In the Stillness of the Shining Sky
Character : Hyukjae, Donghae, Minho, Yoona, Lee Seul Ah (OC)
Rate : T
Warn : AU, M-preg, Death Chara, Abal, OOC, Typo(s), non-EYD, alur membosankan, Judul dan Isi tidak nyambung, BL, dll~
Genre : Drama / Tragedy
Disclaimer : this fic is mine!
Author : ParkNeulRin
Jangan paksakan diri anda untuk membaca, jangan buang energi anda untuk membaca jika anda tidak suka dan akhirnya hanya meninggalkan flame. Dan bagi yang tertarik, tolong tinggalkan jejak, ne?
Incheon International Airport, Seoul, South Korea
Seorang namja tinggi semampai dengan wajah tampan dan rambut seleher berwarna kecoklatan turun dari pesawat yang berasal dari Amerika dengan sebuah koper besar berwarna cokelat dan tas ransel hitam di punggungnya. Meski kacamata hitam menutupi kedua bola matanya, aura ketampanannya tetap menyebar di sekitarnya dan membuat yeojadeul yang melihat sosoknya berteriak kecil. Ialah Minho. Minho melangkah menuju pintu keluar dan melepas kacamata hitamnya, membuat wajah tampannya terlihat sempurna.
"Oh my, inikah Korea?" gumamnya sambil melihat suasana di sekitarnya. Banyak orang asing di tempat ini. Memang bukan hal yang aneh ; bagaimanapun juga, ia berada di bandara Internasional.
Minho mengambil sesuatu dari kantung celananya. Sebuah pocket watch. Ia membuka pocket watch itu dan menatapnya sedih. "Aku sudah sampai di Korea…appa…" ucapnya. Ia menutup kembali pocket watch itu dan memasukannya kembali di kantung celananya. Ia melihat taxi dan berjalan menuju taxi itu.
"Appa!"
Seorang yeoja dengan seragam HwahSoh High Schoolberlari ke arah seorang namja tampan berjas yang berdiri di samping AUDI A5. Namja tampan yang dipanggil appa itu mengenakan kacamata hitam—tapi tetap saja ia terlihat tampan. Yeoja itu memeluk namja tampan itu dan keduanya masuk ke dalam mobil. Mobil tersebut melaju menuju ke arah utara, tempat tinggal mereka.
"Seulie, bagaimana harimu di sekolah?"
"Menyenangkan, appa. Oh ya appa, hari ini ulangan Biologi dan aku mendapat nilai sempurna, hehe~" ucap yeoja kecil yang bernama Lee Seul Ah itu dengan semangat. Appa nya a.k.a Lee Donghae, tersenyum bangga dengan prestasi anaknya dan mengacak rambut lurus yeoja berusia 12 tahun itu. Yeoja itu menggembungkan pipinya kesal dan menyingkirkan tangan appa nya. Donghae tertawa kecil dan kembali konsentrasi menyetir.
Seul Ah merogoh kantung jas appa nya dan menemukan benda yang dicarinya. Sebuah pocket watch keemasan yang begitu cantik dan berkilau. "Appa, dari dulu aku penasaran dengan pocket watch ini. Sejak cerai dengan umma, appa selalu membawanya kemana-mana. Kelihatannya pocket watch ini mahal. Isinya apa?" tanyanya.
"Jangan dibuka sekarang, Seulie. Kapan-kapan appa akan menunjukkan isinya padamu." jawab Donghae. Senyum sedih terukir di bibirnya—oh, betapa Donghae berharap putri kecilnya tak akan menyadari senyum yang bisa saja memberi tekanan jiwa baginya. Bagaimanapun juga, perceraiannya dengan istrinya 2 tahun yang lalu cukup memberi guncangan bagi putri kecilnya. Dan apabila ia melihat appa nya sedih, tentu ia akan merasa semakin tertekan bukan?
"Appa, Seulie ingin es krim itu!" tunjuk Seul Ah ke arah sebuah kedai es krim. Donghae tersenyum kecil dan mengarahkan mobilnya ke kedai es krim tersebut.
Dan di sinilah Minho berdiri. Di tengah-tengah taman batu nisan yang sunyi. Hanya terdengar bunyi angin berembus dan gemrisik daun yang bergesekkan satu sama lain. Jika dibandingkan dengan bandara Internasional tadi, mungkin bisa dikatakan terbalik 180 derajat. Begitu jarnag orang berada di tempat ini. Mau bagaimana lagi? Namanya juga makam.
Minho berhenti di depan sebuah makam yang terletak cukup terpencil dari makam-makam yang lain. Makam itu ditandai dengan batu nisan berwarna putih. Tertulis sebuah nama yang dikenal begitu baik oleh Minho.
Lee Hyukjae
Birth : April 04th 1986
Death : June 17th 2014
Minho mengelus nisan itu lembut. Ia mengambil sepucuk surat dan sebuah pocket watch dari kantung celananya. "Appa," ucapnya sambil membuka pocket watch tersebut. "Aku sudah menerima suratmu dari Halmeoni. Aku akan mengantarkannya pada daddy. Doakan aku sukses, ne?" ucapnya, lalu ia mengecup batu nisan tersebut.
Angin berembus semakin kencang. Namun, entah kenapa Minho merasa angin kali ini begitu harum. Harum yang amat lama tak dihirupnya. Harum khas appa nya. Minho tersenyum tipis dan menatap sepucuk surat tersebut, lalu berganti menuju nisan appa nya.
"Gomawo, appa…"
Seakan menyahut ucapan Minho, angin tersebut berembus kembali.
TBC
25 Maret 2012
Jadi, fanfiksi ini bakal jadi gabungan antara present dan past. Jadi di setiap chapter bakal disempil(?)in tuh plesbek plesbek nya Haehyuk. Umm, sebenernya rada bingung mau gimana nggambarinnya. Maklum, amatiran~
Oh ya, fanfiksi ini dibuat gara-gara waktu lagi jalan-jalan cari ff 6918, nemu ff karya Citrus Sunscreen yang judulnya Let Me Leave Three Words Behind. Saya nangis kejer tengah malem baca penpik itu T,T
Umm, mungkin ni epep bakal panjang juga, doain aja deh ni epep bisa selesai dengan selamat (?)
Sebenernya saya butuh satu hal aja ya buat nyelesaian penpik-penpik saya yang entah dimana sudah saya hapus jauh jauh
Tolong motivasi saya melalui review
Tapi kalo emang udah dimotivasi tapi nggak lanjut-lanjut ya, berarti saya lagi stuck di ff fandom anime / manga atau lagi sibuk berburu anime / manga #plak
