Title : Rain

Desclaimer :

Dragon Nest not mine. Character juga pinjem temen. Gw hanya player biasa yang ingin menulis cerita #nak

Character :

iVelvet – Soul Eater

Aracel – Gear Master

~.~.~.~.~.

iVelvet tak henti hentinya menyeringai sejak pulang dari coloseum tadi sore. Dalam benaknya masih terbayang wajah lawan bertarungnya. Ada yang pasang wajah pasrah, kesal karena tak mampu melawan.. ada pula yang frontal berteriak marah, tak menerima kekalahan. Ada juga yang memasang wajah nikmat dan keenaka…- stop. Jangan ingat yang terakhir.

Dari semua ekspresi yang dipasang lawan, iVelvet hanya menyeringai. Ia menikmati semuanya, ketika lawan tak berkutik karena keganasan dan kelincahan sang Kali. Teriakan kesakitan, rintihan, permohonan untuk berhenti. Dan iVelvet hanya terus menyerang.

Sayangnya semua itu terhenti ketika hujan mengguyur tanah Verathea.

iVelvet berdiri dekat perapian, menghangatkan badan karena dinginnya udara. Di benaknya sudah tersusun rencana pertarungan hari esok dan…-

GEBRAK!!!

…-pintu rumahnya seperti terbentur oleh sesuatu yang kecil namun bertenaga. iVelvet segera keluar untuk mengecek.

"Hah?! Siapa disana?! Alpaca mabuk lag…- Oh hei…" teriakan iVelvet seketika tenang ketika melihat seorang gadis kecil bertudung kain coklat lusuh, melindungi pakaian mewah serba hitam dan tertutup yang ia kenakan. Gadis itu tetap melipat tangan dan membenamkan kepala di lutut, tak peduli seberapa basahnya dia sekarang karena guyuran air hujan, juga tidak berniat mendongakan kepala sedikit saja untuk melihat pemilik pintu rumah yang ia sandari sekarang.

"Oi gadis kecil, jangan hujan hujanan disini. Lagipula ini kan…."

"Maaf. Aku akan pergi saat hujan reda.." sela gadis kecil itu lirih, masih menundukan kepala.

iVelvet mendecih kesal. Diremasnya jubah lusuh sang gadis. Basah sekali, jelas. Dengan tenaga cukup kuat, ia menarik gadis kecil itu masuk ke rumahnya.

"HAAAHH?! Tante penculik! Keluarkan aku dari sin…i.." gadis itu berhenti berteriak ketika merasakan hangatnya perapian di ruangan, membuat tubuhnya yang menggigil kini merasakan terpaan hawa panas.. tepatnya, hangat.

iVelvet menghela napas panjang. "Nyaman kan? Kau boleh pakai kamar mandiku disana,"

Gadis itu hendak angkat suara, sepertinya tidak setuju dengan penyekapan tiba2 itu.

Namun niatnya terkurung ketika sang Kali memberikan death glare maksimal, membuat yang diculik merinding.

"Memangnya kau menunggu seseorang diluar sana?"

Sang gadis menggelengkan kepala.

"Lalu kau tidak pulang ke rumah?"

iVelvet melempar setumpuk selimut ke sofa yang ukurannya cukup besar untuk ditiduri sang gadis kecil. "Daripada kau mengotori pintu depanku, lebih baik di dalam sini kan?" Kali itu menyeringai seperti biasa. Namun bukan seringai yang ia tunjukkan pada lawan yang siap disiksa.

Gadis kecil itu menundukan kepala, tapi akhirnya mengangguk pelan. "Aku Aracel. Suatu hari akan kubalas ini kalau aku mampu…"

Smile. "Kalau begitu, semoga berhasil,"