DISCLAIMER : M.K

WARNING : TYPO, OOC, AU, ABAL, DAN SEBANGSANYA

GAK SUKA? GAK USAH DIBACA

.

.

.

.

Cobaan datang silih berganti...

Karena itu, aku tidak akan lari...

.

.

.

.

YOU AND I

FLASHBACK

Sakura POV

"Sakura, bangun..."

"Hmmm, iya ayah" jawabku sembari mengucek-ngucek mata lalu akupun bangkit dari tempat tidurku.

"Ayah sudah menyiapkan sarapan untukmu. Hati-hati dirumah, jaga ibu dan kakakmu baik-baik. Ayah berangkat." Ucap ayah sembari melambaikan tangannya padaku.

"Iya yah." Jawabku pelan.

Aku menghela napas pelan, lalu kulangkahkan kakiku menuju kamar ibu. Kulihat ibu tengah tertidur dengan pulasnya, kuguncang lembut tubuh ringkihnya yang tertutupi selimut.

"Ibu, bangun ini sudah pagi bu." Ucapku pelan.

Kelopak matanya terbuka, memperlihatkan sepasang emerald yang sayu. Perlahan sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman, kubalas senyumannya. Lalu kusingkapkan selimut yang menutupi tubuh kurusnya. Dengan perlahan kuangkat tubuhnya dari kasur, berusaha untuk menggendongnya dan mengantarkannya ke toilet.

Aku tahu aku hanya berusia tujuh tahun, dan aku tahu semua orang kasihan padaku. Tapi, aku sudah terbiasa dengan keadaan ini, bisa dibilang ini makanan sehari-hari bagiku; menggendong ibu, mengurus kakak, membersihkan rumah, dan masih banyak lagi. Terkadang, jika aku tidak kuat untuk menggendong ibu aku selalu meminta pertolongan tetangga untuk membantuku.

Kebetulan ini hari minggu, jadi aku bisa menemani ibu dan kakak dirumah sementara ayahku pergi bekerja. Biasanya, jika aku berangkat sekolah nenek yang selalu menemani ibu. Ibuku menderita kanker sejak dua tahun yang lalu, 5 bulan yang lalu dokter bilang presentase ibu untuk sembuh hanya 30 – 40%. Ibu sudah dua kali melakukan operasi, tapi hasilnya nihil. Sel kanker tetap menggerogoti tubuhnya. Sekarang, ibu sudah memasuki stadium III yang dimana kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Tubuhnya sangat kurus, dan kondisinya sangat memprihatinkan. Tapi aku tetap sayang ibuku, bagaimanapun keadaanya dia tetaplah ibuku. Aku sungguh menyayanginya.

Sedangkan kakak, dia menderita gagal ginjal. Kakak adalah seorang yang nakal, akan tetapi dia mempunyai sisi baik yang hanya ditunjukkannya kepadaku dan seluruh anggota keluargaku yang lain. Saat ia duduk di bangku SMA, dia pernah mencoba meminum minuman keras yang akhirnya membuatnya seperti ini. Akan tetapi aku sayang kakakku, tak peduli seberapa nakalnya dia.

.

.

Seminggu kemudian...

Aku tahu ini pasti terjadi. Bahwa kematian selalu mengintai kita, bak predator menantikan mangsanya. Dan sekarang inilah yang terjadi, kakakku menjadi mangsa. Dia sudah tidak bisa bertahan dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Dan akhirnya dia meninggal. Kematian kakak memberikan dampak yang besar bagi ibu. Ibu menangis semalaman, dan itu membuat hatiku sakit.

Sampai pada akhirnya kejadian itu datang. Mimpi burukku...

Seminggu setelah kematian kakakku, penyakit ibu semakin parah dan mengantarkannya pada kematian. Waktu itu, aku tidak mengerti mengapa rumahku ramai sekali oleh para tetangga yang datang. Seluruh keluargaku menangis, dan aku melihat ibuku tengah tertidur dengan muka yang pucat ditengah ruang keluarga. Aku tidak mengerti mengapa mereka menangis. Lalu, kuputuskan untuk bertanya kepada ayahku.

"Ayah, kenapa ibu tidur disini? Terus kenapa bibi dan nenek menangis?" tanyaku polos.

"Ibu ngga tidur nak, ibumu meninggal." Ucap ayah seraya menggendongku.

"Apa aku gak akan bisa menggendong ibu lagi?" tanyaku dengan suara bergetar.

"Tentu saja tidak." Ayah tersenyum padaku, tersirat dimatanya sebuah kepedihan yang mendalam.

Pandanganku mulai buram, air mata mulai merembes dari kedua mataku.

Aku menangis...

Masa-masa tersulit dalam hidupku adalah ketika aku kehilangan kedua orang orang yang kusayangi. Setelah mereka pergi, aku berubah menjadi orang yang tertutup, irit bicara, bahkan banyak orang-orang yang menganggapku bisu. Setiap hari sepulang sekolah aku hanya berdiam diri di rumah sementara ayah pergi bekerja, terkadang aku menyapu rumah, mencuci piring, dan mencuci semua baju kotor.

Selain itu, ada sedikit rasa iri dalam hatiku ketika melihat teman-temanku bersama orang tuanya datang ke sekolah. Sedangkan aku, hanya berjalan sendiri tanpa ditemani siapapun. Sedangkan Ayahku sedang sibuk dengan pekerjaannya. Aku hanya bisa menghela napas perih.

Saat aku menginjak kelas 5 SD, ayah menikah lagi. Dan aku merasa sedikit tidak rela saat ayah menikah lagi. Ibu tiriku mempunyai seorang anak laki-laki, namanya kak Sasori. Kak Sasori baik sekali padaku, ia bahkan menganggapku sebagai adik kandungnya. Ibu tiriku sedikit jutek padaku, dan aku tahu sampai kapanpun tidak akan ada yg bisa menandingi rasa sayangku kepada ibu.

END OF FLASHBACK

NORMAL POV

Cahaya keemasan di ufuk timur mulai menampakkan dirinya, suhu yang dingin membuat semua orang enggan keluar dan hanya ingin bergelung dengan selimut mereka. Akan tetapi, tidak dengan gadis berambut pink ini. Pagi-pagi buta seperti ini ia sudah bersiap dengan tas serta seragam SMAnya. Hari ini adalah hari pertama ia bersekolah, sebenarnya ia sangat malas untuk menghadiri upacara penerimaan murid baru di sekolah barunya itu. Akan tetapi, karena paksaan ayahnya ia tidak bisa berkata tidak.

"Hati-hati" ucap ayahnya, yang hanya ditanggapi dengan senyuman malas khas Sakura.

Hiruk pikuk khas perkotaan mulai menyambutnya, banyak orang berlalu-lalang melintasi setiap sudut kota termasuk dirinya. Hari ini, ia memutuskan untuk berangkat menggunakan kereta. Kaki jenjangnya masih terus melangkah, emeraldnya menatap lurus kedepan. Tanpa disadarinya sebuah buku catatan kecil miliknya terjatuh. Beberapa meter dibelakangnya seorang pria berambut raven dan bermata onyx melihat kejadian tersebut langsung memungut buku catatan tersebut. Akan tetapi, saat pria itu akan mengembalikan catatan itu, pria tersebut tengah mendapati bahwa gadis bersurai merah muda itu telah masuk kedalam kereta. Dalam hati pemuda itu mengumpat kesal lalu ia memasukkan buku catatan itu kedalam tasnya.

"Dasar merepotkan. Semoga saja sore nanti sepulang sekolah aku bertemu dengannya." Ucapnya kepada dirinya sendiri.

.

.

Terlihat lambaian gadis berambut pirang tertuju padanya, ia pun tersenyum dan berlari meghampirinya.

"Jidat, kita sekelas!" teriak Ino, sahabatnya dengan gajenya. Sakura hanya mengangguk.

"Haha, kau bisa saja jidat. Kau mau masuk ekskul apa?" tanyanya. Sakura pun berniat untuk mengambil catatan kecil di tasnya, akan tetapi ia tak menemukannya. Raut wajahnya berubah seketika, raut khawatir nampak jelas terlihat di paras cantiknya. Ia memutuskan mengambil salah satu buku tulis dan menulis dengan cepat.

"catatanku hilang! Disitu ada foto ibuku, bagaimana ini? Aku tidak tahu, memangnya ada eskul apa aja?" tulisnya

"Gak tau. Mungkin terjatuh saat tadi kau berangkat sekolah." Jawabnya santai, dan itu membuat Sakura gerah. Tiba-tiba bel berbunyi. "Nanti pulangnya kita cari sama-sama oke? Aku akan menemanimu, sekarang ayo kita bergegas." Ucap Ino menenangkan. Sakura mengangguk pasrah.

"Ayo kita liat mading dulu." Lanjut Ino sembari nyengir lebar, seraya menyeret Sakura. Sakura hanya mendengus kesal.

Mereka pun membaca satu per satu ekskul apa yang sekiranya cocok untuk mereka. Sampai pada akhirnya mata Sakura menangkap satu kata yang menurutnya unik 'KLUB BIOLOGI'. Sepertinya itu cocok buatku ujarnya dalam hati. Sakura pun mengalihkan pandangannya kepada Ino seolah bertanya 'kamu pilih apa?'

"Merangkai bunga, kamu?" Jawabnya. Telunjuknya langsung menunjuk kepada nomor dimana tulisan 'Klub Biologi' ditulis.

"Yasudah kalau begitu, ayo kita pergi ke kelas sekarang." Ajak ino, Sakura pun mengangguk tanda setuju.

.

.

TBC

REVIEW OR CONCRIT PLEASE