We're Brothers By The Bond We Share
.
Karneval fanfiction
Brotherly! Tokitatsu-Hirato
By : Akita Fisayu
Genre : Drama/Family/Angst
Disclaimer : Karneval will never be mine..
~0~
Summary
Tokitatsu menyayangi adik tirinya sepenuh hati, walaupun sang adik tidak pernah mengakuinya sama sekali. Apa yang akan Hirato lakukan bila orang yang memproklamirkan diri sebagai kakaknya tiba-tiba menjaga jarak?
-0-
Tokitatsu mengerti. Pria berambut coklat muda itu mengerti, melebihi apapun, bahwa Hirato sama sekali tidak memandangnya sebagai saudara.
"Disgusting. Only about half of our blood ties us together. Perhaps less, even."
Tokitatsu berusaha tersenyum, tapi bibirnya terkatup rapat, mencegah giginya bergemelutuk sementara matanya memanas.
'Tidak... Hirato tidak bersungguh-sungguh mengatakannya... itu hanya topeng agar aku menjauh darinya sehingga musuh-musuhnya tidak akan mengincarku.. ya, pasti itu tujuannya... tapi–' pikir Tokitatsu sedih. 'Hirato, bahkan ancaman padaku karena posisiku lebih berbahaya darimu.'
Jendral tertinggi Circus tersebut meraih sebuah buku besar dan tebal yang ia simpan di lemari kecil tepat di samping mejanya. Untuk membunuh waktu sekaligus memuaskan kerinduannya pada adik tersayangnya, ia membuat scrapbook yang berisi foto-fotonya bersama Hirato di masa kecil, foto Hirato saat sang pria berambut violet gelap masih bersekolah di Kuronomei, hingga sekarang.
Tokitatsu juga memuat foto-foto siapapun yang berhubungan dengan Hirato, seperti kru di kapal kedua, Tsukitachi dan bawahannya, tak lupa orang-orang dari Menara Penelitian. Ia menugaskan salah seorang bawahannya untuk menyamar dan mengambil foto mereka sebanyak mungkin. Kebanyakan adalah foto-foto konyol, contohnya foto yang berisi sosok Tsukitachi terpeleset ke dalam sungai sementara Kiichi dan Jiki menertawakannya saat menuntaskan salah satu misi, atau Yogi yang ketakutan berusaha kabur dari kejaran Akari yang membawa suntikan.
Walaupun ada juga foto di mana suasana serius dan tegang menghias. Seperti ketika seluruh awak kapal kedua berkumpul dan membentuk formasi rapi, mendengarkan komando Hirato dengan seksama. Juga ada foto saat Circus bertarung melawan Kafka dalam sebuah pertempuran besar.
Tokitatsu mengumpulkan semuanya dan merawatnya penuh kehati-hatian. Pria yang terlahir 36 tahun lalu itu berusaha menghias scrapbook-nya seindah mungkin, berharap suatu hari nanti ia bisa memperlihatkannya pada Hirato. Tokitatsu menerka-nerka respon seperti apa yang mungkin akan diterimanya dari sang adik tiri begitu ia melihat isi scrapbook yang disodorkan.
'Mungkin ia akan berkomentar menjijikkan, atau kekanak-kanakkan. Mungkin juga ia akan mengecapku sebagai stalker.' Batin Tokitatsu, geli dan sedih bercampur menjadi satu.
Selesai mengamati isi scrapbook di tangannya, Tokitatsu mencopot kacamatanya dan mengusap kedua mata biru esnya.
-0-
3 bulan telah berlalu, dan selama 3 bulan itulah Tokitatsu tidak berani membawa dirinya pergi berkunjung ke kapal kedua untuk sekedar bermain-main atau bertemu dengan Hirato.
"Don't you think i've hidden enough things from my superiors about you as it is?"
Sebelumnya, Tokitatsu tidak terlalu memikirkan perkataan Hirato pada waktu itu, walau memang ia merasa sedikit bersalah telah merepotkan adiknya. Sekarang, setelah ia menelaahnya baik-baik, ia mengerti keberatan Hirato akan kunjungannya yang terkesan seenaknya dan tanpa pertimbangan. Ia seorang pimpinan tertinggi organisasi pertahanan nasional, yang seharusnya mencontohkan sesuatu yang lebih baik. Ia tidak bisa pergi seenaknya tanpa pengawalan yang bisa membahayakan nyawanya. Meskipun Tokitatsu yakin bisa melindungi dirinya sendiri atau paling tidak menemukan beberapa cara untuk membuatnya tak tersentuh musuh, ia mengakui bahwa perkataan Hirato ada benarnya.
Secara tidak langsung, ia telah merepotkan banyak orang.
'Maaf, Hirato... aku memang kakak yang buruk...'
-0-
Sementara itu di kapal kedua Circus...
Hirato mengernyitkan dahi dengan tangan bersedekap di dada. Kapten berusia 27 tahun tersebut sedang menganalisa dokumen-dokumen yang menjadi tanggung jawabnya, dan pikirannya malah terusik oleh sesuatu yang tidak ada hubungannya sama sekali.
Sejak 3 bulan yang lalu, Tokitatsu sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya di kapal kedua. Setidaknya sebulan sekali Hirato akan mengusap keningnya melihat sang pemilik jabatan tertinggi di Circus berjalan mengendap-endap di koridor. Pun di rapat Round Table Z, Tokitatsu tidak bersikap seperti biasanya. Ia hanya akan berbicara bila perlu, suaranya juga selalu bernada tegas dan datar. Seakan kebiasaannya menggoda pimpinan divisi lain atau anggota Circus yang hadir dalam rapat lenyap tanpa bekas.
Bulan pertama Tokitatsu bertingkah aneh, pria eksentrik itu masih mengiriminya e-mail walau tidak terlalu sering juga isinya tidak seabsurd atau sepanjang biasanya.
From : Tokitatsu 16/07/xx
Bagaimana kabarmu? Apakah orang-orang di kapal kedua sehat-sehat saja? :)
Bandingkan dengan e-mailnya setahun yang lalu.
From : Tokitatsu 20/11/xx
Hiratoo! Hari ini aku tidak harus memakai dasi dengan motif seperti apa! Ah, well, bisakah kau mengusulkan beberapa untukku? Mana yang lebih kau suka, motif polkadot atau bergaris warna-warni? Nah? Nah?
Bagaimana Akari? Seminggu yang lalu saat aku menelponnya, belum ada 15 detik dia sudah menutupnyaa... dengan bunyi 'krakk' yang keras pula. Aku rasa moodnya tidak terlalu bagus ketika aku menghubunginya. Walaupun sekretarisku bersikeras itu karena salahku, sih. Tapi yang mengherankan, apa yang salah dari menelpon seorang teman di kala senggang? Hufft.
Ah ya, sampaikan salamku pada Gareki dan Nai! Oh, Yogi dan Tsukumo juga! ;D ... Aku tebak Iva akan langsung mengamuk begitu mendengar namaku, haha. Dan jangan lupa! Katakan pada Tsukitachi dia masih berutang satu botol wine padaku karena terakhir dia berkunjung ke kantorku, si hiperaktif itu memecahkan salah satu koleksi wine terbaikku! X_X
Omong-omong, bagaimana perkembangan misi kalian? Aku dengar Kafka mencoba membuat jenis varuga baru dari badut-badut di kota... JUST KIDDING! Augh, aku bisa membayangkan betapa menyeramkannya wajahmu sekarang! DX
Well, stay lovely, Hirato! ;)
Dan Hirato masih ingat balasan yang ia kirim.
To : Tokitatsu
Kafka akan dengan senang hati menjadikanmu sebagai objek pertama eksperimen 'varuga badut' mereka.
...
Hirato menghela napas. Bahkan Akari menyadari perubahan Tokitatsu dan mencurigainya sebagai salah satu penyebab Tokitatsu bertingkah out of character. Ia tidak bisa menyalahkan mantan gurunya karena berpikiran seperti itu sebab ia sendiri bingung apa faktor yang memicu Tokitatsu untuk bersikap... dingin dan aneh.
Bukan berarti ia peduli atau apa. Hirato bahkan tidak ambil pusing ketika Tokitatsu tidak henti-hentinya memproklamirkan diri sebagai kakak dari pria bersurai ungu gelap itu.
"Hhh.. what a troublesome guy..." Hirato mengurut dahinya.
Sebulan yang lalu ia sudah mencoba menghubungi sekretaris Tokitatsu –Hirato sebenarnya enggan melakukannya– untuk menanyakan apa yang terjadi pada saudara tirinya tersebut, tapi si sekretaris sendiri mengatakan dengan nada cemas bahwa ia tidak tahu apa yang menyebabkan atasannya yang biasanya menyebalkan itu menjadi sependiam sekarang.
"Hirato-sama, tolong– bila anda mengetahui cara mengembalikan Tokitatsu-sama seperti semula, saya akan sangat berterima kasih pada anda... bahkan mungkin harta benda termasuk nyawa saya tak akan cukup untuk menyampaikan seberapa besar rasa terima kasih saya!"
Bukan suatu rahasia kalau semua bawahan Tokitatsu sangat loyal serta sayang pada pria itu. Di samping hobinya memprovokasi orang-orang dan sifat eksentriknya yang menjengkelkan, ia adalah figur pemimpin yang baik.
Tanpa sadar Hirato mengeluarkan handphone-nya dan menekan nomor Tokitatsu.
"Rrrr... rrrrr..."
Aneh, nada dering handphone Tokitatsu bukan lagi lagu menggelikan dengan lirik 'Hirato~ My awesome cute little brother~ Lalalalalaa... Circus is my family, and Hirato is my only lovely little brother~ Lalalalaa, lalalalaa~' yang mana menjadi alasan Hirato jarang –nyaris tak pernah– menelpon pria yang berbeda 9 tahun darinya itu.
Ckrek.
"Halo?"
"Jendral." Sapa Hirato sopan.
"... Hirato."
Ia bisa menangkap ketegangan yang mengiringi tiap suku kata.
"Misi terakhir kapal kedua berakhir sukses dan kami sudah mengirim sampel varuga yang kami curigai sebagai jenis baru ke Menara Penelitian." Hirato tidak pernah tahu otaknya bisa memproduksi kebohongan semacam itu dalam waktu singkat. "... Saya memohon kesediaan anda untuk menyediakan waktu dalam rangka mendiskusikan hal ini."
Hening sejenak.
"Kau bisa mengirim data-datanya padaku. Selain itu, atasanmu bisa menggantikanku dalam diskusi."
Hirato menyadari Tokitatsu benar-benar berubah. Dalam kondisi biasa, Tokitatsu akan meledak dalam kebahagian dan meneriakkan hal-hal seperti 'Hirato! Kau benar-benar mengajakku bertemu? Aww! Kau pasti rindu pada kakakmu ini!', 'Benarkah?! Tenang saja, Hirato, aku tidak akan membuatmu menunggu lebih lama!' atau 'Tunggu! Aku akan membawakanmu oleh-oleh! Kau mau apa? Permen? Boneka? Wine? Gundam model terbaru?'
"..." Hirato menundukkan kepalanya sehingga poninya jatuh menutupi mata. "Kalau begitu, Jendral, maaf telah mengganggu waktu anda.."
"Tunggu, Hirato!"
"Ya?"
"... Kuharap itu bukan varuga jenis badut...?"
Iris amethyst Hirato melebar sesaat sebelum sedetik kemudian tawa meledak dari mulutnya. Pemilik tinggi badan 185 cm itu lega mengetahui kakaknya tidak berubah sepenuhnya–
Apa ia baru saja mengakui Tokitatsu sebagai kakaknya?!
Bagaimanapun jalan pikiran Hirato terputus oleh suara Tokitatsu yang terdengar lebih ringan dari sebelumnya.
"Apa yang lucu?"
"Ah, tidak, maafkan saya karena tertawa tiba-tiba." Hirato menghembuskan napas sambil tersenyum lalu melanjutkan. "Pertama kali saya juga curiga dengan kemungkinan yang sama dengan anda, tapi saya melihat sendiri bagaimana varuga yang satu ini bergerak dengan indah dan lincah. Saya berasumsi bahwa jenis baru ini adalah jenis varuga's dancer form." candanya.
Gelak tawa terdengar dari seberang. Obrolan antara Hirato dan Tokitatsu pun berlangsung selama beberapa menit sebelum akhirnya terputus.
Hirato tidak pernah serileks ini setelah bercakap-cakap dengan seseorang.
-0-
Tokitatsu memandang handphone-nya dengan ekspresi bahagia. Selain mendapat kejutan berupa panggilan telpon dari Hirato, ia juga menerima amplop coklat tebal berisi foto-foto langganannya yang telah diambil bawahannya selama sebulan.
Sambil bersenandung riang, Tokitatsu mulai mengisi lembaran-lembaran kosong scrapbook-nya dengan senyuman lebar tak lepas dari bibirnya.
Seorang wanita berkucir kuda diam-diam meneteskan air mata bahagia melihat atasannya kembali seperti semula.
"Ah! Bagaimana pendapatmu tentang foto ini? Wajah panik Tsukumo-chan lucu sekali ya saat angin nakal menyingkap roknya~"
"TOKITATSU-SAMA!"
-0-
Tsukitachi memerhatikan sahabatnya yang asyik menjahili Hitsuji yang bertanggung jawab atas kamar sang kapten.
"Aku tebak sesuatu yang bagus terjadi hari ini?" tanya pria beriris dull gold itu sambil tersenyum puas, menggeleng-gelengkan kepala melihat mood bagus Hirato.
"Ah? Tsukitachi, sejak kapan kau berada di sini?"
Tsukitachi tersedak wine yang diminumnya begitu mendengar ucapan sarkas Hirato. Yep, he's definitely in a very good mood.
"Jahatnyaa," Tsukitachi mengelap bibirnya. "Apa ada hubungannya dengan Akari-chan?"
Hirato menggeleng. "Aku bahkan tidak menghubunginya sama sekali hari ini."
"Huuu..." alis kiri kapten kapal pertama Circus tersebut naik. "Kalau bukan Akari-chan, lalu siapa?" godanya. "Apa kau akhirnya mengambil hati salah seorang suster di Menara Penelitian? Akari-chan akan mengamuk jika tahu kau lagi-lagi menggoda gadis-gadis polos itu."
"Aku tidak berniat mati muda, Tsukitachi." Hirato memutuskan berhenti mengusili salah satu dombanya lalu mengalihkan perhatiannya pada Tsukitachi.
"Kalau begitu siapa?"
Alis Hirato berkedut. "Kau terdengar seperti Ibu-Ibu yang penasaran akan kisah percintaan anaknya. Menggelikan."
"Awww.. harga diriku terluka. Bukankah aku lebih terlihat seperti seorang Ayah yang seksi?" Tsukitachi mengedipkan matanya.
Hirato menatap Tsukitachi tajam, walaupun makanan yang baru saja masuk ke perutnya bergolak, memaksa untuk keluar. Dengan kata lain, mual.
"Aku baru saja berbicara dengan Tokitatsu."
"Oh! Tokitatsu-san. Omong-omong tentangnya, aku merasa tingkahnya akhir-akhir ini aneh." Tsukitachi mendongakkan kepalanya seraya berpikir. "Dia jadi... sedikit serius? Di rapat dia tidak banyak tingkah. Aku nyaris merindukan komentar-komentar usilnya."
"Yah, sudah beberapa bulan ini ia tidak bertingkah menyebalkan seperti biasa. Bahkan orang-orang terdekatnya tidak tahu apa penyebabnya." Hirato menyesap anggur merahnya.
"Kau khawatir, Hiratoo~?" goda Tsukitachi. "My~ kupikir kau tidak pernah peduli pada kakakmu itu~"
"Aku peduli padanya sebagai rekan kerja." Jawab Hirato singkat. "Lagipula, bila atasan tidak bekerja dengan baik, secara tidak langsung itu akan berefek pada bawahan."
"Ooh? Tapi kinerja Tokitatsu-san malah meningkat beberapa kali lipat akhir-akhir ini." Tsukitachi memiringkan kepalanya dengan ekspresi heran.
Sebuah bantal sukses mendarat di wajah pria optimistis itu.
"Hirato!"
"Kau cerewet."
-0-
Malam menjelang.
Dengan ruangan masih terang benderang, Tokitatsu terjaga di meja kerjanya, serius berkutat dengan scrapbook-nya. Guntingan kertas lipat berwarna-warni, pita-pita, stiker, dan glitter berserakan di sekitarnya.
"Sial! Sebentar lagi lembarannya habis!" erang Tokitatsu seusai menempelkan sebuah stiker 2 dimensi di salah satu foto. Ia mengamati hasil karyanya. "Hm... sepertinya aku harus membeli buku baru.."
Tokitatsu mengambil satu foto yang tersisa dan mengamatinya, senyum lembut terukir saat ia perlahan mengoleskan lem di belakang foto kemudian menempelkannya di tengah-tengah halaman terakhir buku. Tokitatsu memberi pita biru mungil lalu menghiasinya sedemikian rupa, tak lupa menambahkan komentarnya di bawah foto.
"Whenever i see you, i can't stop my feelings from coming out." Bisiknya lembut. Ia menutup scrapbook itu dengan hati-hati kemudian menyimpannya di lemari.
Meregangkan badan, Tokitatsu menghembuskan napas lega. Tak lama iris safirnya menangkap pemandangan meja kerjanya yang berantakan.
"Oh well~ Biarkan saja seseorang membereskannya besok pagi~" sahutnya ceria.
Dasar pemimpin tidak bertanggung jawab.
.
.
-Be Continued-
Akita : Halo, minna-san~ Ini fanfic Karneval pertama Akita! :D Akita suka sekali brotherly! Tokitatsu-Hirato~ Mereka kakak beradik yang serupa tapi tak sama (?) Hoho... mohon dukungannya, nee ^^
