The spectre

(Spektrum)

Kim Jongin – Oh Sehun ! Teenager!

Spektrum adalah sebuah keadaan atau harga yang tidak terbatas hanya pada suatu set harga saja tetapi dapat berubah secara tak terbatas di dalam sebuah kontinum. Seperti putih yang terbias layaknya pikiran konyol orang jatuh cinta.

Oh Sehun tak pernah merasa segila ini sebelumnya. Hampir menjadikan meja nomor lima belas kafe semodel kafka milik Chanyeol menjadi studio musik kecilnya. Tempatnya berada tepat di sudut, jauh dari pendingin ruangan, pengap karena dekat dengan alat pembuat kopi. Namun, dengan nyaman ia menjadikannya markas kedua setelah kotak studio super luas tempatnya menumpahkan segala bentuk absurditas otak menjadi lagu – lagu menakjubkannya.

Dua hari saat akhir minggu dia bahkan rela berbondong membawa – bawa ultrabook dengan stiker graffiti mural Bart dari keluarga simpson, gaya tulisan throw up membentuk namanya dan model wildstyle mendominasi background membentuk sebuah nama yang sulit dibaca.

Cappucino beserta roti bakar selai blubbery bahkan tak kurang dari enam kali ia pesan dalam sehari, plus nugget banana dengan siraman coklat dan topping cochochips sebagai hadiah dari Chanyeol atas reward Sehun yang tak bosan mengisi kursi di ujung kafenya selama hampir tujuh bulan tanpa absen.

Sehun memang gila, dan Chanyeol tahu itu. Tapi tak lebih gila dari beberapa bulan terakhir sebelum si pucat itu memutuskan untuk datang pagi – pagi sekali dan pulang saat kafe tutup pada pukul delapan selama dua hari di akhir pekan. Intinya, Sehun akan mengerami kursi duduk meja nomor lima belas selama seharian penuh dihari sabtu dan minggu.

Mulanya Sehun akan fokus dengan kolom – kolom pada jendela kerja equalizer musik didalam layar ultrabooknya. Mengutak – atik alunan nada yang direkam sebelumnya dengan headphone menutup kedua telinga. Fokusnya benar – benar tinggi ketika menyangkut musik.

Namun, entah kenapa lonceng pintu kafe disetiap pukul setengah delapan menjadi alarm baginya. Waktunya Jongin datang, dan dengan idiotnya Sehun memandang hingga tak berkedip.

Mantel coklat panjang hingga lutut yang dipakai Jongin hari ini membuatnya tampak begitu manis, dan sekali lagi Sehun terpesona. Semua orang sudah tahu, maksudku seluruh pegawai kafe ini sudah tahu bahwa Sehun begitu mengagumi Kim Jongin. Alasan tak pernah absennya Oh Sehun selama tujuh bulan terakhir. Demi apa, komposer terkenal dari perusahaan besar pula melakukan hal bodoh ini karena jatuh cinta.

Senyum menyilaukan dari Jongin Sehun anggap sebagai oase ditengah padang gurun atas kegersangan hatinya. Jika dulu musik adalah segalanya, tidak setelah Kim Jongin menjajah hatinya, mengikis habis kekosongannya dan menginvasi dengan nama Jongin penuh – penuh tanpa sisa layaknya deandels yang kejam dengan program perluasan wilayahnya.

Semula Sehun hanya memandang Jongin sebagai putih. Wajahnya selalu bersinar hingga menyilaukannya. Namun Indra pengelihatan mengesani seperti sebuah prisma yang men-dispersi sebuah warna putih menjadi beberapa warna yang kontinum.

Tapi berbeda, Sehun justru melihat torquoise pada Jongin. Sentuhan warna toska bercampur pirus yang menenangkan dan meneduhkan diantara warna hijau dan biru. Ada kesan sejuk berhembus dalam hati Sehun.

Terkadang menjadi tangerine yang menghangatkan dan nyaman ketika musim dingin tiba. Warna – warna menyenangkan menginvasi hidup Sehun yang selama ini selalu monokrom. Jongin mampu membiaskan warna putih dalam diri Sehun hanya dengan satu senyumnya.

Jongin telah berhasil menjadi obyek fantasi Oh Sehun dalam bermusik. Bagai musik berjudul weightless yang merelaksasi, dengan alunan gitar, piano dan suara alam. Namun terkadang bisa menjadi sebuah musik yang menggebu dengan sentuhan spektrum kuat membakar jiwa.

"Selamat pagi~" Alunan suara dalam rendahnya bahkan menenangkan dan mengalun lembut masuk kedalam pendengaran Sehun.

Sehun dapat berfantasi dengan suaranya, sungguh menyenangkan mendengarnya apalagi saat mendengar desahan dalam ketika menyebut namanya. Baiklah Sehun gila!

"Lihatlah! Bahkan kau tak berkedip selama hampir dua menit!" Yixing menginterupsi ditengah kegiatannya melap gelas – gelas tinggi dan cangkir.

"Dia begitu in…" Dan suara pecahan kaca terdengar nyaring dalam hati Sehun ketika mendapati seorang lelaki mengekori Jongin. Bukan itu masalahnya, tapi tangan Jongin yang melingkar memuakkan pada lengan lelaki yang baru saja menghampirinya.

Rambutnya berwarna kekuningan dengan mulet panjang menutupi tengkuk. Sepertinya lelaki itu orang nyentrik. Bukan tipe Jongin sekali setahu Sehun.

"Dia Mino!" Chanyeol datang dengan setakar biji kopi. Memberitahu nama lelaki yang baru saja digandeng Jongin pada Sehun. Anak itu sudah mengepulkan asap saja diatas kepalanya.

"Dia…"

"Sialan!" Umpatan Sehun menginterupsi Chanyeol atas kalimatnya yang terputus hingga mengambang.

Sehun naik pitam. Ia kalah start! Siapa lelaki itu hingga Jongin menghadiahinya sebuah ciuman! CIUMAN! Dipipi.

Seketika hatinya berubah menjadi sendu. Turquoise dan tangerine yang mewarnai paginya seakan menjadi abu.

"Brengsek!" Dan umpatan berlanjut ketika Jongin dan Mino bercanda sebelum Mino keluar kafe lagi, sepertinya akan segera pamit.

Gelengan dari Chanyeol dan Yixing sebelum mereka berdua pergi dari tempatnya semula.

"Hai Jong, Mino!" Sapa Chanyeol seraya menyampirkan lap dipundak kirinya.

"Hai juga, Yeol!" Balas Jongin dan Mino bersamaan.

"Mau kemana?" Tanya Chanyeol selanjutnya pada Mino. Tak biasanya anak itu ikut Jongin turun dan masuk kedalam kafenya diwaktu pagi. Paling tidak Mino mampir saat malam hari menjemput Jongin.

"Biasalah dekongkow dengan teman seperguruan" Balas Mino dengan kekehan idiotnya.

"Tumben mampir!"

"Ada yang Jongin ingin tunjukkan katanya"

"Kau membuat seseorang kebakaran Jenggot disudut ruangan!" Chanyeol bahkan secara terang – terangan menunjuk Sehun dengan dagunya. Tapi Mino malah terkekeh lagi.

"Hei! Kacang almond ini tidak gratis ya!" Tahu – tahu Yixing datang dan menampar punggung tangan Mino yang dengan santainya mengambil satu persatu kacang almond didalam toples.

"Iya – iya!" Sungut Mino sembari berdecak sebal.

Disaat itu juga Jongin telah berlalu dengan catatan kecil ditangannya, menghampiri pelanggan pertama hari sabtu ini.

"Selamat pagi~" Sambutan ramah serta senyum super manis sungguh menggetarkan hati. Meluruhkan rasa dongkol dalam hati atas kejadian beberapa menit lalu.

Namun hanya diam. Sehun memandang Jongin tajam seolah menguliti. Sehun saja bingung dengan dirinya.

"Kau marah?" Tanya Jongin tepat sasaran. Jongin saja bahkan tahu bahwa pemuda ini menyukainya. Sudah jadi rahasia umum untuk hal itu.

"Americano dan kentang goreng satu!" Jongin tergelak. Ia hapal betul, americano dipesan hanya saat Sehun tengah marah. Tak ada hubungannya tapi itu sudah kebiasaan.

Srek

Bukannya membuatkan pesanan, Jongin justru menarik sebuah kursi dan duduk tepat disebelah kiri Sehun.

Cup

Dan satu kecupan ringan Jongin hadiahi untuk Sehun dibibirnya. Pemuda itu hanya membola lebar. Ada apa?

"Get your room, please!" Datang – datang Mino mengganggu. Memutar bola mata saat lelaki nyentrik itu berdiri tepat disebelah Jongin seraya mengusak kepala si lebih muda.

"Hi pacarnya Jongin! Aku kakaknya Jongin! Kakak kandungnya!" Pengucapannya penuh penekanan. Jadi ini pacar adiknya. Tak Mino sangka bahwa Kim Jongin bisa juga memacari seorang komposer terkenal seperti Oh Sehun.

"Kuharap kau tak mencemburuiku lagi!" Kemudian terkekeh ketika mendapati Sehun mengernyitkan dahi, dan menganga setelahnya.

"Salam kenal, brother! Aku Kim Mino!"

"Jika mau meniduri Kim Jongin, jangan lupa pakai pengaman! Itu saja, aku pamit!" Kemudian berlalu. Sehun masih menganga tak percaya. Kim Jongin memiliki kakak seidiot Mino? Wow!

Dan sekarang seolah warna – warna fuchsia berputar tak karuan dalam hatinya, ditemani Electronik Music dance berantakan berdentum gila.

"Kau masih marah, Hun?" Tanya Jongin setengah menahan tawa.

"Ingin tidur denganku?" Sehun menaik turunkan alis. Mendapat pukulan super keras pada bisep kirinya. Tenaga Jongin tak main – main.

"Why? Saran calon kakak ipar tak boleh diabaikan!" Terkutuklah Mino dan Sehun dengan segala otak suci mereka.

_fin_

Omy!

Duuhh Song Mino imut banget siiii… XD

Makasih buat Allesia cara dengan here dan stay-nya serta mas Alan dengan sing me to sleep dan Chainsmoker closer udah buat otakku penuh warna fuchsia yang berantakan, plus Jasmine V dengan That's me right there-nya yang buat aku ubah haluan buat nulis next chap im me, tapi jadinya malah bikin oneshoot lagi XD

Duuhhh mian, ff berchapter aku bakal ngaret lagi keknya, ide udah ada, tapi mau ditulis model gimana masih bingung .

Dan bayangin Oh Sehun jadi komposer kok keren ya? XD

Aku tahu ini tuh freaky banget ye kan XXD

Semoga suka ya

(Best regards… Caesarinn)