"YACH ENYAHLAH KAU DARIKU PARK ABNORMAL CHANYEOL!"
Itu adalah teriakan membahana biasa sebenarnya. Terlalu biasa yang selalu terdengar dalam kurun waktu tak sampai satu menit berselang untuk pertemuan keduanya. Baik disengaja maupun tak di sengaja.
Jika di ibaratkan 2 kutup, Chanyeol adalah kutup utara maka Baekhyun akan menjadi kutup selatan. Beda jauh dan takkan pernah bersatu.
Keduanya adalah lakon Tom and Jerry di dunia nyata. Oh atau Tom and Jerry dalam versi sedikit lebih menyebalkan. Jika pada beberapa episode Tom dan Jerrydigambarkan menjadi 2 tokoh yang akur kadang-kadang, namun sayangnya Chanyeol dan Baekhyun bahkan tak mengenal apa itu akur sejenisnya.
Itu bukanlah kesalahan dari garis keturunan nenek moyang mereka pada masa dinasti Joseon dulu kala, atau kesalahan orangtua masing-masing yang memiliki tempat tinggal berdekatan, memasukkan keduanya pada sekolah yang sama dan membiarkan mereka hidup dalam lingkupan lingkungan yang sama pula.
Tidak. Kenyataan jika memang seperti itulah adanya.
Chanyeol dengan seluruh ketidaknormalannya di mata Baekhyun. Si telinga besar. Mata besar. Mulut besar. Badan besar beserta segala kebesaran lainnya. Dan untuk ketidaknormalan yang terbalik dari Chanyeol untuk Baekhyun. Si mata kecil. Mulut kecil. Badan kecil berserta semua hal yang kecil lainnya.
Taunya ejekan yang diselingi ejekan itu selalu berhasil menjadi acuan mengapa tiap pertikaian membosankan itu lagi dan lagi di pertontonkan. Gratis untuk semua yang berniat melihatnya.
Baekhyun lebih sering sebenarnya. Dia terlihat seperti memiliki phobia aneh mengenai Park Chanyeol yang berefek pada suara cemprengnya yang suka meledak-ledak ketika sipitnya menangkap sosok tinggi itu.
"Kau dan semua tidaknormalanmu, menjauh dariku!"
Hari ini terjadi lagi pada pertemuan keluarga mereka. Baekhyun baru turun dari tangga dan ia tak sanggup menahan pekikan ketika sosok Chanyeol terlihat di depan matanya.
"Yakk apa matamu sekecil itu tidak bisa melihat jarak kita?! Jelas-jelas kau yang mendekatiku!" Chanyeol tak kalah keras berteriak. Suara beratnya terdengar menggelegar memenuhi seisi rumah.
"Jangan berteriak padaku! Kau dan suara banjir bandangmu enyah saja dari muka bumi ini! Dan berhenti melihatku dengan mata besar abnormalmu itu!" Baekhyun menghentak kaki.
"Kau pikir punya mata kecil sipit seperti semut bagus?" Chanyeol memperlihatkan ujung kelingkingnya di depan wajah Baekhyun dan tertawa miring kemudian. "Operasi plastik sana!"
Baekhyun semakin berapi. Itu penghinaan baginya dan ia tak dapat menahan diri lebih lama lagi. Sedikit kesusahan, ia dekati posisi Chanyeol dan menendang kakinya dengan keras.
Chanyeol mengerang kesakitan dan nyaris akan berguling pada lantai sembari memegangi kakinya yang berdenyut sakit.
Baekhyun tak peduli. Ia berkacak pinggang dan menuding Chanyeol dengan tak suka.
"Kau pikir mata sebesar bakpaomu bagus?! Telinga yang sebesar pantat gajah kau pikir juga bagus?! Suaramu juga mengerikan, paman-paman mesum di bus bahkan tak memiliki suara banjir bandang sepertimu! Kau dengan seluruh ketidaknormalanmu itu kau pikir bagus, heh?!"
Chanyeol sudah akan berteriak membalas serangan bertubi-tubi itu. Mulutnya telah terbuka lebar namun Baekhyun menyela cepat sembari menunjuk hidungnya.
"Kau pikir punya penis besar dan panjang itu juga bagus?!" Baekhyun berdecih sedang Chanyeol mengerjabkan matanya dua kali.
Apa-apaan! Mengapa ukuran penisnya juga ikut disalahkan.
"Kau dan penis besar dan panjang milikmu bahkan tak tau malu masuk ke dalam lubangku! Lubangku sakit dan pinggulku nyaris remuk tapi kau dan penismu bahkan tak tau malu menyeruak masuk. Kau bahkan membuang spermamu di dalam lubangku! Sekarang lihat apa yang dilakukan spermamu dalam perutku!?" Baekhyun menunjuk perutnya dengan gusar. Besar bagian itu ia condongkan pada Chanyeol dengan ekspresi wajah diliputi kekesalan tingkat tinggi.
"Baek-"
"Apa? Apa?! Kau mau bilang itu normal, heh?!"
"Tentu saja itu normal!" Chanyeol menyahut sembari bangkit dari lantai. Ngilu pada tulang keringnya tak lagi ia pedulikan alih-alih menatap Baekhyun di depannya. "Kau sedang hamil dan-"
"Aku hamil karena sperma abnomalmu mu masuk ke perutku!"
"Yach kau menghina spermaku! Apa yang salah dengan spermaku masuk ke perutmu? Aku suamimu dan kau hamil anakku-"
"Aku hamil anakku sendiri!"
"Apa-"
"Yach kalian berdua!" Sontak perdebatan tak penting itu terhenti ketika teriakan membahana lain terdengar. Keduanya reflek membawa arah kepala pada sumber suara dan menemukan Jihyun—Ibu Baekhyun berkacak pinggang dengan spatula di udara.
"Tidak bisakah kalian berhenti berbicara vulgar seperti itu!" Pinggang masing-masing Jihyun cubiti dengan kesal. "Seluruh anggota keluarga berada disini!" Jihyun menunjuk ruang keluarga dan benar menemukan dua pria setengah baya berada disana. Berdehem canggung dan mencoba terlibat dalam pembicaraan kembali di antara kikuk mengudara.
"Hehe..." Chanyeol menggaruk belakang kepalanya. "Baekhyun kaburrr~" lengan Baekhyun Chanyeol tarik cepat dan keduanya berlari masuk ke dalam kamar.
"Chanyeol aku tak bisa lari. Perutku besar!"
"Aih, sini ku gendong."
Kumpulan shortfic alias per chapternya langsung tamat no tebece tebece kleb.
Makasih udah baca :D
