Konoha Police and Woman Behind the Maks

Disclaimed : Masashi Khisimoto

Pairing : Naruto, Hinata, Sakura, Sasuke, Neji, Ino, Shikamaru dan All Akatsuki

Warning : Geje, Typo, Kriminal, Fiksi, Romantis

Oh iya satu lagi saya baru kali ini ngepublikasikan ff, jadi tolong komentarnya ya mau kritikan atau saran atau pujian juga gapapa :D

Chapter 1 Kematian Jendral Legendaris

Tak.. Tak.. Tak… Tak..

Terdengar seserang tengah berlari terburu buru mengenakan pakaian polisi lengkap dengan lencana dibajunya dan membawa berkas berkas ditangannya "Stunade-Sama ada kabar buruk!" katanya langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, "Bisakah kau lebih sopan shizune!, kenapa kau tidak mengetuk pintu terlebi dahulu" tegurnya, stunade sangat kesal dengan tingkah laku shizune yang tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. "ma..maaf..stunade-sama" jawabnya terbata bata dan menundukan kepalanya merasa bersalah "sudah lah jangan dipikirkan lagi, kabar buruk apa yang kau bawa?" ucapnya agar lebih cepat keintinya.

Flashback~

Pagi ini cuaca terasa begitu sejuk, sinar matahari membuat tubuhnya benjadi hangat, ditambah angin sepoi sepoi meniup rambut wanita yang tengah menikmati cuaca yang bersahabat ini di atas loteng kantornya berkerja,

BOM! Tiba tiba ada ledakan kecil di hadapannya disertai asap yang begitu tebal, shizune yang terkejut melihat hal itu, langsung berdiri dan mengamatinya, asap tebal itu perlahan lahan menghilang menampilkan 2 sosok pria berjubah hitam dan bermotif awan merah,

"siapa kalian..?" Tanya shizune, menodongkan pistolnya kearah 2 pria tersebut

"tenanglah, kami hanya ingin mengembalikan jendral kalian" jawabnya salah satu pia itu dingin, sambil menjatuhkan jasad seseorang itu ketanah,

Shizune sangat terkejut melihat siapa yang telah mereka jatuhkan ketanah, penuh dengan darah disetiap bagian tubuhnya, tubuhnya bergetar tidak percaya orang yang dihadapannya telah meninggal,

"katakan pada kepala polisi mu, bahwa seseorang yang dibangga banggakan kini telah mati ditangan kami para Akatsuki" kata seorang pria itu dan tiba tiba menghilang entah kemana. Shizune mematung dihadap jasad jiraya rasanya pandangannya mulai kabur.. samar samar ia mendengar seseorang memanggilnya, hingga shizunepun tak sadarkan diri

End Flashback ~

Stunade hanya diam, mencerna semua yang diceritakan shizune tadi, rasanya ia sangat tidak percaya sahabatnya dari kecil telah mendahuluinya bahkan stunade kenal betul siapa jiraya itu,

"Stunade-Sama kau baik baik saja?" Tanya shizune memecahkan lamunan stunade,

"ya aku baik baik saja, panggil beberapa petugas untuk datang keruanganku sekarang" kata stunade,

Shizune mengangguk dan keluar dari ruangan kepala polisi untuk memamggil beberapa petugas, "kenapa kau lakukan itu bodoh.." gumamnya lirih "seharusnya aku tidak mengijinkamu.." lanjutnya, sembari memegang bingkai foto yang menampilkan dirinya dan jiraya saat stunade masih sekolah dibangku smp, matanya terasa panas dan perih melihat foto yang ada digenggamannya air mata perlahn mengalir melalui pipinya dan jatuh tepat dibingkai foto tersebut.

# # # #

"Baa-chan, apa ada tugas untukku" kata naruto bersemangatsembari membetulkan topi polisi kebanggaan yang selah ia pakai, sasuke, neji, shikamaru yang berada dibelakang naruto hanya diam sepertinya mereka terlihat sangat malas jika diberi tugas oleh kepala polisi tersebut sedangkan sakura yang tau apa yang akan dikatakan stunade terlihat begitu sedih sambil melipat memasukan kedua tangannya kedalam saku jas putih yang ia pakai, karena sakura adalah petugas yang selalu mengotopsi jasad seseorang ia tau bahwa jiraya telah meninggal saat jasadnya dibawa ke ruang otopsi.

"tidak naruto!, aku hanya ingin mengatakan yang harus kalian ketahui" jawabnya tegas menatap tajam kearah naruto menyembunyikan kesedihannya, sedangkan naruto yang menyadari dirinya ditatap tajam oleh stunade hanya membuang muka sambil cemberut,

"apa yang ingin anda katakan Stunade-Sama?" Tanya shikamaru merasa ada yang tidak beres

Stunade menarik nafas panjang terlebih dahulu sebelum ia menjawab pertanyaan shikamaru "ku harap kau tidak sedih naruto" kata stunade sebelum mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, naruto yang terlanjur sebal pada stunade tidak menghiraukan kata kata stunade dan tetap membuang mukanya "Jiraya..Jiraya sama telah dikalahkan oleh pemberontak Akatsuki sialan itu" lanjutnya, semua orang terkejut tidak percaya apa yang dikatakan stunade itu, kecuali naruto yang belum mengerti "Cuma dikalahkan?, belum berarti kakek meninggalkan!" katanya santai sambil menatap stunade yang memasang wajah sangat serius tidak seperti biasanya

"Baka Naruto!, Apa kau tidak mengerti?, Jiraya-Sama telah meninggal.." geram sakura sembari melayangkan pukulannya kekepala naruto membuat naruto meringgis kesakitan, namun sakura langsung menutup mulutnya itu dengan tangannya dan mengutuk dirinya sendiri seharusnya ia tidak melakukan hal seperti itu, apa yang sakura katakan itu pasti akan menyakiti hati naruto Karena jiraya adalah orang yang membesarkan dan mengajarkan naruto sejak kecil, saat naruto masih bayi orang tua naruto mengalami kecelakaan tapi naruto tidak mengetahui kecelakaan macam apa hingga orang tuanya bisa meninggal secara bersamaan, karena jiraya tidak pernah mengatakan kecelakaan apa yang yang menimpa orang tua naruto, jiraya selalu menolak memberi tahunya jika naruto bertanya, naruto mencerna dan berusaha merangkai kata kata yang tadi sakura katakana,

"tu..tunggu kau.. bilang apa tadi sakura-chan? Kakek meninggal?" Tanya naruto memastikan apa yang tadi sakura katakan, raut wajah naruto seketika berubah 180 derajat "aku salah dengar kan?, jiraya-Sama tidak mungkin meninggal" meninggikan suaranya tidak percaya apa yang tadi sakura katakan "jawab aku!" lanjutnya

"Naruto!, ini sudah takdir kita tidak bisa mengubahnya.." kata stunade tegas

"tidak! Aku tidak percaya dengan takdir!" jawab naruto mengepalkan tangannya sekuat mungkin menahan emosi

"naruto tenanglah.." kata shikamaru yang ada dibelakangnya

"tenang katamu ?, apa yang akan kau lakukan jika kau kehilangan orang yang membesarkanmu?" Tanya naruto menatap tajam ke arah shikamaru sambil menarik kerah baju shikamaru

"Naruto! Apa yang kau lakukan" Neji menengahi mereka berusaha melepaskan tangan naruto yang menarik kerah shikamaru

Disana hening sejenak tidak ada yang berani mengatakan apapun, naruto pun berjalan melangkah keluar ruangan namun sakura menahannya dengan memegang tangan naruto,

"kau mau kemana Naruto..?" Tanya sakura khawatir "aku mohon jangan melakukan hal yang tidak tidak.." lanjut sakura memohon

"lepaskan aku sakura-chan.." ucapnya lirih tanpa melihat sakura yang sedang memohon

"ta..tapi naruto..maafkan aku" katanya merasa bersalah atas apa yang tadi ia katakana

Naruto tidak menjawab apapun, membuat ruangan itu hening kembali, "Sakura biarkan dia menenangkan diri, jangan cegah dia pergi!" ucap stunade angkat bicara, sakurapun melepaskan genggamannya dan naruto keluar ruangan, entah kemana ia akan pergi

"sakura, kau lanjutkan otopsi jasad jiraya.." kata stunade memberi tugas "dan kau neji dan shikamaru cari berkas berkas milik jiraya-sama dan lihat satu persatu apa ada yang janggal atau tidak pada berkas dan dokumennya" lanjut stunade, merekapun mengangguk dan pamit keluar ruanagan untuk mengerjakan tugas masing masing "sasuke kau ikuti naruto jangan sampai ia melakukan hal yang harusnya ia tidak lakukan!" perintahnya dan sasukepun berjalan keluar ruangan dan mengikuti kemana naruto pergi.

# # # #

Langit mulai berwarna jingga dan udara menjadi sedikit dingin, dipinggir sungai naruto besender kepohon besar menatap kosong kearah sungai yang terlihat tenang, tak percaya orang yang membesarkannya akan meninggal secepat ini, matanya terasa pedih sepertinya ada sesuatu yang ingin keluar dari matanya itu "kenapa kau meninggalkanku kakek.. apa yang akan aku lakukan jika tanpa dirimu.." gumamnya lirih, dan menutup matanya merasakan hembusan angin yang melewati tubuhnya itu, sasuke yang mengamati dari jauh tidak berani mengganggunya, karena iapun pernah merasakan hal yang sama seperti naruto, ibu sasuke dibunuh oleh kakaknya sendiri dihadapanya, yang tentu saja sasuke sangat marah pada kakanya yang kini kakanya itu masuk dalam kelompok akatsuki,

"ma..maaf naruto-nii.. kau menduduki bunga yang aku tanam disini" ucap seorang gadis yang tiba tiba berjongkok dihadapan naruto

Narutopun langsung membuka matanya dan berdiri dari tempatnya tadi ia duduk, dan ternyata benar, ia telah menduduki bunga yang kini telah layu, entah bunga apa namanya, naruto tidak begitu tau nama nama bunga bahkan jenis jenisnya pun ia tidak tahu.

"ah.. maafkan aku hinata, aku janji nanti aku ganti" jawab naruto berjanji merasa bersalah telah merusak bunga yang ditanam hinata

"emm.. tidak perlu naruto-nii, aku masih memiliki banyak bunga dirumah" menolak tawaran naruto secara lembut

"kau yakin?" Tanya naruto menyakinkan, karena merasa tidak enak telah merusak tumbuhan miliknya hinata hanya mengangguk, suasana menjadi canggung disana tidak ada yang memulai pembicaraan mereka berdua sibuk dengan pikiranya masing masing

"em.. na..naruto-nii maaf aku bertanya sepertinya kau terlihat sedang sedih ?" Tanya hinata susah payah agar ia tidak bicara gugup dihadapan naruto

"aku tidak apa apa hinata.. aku.. aku baik baik saja kok!..hehehe" katanya menunjukan cengiran khas miliknya sambil menggaruk garuk belakang kepalanya yang tidak gatal itu, sebenarnya naruto sangat sedih hari ini, tapi ia tidak mau menunjukan kesedihannya kepada hinata

"la..lalu kenapa tadi naruto-nii melamun dan menangis ?" Tanya hinata lagi

"melamun? A..aku tidak melamun kok.. dan tidak menangis juga,.. aku.. aku hanya mengantuk..hehehe" kata naruto berusaha berbohong, namun naruto sangat payah dalam urusan 'berbohong', hinata yang melihat tingkah naruto, terkikik melihat naruto berusaha berbohong pada hinata

"kenapa kau menertawakanku?" Tanya naruto pura pura sebal kepada hinata

"ma..maafkan aku" jawab hinata menundukan kepalanya merasa bersalah

"hahaha…. Aku hanya bercanda hinata" kata naruto sambil tertawa, hinata yang merasa dirinya di tertawakan langsung mengembungkan pipinya dan menatap marah kepada naruto, naruto yang menyadari itu langsung menghentikan tawanya

"ba..baiklah aku berhenti, oh iya bagaimana dengan sekolahmu ?" Tanya naruto mengubah topic pembicaraan

"hmm.. normal seperti biasa" jawabnya singkat

Disana mereka terus mengobrol dan tertawa bersama, menceritakan kejadian tadi yang dialami, sasuke yang melihat itu hanya tersenyum sambil bergumam "sepertinya gadis itu akan selalu menghiburnya"

Hinata dan naruto saling mengenal sejak 6 bulan yang lalu pada saat di sekolah yang hinata tempati terdapat sebuah pembunuhan, yang membuat naruto dan sasuke harus menyelidiki kasus tersebut, sasuke meminta agar orang yang pertama kali melihat jasad korban tersebut membantunya, awalnya hinata tidak mau karena ia sangat ketakukan, namun sasuke terus mendesak hinata dan akhirnya hinatapun bersedia membatunya, awalnya hinata sangat sulit untuk berbicara Karena ia sangat gugup untuk berbicara namun naruto terus memancing hinata agar terus berbicara dan tidak gugup lagi saat bicara, dan ternyata usaha naruto membuahkan hasil, hinata tidak gugup lagi saat bicara kecuali saat naruto menggodanya, sejak itu mereka berdua selalu bertukar cerita menceritakan apa yang tadi mereka alami, hingga hinata diam diam memendam rasa kepada naruto namun hinata tidak pernah mengatakan bahwa ia menyukainya karena hinata tau bahwa naruto mencintai sakura, namun hinata tidak kecewa naruto mencintai orang lain, karena hinata mengerti ia tidak bisa memaksa naruto untuk mencintainya.

# # # #

Pagi ini adalah hari jiraya dikuburkan, naruto masih merasa ini adalah mimpi buruk, pagi ini awan hitam menghalangi sinar sang mentari tak lama kemudian rintik air jatuh dari langit mulai membasahi tanah bagaikan alam ikut sedih melihat sang legenda telah meninggalkan mereka untuk selamanya,para polisi dan warga setempat menghadiri upacara penghormatan terakhir kepada yang legenda yang telah berjasa melindungi desa semua orang berdo'a agar jiraya ditempatkan ditempat yang layak, seteleh upacara itu selesai mereka meninggalkan tempat itu satu persatu untuk melanjutkan pekerjaan mereka sesuai profesinya masing masing, hingga ditempat itu hanya terdapat 2 orang, naruto menatap sedih mengahadap batu nisan sambil mengusapnya, mengeluarkan semua airmata yang sempat terpendam kemarin,

"naruto sudahlah, jika kau terus begini jiraya-sama tidak akan pernah tenang" ucap hinata menasihati naruto sembari memayunginya agar bajunya tidak basah, narutopun mengangguk dan berjalan beriringan dengan sakura menuju kantor.

# # # #

"diluar dingin sekali, aku buatkan kopi ya untuk kalian" kata ino menawarkan untuk dibuatkan kopi semua mengangguk "naruto kau baik baik saja?" kata sai karena pagi ini rasanya sangat sepi, biasanya narutolah yang selalu membuat keributan diruangan ini "entahlah!" hanya itu yang keluar dari mulutnya, mereka memakluminya,

tak lama kemudian ino dan sakurapun datang membawa kopi dalam kap dan membagikannya,shikamaru dan neji yang sibuk membaca berkas berkas milik jiraya mulai menemukan kejanggalan,

"Neji lihat, siapa Kanata? kenapa identitas kanata di berkas jiraya-sama ?" Tanya shikamaru memberikan sebuah kertas identitas yang ia curigai

"kau benar setauku tidak ada yang bernama Kanata yang bekerja disini?" jawab neji sambil mengingat ngingat apakah dikantor ini ada yang bernama Kanata

"dan lihatlah identitasnya juga tidak telalu lengkap dia hanya mengisi nama panggilannya dan tanda tangannya saja" kata shikamaru sambil menunjukannya

"dan lihat fotonya juga buram, sepertinya ketumpahan air" kata Ino yang ada dibelakang mereka secara tiba tiba,

"menurutmu siapa dia shikamaru?" Tanya neji

"entah, akupun tak mengenalnya.." jawab shikamaru yang mulai serius

Namun tiba tiba seseorang yang tidak dikenal masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dia memakai jaket berwarna biru tua, rok merah diatas lutut, sepatu sekolah serta kaus kaki dibawah lutut, dan yang paling aneh wajah nya ditutup dengan topeng membuat pandangan semua orang yang ada di ruangan itu teralihkan kepada wanita misterius yang ada dihadapan mereka.

"siapa kau?" Tanya naruto menatapnya tajam namun ia tidak menjawab ia hanya berdiri mematung tanpa mengeluarkan suara sedikitpun

"jawab aku ! siapa kau ?, datang secara tiba tiba!" ucap naruto mengeraskan suaranya, dia tidak menjawab juga hingga narutopun mendekati wanita itu "jangan jangan kau yang membunuh Jiraya-Sama" lanjutnya namun wanita itu tetap tidak menjawab pertanyaan naruto, hingga membuat naruto sangat kesal "Sialan kau !, rasakan ini! Kyaaaa!" ucap naruto sambil melayangkan pukulanya yang akan mendarat dipipi wanita itu yang tertutup topeng

End Chapter 1