Ini adalah bulan pertama kita brsama…
Menanti bErlabuhnya asa di satu biduk cinta yang luas nan ganas.
Berteman satu dayung, satu tekad…
Ku pastikan, ku jaga perahu ini tetap kokoh seperti semula …
Meski ombak tak henti menerjang,
Meski pasang sering menenggelamkan harapan,
Tetaplah brdiri, tetaplah mengerti, tetaplah menanti
Dan janganlah kau berhenti bersamaku..
Hingga ke tepi pelabuhan terindah dengan cinta dan rindu yang kita punya..
Tanpa memandang apa, siapa,
Tapi, bagaimana menghadapi ujian yang kita punya dengan kesabaran tanpa letih.
Yakinlah harapan kita kan terwujud, sebab kita berjanji bukan bermimpi…
Sweet moment
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning; typo(s), kecepatan alur dan lainnya.
Happy Reading minna...
.
.
.
Seorang gadis tersenyum lembut menatap tetesan hujan yang bergulir pada jendela kacanya. Ia menengok ke arah jarum jam. Dapat ia lihat waktu tlah menunjukan pukul 4 sore. Ternyata sudah 2 jam lebih hujan lebat mengguyur kota Konoha. Gadis itu lantas melangkah menuju sebuah sofa yang berada di kamarnya.
Hari ini hari liburnya bekerja. Jadi, ia tidak memiliki kegiatan kemanapun. Ia pun cukup lelah bila harus pergi tanpa tujuan. Lebih baik ia bersantai di apartement sederhana miliknya. Gadis bernama Ino itu duduk dengan nyaman. Tangannya meraih ponsel miliknya yang ia letakan di atas meja. Matanya berubah sendu, sepertinya ia tengah menunggu kabar dari seseorang.
Ino menghela nafas, ia rebahkan tubuhnya. Ia terlalu lelah menunggu kabar dari sang kekasih. Ia menengok arah kalender, menatap tanggal yang ia bulatin. Ia tersenyum miris.
"Happy aniversary, sayank," gumamnya lirih. Apa hanya dia yang ingat bahwa hari ini usia hubungannya genap 1 bulan? Memang lebay sih, tetapi apa salahnya bila ia menginginkan sesuatu yang manis dari sang kekasih di hari jadinya? Ia menggeleng pelan. Menepis kesedihan di wajahnya. Mencoba tersenyum meski yang tercetak senyum yang patah. Kekasihnya pasti tengah sibuk, jadi mana mungkin ia ingat hal sepele seperti ini? Ino menghela nafas pelan. Ia rebahkan tubuhnya di atas sofa dan ia meraih sebuah majalah yang ia beli tadi pagi.
.
Ting tong
.
Belum genap 10 menit Ino membaca, tiba-tiba harus dikagetkan oleh bunyi suara bel. Ino mengernyit bingung. Siapa gerangan yang berkunjung ke apartementnya? Ino merasa tidak memiliki janji dengan siapapun. Menjawab rasa penasarannya, Ino melangkah menuju pintu apartement miliknya.
.
Cklek
.
"Happy anniversary, sayang," ucap seseorang di depan pintu. Ino tercengang, matanya membulat tak percaya sedangkan tangannya menutup mulutnya yang setengah terbuka. Ia tak percaya kekasihnya akan datang, terlebih mengingat hal ini. Ino tidak bisa berkata apa-apa. Air mata haru telah menumpuk di pelupuk matanya.
Grep
Ino memeluk erat kekasihnya. Menumpahkan rasa bahagia yang menumpuk di dadanya.
"Terimakasih, Sasuke-kun. Terimakasih kau masih mengingat hari ini," lirih Ino disela-sela isak tangisnya.
Sasuke tersenyum tipis dan memeluk kekasihnya itu dengan lembut. Tangannya mengusap helaian rambut pirang Ino. "Aku memanglah bukan pria romantis seperti yang kau inginkan, Ino. Tetapi...semampuku melakukan apa yang membuatmu senang," lirih Sasuke dengan lembut, dikecupnya puncak kepala kekasihnya itu dengan penuh sayang. Dapat ia rasakan pula, pelukan Ino yang semakin mengencang dan getaran tubuhnya yang semakin keras. Sasuke berusaha memisahkan pelukannya. Ia menangkup wajah Ino. Dengan lembut, ia mengusap air mata yang terus mengalir deras. Dipandangnya manik biru kekasihnya itu.
"Aku sangat mencintaimu, aku tahu, hubungan kita belumlah lama tapi.. entah kenapa, perasaan ini begitu melekat di hatiku," ucap Sasuke kembali dan ia mengecup kening Ino dengan lembut. "Sudah...jangan menagis, kau seperti badut jika matamu sembab," goda Sasuke yang dihadiahi pukulan lembut Ino.
"Ku kira kau melupakannya, Sasuke-kun?" Lirih Ino mencoba meredakan isakannya.
"Bodoh... Mana mungkin aku melupakan hari dimana kau resmi menjadi kekasihku," ucap Sasuke mencubit lembut pipi tembam Ino.
"Aw sakit baka, kau menyebalkan," sungut Ino mencoba menutupi wajah memerahnya. Sasuke terkekeh kecil melihat tingkah Ino.
"Hari ini kau libur hm?" Tanya Sasuke.
"Bila aku berada di apartement saat ini, tentu saja tandanya aku libur, baka,"jawab Ino sebal.
"Hei aku kan hanya bertanya, ah sudahlah... Ayo ikut denganku!" Ajak Sasuke menarik tangan Ino.
"Ne, kemana?"
"Sudah, ikut saja,"
.
.
Sweet Moment
.
.
Sapaan lembut angin sepoi menerpa pasangan kekasih yang tengah tersenyum ceria. Kilauan bias air danau ikut tersenyum melihat tawa mereka. Sang senja mengintip di antara kelam kelabu awan hitam. Menyorot cahaya jingga yang memberi keindahan cakrawala senja.
Ino tersenyum tipis menatap matahari yang hampir tenggelam. Ia sempat bingung dengan Sasuke. Tapi, rupanya Sasuke ingin mengajaknya melihat sunset. Ino tersenyum kembali, rupanya Sasuke tidak lupa akan hobinya. Ia melirik ke arah samping, ia melihat Sasuke ternyum tipis dan menatap matahari senja penuh minat.
"Indah," gumaman lirih Ino.
"Yah, matahari senja memanglah indah. Menyejukan hati," ucap Sasuke, "Ayo, aku tunjukan tempat yang lainnya!" Ajak Sasuke kembali.
"Aku lelah, kau mengajaku berjalan selama 1 jam lebih, Sasuke kun," gerutu Ino mengembungkan pipinya.
"Helleh, baru sebentar saja kau sudah mengeluh hm?" remeh Sasuke.
"Apa! satu jam berjalan kau bilang sebentar! kau ingin membuatku merangkak karna lelah hm? aku tidak mau!" sungut Ino kesal.
"Ck," decak Sasuke.
Tiba-tiba Sasuke merendahkan tubuhnya di hadapan Ino. Menyodorkan punggungnya di hadapan Ino.
"Hei, apa yang kau lakukan, Sasuke-kun?" ucap Ino yang heran akan tingkah laku kekasihnya ini.
"Naiklah!" perintah Sasuke dengan lembut.
"Eh?"
"Ck, cepatlah naik!" perintah Sasuke kembali.
Awalmya Ino merasa ragu, tetapi ia beranikan diri menuruti perinth kekasihnya itu.
Hup
Dalam sekejap Ino tlah berada di punggung Sasuke. Ino tak henti tersenyum. Ia menyamankan posisinya dalam gendongan Sasuke. Ia sandarkan kepalanya pada punggung lebar Sasuke.
Tuhan, punggung inilah yang ku harapkan menjadi sandaran ketika ku lelah.
Punggung inilah yang ingin ku lihat saat aku tengah berada dalam kesedihan.
Punggung inilah yang menguatkan aku dalam setiap ujian dalam hidupku...
Tuhan, aku sangat mencintai pria ini.
Bolehkah aku berharap bahwa dia lah jodohku...
Tuhan, biarkanlah sejenak aku menikmati anugrah cinta yang Kau berikan melalui pria ini.
Terima kasih Tuhan.
Terima kasih Sasuke-kun
Aku mencintaimu.
Ino terlelap dalam punggung Sasuke. Terlelap penuh senyum dan bahagia di wajahnya. Sasuke yang merasakan hembusan nafas teratur milik kekasihnya, ikut tersenyum kecil. Mereka berjalan menyosong matahari senja. Riuhan bunga-bunga yang mengangguk-angguk tertiup angin, seolah merestui mereka. Kicauan burung bersorak mengiringi setiap langkah mereka. Alam menari menyaksinya cinta mereka. Cinta yang tumbuh semakin melebarkan sayapnya. Cinta yang akan mereka jaga. Cinta yang akan mengikat mereka pada sebuah janji, harapan dan doa pada masa yang terus tersenyum, Ino pun tersenyum kecil di tengah tidur lelapnya.
.
"Semoga kita selalu bersama"
.
.
Finish
hehehe, maaf pendek. ini hanya hadiah untuku dan kekasihku. Aku memanglah bukan tipe romantis ataupun perhatian. Tapi aku mencoba menyampaikan perasaaku lewat fic ini. Ku harap dia membacanya #plakk maaf , ko malah curhat ahahaha. trima kasih sudah sudi mampir dan membaca fic gaje ini. salam cinta dari chimi, jaaa sampai jumpa.
