Tears
playback
Playback
Playback
"Sudah kuduga..."
Hai aku Leo. Tak kenal? Jung Taekwoon. Tak kenal juga? Kau manusia yang tinggal dikutub bumi? Lupakan. Kau tak tahu apa yang kulakukan tadi? Aku sedang playback adegan dimana longlife friend ku kedua bola matanya berkaca kaca. Dari ponselku secara diam diam. Aku tak suka jika kegiatanku saat ini diketahui oleh orang yang berkaitan. Oh, aku juga akan menambahkan 'Alert!' yang keras pada member lainnya. Mereka bisa ribut jika tahu aku melakukan ini.
"Menakjubkan.." satu kata keluar dari bibirku ketika menontonnya.
Playback
Playback
Playback
"Cantik." Satu kata lagi lolos dari bibirku. Ah aku gila. Terima kasih fans yang membuat video dan fmv tentangku dan dia. Aku tanpa sadar sedikit suka dengan apa yang kalian lakukan.
Playback
Playback
"Berkilau" oke, satu kata lagi lolos dari bibirku. Aneh kan, biasanya aku tak seperti ini. Aku mengerti kalau layar ponselku banyak goresan bekas ku memplayback tadi. Aku juga mengerti kalau touchscreen ponselku berhenti bekerja hanya gara gara kegiatanku tadi.
Klap.
"Taekwoon? Kenapa kau masih disini? Kau tak mau makan? Aku memesan daging kesukaanmu" oh lihat, orang yang bersangkutan itu ada didepanku kini. oh kau harus percaya ini, aku melupakan kegiatan favoritku gara gara menonton video ini. Segera aku kunci ponselku dan kumasukkan ke saku jaketku.
"Nde..aku akan keluar" ia berdiri disisi lain agar aku bisa keluar dari mobil van. Setelah turun, kutatap matanya. 'Kenapa matanya begitu berkilau dan cantik?' Akhirnya aku melakukan ritualku lagi. Menatap matanya tanpa berkata kata. Sebenarnya bukan tanpa berkata kata...hanya saja kata kata yang sebenarnya sudah diujung lidahku, malah balik tertelan lagi setelah bertatapan mata dengannya. Oh sial! Wajah bingung bingung bodoh dan ekspresi seperti 'ah Taekwoon kau kenapa? Aku bingung'-nya itu membuatku bodoh juga. Hei kau, kusiram kopi agar kau tak terlalu manis dan membuat pipiku giung(?) Seperti ini.
"Ayo Taekwoon-ah kau bisa kehabisan" ah dia menautkan jemarinya dijemariku, rasanya ingin kutendang restoran ini sampai memental jauh agar ia dan aku masih seperti ini lebih lama. Ingin kuculik manusia pemilik senyum manis ini demi jadi milikku sendiri. Ah tolong aku akan menggila jika begini terus.
.
.
.
Playback
Playback
Ah aku masih Taekwoon. Menurutku, aku suka konsep hyde. Jika Jung Leo adalah sisi dinginku. Maka Jung Taekwoon adalah sisi khusus untuk dia...yah dia, just him and him. On and on. Absolut for him.
"Ternyata banyak momenku dan dia bertebaran" aku jadi hobi men-stalk akun akun yang menyandang nama LeoN Shipper...mereka hebat! Bahkan momen yang tak seharusnya menjadi romantis, dengan kemampuan jepretan mereka itu merubah segalanya. Aku suka jepretan mereka. Contohnya seperti jepretan orang yang duduk lesehan didekatku ini. dengan asyiknya dia menjajal hasil bidikkannya didekatku. Aku yang duduk disofa, dan si tampan grup ku duduk dilantai. Dari posisi ini aku mudah saja melihat hasil yang dia bidik.
Ada foto lightstick. Hyuk. aku. dia dan Hyuk. Ravi dan Ken. aku dan Ken. Hakyeon. pemandangan langit. kami ber enam. Hyuk. Hyuk. Hyuk. Hyuk. aku dan Hakyeon. aku dan Hakyeon. dia sendiri. aku dan Hakyeon. aku dan Hakyeon. aku dan Hakyeon. Hakyeon. Hakyeon. Hyuk. Hyuk. Ken. Hakyeon tidur. Hakyeon serius. Hakyeon peace version. Hakyeon aegyo version. Hakyeon versi yeoja. Hyuk versi yeoja. Hakyeon versi...
'Tunggu!'
"Hongbin-ah kapan kau memotret ini? " Hongbin menoleh keatas, kearahku dengan senyum aneh. "Akhirnya kau sadar Hyung" katanya dengan semangat berpindah duduk disampingku. Ia memamerkan fotonya padaku. Sepertinya dia mau memberitahuku soal ini daritadi.
"Bagaimana? Ini eksklusif dan hanya aku yang punya" ugh! Sial! Aku ingin punya itu diponselku!
"Kau tak seharusnya memiliki foto seperti ini." Bisikku pada Hongbin. Namja tampan kita ini tertawa. "Sudahlah hyung. Katakan saja kau suka padanya, daripada dipendam terus sejak awal trainee...ah atau saat kalian masih bersekolah? Hakyeon hyung itu banyak yang menginginkannya, contohnya saingan terberatmu itu si Minhyuk Born To Beat. Belum lagi yeoja yeoja partner kiss scene-nya, mereka juga mendadak memfavoritkan Hakyeon hyung." balas bisiknya panjang lebar, membuat telingaku panas. Kenapa harus namja...yaaa Minhyuk! Kenapa harus dia yang jadi saingan terberatku? Membuatku kesal saja. Para yeoja itu bukan sainganku. Sekali kuperlihatkan tatapan dingin ku...mereka pasti langsung takut dan lari. Haha aku suka mataku. Mereka berguna untuk ini, tak sia sia kulatih tatapan dingin ku selama bertahun tahun.
"Chk! Kau! Kenapa mengurusiku huh!" Kusenderkan punggungku pada sofa. Mencari kenyamanan setelah rasa itu barusan dihanguskan Hongbin, kini jantungku berdebar lebih cepat karenanya.
"Karena aku dongsaeng kalian yang ingin melihatmu bersama Dia lebih dari siapapun." Uhuk! Aku tersedak salivaku sendiri. Apa katanya? Bukannya itu sama saja kalau dia mendukungku? Ah jinjja...dari matanya terlihat kesungguhan itu. Ah setidaknya dia bisa mendukungku nanti jika ada Minhyuk sialan itu mengganggu*coret mendekati dia.
"Oke, lanjutkan!" Aku akan pergi dari ruang tengah. Tapi, langkahku terhenti karena teringat sesuatu.
"Hyung? Kau tak mau foto ekslusif ini?" Kata kata Hongbin dapat membuatku terduduk kembali. Meng-copy foto eksklusif itu semua ke ponselku, walau harus merelakan beberapa lembar won dari dompet coklatku ini. Apakah normal memiliki foto dia setengah naked? Dia sedang dihujani air shower? Dia sedang aegyo didepan cermin? Aku bilang aku sudah gila! Lihat tubuhnya mungil sekali saat tak ada benang melekat ditubuhnya. Aku hanya pernah melihatnya sekali saat pemotretan album Jekyll.
"Hyung..tahan dirimu hihihi" sial! Hongbin berhasil mengerjaiku.
"Jangan beritahu siapapun. Kau dengar? Jangan beritahu siapapun. Kalau tidak foto orang ini kuhapus dan kubilang padanya kalau kau menguntitnya"
"Astaga hyung! Iya kau percaya saja padaku eoh!" Hongbin mengambil peralatannya dan langsung ia bawa kabur dariku. Ckck dasar Hongbin jadi sensitif karena dia. Kusimpan di folder rahasia paling terahasia. Oh lihat, aku baru sadar kalau dia ada di karpet tertidur. Terkadang ia menggeliat menyamankan posisi tidurnya. Terkadang ia membusungkan dadanya. Lalu sekarang dia membuka matanya perlahan. Manis sekali saat aku bisa melihat ekspresi bangun tidurnya berkali kali pffft..ah lihat dia melirik kearahku... eh!?
"Taekwoon..? Kau kenapa tersenyum sendiri?" Ia bangkit sempoyongan. Mungkin efek masih mengantuk maka dari itu ia langsung ambruk disebelahku.
"Hakyeonie...kau mau minum sesuatu?" Tanpa babibu dan tanpa jawabannya aku langsung pergi ke dapur, membuat segelas susu hangat untuknya. Kembali menuju dimana dia duduk.
"...seperti biasanya, kau bisa saja menghindari pertanyaanku, setiap aku menatap matamu dan sebaliknya. Aku tahu kau ingin mengatakan sesuatu. Aku benar kan?" Dia menyenderkan kepalanya pada bahuku setelah aku duduk kembali disampingnya. Hah! Aku tahu dia sangat peka akan cara bagaimana dia memahamiku.
"Tidak ada, kau tak perlu khawatir..."
"Jung Leo...!?"
"Aku tidak apa apa"
Atau lebih tepatnya aku sedang kenapa kenapa karenamu. Aku membuat Delusionalku sendiri sekarang.
Kau disana seperti putri tidur.
Aku gila.
Kuletakkan segelas susu ini di meja.
.
.
.
.
.
Hansungan munojyobeorin sesang
Butjabeul gol, aewonhal gol
Imi non gago yogi omneunde
Hmf~ lirik ini mengingatkanku akan saat itu. Saat dia pergi bersama namja yang tak ingin kusebut. Saat itu kami bertengkar karena salah paham biasa. Ditanganku, aku menggenggam dua tiket bioskop untuk alasanku meminta maaf.
Tapi terpaksa tiket itu jadi tak berbentuk karena kuremas habis dan kulempar ke sofa saat dia menelepon namja itu untuk mengadu atau setidaknya saling bertukar pikiran entah mengenai grup atau tentang perasaannya. Haruskah dia seperti itu dikamar kami? Harusnya seseorang yang diandalkannya itu aku. Bukan namja itu. Aku seolah melukai diriku sendiri. Aku tak kuasa jika hari hariku tak menatap bolamatanya, aku juga tak tahan saat ia bertelepon ria dengan orang itu. seakan dunia hancur karenanya.
"Taekwoon hyung? Kau berlatih lagi?" Aku mengangguk atas pertanyaan Hongbin barusan.
"Hyung, apa yang harus kulakukan? Dia selalu mengandalkan Ken hyung, bukan diriku lagi..." Hongbin merebahkan tubuhnya disampingku, "ah nyamannya lantai ini"
aku memberikan kopian not not lagu ciptaanku satu ini untuknya. "Jika kau gelisah seperti ini, kau harus tanya padanya langsung" aku mulai menandai lirik untuk Hongbin.
"Hei hei hyung...kau mau mengerjai aku hm? Lirik ku dan dia bersandingan seperti ini? Dan...'dan aku tidak tahu mengapa, karena aku hanya berdiri termagu disana'... kau sungguh sungguh mengerjaiku hyung" Hongbin mengusak frustasi rambutnya sendiri hingga berantakkan. Senyum evil ku terbentuk indah.
Bahkan aku tahu dia mengintip dari celah pintu dengan pandangan tak suka dan seolah ia ingin membunuhku. "Nyanyikan saja bagianmu dengan baik" Hei Lee Hongbin, aku sepertinya tahu apa yang membuat magnae kesayanganmu itu menjauh...alasannya adalah kau dekat denganku hingga ia cemburu seperti ini. Lucunya.
"Baik Leo hyung... hhhh~ kau sendiri membuat lirik ini untuk dia kan?"
aku tahu dia masih disana. Sedikit bumbu, mungkin tak apa.
"Kau tahu diriku lebih dari siapapun. Kau benar." Hongbin dan orang yang bersembunyi dibalik pintu pun terdiam. Mencoba mencerna untaian kalimat ku tadi.
"H hyung kenapa bicaramu seakan..." buru buru ku ambil kertas untuk menutupi kepalaku dan Hongbin hingga siluet yang terpantul dari kertas ini bagaikan aku mencium Hongbin yang nyatanya tidak. Orang yang bersembunyi dibalik pintu itu berlari pergi.
"Apa sih hyung? Kukira kau akan membisikkan sesuatu padaku...?" Hongbin Lee, kenapa kau tak sadar akan rencanaku sih!-' dia meringis setelah mendapat chop hand ku. Segera kutulis apa yang aku ingin ucapkan.
Mata Hongbin membulat, 'Magnae mu itu cemburu padaku'. "Tadi dia bersembunyi dibalik pintu untuk memperhatikan kita, ini kesempatanmu." nah, ia sudah pasti memiliki rencana setelah kubantu sedikit. Buktinya ia segera berjalan keluar kamarku.
.
.
.
Playback
Playback
"Hmph~"
Beginilah pekerjaanku seminggu penuh ini selagi ada kesempatan waktu pribadi... apalagi selain mencari fmv atau sejenisnya di situs favorit kita semua itu. Diam diam tersenyum, terkadang kesal, terkadang terharu. Sentimentil sekali rasanya.
Cklek~
Secara reflek aku menoleh kearah pintu waiting room VIXX, dan disana namja manisku berada. Menuju kearahku.
"Leo...boleh aku duduk disampingmu?"
Apa katanya? Bahkan tempat ini khusus untukmu.
"Jangan bercanda, kau seperti pada orang lain saja. Kemarilah..." dia duduk berdempetan denganku. Hei bukankah sofa ini lebih luas jika hanya kami berdua disini?
"Besok hari free kita. aku Eunkwang dan Minhyukkie akan pergi jalan jalan..kau mau ikut?" Dia memegang bahuku. Wajahnya dekat sekali berhadapan denganku. Sial, haruskah dia sedekat ini?. Ngomong ngomong...aku takkan diam saja jika ada Minhyuk menemaninya.
"Baiklah aku ikut bersama besok." Kataku mantap. Tak mau jika Hakyeon berduaan dengan orang itu. Eunkwang pasti beralasan jika Minhyuk dan Hakyeon mengajaknya jalan.
"Hee? Jinjja?" Seperti yang kuduga ekspresinya pasti akan begitu. Seperti... 'ah Taekwoonie mau menerima ajakkanku! Senangnya~'-nya.
"Wae? Tak boleh aku ikut? Yasudah.."
"Ehhh...ani, aniya Taekwoonie~ aku hanya heran, biasanya jika ada Minhyuk sikapmu seakan tak mau dekat dekat denganku. Jadi aku...engh, bagaimana ya. Ah bagaimanapun aku suka jika kau ikut." Katanya sambil menahan tanganku. Padahal ingin sekali meninju sesuatu saat gendang telingaku mendengar satu nama terlaknat itu.
"Kali ini aku punya waktu luang untuk jalan jalan, itu saja." Kataku dengan efek angkuh.
Ini adalah hari dimana Hakyeon mengajakku jalan jalan bersama Minhyuk dan Eunkwang. kami oh maksudku, aku dan dia sedang berada di cafe yang dekat dengan kantor gedung jellyfish. Menunggu kedatangan kedua member born to beat itu untuk segera muncul membuka pintu cafe. Tapi sudah hampir 30 menit, kedua batang hidung itu tak muncul juga. Aku sudah memakan pie apple dan kopi americano sampai habis. Sabar Jung Leo.
Ting~
Sebuah pesan datang ke ponsel Hakyeon.
"ah katanya, Minhyuk dan Eunkwang tidak jadi ke lotte world."
Itu artinya kami tinggal berdua?
Sialan!
Kenapa mendadak begitu sih!?
+++ end/next +++
