Surga Sudah Penuh

NaruSasu Drabble

By Prominensa

Naruto credit to Masashi Kishimoto

[ Tidak mengambil keuntungan secara materiel dalam menulis fanfiksi ini]

Terinspirasi dari potongan cerita di instagram creepy***

.

.

Surga sudah penuh, Naruto. Maukah kau memastikannya?

.

.

.

-Happy Reading-

.

.

.

Hey, apa kau tahu? Surga sudah penuh sekarang.

Naruto membuka kelopak matanya, terdiam di atas ranjang, dan melirik sekilas ke sekeliling. Tak ada siapa pun. Hanya bisikan seseorang bagai angin yang bersua di telinga. Namun, kalimat itu meninggalkan jejak di dasar pikirannya.

"Siapa?"

Tirai warna gelap bergerak membuat kesan misterius di dalam ruang kamar yang gelap. Naruto menampilkan ekspresi waspada di tengah ketakutannya shubuh ini.

Percuma, percuma, percuma. Sia-sia saja, Naruto.

Bulu kuduk Naruto berdiri. Angin dingin menyisir setiap bulu halus itu. Naruto menarik selimut cepat-cepat ke batas dada. Bibirnya merapal doa semampunya. Ia bukan orang saleh, tapi juga bukan orang yang tak tahu cara berdoa. Namun, beberapa hal yang ia ketahui:

"Aku orang baik. Aku menolong temanku saat kesusahan. Aku tidak melawan Ayah dan Ibu. Selalu dan selalu menurut. Aku juga memberi makan hewan liar di sekitarku. Membantu menyeberang lansia di lampu merah. Aku, aku, aku—"

Bibirnya komat-kamit tak jelas, peluh menetes membasahi sarung bantal, dan kesepuluh jari tangannya bergerak tanpa perintah otak. Naruto ketakutan. Seperti tikus di dalam ember berisi air, sendirian di tempat gelap.

Tahu apa kau soal kebaikan?

"Aku orang baik."

Memang kau Tuhan?

"Aku orang baik."

Tuhan saja tidak mencatat amal baikmu.

"..."

Lebih baik mati saja sekarang. Surga sudah penuh, Dobe!

"Sa-Sasuke?"

Aa, kau ingat?

"Kenapa?"

Apanya?

"Kenapa surga penuh. Tuhan berjanji menyisakan untuk orang-orang yang baik. Kenapa aku tidak?"

Kau sudah jadi orang baik?

"Aku sudah bertobat."

Bagaimana kau tahu, jika Tuhan menerima tobatmu?

Bagaimana jika tobatmu tidak diterima oleh-Nya?

"..."

Jadi, mati saja sekarang. Bunuh diri.

"Kenapa aku harus mati sekarang?"

Agar kau tahu, apakah masih ada tempat di surga atau tidak.

###

"Bagaimana, Naruto?"

Naruto terdiam menatap penuh kebencian kepada sosok bertanduk dua di hadapannya. Kedua tangannya mengepal dengan keras, seperti hendak meninju. Namun, ia masih sanggup menahan. Beberapa detik kemudian, kedua kaki itu melemas. Air mata hendak menghujan, tapi terbendung oleh dinding kesabaran.

Makhluk itu tertawa keras, sambil berulang kali mengatai Naruto. "Dasar Bodoh! Siapa yang mau menerimamu di surga?"

Sekuat tenaga Naruto berteriak, "Kau menipuku. Dasar Setan!"

Semakin Naruto berteriak, tawanya semakin mengeras. Tak ada surga bagi Naruto. Pun neraka. Ia terhasut oleh bualan setan yang membuatnya kini dibenci Tuhan. Tenggelam dalam kebodohannya sendiri.

[End]