Ada Cinta di Komplek Bangtan
Yuuki Azusa present
BTS hanya milik Tuhan semata
Warning : Indo!Setting, typo (s), bahasa non baku, garing. GS! Seokjin, Yoongi, Taehyung, dan Jungkook. Twin!Taehyung.
NamJin, VKook, HopeV, MinYoon
Selamat membaca~
Komplek Bangtan merupakan sebuah komplek perumahan elit yang penghuninya kebanyakan adalah anak-anak muda (usia 15-25 tahunan). Namun, bukan berarti tidak ada sama sekali orang tua disana. Kebanyakan yang tinggal di Komplek Bangtan juga bukanlah warga asli sana, melainkan para pendatang. Kebanyakan adalah mahasiswa yang sewa kos disana. Karena itulah, Komplek Bangtan akan sangat sepi ketika libur hari raya atau liburan semester berlangsung.
Alasan komplek tersebut dinamai Komplek Bangtan adalah karena komplek tersebut letaknya masih satu kawasan dengan Yayasan Bangtan. Yayasan milik seorang pria paruh baya yang kelewat kaya bernama Bang Si-hyuk itu adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan. Jenjang pendidikan mulai dari SD hingga universitas tersedia disana. Di belakang universitas itu, terdapat sebuah komplek perumahan yang juga masih menjadi milik Bang Si-hyuk. Kebanyakan rumah yang ada disana disewakan sebagai kos-kosan untuk para mahasiswa Universitas Bangtan. Karena itulah, tak heran jika kebanyakan warga yang tinggal disana adalah anak-anak muda berstatus mahasiswa.
Namun, bukan Komplek Bangtan-lah yang akan diceritakan disini. Kisah ini akan menceritakan kisah cinta sekelompok anak muda yang tinggal di Komplek Bangtan. Merekalah yang akan menjadi karakter utama dalam cerita ini.
Sebelum terlalu jauh, mari kita lirik sebuah rumah minimalis di blok pertama perumahan tersebut. Rumah bercat oranye terang dengan pohon mangga di halaman rumah itu merupakan rumah milik keluarga Kim, keluarga keturunan asli Sunda namun lahir di Jakarta. Dulu, keluarga ini memiliki lima anggota. Sayangnya, setelah kecelakaan mobil tiga tahun yang lalu, keluarga Kim kehilangan sosok yang sangat mereka cintai dan hanya meninggalkan tiga orang saja. Tiga bersaudara yang harus menghadapi kerasnya kehidupan tanpa kedua orang tua mereka.
Mari kita intip siapa saja mereka.
Si sulung dari keluarga Kim adalah seorang gadis turunan malaikat. Namanya Kim Seokjin, biasa dipanggil Teh Jini. Sebutan turunan malaikat itu ia dapatkan karena parasnya yang kelewat cantik dan budinya yang kelewat baik. Ia sangat ramah kepada siapapun dan jarang sekali terlihat marah atau ngomel-ngomel pada orang lain. Namun, tidak jika di depan kedua adik kembarnya.
Sebagai yang tertua, Jini bertanggung jawab atas kehidupan kedua adiknya. Demi melangsungkan hidupnya dan kedua adiknya, setiap hari Jini banting tulang melanjutkan usaha warung nasi goreng peninggalan kedua orang tuanya. Keluarganya memang sudah lama mendirikan warung nasi goreng ini, bahkan sejak sebelum Jini lahir ke dunia. Warung nasi goreng itu letaknya di sebelah kampus dan kebanyakan pembelinya adalah para mahasiswa lapar yang malas masak.
Jini menjalankan usaha tersebut dengan bantuan kedua adiknya. Jini hanya akan buka kios setiap sore hingga malam. Kedua adiknya akan membantu disana setelah selesai mengerjakan tugas sekolah mereka.
Walau Jini bekerja, bukan berarti Jini juga tidak mempedulikan pendidikannya. Jini adalah seorang mahasiswi Universitas Bangtan jurusan bisnis semester 7. Setiap hari, ia selalu berusaha membagi waktunya untuk belajar dan mencari nafkah. Karena tekad kuatnya-lah yang membuatnya masih bisa bertahan sejauh ini. Bahkan, Jini selalu meraih IP tertinggi di kelasnya meskipun ia tidak bisa meluangkan waktunya sepenuhnya untuk belajar. Hal itu jugalah yang dipelajari kedua adiknya dari Jini untuk tetap semangat melanjutkan hidup dan pendidikan mereka.
Setelah membahas Jini, mari kita bahas si kembar Kim yang masih duduk di SMA kelas 3 ini. Kim Taehyung dan Kim Taeyeon, kembar pengantin yang aneh dan jahilnya minta ampun. Saking anehnya, mereka mendapatkan julukan si kembar alien. Walaupun mereka sangat jahil pada orang lain, namun mereka sangat jarang menjahili Teh Jini. Selain karena mereka kasihan melihat Jini yang seharian kuliah dan bekerja, mereka juga takut pada Jini. Jini sangat mengerikan ketika marah.
Kim Taehyung—yang laki-laki—adalah yang pertama terlahir. Ia lebih suka dipanggil Mphi—beberapa orang menambahkan panggilan Aa atau Bang. Mphi adalah seorang cowok yang sangat ganteng. Berkat kulit putih mulus, rambut halus, hidung mancung, serta mata beningnya, Mphi sukses menjadi cowok terganteng di sekolahnya—bahkan beberapa mengakui Mphi adalah yang terganteng di komplek. Berkat wajah gantengnya itulah, Mphi bisa membantu sang kakak menarik lebih banyak pelanggan—khususnya mahasisiwi genit yang masih jomblo—untuk makan di warung nasgor milik keluarganya. Bahkan tak jarang pelanggan yang tidak lapar pun mampir untuk makan disana dengan alasan hanya ingin melihat Mphi.
Namun, jangan salah. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dilihat dari luar, Mphi tampak sangat sempurna. Sayangnya, Mphi memiliki dua kekurangan. Pertama, dia aneh. Sangat aneh sampai terkadang membuat orang-orang harus berpikir dua kali untuk mengobrol dengan dia. Kedua, Mphi gak peka. Banyak cewek yang merasa ter-PHP-kan oleh Mphi karena ketidakpekaannya yang luar biasa.
Adik kembar Mphi, Kim Taeyeon atau yang lebih sering dipanggil Neng Tata ini juga tak kalah luar biasanya dari kedua kakaknya. Wajahnya sangat mirip dengan Mphi, namun versi ceweknya. Jika Mphi adalah yang terganteng, maka Tata adalah yang tercantik. Dia punya kulit yang lebih putih dan mulus dari Mphi, dengan rambut coklat halus yang mirip seperti punya Mphi, bedanya panjangnya sebahu. Tata selalu melempar senyum super manis yang bisa membuat siapapun diabetes melihatnya. Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, kakek-nenek, anak muda, sampai balita pun bisa klepek-klepek dibuatnya. Tata bisa saja membunuh banyak orang karena terserang diabetes setelah melihat senyumnya.
Sama seperti Jini yang jago masak, Tata juga jago masak. Kadang-kadang Tata menggantikan Jini memasak nasi goreng untuk pelanggan jika Jini mulai kelelahan ataupun banyak tugas. Memang sih, masakan Tata tidak seenak buatan Jini—karena Jini yang terbaik dalam hal memasak. Namun, taraf masakannya masih dapat ditelan. Berbeda dengan Mphi yang sama sekali tidak bisa masak. Daripada memasak, Mphi malah akan menghancurkan dapur warung nasgor milik mereka.
Tata juga sama anehnya seperti Mphi. Kadang-kadang dia berteriak tidak jelas atau bertingkah seperti anak kecil. Dia juga bisa sangat jahil. Bahkan dia pernah sampai membuat teman kecilnya menangis karena gemas melihat pipi gempalnya. Namun jika marah, Tata akan jauh lebih menyeramkan dibandingkan Jini atau Mphi.
Setelah keluarga Kim, mari kita tengok rumah di sebelah keluarga Kim. Berbeda dengan rumah keluarga Kim yang sederhana, rumah bercat biru muda di sebelahnya tampak lebih mewah. Taman mereka bahkan lebih luas dengan aneka bunga di pot dan air mancur kecil di tengah halaman. Rumah tersebut adalah rumah milik keluarga Jeon. Keluarga tersebut terdiri atas sepasang suami istri yang masih lumayan muda, berprofesi sebagai dosen dan guru di Yayasan Bangtan. Mereka memiliki seorang anak perempuan yang sangat imut, manis, dan polos. Namanya Jeon Jungkook, tapi dia lebih suka dipanggil Kuki. Kuki sangatlah manis dengan kedua pipi chubby, mata bulat, serta gigi kelincinya yang lucu ketika dia tersenyum.
Kuki adalah teman sejak kecil Mphi dan Tata. Mereka bertiga plus Nchim—anak tetangga depan rumah—selalu bermain dan berangkat sekolah bersama. Walau umur Kuki lebih muda dua tahun dari mereka, Kuki tidak pernah bersikap sungkan atau takut pada ketiganya. Bahkan terkadang, Kuki bisa lebih songong dan lebih nyolot dari ketiganya.
Karena selalu bersama, Kuki selalu terlihat menempel dengan mereka. Kuki bahkan tidak mau pindah sekolah di sekolah yang mungkin lebih bagus, karena dia tidak mau berpisah dengan ketiga sahabatnya sejak kecil. Saking dekatnya, mereka berempat bahkan sudah seperti saudara.
Kuki juga merupakan langganan tetap di warung nasgornya Teh Jini. Menu kesukaannya adalah nasi goreng seafood dengan cabenya tiga sendok buatan Jini serta jus wortel khusus buatan Mphi. Tidak jarang juga Kuki ikut membantu ketiga Kim bersaudara ketika warung nasgor mereka kelewat ramai dan mereka kekurangan pelayan.
Setelah Kuki, mari kita tengok sebuah rumah besar bernuansa Cina di depan rumah Kuki. Rumah tersebut adalah rumah milik keluarga Park, sebuah keluarga keturunan Cina-Jawa. Kepala keluarga Park adalah pemilik sedertan kos-kosan yang ada di blok ketiga komplek perumahan tersebut. Karena tak sedikit mahasiswa yang menyewa kos disana membuat pemasukan keluarga Park meningkat setiap harinya dan menjadikan mereka sebagai salah satu keluarga kaya di Komplek Bangtan. Meski begitu, mereka tidak pernah sombong dan selalu ramah pada tetangga.
Sama seperti keluarga Jeon, keluarga Park baru dikaruniai seorang anak laki-laki. Namanya Park Jimin, lebih sering dipanggil Ko Nchim. Dia seumuran Mphi dan Tata. Sama seperti Kuki, Nchim juga teman sejak kecil Mphi dan Tata. Mereka selalu bersama-sama kemanapun mereka pergi.
Saat masih kecil, Nchim punya banyak mainan di rumahnya yang membuat rumah Nchim dijadikan taman bermain bahkan tempat penitipan anak oleh kedua orang tua Kuki. Namun, baik Nchim ataupun kedua orang tuanya sama sekali tidak keberatan. Mereka malah senang kalau anak mereka banyak teman.
Nchim juga pelanggan setia di warungnya Teh Jini. Dia biasanya mesen kwetiau goreng degan telor ceplok. Tapi dia gak pernah mau kalau yang masak bukan Teh Jini. Nchim pernah kapok makan masakan Tata yang ternyata dicampur banyak garam sama Mphi karena Mphi pengen ngerjain Nchim. Dan sejak saat itu, Nchim trauma.
Satu lagi, Nchim sebenernya sedang naksir seseorang. Cuma karena terlalu malu, Nchim gak bisa nyampein perasaannya. Bahkan untuk curhat ke ketiga sahabatnya aja Nchim gak bisa. Alhasil, Nchim cuma jadi korban PHP perasaannya sendiri.
Mari kita pindah ke blok ketiga Komplek Bangtan. Blok ketiga adalah sebuah blok yang seluruh penghuninya pure mahasiswa. Semua rumah yang ada di blok ini adalah kos-kosan dan sebagian besarnya adalah milik keluarga Nchim.
Kosan milik keluarga Nchim adalah kosan campuran. Kosan tersebut bisa dihuni cewek atau cowok. Tapi, jangan salah sangka dulu. Walau kosan itu campuran, peraturannya sangat ketat disana. CCTV dipasang disederet kosan dan berjejer di blok itu dengan diawasi oleh pihak keamanan disana juga. Para mahasiswa juga tidak bisa sembarangan membawa keluar masuk teman mereka karena ibu Nchim—yang terkenal sangat tegas—selalu memeriksa mereka dari siang hingga malam. Setiap kosan yang dihuni juga tidak boleh lebih dari satu orang. Hal itu juga disebabkan karena kosan disana luasnya hanya cukup untuk satu orang saja.
Di blok ketiga khusus anak kosan itu, ada seorang mahasiswi yang sangat terkenal. Namanya Min Yoongi, tapi lebih sering dipanggil Suga—plesetan dari sugar karena wajahnya semanis gula. Untuk yang sudah sangat dekat dengannya biasanya memanggil Ci Ugi atau Ci Uga.
Sama seperti Nchim, Suga juga keturunan Cina. Matanya sangat sipit bahkan sampai tidak terlihat ketika ia tersenyum atau tertawa. Kulitnya juga sangat putih, khas kulit orang Asia Timur. Sayangnya, walaupun ia berwajah manis, Suga sama sekali tidak ramah pada orang lain. Ia hanya akan ramah pada orang-orang yang dikenalnya, tapi akan sangat judes dan galak pada orang-orang baru yang ditemuinya. Dia juga sama sekali tidak feminim. Setiap cowok tidak dikenal mencoba menggodanya, Suga tidak akan segan menendang selangkangannya. Hal itu jugalah yang menyebabkan Nchim takut mendekatinya.
Btw, dialah cem-cemannya si Nchim.
Seminggu yang lalu, Suga membawa seorang cowok muda ke rumah Nchim. Suga bilang, cowok itu mau ngekos di kosan milik orang tua Nchim. Nchim sempat salah paham dan berpikir kalau cowok yang dibawa Suga itu adalah pacarnya Suga. Nchim bahkan sakit hati sampai sempat ingin menguburkan niatnya untuk mendekati Suga dalam-dalam. Apalagi setelah melihat penampilan cowok yang dibawa Suga itu. Udah ganteng, cool, perkasa gitu keliatannya. Jau banget dibandingkan Nchim yang punya badan dan tampang biasa aja.
Tapi setelah Suga mengkonfirmasi, ternyata cowok itu bukanlah pacarnya, melainkan sepupu jauhnya. Namanya Kim Namjoon, biasa dipanggil Mas Jun. Si Jun ini adalah mahasiswa baru di Universitas Bangtan, tapi tidak sejurusan dengan Suga. Suga mengambil jurusan teknik dan sudah semester tiga, sedangkan Jun mengambil jurusan ilmu pemerintahan. Sepertinya si Jun ini bercita-cita jadi caleg suatu saat nanti.
Mari berjalan sedikit sampai kita tiba di sebuah toserba di depan komplek Bangtan. Toserba yang menjual apapun yang dibutuhkan para warga disana itu adalah milik keluarga Jung, keluarga asli Betawi yang bahasa Betawi kadang masih kentel banget. Tiap siang, toserba itu dijaga oleh Babe Jung yang cerewetnya minta ampun. Mulai sore sampai malam, barulah toserba itu dijaga anak laki-laki semata wayangnya. Namanya Jung Hoseok, tapi dia lebih seneng dipanggil Bang Hopi. Bang Hopi itu manis pake banget. Dia juga lucu dan ngegemesin. Bang Hopi ini demen banget ngegodain cewek-cewek yang mampir ke tokonya. Tapi, dari semua cewek yang dia godain, dia paling seneng godain Tata sama Kuki. Soalnya tuh dua bocah polos banget, jadi dia demen godainnya. Dia juga demen godain Mphi dan Nchim. Kalau tuh anak berdua belum kesal, Bang Hopi gak bakal berhenti godain mereka.
Bang Hopi ini seumuran sama Mas Jun. Dia juga kuliah di Universitas Bangtan jurusan Sastra Korea. Begini-begini, Bang Hopi juga K-pop. Dia juga jago dance dan sudah banyak ngecover dance-dance keren dari idol-idol Korea ternama. Salah satunya adalah BTS, sebuah boyband yang terdiri dari 7 cogan dan sudah lama menjadi idolanya. Bang Hopi ini bercita-cita ingin mengikuti trainee di Korea Selatan dan jadi idol disana. Tapi, jika cita-citanya gak kesampean, Bang Hopi milih untuk jadi guru Sastra Korea. Apapun itu asalkan berhubungan dengan Korea, Bang Hopi akan turutin karena cita-cita terbesarnya adalah dia yang pengen pergi ke Korea.
Kurang lebih mereka lah yang akan menjadi karakter utama dalam cerita ini. Seperti apa kira-kira kisah mereka? Saksikan episode selanjutnya!
Author's note :
Ini cuma fic iseng-iseng. Gak janji apdet cepet. Maap kalo garing. Sampai nanti!
