MERAJUK

Summary :Repotnya jadi suami. Sebuah percakapan ringan antara Naruto dan istrinya di hari libur yang cerah dan berakhir dengan Naruto-frustasi-gigit-wajah. Oneshot, NaruSaku. Terima saran dan kritik yang membangun, tapi tidak terima flame.

DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Family

Rating : K

WARNING : No_bashing chara, super gaje, little_OOC, word_pendek.

Author Note : drable singkat sebagai pemanasan di penghujung tahun. lagi berjuang menyelesai fic-ficku yang belum kelar. Udah aku ketik, tapi jumlah wordnya belum memenuhi syarat. Sabar, ya? Peace!

Don't Like Don't Read

Pagi hari yang cerah, Naruto tengah asyik menikmati secangkir kopi nikmat buatan sang istri tercinta dan selembar koran untuk dibaca. Lalu, datanglah sang istri dengan wajah cantik yang berseri-seri menghampiri Naruto. Dengan suara lembut dan bibir yang tersenyum manis, Sakura bertanya pada Naruto, "Mau dimasakin apa nanti siang?"

Naruto membalas senyuman sang istri tak kalah manisnya sebelum berujar, "Terserah kamu saja, Sayang,"

Dahi Sakura mengerut. Dia terlihat tidak senang dengan jawaban singkat dari sang suami. "Iih, kok terserah, sih!" rajuknya. "Jangan bilang terserah, dong! Bikin bingung yang mau masak aja," lanjutnya.

"Ya udah bikinin aja gyudon,"

"Tapi daging sapi lagi mahal."

"Kalau gitu sashimi,"

"Ikan segarnya lagi langka di pasaran,"

"Buat aja wasabi sama telur mata sapi. Itu aja aku udah seneng."

"Cabe harganya lagi gila-gilaan,"

"Ya, udah. Beli aja ramen di kedai Ichiraku! Praktis,"

Wajah Sakura sontak merah padam. Dengan suara agak tinggi, ia berkata, "Kamu tuh nggak bisa menghargai aku. Aku tuh pingin masakin buat suami, malah disuruh beli. Bilang aja masakanku nggak enak! Iya, kan?"

Bulir keringat dingin menggantung di pelipis Naruto. Wajahnya terlihat melas, memandang putus asa ke arah Sakura yang merajuk.

Dan cerita gaje ini diakhiri dengan kata

THE END