"Seon…Seonbaenim. Terimalah ini. Aku sendiri yang membuat coklat ini" namja manis dengan name tag Sungjong itu mengulurkan sekotak coklat yang terlihat sangat menggoda itu kepada Sehun, Sunbaenya di sekolah.

Sehun menatap datar kearah sekotak coklat itu lalu berganti menatap Sungjong yang masih menundukkan kepalanya. "setelah aku menerima ini, apa yang akan kau lakukan?" Sungjong mengangkat kepalanya dan menatap Sehun. "apa kau akan mengatakan kalau kau mencintaiku?"

Seketika wajah Sungjong berubah menjadi merah, semerah tomat. Bagaimana Sehun seonbae mengetahuinya pikiran itu lah yang terus terlintas di otaknya.

"sebelum kau mengatakan hal itu, aku ingin bertanya padamu, alasan apa yang membuatmu mencintaiku?" Sehun menatap lekat kearah Sungjong yang tiba – tiba berubah menjadi diam. Alasan? Alasan aku mencintai Sehun seonbaenim?

"aku akan menunggu alasan apa yang akan kau katakan padaku sampai bel pulang sekolah berbunyi"

Sungjong hanya menganggukkan kepalanya dengan kaku. Sehun mengulurkan tangannya kearah coklat itu.

"terima kasih, atas coklatnya" dengan begitu Sehun mulai melangkah pergi meninggalkan Sungjong yang masih terdiam. Tapi, seakan teringat sesuatu, Sehun membalikkan badannya.

"aku akan menunggumu di parkiran nanti, dan ku harap, alasan kau mencintaiku adalah sebuah alasan yang memang inginku dengar"

Sungjong masih diam sambil menatap Sehun yang mulai menjauh dari pandangannya.

-ooOOoo-

Reason

Cast : Sehun, Jongin

Pairing : Seme!Hun, Uke!Kai, HunKai

Rated : T

Genre : Drama, Romance

-ooOOoo-

"kau darimana saja?"

Sehun berjalan kearah Jongin yang tengah duduk di mejanya yang ada di urutan paling belakang dekat jendela dan mendudukkan dirinya di sebelah Jongin. "igo" Jongin menatap kotak yang baru saja diberikan Sehun. "Ige mwo?"

Sehun mengangkat kakinya keatas meja. "coklat" jawab Sehun sambil menatap kearah langit – langit kelasnya. Lama suasana hening di antara mereka. Sehun yang merasa aneh pun segera menatap kearah Jongin. "wae?" tanya Sehun singkat saat melihat Jongin yang mempoutkan bibirnya sambil mengembungkan pipi chubby nya itu.

Puk..

"Yach" Sehun mengelus bahunya yang baru saja kena pukulan dari Jongin.

"kenapa kau selalu memberikan coklat coklat ini padaku? Seharusnya kau memakannya Oh Sehun bukannya memberikan padaku"

Sehun menghela nafasnya. "kau taukan kalau aku alergi terhadap coklat" Jongin memutar bola matasnya malas.

"gotjimal" ujarnya dan mulai membuka bungkus dari coklat yang di beri Sehun tadi.

"kali ini, siapa yang menyatakan cintanya padamu?" tanya Jongin sambil memberhatikan coklat coklat dengan berbagai warna berbentuk love itu.

"Sungjong"

Jongin mengangkat kepalanya. "mwo? Sungjong hoobae kelas 1A itu maksudmu?" Sehun menganggukkan kepalanya dengan malas.

"namja manis yang sangat di incar – incar oleh para Sunbae karena keimutan dan kecantikkannya itu?"

Untuk yang kedua kalinya, Sehun menganggukkan kepalanya mendengar ocehan sahabat manis nya itu.

"lalu…apa yang kau jawab? Apa kau menerimanya?"

Jongin merasa jantungnya berdetak dengan cepat menunggu jawaban Sehun.

Sebenarnya Jongin memiliki perasaan lebih terhadap sahabat datarnya itu, tapi rasa takut akan merusak persahabatan mereka membuat Jongin tidak pernah mengutaraakan rasa cintanya itu pada Sehun.

Dan juga, Jongin tidak pernah mengetahui perasaan Sehun terhadapnya.

"aku belum menerima pernyataan cintanya itu, sebelum dia memberikan alasan kenapa dia mencintaiku"

Jongin menghela nafasnya lega karena Sehun belum membalas perasaan sang hoobae, tapi bagaimana jika nanti sang hoobae memberitau alassannya kenapa dia mencintai Sehun dan akhirnya Sehun menerimanya?

Andwe, itu tidak boleh terjadi.

"tapi… kenapa kau terlihat sedikit tegang tadi?"

ehh? Jongin yang tadi tengah memikirkan hal yang tidak – tidak menjadi salah tingkah. Dia menggaruk pipinya pelan.

Sehun yang melihat tingkah Jongin pun menunjukkan senyuman menggodanya.

"a..aku…"

"kau tidak perlu menjawabnya"

"eoh?"

"aku sudah tau apa yang akan kau katakan"

Jongin memicingkan matanya. Benarkah Sehun mengetahuinya? "katakan? Apa yang mau aku katakan tadi"

Sehun mulai memasang raut wajah jahilnya yang menurut Jongin sangat menyebalkan itu.

"kau ingin mengatakan kalau kau… tadi merasa cemburu bukan karena lagi – lagi ada namja yang menyatakan cintanya padaku"

Entah kenapa pipi Jongin terasa sangat panas. Bagaimana Sehun mengetahui kalau dia cemburu? Tapi bukan berarti hal itu yang ingin dikatakannya pada Sehun.

"y…ya… ne..neo micheoso? Aku tidak mungkin… cemburu"

Sehun hanya tertawa kecil melihat Jongin yang gugup dengan semburan merah dipipinya dan itu membuatnya terlihat sangat imut dimata Sehun.

"Sehun-ah"

Gumaman 'hem' menjawab panggilan Jongin.

"kenapa kau selalu menanyakan alasan kepada setiap orang yang kau cintai?"

"wae? Kenapa kau ingin mengetahuinya? Apa jika aku memberi tau hal itu, kau akan menyatakan cintamu padaku dan mencari alasan yang pas agar aku menerima cintamu?"

Aish, Oh Sehun sialan, kau telah sukses membuat pipi Jongin kembali memerah, bahkan lebih merah dari sebelumnya.

"jadi dengan kata lain, aku tidak akan mengatakan alasan itu padamu. Jadi sebaiknya kau cari alasan yang tepat agar aku bisa menerima cintamu"

Apa maksud Sehun? Apa Sehun tau jika Jongin mencintainya? Bagaimana bisa?

Bel tanda istirahat berakhir pun berbunyi.

Para siswa maupun siswi satu persatu masuk kedalam kelas mereka.

"sial, aku tidak sempat mengisi perutku karena hoobae itu" gumam Sehun saat sadar bahwa dia belum jadi mengisi perutnya.

-ooOOoo-

"mau menemaniku?"

"eoddi?"

"keparkiran untuk menjumpai Sungjong hoobae itu"

Jongin menghentikan kegiatan tangannya yang tadi tengah memasukkan beberapa buku kedalam lokernya.

Sehun mengalihkan pandangannya dari Ipod nya saat Jongin tidak menjawab ajakkanya.

"Ya, kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku"

Jongin kembali kesadarnnya. Entah apa yang di pikirkannya tadi.

"mi…" belum sempat Jongin menolak ajakkan Sehun, namja pucat itu sudah memotong perkataannya.

"aku tidak menerima penolakkan Jongin, dan juga aku tidak mau kau pulang sendiri tanpa diriku" ujarnya tegas.

"kajja, kita pergi sekarang" Sehun menarik tangan Jongin meninggalkan loker yang untungnya masih sempat di tutup oleh Jongin.

Sehun menghampiri Sungjong yang tengah berdiri di samping pohon yang memang ada di parkiran. Tangannya sedari tadi tidak lepas menggenggam tangan Jongin.

"annyeohaseyo, seonbaenim" sapa Sungjong sopan sambil membungkukkan badannya.

"apa kau sudah lama menunggu?" tanya Sehun tanpa membalas sapaan Sungjong, hanya Jongin yang di belakang Jongin yang membalas sapaan Sungjong.

"aniyo, saya juga baru datang seonbaenim" balas Sungjong dengan senyuman manisnya.

"jinjayo? Baiklah, kalau begitu langsung aja to the point"

Seketika Sungjong merasa gugup. Bahkan rasa gugupnya lebih berlipat lipat ganda terasa dari pada saat menghadapi guru killer.

"se.. sebenarnya…" Sungjong memenggeng tangannya dengan erat. "a…aku…"

Sehun menunggu jawaban Sungjong dengan sabar, sementara Jongin berharap – harap cemas saat ini. Apalagi sekarng sesuatu yang ada di dadanya berdetak dengan sangat kencangnya bahkan detak jantungnya dapat Sehun rasakan.

"a…aku… mencintai seonbae, karena… seonbae adalah seseorang yang telah menjadi cinta pertama dalam hidupku" semburan merah menghiasi pipi hoobae itu.

Sehun tersenyum yang membuat kadar ketampanannya meningkat.

"jinjayo?"

Jongin menatap Sehun dengan intens. Apa Sehun akan membalas pernyataan cinta Sungjong?

Mata Jongin terlihat berkaca – kaca. Kumohon, jangan terima dia Sehun-ah.

"mianhae, sepertinya seonbae tidak bisa menerimamu. Jangan marah, ne. mungkin saja, kau akan mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku"

Sungjong menatap Sehun tidak percaya. Cintanya ditolak? Apa alasanya mencintai Sehun belum pas dengan keinginan Sehun?

Dia tidak menyangka, ternyata kehobongannya tidak berhasil.

Ya, dia berbohong saat mengatakan kalau Sehun adalah cinta pertamanya.

"kalau begitu, seonbae pulang duluan, dan kau juga harus pulanglah, ini sudah terlalu sore. Tidak baik, namja sepertimu pulang terlalu lama, oke. Seonbae pergi duluan, annyeong"

Sehun berjalan dan kembalik menarik tangan Jongin menuju ke tempat mobil Sehun berada.

Sehun membuka pintu mobilnya untuk Jongin, setelah Jongin masuk, Sehun segera masuk ke pintu satunya lagi.

Sungjong yang sedari tadi masih memperhatikan Sehun dan Jongin pun tersenyum tipis. "aish, sial, ternyata betul apa yang di katakan oleh Minhyuk, ternyata menjadikan Sehun seonbae pacar itu sanga susah"

Sungjong menghela nafasnya. "ahhh~~, sial, ini tandanya aku kalah taruhan dengan Minhyuk, ahhh… sial banget"

-ooOOoo-

Jongin mengambil tisu yang memang sudah ada di mobil Sehun. Mengelap sudut matanya yang beair.

Sehun tersenyum kecil melihat Jongin. "kau menangis?" tanya yang sesekali melihat kearah Jongin.

"aniyo" bohong Jongin.

'gotjimal' batin Sehun.

"mau pulang langsung, atau jalan – jalan dulu. Itung – itung kita sekalian kencan"

Ya, Tuhan, kenapa Sehun senang sekali membuat pipi Jongin jadi memerah. Apa Sehun tidak tau bagaimana panasnya pipi Jongin sekarang.

"ti..tidak usah, langsung pulang saja" balas Jongin dengan gugup di awal ucapannya.

"kau yakin?"

Jongin menganggukkan kepalanya cepat. "baiklah kalau begitu, aku harap kau tidak menyesal dengan penolakkanmu itu, dan berakhir dengan mimpi kencan denganku"

Thank's Sehun, kau telah membuat Jongin sudah seperti udang rebus saat ini.

"terima kasih sudah mengantarku Sehun-ah"

"no problem, itu sudah memang sudah kewajibanku untuk mengantar calon dari anak – anakku sampai kerumah dengan selamat"

Jika seperti ini terus, Jongin berjanji akan membawa lakban untuk menutup mulut Sehun agar berhenti menggoda dirinya.

"aku pulang dulu, Jongin. Oh ya, ngomong – ngomong, kau terlihat imut jika memerah seperti itu"

Panas, ini benar – benar panas, siapa pun yang meletakkan es di pipi Jongin pasti akan mencair seketika.

Sehun tersenyum senang melihat Jongin yang terus memerah karena godaan yang di buatnya.

"aku pergi dulu, annyeong" ujarnya dengan tidak lupa memberi wink kepada Jongin.

Seseorang, tolong Jongin, rasanya dia sudah tidak sanggup untuk berdiri sekarang.

"Ya, apa yang kau lakukan diluar sana"

Jongin mengalihkan pandangannya saat mendengar teriakkan yang cukup familiar untuknya.

"wae? Terserah aku dong mau melakukan apa" balas Jongin dengan teriakkan yang tidak kalah keras.

"kalau begitu, aku akan menguncimu diluar"

"Ya, Myungsoo hyung"

-ooOOoo-

Udah lebih dari 30 menit aku memandang langit – langit kamarku yang entah kenapa menjadi lebih menarik saat ini. Sesekali tanganku akan mengambil coklat pemberian Sehun yang ada di sebelah ku.

Pikiranku masih melayang memikirkan perkataan Sehun tadi.

Apa dia benar – benar mengetahui kalau aku mencintai, sehingga dia memberikan ku sempatan untuk mencari alasan itu? atau itu semua hanya akal – akalannya saja?

Aishhh… pusing kepala Jongin memikirkannya.

Aku mengambil coklat – coklat itu dalam satu gengam dan memakannya dengan ganas.

"awas saja kau Oh Sehun, jika aku tau kalau yang kau katakan itu hanya akal – akalanmu saja, siap – siap menerima pukulanku" aku melayangkan tanganku kedepan seakan – akan tengah memukul wajah Oh Sialan Sehun.

"tapi… bagaimana jika dia memang memberikan kesempatan itu padaku? Bukannya seharusnya aku tidak boleh menyiakan kesempatan itu?"

Aku mengacak – acak rambutku yang masih basah dengan ganas. "aisshh… Oh Sehun kau membuatku pusing"

Drrt… drrt…

Aku mengambil handphoneku dengan malas.

Aku mendudukkan diriku saat nama Oh Sehun lah yang tertera di layar smart phone ku.

From : Oh Sehun

To : Kim Jong Cute In

Apa yang sedang kau lakukan?

Jangan bilang kalau kau sedang memikirkanku?

Aigoo… kim Jongin dari pada memikirkanku, lebih baik kau memikirkan alasan kenapa kau mencintaiku.

Jika jawabanmu sesuai, maka aku akan menerimamu.

Jadi, pikirkan baik – baik.

Untukmu, akan aku beri waktu 1 minggu, karena aku tau, otak leletmu itu tidak akan sanggup untuk berpikir cepat.

Jadi, pikirkan baik – baik, dan saat sudah satu minggu, maka aku akan menemui di taman tempat biasa kita bermain,

Arra….

NB : aku serius, dan ini bukan akal – akalanku.

Dan satu lagi, jangan terlalu makan banyak coklat, atau eommamu akan memarahimu.

Mati aku, mati aku…

Jadi dia beneran memberikanku kesempatan itu.

Kyaaaa… eottoke, eottoke? Apa yang harus kulakukan?

Tenang Kim Jongin, tenang, kau harus memikirkan baik – baik alasan itu, atau kau akan kehilangan kesempatan berharga itu.

Aku kembali membaca pesan dari layar handphone.

Kriet…

Myungsoo hyung?

"EOMMA, KIM JONGIN MEMAKAN COKLAT LAGI"

Mataku membulat mendengar teriakkan itu.

"KIM JONGIN, SUDAH BERAPA KALI EOMMA KATAKAN BERHENTI MAKAN COKLAT"

Sial aku ketauan makan coklat lagi.

Aku menatap tajam kearah Myungsoo hyung yang tengah tersenyum puas kearahku.

"KIM JONGIN UANG SAKUMU AKAN EOMMA POTONG KARENA TELAH MELANGGAR JANJI DENGAN EOMMA"

"ANDWEE"

Dasar Sehun dan Myungsoo hyung sialan, gara – gara kalian, uang saku ku di potong eomma.

TBC