengenal baik orang tersebut. Yang jadi masalah di sini adalah bahwa aku tidak mengenalnya sebelum dia memperkenalkan dirinya di hari itu. Hari ketika dia menyatakan cinta. Ya aku baru tahu dia lima hari yang lalu.
Hal itu masih jelas di kepalaku. Ketika aku sedang menikmati es krim di kedai favoritku tiba-tiba seorang pria menghampiriku dan dengan percaya dirinya mengatakan
"Hei! Namaku Uzumaki Naruto! Ayo kita Pacaran."
"Hah?" Tentu saja itu respon yang normal dariku.
"Kau tidak perlu menjawabku sekarang. Kita bertukar nomor handphone dan kemudian melakukan pendekatan"
"Hah?" Itu masih respon normal dariku.
"Aku tahu, pasti kau terkejut melihat seorang pria tampan sepertiku menghampirimu dan memintamu menjadi pacarku"
"Iya" responku cepat karena dari tadi aku hanya melongo mendengarnya berbicara hal yang tak masuk akal. Dan kalimat terakhirnya adalah kalimat yang paling masuk akal.
Dan dengan cepat pria itu bertanya "Jadi siapa namamu?"
"Hinata, Hyuuga Hinata" ah, aku tidak bisa mengontrol mulut ini.
Harusnya aku mengeluarkan kalimat iya yang kau katakan benar aku tidak mengenalmu dan sangaaat terkejut ketika kau memintaku untuk menjadi pacar. Jadi pergilah jangan main-main, aku ingin menikmati es krim ini di hari yang panas seperti ini dengan tenang. Tapi kenapa aku malah menyebutkan namaku. Yah kurasa karena terlalu terkejut.
Deringan ponsel membuatku tersadar dari keterkejutanku. Suara deringan itu berasal dari genggaman pria yang berada di depanku ini, dia menatap ponselnya kemudian menatapku intens. selang beberapa saat sudah tidak ada suara deringan lagi di ponselnya, dia membiarkannya tanpa mengangkat panggilan tadi.
Setelah hening beberapa saat, pria itu terlihat menghela nafas dan bersuara "Berikan ponselmu"
"Hah?" aku tak tau itu masih respon normal atau tidak
Namun ketika mata kami bertemu dengan mudahnya aku memberikan ponselku. Dia terlihat mengetikan beberapa angka dan menghubungi nomor tersebut tak lama kemudian ponselnya yang tadi berdering kini kembali berdering.
"Aku tidak bisa lama-lama, aku akan menghubungimu. Jadi simpan nomorku ini" dia, boleh ku panggil Naruto saja? Ya Naruto pria itu mengembalikan ponselku setelah menyimpannya di daftar kontak.
"Hah?" Sepertinya aku memang tidak bisa memberikan respon lain selain kata ini. Beberapa saat suara kekehan terdengar aku mendongak dan menatap Naruto. Dialah yang mengeluarkan suara itu. Aku tidak bisa fokus ketika menatapnya, seperti ada yang bersuara "tampannya"
"Benarkan aku tampan, haha" kekehannya berubah menjadi tawa
"Hah?" Apa itu tadi, siapa yang berkata ? Aku?
"Sudahlah, kurasa kau butuh menenangkan diri Hinata, aku akan menghubungimu jadi ketika kau sudah tersadar mari kita bicara, dan kau harus segera menjawab pernyataanku!"
kemudian dengan santainya dia berdiri dari kursinya
"Ah, biar es krimmu aku yang bayar. Itu hadiah pertemuan pertama kita." Setelah mengucapakan kalimat terakhir itu dia pergi menuju kasir dan kemudian melenggang ke arah pintu keluar. Entah mengapa aku terus menatap punggungnya.
Seperti itulah kejadian awalnya bermula.
Dalam waktu lima hari dia banyak mengirimiku pesan.
Yah hanya pesan yang berisi pernyataan dirinya, Seperti
"Kau sudah tahu namaku, jadi aku aku akan memberitahu yang lainnya. Aku yakin kau penasaran kkk~" kemudian pesannya berlanjut
Aku bekerja di Namikaze Corp
Umurku 25
Aku anak tunggal
Aku suka sepak bola
Dan pesan-pesan lainnya.
Dan beberapa menit yang lalu dia baru saja mengirimiku pesan singkat untuk menemuinya di kedai es krim saat kita bertemu. Ah sepertinya aku akan gila memikirkan semua ini. Awalnya aku pikir ini hanya mimpi. Tapi pesan-pesan yang selalu pria itu kirim membuatku sadar bahwa ini kenyataan. Dan yang lebih membuatku kesal adalah aku selalu membayangkan wajahnya.
Aku yakin semua gadis pasti akan tertarik melihatnya. Pria itu, Naruto dia tampan dan tinggi. Yah memang hanya itu yang aku tahu tentangnya. Aku baru sekali bertemu.
Sebenarnya aku belum sekalipun membalas pesan-pesannya. Aku hanya tidak tahu harus bagaimana. Pasti akan lebih baik kalau ada seseorang yang bisa memberiku nasihat. Tapi nyatanya aku hanya sendiri. Menyedihkan. Satu-satunya teman yang kumiliki sedang sibuk dengan dunia barunya. Aku yakin dia tidak akan keberatan bila aku menghubunginya, tapi bila dia mendengarkan ceritaku... ah membayangkannya saja mengerikan. Jadi biarkan saja.
Drrt drrttt...
Ponselku bergetar di atas meja belajar dan aku segera menghampirinya
Uzumaki Naruto calling~
Aku membekap mulutku tak percaya. Biasanya pria ini tidak sekalipun membuat panggilan suara, hanya pesan singkat yang selalu dikirimnya.
Ponselku terus bergetar, menarik nafas dalam dan dengan ragu aku mengangkat panggilannya
"halo" suaraku lirih
"kau baik-baik saja?" suaranya oh... aku tersentak, ku tepuk pipiku pelan bisa-bisanya aku...
"y-ya, a aku baikbaik saja" jawabku cepat
"kurasa kau sudah menerima pesan ku, jadi besok kita bertemu di tempat itu. kau juga harus menjelaskan kenapa tidak membalas pesan-peaanku"
"tapi" aku berusaha memotong perkataannya.
"tidak ada tapi-tapi, ini sudah lewat lima hari aku tak bisa lama menunggu. Sudah yah sampai jumpa besok. Oyasumi~"
Dan panggilan pun berakhir.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi esok, dan aku tidak bisa memikirkan apapun. Aku hanya berharap ini akan segera berakhir. Bertemu pria tampan dan menawan memang suatu keberuntungan tapi bila kejadiannya seperti ini... hufffttttt...
Menghela nafas panjang. "Baiklah kita harus bertemu Uzumaki Naruto."
This fic just for console my self...
Kalau suka silah berikan komentar dan masukan di kotak review, kalau tidak Just leave it. Thanks
