Title: Skip A Beat!

Pairing : EunHae/HaeHyuk (Donghae x Eunhyuk)

Rating: PG-13 for this chapter

Summary: Donghae adalah teman masa kecil Hyukjae. Setelah tiga tahun tidak bertemu, Donghae yang sudah menjadi idola kembali- hanya untuk melakukan sesuatu yang membuat Hyukjae bersumpah untuk membalas dendam padanya. "Coba saja kalau kau bisa. Memang dengan cara apa?" -HaeHyuk, Skip!Beat inspired-

Disclaimer: Super Junior © SM Entertaiment. Super Junior members belong to themselves, their parents, and God. Cuma plot cerita ini milik saya~


Enjoy!

SKIP A BEAT!

::

A Super Junior Fanfiction

::

© AiNeko-chan


~Prologue

.

"Hyukkie.."

"Hmm?"

Dua anak laki-laki berambut hitam, polos dan bahagia- seperti terlihat di wajah mereka-, mata keduanya bertemu dalam posisi berbaring mereka di atas atap. Salah satunya tersenyum lebar dan berguling, mendekatkan tubuhnya pada anak laki-laki lainnya.

"Barusan ada bintang jatuh," yang berambut lebih pendek menunjuk ke atas- ke langit, tempat sinar kerlap-kerlip menggantung seperti jutaan lampu neon.

Anak yang lainnya berkedip, memfokuskan pandangannya ke atas dan mengernyitkan alis saat benda yang diharapkannya terlihat oleh dua iris coklatnya tak terlihat dimanapun.

"Sekarang sudah tidak ada."

"YAH! Kenapa kau tidak memberitahuku lebih cepat!"

Anak yang lainnya hanya tertawa, "Salah sendiri kau setengah tidur melihatnya."

Merengut, anak yang berambut sedikit lebih panjang menggerakkan tangannya untuk menutup mulut saat ia menguap lebar, lalu menggosok-gosok matanya dengan belakang tangan.

Merasakan kantuk sahabatnya, Donghae—anak berambut pendek itu menarik pelan leher 'Hyukkie', mengisyaratkan anak itu untuk bersandar pada tubuhnya.

Dan Hyukjae- nama asli anak itu- merespon dengan mengatur posisinya agar bisa tidur lebih nyaman sambil mendengar bunyi samar detak jantung Donghae dan kehangatan lengannya, yang terbungkus di sekitar pinggang Hyukjae.

"Apa kau meminta sesuatu tadi, Hae?" Hyukjae memecah keheningan dengan pertanyaan.

"Mmhm," adalah jawabannya.

"Masih mau menjadi idola?"

"Tentu saja."

Diam untuk beberapa saat.

Tanpa ditanya pun, sebenarnya ia tahu keinginan sahabatnya untuk menjadi idola tidak akan hilang begitu saja—tidak dalam jangka waktu lebih dari sepuluh tahun anak itu memimpikannya. Tidak ketika ia selalu berdoa dan meminta Tuhan mengabulkan cita-citanya lewat bintang jatuh tanpa lelah.

"Aku sudah pernah bilang 'kan, kalau menjadi artis di industri hiburan Korea yang seperti ini berat, Hae?"

"Ne, Hyukkie. Sudah lebih dari dua puluh kali." Donghae menghela nafas, mengeratkan rangkulannya kepada anak berambut hitam itu.

—Sebenarnya Hyukjae juga tahu, berapa kalipun ia mengatakan 'tidak setuju' atas mimpi itu, tidak ada orang yang bisa benar-benar menghentikan Lee Donghae dan keputusannya untuk mengejar mimpi ke Seoul, pusat kota yang jauh dari dimana mereka berpijak sekarang— Mokpo.

'Ini tidak seperti aku akan pergi ke Seoul besok, Hyukkie' adalah kalimat yang selalu Donghae ucapkan setiap mood Hyukjae berubah buruk mengingat satu fakta itu. Dan ia selalu menjawab, entah dalam hati atau entah ia ucapkan langsung, 'Ya, tapi segera setelah lulus SMP, kau akan.' –yang, sekarang kalau dihitung, hanya berjarak kurang dari satu bulan lagi. '—dan akan meninggalkanku tanpa Lee Donghae disini.'

Hyukjae selalu tahu ucapan 'pergi ke Seoul besok' itu akan menjadi kenyataan, cepat atau lambat. Karena tanpa ia sadari, satu tahun sejak Donghae pertama kali mengakui rencana 'pindah' nya, berlalu begitu cepat.

(Waktu bisa menjadi musuh terbesar ketika kau berharap untuk menghentikannya, eh?)

Dan disinilah mereka sekarang, masih melakukan aktivitas rutin mereka setiap malam— melihat bintang di atas atap rumah Hyukjae. Yang biasanya berakhir dengan Hyukjae terlelap dalam rangkulan hangat Donghae, dan sahabatnya membangunkannya setelah beberapa saat untuk mengantarnya tidur di atas tempat tidur yang lebih layak di lantai bawah.

"Satu bulan lagi," ucap Hyukjae, lebih kepada dirinya sendiri. "Tidak akan ada saat-saat seperti ini lagi."

"Yah!" Donghae merespon. "Hyukkie, dari caramu mengatakannya seperti aku akan pergi selama-lamanya. Seoul masih ada di Korea, tidak sejauh itu dari Mokpo, lagi pula."

Hyukjae menutup matanya, menghela nafas berat lagi. "Aku hanya mau mengatakan kalau aku akan rindu masa-masa seperti ini."

"Aku akan segera kembali setelah mimpiku tercapai—"

"Oh, ya. Dan aku harus menunggu berapa lama? Sepuluh tahun?"

"YAH!"

Donghae mendengar sahabatnya tertawa. "Hae, kau menarik sekali untuk dijahili. Apa kau bisa selamat di sekolah barumu di Seoul nanti?"

Anak laki-laki itu merengut.

"Yah, bisakah kita hentikan obrolan tentang Seoul ini?"

"Bagaimana ya, satu bulan lagi sih."

"Hyukkie!"

Hyukjae tertawa kecil. "Sudah mulai packing?"

Akhirnya topik sedikit bergeser, Donghae menghela nafas.

"Mm, barang-barang di rumah sudah banyak yang dibungkus kertas dan masuk ke kardus oleh umma. Rumahku jadi penuh kardus dan berantakan." jawab Donghae sambil, sadar atau tidak, menghirup aroma rambut Hyukjae selagi wajahnya bersentuhan dengan helaian hitam itu.

"Mereka juga tidak sabar untuk pindah, ya?" Hyukjae tertawa kecil- setengah hati.

Ya, sialnya, orangtua Donghae mendukung cita-cita Donghae, dan rela pindah ke Seoul bersama anaknya demi mengikuti audisi dari— entah agensi mana, pokoknya dari yang Hyukjae tahu, kalau Donghae lolos dan menjadi trainee disana, dia tidak akan kembali ke sini untuk entah berapa lama— sampai ia mendapat kesempatan untuk debut sebagai artis, dan punya jadwal padat setelahnya.

Serius, Hyukjae bahkan sempat memikirkan kemungkinan dia tidak akan bisa melihat Donghae secara langsung selama sepuluh tahun— atau lebih buruk lagi, lebih lama dari itu.

Tapi, lagi-lagi, siapa dia untuk bisa mengubah keputusan Donghae?

"Hyukkie? Sudah tidur ya?"

—Karena itu, Hyukjae menutup matanya, berpura-pura terlelap selagi mendengar sahabatnya mulai menggumamkan beberapa lagu dengan suara indahnya. Ya, indah. Dengan suara seperti itu, wajah tampan, dan dance skill yang tidak jelek, agensi mana yang tidak akan benar-benar menerima Donghae menjadi calon bintang baru mereka?

Dan bersamaan dengan kembalinya perasaan khawatir dalam hati, perlahan, Hyukjae menghitung waktu dalam hati.

Setiap detik, setiap menit, setiap jam dan setiap hari berlalu, membuatnya semakin dekat dengan 'hari itu'.

.

.

Ya, sampai ke hari dimana terakhir kali ia melihat figur sahabatnya, makin menjauh bersama dengan mobil hitamnya, menuju Seoul.

Dan yang Hyukjae lakukan hanya melambaikan tangan, sampai figur itu tak terlihat lagi.

.

~End of Prologue


A/N: Fanfic pertama di fandom K-POP ^^ pairingnya tak lain tak bukan, 2 bias author dan current OTP author juga, EunHae/HaeHyuk Super Junior! *tebar bunga*

Chapter 1 soon~ ;) ah, dan apa dari judul dan summarynya jalan ceritanya udah bisa ketebak? ;;XD

Reviews make update faster~