Reizu Regnard present :
A Break-Sharon romance-hurt/comfort fic
LOVING YOU, COUSIN
#1 – Our memories
Semi AU. OOC. Gajeness spreading out. Typo(s).
PANDORA HEARTS (c) Mochizuki Jun
Happy read, Minna-san. ^^
Tap!
Tap!
Tap!
Gadis manis itu melangkah gontai, kakinya menapak begitu lamban. Seolah-olah tas sekolah yang dibawanya saat itu terisi demikian berat. Mata rossy-pink nya menerawang jauh, jauh sekali entah kemana. Pandangannya kosong, hampa.
Sesekali angin sore bertiup, menyapu rambut orange-brown nya yang dibiarkan tergerai hingga menutupi wajahnya. Namun, tampaknya ia tak peduli. Sedikitpun tidak ada niat terbesit di pikirannya untuk sekedar merapikan rambut. Satu-satunya hal yang sangat diinginkannya saat itu adalah tiba dirumah, masuk ke kamar dan mungkin, menangis sepuasnya.
"Tadaima," sapanya setiba di rumah.
Tidak ada sahutan. Rumah—lebih tepatnya mansion yang megah itu begitu hening, tidak ada tanda-tanda adanya penghuni lain. Gadis itu tampaknya sudah biasa. Sudah biasa, hanya bertemu orang tuanya di pagi hari saat sarapan dan setelahnya baru pulang larut malam saat sang putri sudah berlayar menuju lautan mimpi.
Di wajah gadis itu tidak terpancar emosi apapun, nyaris tanpa ekspresi ia kembali melangkah menuju lantai dua tempat kamarnya berada. Ia memutar kenop pintu, masuk, dan dengan sekuat tenaga langsung mengunci pintunya.
BRUK!
Ia menghempaskan tubuhnya di ranjangnya yang besar nan empuk. Pandangannya kini menelusur tiap sudut kamar tidurnya sejak kecil yang bernuansa pink muda itu. Ia memejamkan matanya, merasakan betapa matanya memanas dan tak lama, tetes demi tetes cairan bening pun bergulir dari pelupuk matanya. Kenangan-kenangan yang pernah terjadi antara dirinya dan 'orang itu' pun kembali berputar dalam benaknya.
-flashback-
"Hai, Sharon!" lelaki berperawakan tinggi, berambut silver dengan irisnya yang merah menyala bagai darah segar itu berlari-lari kecil menghampiri gadis manis yang tengah duduk di bangku taman.
"Hai, Break!" sapa gadis itu tanpa menoleh, tampaknya ia tengah berkonsentrasi pada sesuatu yang tengah ditulisnya.
"Kau sedang apa, sih?" tanya Break.
"Mengerjakan tugas milikmu, ingat?" sindirnya.
"Ah, iya..iya… Maaf ya, merepotkanmu." Break menggaruk-garuk kepalanya yang tentu saja tidak gatal, hanya untuk sedikit menghilangkan rasa grogi akibat sindiran yang telak mengenai dirinya barusan.
Sharon tertawa, "Tenang saja, sepupu. Aku tak akan bilang pada guru mana pun, kalau yang mengerjakan tugas bahasa Jermanmu adalah aku."
"Iya, terima kasih, Sharon. Aku memang " Sahut Break sambil tersenyum dan mengambil posisi duduk di samping Sharon.
"Oh, iya. Sharon, nanti aku mau minta bantuanmu lagi. Boleh?" celetuk Break tiba-tiba.
"Hn? Minta tolong apa lagi?" Sharon memandang dengan tatapan pura-pura malas.
"Hmm, nanti saja. Sepulang sekolah, temui aku di sini lagi. Mau kan? Tolonglah."
"Oke." Sharon mengangguk setuju.
Teeeet!
Teeeet!
"Nah! Tepat pada waktunya. Ini, tugasmu sudah selesai." Sharon menyodorkan secarik kertas jawaban ke hadapan Break.
Break mengamati sejenak hasil pekerjaan gadis di hadapannya itu, "Baiklah! Aku percaya ini benar semua. Aku bawa ya!" serunya sambil bangkit berdiri lalu berlari menuju kelasnya.
"Huh, dasar anak itu." Sharon mencibir gemas. Namun, jauh di dalam hatinya, ia bahagia.
Ya, laki-laki itu membuatnya bahagia. Kapanpun, di manapun, bagaimanapun, bahkan apapun yang dilakukan Break kepadanya, itu membuat Sharon bahagia. Termasuk saat dulu Break mengejeknya berpacaran dengan Oz, murid yang sering diejek 'cebol' oleh teman-teman seangkatan mereka, Sharon cuek saja. Ia justru senang karena bisa berbantah-bantahan dengan Break, saling membalas ejekan, dan terkadang berpura-pura merajuk saat ia sudah kehabisan kata-kata. Dan tentu saja, setelah itu Break akan langsung mengejarnya dan merengek minta maaf.
Selama pelajaran terakhir berlangsung, pikiran Sharon sama sekali tidak fokus. Ia terus memikirkan perasaannya terhadap Break. Sudah setahun lebih mereka satu sekolah, dan sudah setahun ini mereka dekat bahkan sangat akrab.
'Break, apa kau merasakan hal yang sama denganku? Atau, mungkin kau hanya menganggap aku sebatas sepupu sekaligus teman saja?'
'Break, jika aku bilang padamu bagaimana perasaanku, apa yang akan kau lakukan?'
'Ah, sudah Sharon! Hentikan…'
Sharon menggelengkan kepalanya guna menghilangkan suara-suara aneh yang berkecamuk dalam jauh ia berkhayal, bisa bahaya nanti. Lagi pula, mana mungkin juga mereka bisa jadi sepasang kekasih. Nyaris seisi sekolah tahu kalau mereka adalah sepupu, tapi… Incest antara ayah dan anak saja ada, kenapa antara sepupu jauh saja aneh?
Tapi, tetap saja. Meski itu tidak dilarang, dia sendiri tidak yakin apakah Break memiliki perasaan yang sama dengannya. Kalaupun perasaan mereka memang sama, apa Break mau mengambil resiko memberi penjelasan kepada orang-orang tentang bagaimana hubungan mereka?
"Huh…" Sharon mendengus.
Ia benar-benar muak. Kenapa pula ia harus memiliki hubungan keluarga dengan Break? Kenapa pula ia harus dekat dan mencintai Break? Break, Break, Break, selalu saja Break!
BRAK!
Tanpa sadar Sharon menggebrak mejanya. Alhasil, semua mata di kelas pun tertuju kepada dirinya.
"Apa masalahmu, Nona Rainsworth?" tanya Miranda sensei, matanya mendelik tajam. Ia benci saat-saat mengajarnya harus terganggu dengan hal-hal tidak penting.
"Ti-tidak, sensei. Maaf…" Sharon menunduk, berusaha untuk tidak memperpanjang permasalahan dan pelajaran pun dilanjutkan hingga bel pulang sekolah berbunyi.
"Jadi, kau mau minta tolong apa?" Sharon bertanya tidak sabar. Ia sudah menunggu hampir setengah jam karena kelas Break keluar lebih lambat dari yang seharusnya.
"Mm… Begini, aku ingin minta pendapatmu mengenai ini…" Break menyodorkan tiga lembar kertas folio yang terisi rapi oleh jalinan tinta-tinta printer.
To Be Continue
Haloooo, readers dan para fanfic mania! We rock, guys \m/
Reizu Regnard yang 2 bulan ini hiatus, kembali menghadirkan sebuah fanfic romance-hurt/comfort dari fandom Pandora Hearts.
Pairingnya tetap, pairing favorit author, Break-Sharon. Tidak ada alasan khusus, sih. Hanya saja, kalau pakai pair ini, feel nulisnya dapet XDD *bahasanya belagu* /dibuang
Fic multi chapter lagi, karena saya emang ga bakat nulis one shot. /mendem di pojokan
Fic ini (kalau author ga berubah pikiran) akan jadi 70% flashback fanfic. Jadi, mayoritas cerita ada di masa lalu, terus ada song lyrics dan poems juga. Atau, kalau ada ide? Boleh kasih sarannya ya :D
Fanfic ini Rei dedikasikan untuk seseorang, someone special lah, based on author's true story :')
Mind to read and review?
Yang review, author doain hidupnya bahagia dunia-akhirat deh ^^v
Yayayayayaya~ jangan lupa ya, di RnR ya…RnR…RnR… /banyak bacot /dibekep /mati(?)
See ya in the next chaptaaaa!
- Reizu Regnard -
