"Huwee...Umma jahaaat" terdengar suara tangis dari sebuah kamar yang tertutup. Sedangkan di depan kamar seorang wanita paruh baya tampak menghela napas sambil berusaha membujuk.

"Baekkie, ayo sarapan dulu sayang. Nanti kamu terlambat kuliah" wanita itu terus mengetuk kamar gadis yang dipanggil Baekkie itu dengan sabar.

"Sudah Umma, biar aku saja" seorang lelaki tinggi tiba-tiba berada di belakang sang Umma.

"Bujuk adikmu baik-baik, Yun. Umma siapkan bekal untuk Baekkie dulu"

tok..tok..tok..

"buka pintunya, Baek. kamu tidak kasihan pada Umma, eoh?" tetap tidak ada respon dari dalam.

"oke, kalau kamu tidak mau buka pintu, hari ini juga aku akan ke kampusmu menyatakan kamu mengundurkan diri dan besok siapkan untuk kencan buta" si lelaki tersenyum jahil dan sangat yakin ancamannya akan berhasil.

Ceklek..

Bugh!

begitu terbuka, sebuah bantal sukses melayang di wajah tampan yang berada di belakang pintu.

"Yunnie Oppa! ancaman macam apa itu?cih!" perempuan dengan wajah jutek mendecih kemudian berjalan menuju anak tangga meninggalkan kakaknya yang masih mengelus kepalanya.

Sampai di meja makan tampak 3 orang sedang menikmati sarapannya, 2 orang wanita dan seorang anak lelaki berusia hampir 3 tahun. Baekhyun berjalan malas sambil mempoutkan bibirnya.

"Bekhun, ngambek lagi Umma?" si kecil menelengkan kepalanya menatap wanita di sampingnya.

"Hush! panggil dia Imo, Jimin-ie" si kecil hanya mengedikkan bahu sambil menerima suapan makanan dari Ummanya dan tidak menyadari tatapan membunuh dari seorang Byun Baekhyun.

"Jja, Baekkie, makanlah" Byun Leeteuk, perempuan satunya, meletakkan sepiring roti di depan Baekhyun yang sudah duduk di sebelahnya. Baekhyun menerimanya dengan wajah datar, Leeteuk terrsenyum sambil membelai kepala putrinya.

"Maafkan Umma, ne. Umma memang jahat tidak mengijinkanmu pergi jalan-jalan dengan teman-teman sekolahmu, hanya saja kuliahmu sedang tidak libur, Umma tidak ingin kuliahmu terbengkalai. Bukankah Baekkie yang bilang ingin membantu Appa?" mendengar kata 'Appa' sontak membuat mata Baekhyun memanas.

"M-mianhae Umma, Baekkie tidak bermaksud mengatakan Umma jahat" Baekhyun berkata lirih sambil memeluk Ummanya.

"ckckck..cudah besal cengeng" Jimin berkata sambil memainkan robot-robotan di tangannya.

"Yak! Byun Jimin! belajarlah dulu bicara yang benar baru bisa mengataiku" Baekhyun melepaskan pelukan Ummanya, sedangkan Jimin hanya memeletkan lidahnya.

"Ayo, Baek, kita berangkat. Umma, Boojae, Jimin-ie. Aku berangkat, ne" Yunho menghentikan keributan di meja makan, tak lupa lelaki itu mencium pipi ketiga orang itu sedangkan Baekhyun segera beranjak mengikuti kakaknya menuju mobil.

.

.

.

Byun Baekhyun, perempuan usia 23 tahun, kuliah tingkat awal di jurusan manajemen bisnis, sebelumnya dia pernah bersekolah di Australia di bidang seni peran, namun dua bulan yang lalu, sang Appa, Byun Kangin meninggal dunia karena serangan jantung. Appa Baekhyun memiliki sebuah hotel dan restoran yang dikelola bersama dengan kakaknya, Byun Yunho, Yunho bertanggung jawab atas restoran yang baru berkembang sedangkan Kangin sebagai direktur yang mengatur hotel. Setelah Appanya meninggal, Baekhyun pulang kembali ke Korea dan berjanji pada Ummanya bahwa dia akan meneruskan usaha Appanya, maka keluarlah dia dari sekolah sebelumnya dan mendaftar di Kyunghee University.

Kakaknya, Byun Yunho, 30 tahun, sudah menikah dengan seorang perempuan yatim piatu bernama Kim Jaejoong, dan dikaruniai seorang putra, Jaejoong sendiri memiliki usaha coffee shop tidak jauh dari rumah, Leeteuk ikut membantu mengelola coffee shop itu, dan Byun Jimin tentu saja selalu ikut Umma dan neneknya di kafe itu.

"Nah, sampai. Sore nanti Oppa akan menjemputmu, seperti janji Oppa kemarin, Oppa akan mengajarimu beberapa hal" Yunho menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang kampus Baekhyun.

"Ne, gomawo Oppa" Baekhyun tersenyum kemudian segera berlari kekelasnya.

Ya, terkadang kedua kakak beradik ini memang suka ribut, namun sebenarnya mereka memiliki ikatan batin yang kuat. Baekhyun sangat menyayangi kakaknya begitu juga sebaliknya. Maka dari itu Baekhyun tidak pernah mengeluh, walaupun ia sering lelah pulang kuliah dan berlanjut dengan mengurus perusahaan, tapi baginya itu semua untuk keluarganya, bagaimana pun Baekhyun bisa sekolah sampai ke jenjang ini juga dari hasil jerih payah Appa dan kakaknya.

Jam menunjukkan pukul 4 sore, Baekhyun menunggu di bangku dekat tempat parkir, saat sebuah mobil berhenti di depannya. Jendela mobil itu terbuka menampakkan seorang lelaki tirus dengan kacamata hitam, melambai pada Baekhyun.

"Baekkie, ayo pulang" ucapnya dengan senyum yang menawan.

"Jongdae Oppa!" Baekhyun tersenyum girang dan segera masuk ke kursi penumpang. Setelah memastikan Baekhyun sudah memakai seatbeltnya, Jongdae segera melajukan mobilnya ke arah hotel 'Sapphire'

"Yun Oppa sibuk, eoh?" Baekhyun bertanya.

"Uh-huh, ada yang perlu diurus di restoran jadi dia memintaku menjemputmu" Baekhyun mengangguk mengerti. Bukan sekali ini saja Jongdae diminta menjemput Baekhyun, ini merupakan kali ketiga Jongdae menjemputnya. Jongdae merupakan teman kerja Yunho, dia juga bekerja di hotel milik Appa Byun seebagai manager, usianya berbeda 3 tahun dengan Baekhyun, Jongdae bekerja di sana sejak 3 tahun lalu tepat setelah dia lulus kuliah, sehingga Baekhyun sudah mengenalnya dengan baik.

Restoran dan hotel 'Sapphire' letaknya bersebelahan, Baekhyun memutuskan untuk ke restoran lebih dahulu untuk menemui Yunho. Baekhyun masuk ke ruang manager dan mendapati Yunho sedang duduk dengan seorang lelaki, Baekhyun langsung saja menerjang kakaknya, dan memberi kecupan kecil di pipinya.

"Aku lapar, Oppa" ujarnya sambil mempoutkan bibir.

"Mian, Baekkie. Tampaknya hari ini kita langsung pulag saja, belajarnya besok saja, ne?" Baekhyun hanya mengangguk patuh. Baekhyun tidak banyak bertanya saat Yunho mengajaknya pulang bersama bersama pria yang duduk dengan Oppa-nya tadi.

Park Chanyeol, Baekhyun mengenal pria itu, Chanyeol seusia dengan Jongdae. Menurut cerita Yunho, Chanyeol dahulu kuliah managemen bisnis, setelah selesai dia tidak langsung bekerja tetapi malah sekolah chef, Baekhyun tidak habis pikir kenapa Chanyeol bisa sekolah dengan dua jurusan yang jauh berbeda. Pertama kali Baekhyun bertemu Chanyeol adalah saat Baekhyun pulang ke Korea 2 bulan lalu saat pemakaman Appa-nya, saat itu Yunho mengumumkan Chanyeol sebagai manager restoran sekaligus kepala chef padahal Chanyeol baru bekerja 3 bulan, entah karena kerjanya yang bagus atau Chanyeol yang pintar merayu kakaknya, batin Baekhyun waktu itu. Menurut Jongdae yang merupakan teman kuliah Chanyeol, Chanyeol termasuk anak yang cerdas apalagi saat memiliki kemauan dia akan berusaha dengan keras, dia juga pandai bergaul sehingga mudah dekat dengan orang, namun kadang Baekhyun tidak nyaman saat ada Chanyeol karena beberapa kali Baekhyun mendapati Chanyeol sedang mengamatinya, tapi selama itu tidak mengganggu ya sudahlah, toh Chanyeol juga sangat jarang berinteraksi dengannya.

Setibanya di rumah, Leeteuk sedang bermain dengan Jimin, sedangkan Jaejoong tampaknya sedang memasak di dapur.

"Appaaaa" seperti biasa Jimin akan segera berlari melihat Yunho datang, dan Yunho akan dengan senang hati menggendong tubuh gempal putranya.

"Channie hyung, poppo" Jimin menunjuk pipinya sendiri yang menunjukkan ia ingin dicium, Chanyeol pun tanpa ragu mengecup pipi chubby Jimin.

"Hyung? Samchon, Jimin. Kalau kau panggil dia hyung, kau harus panggil aku noona" kata Baekhyun jutek.

"Chilo, Channie teman Jimin, Baekhun bukan" Baekhyun malas menanggapi Jimin yang masih asik memeluk leher Yunho, sampai kapanpun jiwa evil kecil Jimin dan Baekhyun tidak akan berhenti berperang. Chanyeol menahan tawanya dengan menggigit pipi bagian dalamnya, rasanya dia ingin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kesal Baekhyun, beda dengan Yunho yang terkikik geli dan Leeteuk hanya menggelengkan kepalanya karena sudah terbiasa mendengar pertengkaran Baekhyun dan cucunya. Saat menyadari ada Leeteuk, Chanyeol membungkuk hormat, yang dibalas senyuman lembut oleh wanita itu.

"Ah, Chanyeol-ah, kau sudah datang. Ayo bergabung makan malam" Jaejoong menawari Chanyeol dengan ramah. Baik Jaejoong, Leeteuk, Yunho bahkan Jimin pun tidak memanggil Chanyeol dengan sufiks -ssi, memang Chanyeol cukup dekat dengan keluarga Baekhyun karena beberapa kali Chanyeol datang ke rumah untuk mengurus pekerjaan, sedangkan Baekhyun memanggilnya 'Chanyeol Oppa' belum lama ini akibat paksaan kakaknya.

Semua makan dengan nyaman, selesai makan, Yunho mengumpulkan semua anggota keluarganya beserta Chanyeol di ruang keluarga.

"Seperti yang aku bilang pada Umma sebelumnya, Chanyeol ini sangat berperan dalam pengembangan restoran kita, namun karena tempat tinggal dia yang cukup jauh, aku tidak ingin Chanyeol menjadi terbebani dengan pekerjaan. Jadi seperti yang kita bicarakan kemarin, Umma, mulai hari ini Chanyeol akan tinggal di rumah kita"

"MWO?" teriakan Baekhyun sukses memenuhi seisi rumah.

TBC

Jika ada yang tau, iya ini juga gubahan dari versi aslinya Wonkyu. FF ini aslinya sudah kelar dan sudah berjalan bonus chap.

Pemberitauan aja, konfliknya tidak berat jadi hanya cerita ringan seringan kapas.

Semoga suka ya..