Hallo semua. Michle author gadungan ini buat fic lagi.. tapi kali ini tentang sasuhina bukan gaahina...sebenarnya michle sedikit nyotek dari fic lain, tapi michle berani jamin kalau fic-nya gak bakalan sama...ok deh, langsung baca aja… dan sebelum kalian membaca, michle minta maaf kalau ada salah penulisan atau bahasa yang gak nyambung karena sebenarnya fic ini michle buat sendiri, tidak seperti persetanan gaara yang di bantu oleh kakak michle… so, mohon di maklumi kalau fic-nya jelek….

Peringatan :

Fic ini rated M, tapi lemon-nya gak terlalu banyak seperti persetanan gaara…

Ok deh, Happy Reading..^_^

-oOo-

Naruto © Masashi Kishimoto

Your Body © Michle

Rated: M

Pairing: SasuHina

Warning: AU, more description, no yaoi scene contained. If you like, just you read and review! But, if you Don't like? Just don't read.

-oOo-

"Arrgghh…sial."

Pesta ini membosankan.

Membosankan, membosankan, sangat membosankan.

Ia ingin segera keluar dari tempat ini, tempat dimana orang-orang bodoh menghabiskan waktu mereka. Sialan. Jika saja bukan karena Naruto, ia tak akan berada di tempat seperti ini.

Pulang. Hanya itu yang ia inginkan saat ini. Tapi bagaimana mungkin, kepalanya terasa berat, rasanya kepalanya ingin pecah, mungkin ini karena pengaruh alcohol.

"Sial. Neraka macam apa ini?"

Ia ingin pulang. Pulang dan istirahat. Ia tak ingin berlama-lama di pesta keparat ini. Berlama-lama di pesta ini membuat kepalanya semangkin sakit. Sungguh, kepalanya semangkin sakit karena harus berada di pesta ini tanpa pulang.

Tentu, di bisa mengemudi. Dia, Uchiha Sasuke sekarang resmi menjadi siswa lulusan SMA pada usia 18 tahun, tapi masalahnya ia tidak memiliki mobil. Dia punya uang, bisa saja ia membeli mobil. Tapi masalahnya, perguruan tinggi tinggal berberapa bulan lagi, jadi untuk apa gunanya mobil?

Rencana-nya, ia ingin mengikuti jejak sang kakak. Kuliah di luar negeri dan menjadi penerus perusahaan Uchiha. So, untuk apa membeli mobil di Jepang padahal sebentar lagi ia akan meninggalkan Jepang?

Ok, kembali ke situasi yang ia hadapi….

Sekarang, ia terdampar di pesta menjijikan yang di penuhi alcohol murahan, dan sekarang ia ingin pulang. Ya, ia ingin pulang, apa pun yang terjadi ia harus pulang dan meninggalkan pesta menjijikan ini.

Ia bangkit dari kursi yang ia duduki, ingin segera pergi dari pesta laknat ini.

Buuuukkk….

"Dammit!" Sial, rasanya kepalanya ingin meledak. Bagaimana mungkin ia bisa pulang jika kepalanya terasa sakit seperti ini. Bahkan berdiri saja ia tak mampu.

Ia duduk kembali. Menarik nafas dan mencoba berdiri kembali…

….Berdiri. Ia mencoba untuk berdiri. Ia lalu mulai berjalan, berjalan meninggalkan pesta yang menjijikan ini. Ia terus berjalan, berjalan dan menaiki tangga. Lalu berjalan lagi sampai ia menemukan sebuah kamar.

Perlahan, ia membuka pintu tersebut, lalu mengintip ke dalam kamar tersebut.

Tidak ada orang.

Ia langkah kan kaki-nya memasuki kamar tersebut. Lalu ia berjalan kearah tempat tidur dan berbaring di sana.

Ia tidak perduli lagi sekarang ia berada dimana. Yang ia pikirkan, hanya keluar dari pesta laknat tersebut dan istirahat. Dan mungkin Tuhan memberkati-nya karena ia menemukan kamar kosong yang bisa ia pakai untuk beristirahat.

"Nii-san…"

"Ada apa?"

"Bisa Nii-san usir meraka. Aku menyesal mengadakan pesta di rumah kita."

Menatap kesal pada teman-temannya yang penuh dengan bau alcohol dan asap rokok. Padahal, sebelum ia mengadakan pesta di rumahnya, ia sempat membuat perjanjian dengan teman-teman-nya agar tidak membawa alcohol dan sejenis-nya pada saat pesta, tapi teman-temannya mengingkari perjanjian itu.

"Ok baik lah, aku akan mengusir meraka."

"Terima kasih Nii-san."

"Ya. Pergi lah ke kamar mu, ku rasa kau perlu istirahat."

Hinata tersenyum. Huh, syukurlah ada Nii-san, kalau tidak mungkin sekarang ia akan terkurung dalam pesta mengerikan yang penuh dengan bau alcohol.

Lalu ia melangkah menuju kamar mandi. Ya, ia sangat membutuhkan mandi untuk menghilangkan bau alcohol dan asap rokok ini.

Setelah masuk ke kamar mandi, Hinata menutup pintu dan menguncinya. Lalu ia membuka pakaiannya yang berbau asap rokok dan alcohol, lalu menyalakan shower dan membiarkan air yang keluar dari shower membasahi tubuhnya.

Sasuke membuka matanya perlahan, ia rasa sakit di kepalanya sudah mulai berkurang. Lalu ia mencoba untuk duduk, dan memperhatikan sekeliling-nya. Di kamar ini semuannya serba putih, dari dinding yang berwarna putih, langit-langit putih, dan lantai yang tertutup karpet berwarna putih yang kelihatan lembut….ia merasa nyaman di kamar ini, di tambah lagi kamar ini begitu bersih, berbeda jauh sekali dengan kamar-nya.

Tunggu dulu. Di mana dia sekarang?

Ia bangkit dari tempat tidur. Memperhatikan sekeliling-nya lagi, mencoba untuk mengingat dimana sekarang dia berada….

…..sial. Ia tidak ingat dimana sekarang ia berada.

"Sial. Fuck."

Ia harus keluar. Ia harus segera keluar.

"Sialan. Bagaimana aku bisa keluar?"

Tunggu dulu, apa ia membawa telepon genggam-nya?

Ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana jeans-nya, lalu mengeluarkan segepok uang dan permen karet.

Damn! Bagaimana mungkin ia bisa lupa membawa Handphone.

Ia melihat sebuah jendela besar di samping lemari. Yeah, mungkin ia bisa pergi lewat jendela itu.

Lalu, ia menghampiri jendela itu dan melihat ke bawah….

…..Keparat! Sekarang ia berada di lantai dua.

Ia melihat sebuah pohon besar di dekat jendela itu. Yah, mungkin ia bisa melompat ke pohon itu dan pergi dari sini. Ia cukup tinggi, memiliki tangan berotot dan tubuh yang kekar…so, kenapa tidak?

Ia berdiri di bingkai jendela, kaki dan kedua tangannya bergetar. Tidak, ia terlalu takut untuk melakukan hal ini. "Tuhan, aku takut." Lalu ia menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. Namun hasilnya nihil, kaki-nya semangkin bergetar karena semangkin takut. Tidak tidak. Ia tak bisa melakukan-nya, ini bisa mengorbankan nyawa-nya. Ia hanya memiliki satu nyawa, tidak seperti kucing yang memiliki sembilan nyawa. Lalu ia turun dari bingkai jendela, ia tak jadi melompat ke pohon itu karena terlalu mengerikan.

Melangkah keluar dari kamar mandi, Hinata dibungkus handuk yang mengelilingi hampir seluruh tubuhnya.

Ia menguap kecil. Setelah menguap kecil, ia berjalan menuju kamar-nya. Badan-nya terasa lelah sekali, rasa-nya ia tak tahan untuk segera beristirahat dan berkunjung ke alam mimpi.

Memutar kenop pintu kamar-nya, lalu mulai melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Saat Hinata masuk kedalam kamarnya, ia melihat seorang pria dikamar-nya.

Kaki Hinata terasa lemas.

Di dalam kamar-nya ada seorang pria.

Tunggu…

Pria ini..

Ya, ia tau siapa pria ini…

Dia Uchiha Sasuke!

Tadi ia melihat pria ini di pesta, tapi kenapa sekarang laki-laki ini ada di kamar-nya?

Apa Nii-san tidak mengusirnya?

Tangan-nya mulai bergetar dan ia bisa merasakan wajah-nya memanas.

"Tunggu.. dengarkan aku… aku tau ini tidak beras,tapi-"

"Ke-ke-kenapa kau di-di kamar ku?"

"Cerita-nya panjang. Kau hanya perlu menjelaskan cara keluar dari rumah ini dan aku akan pergi."

Hinata memeluk erat handuk-nya. Keringat dingin mulai membasahi tubuh-nya. Lalu ia merasakan kaki-nya lemas, dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

"Oh, sial."

Sasuke membuang muka. Ia tak berani menatap gadis itu. Tentu saja, gadis itu tadi pingsan dan… dan lebih parahnya lagi handuk yang melilit tubuh gadis itu terlepas. Ia tak sanggup untuk menatap gadis itu.

Tapi ia harus pulang.

Oh sial. Ia harus menyadarkan gadis itu dan menanyakan bagaimana jalan keluar dari tempat ini.

Lalu, perlahan-lahan ia kembali menatap gadis yang pingsan itu.

Sekarang bibir-nya bergetar, matanya melotot memperhatikan setiap lekuk tubuh gadis itu. Sial, ia tak bisa mengalihkan pandangan-nya dari tubuh gadis itu. Damn, sekarang ia merasakan wajahnya mulai memanas.

Keparat, tubuh gadis itu benar-benar bagus dan-ARGG! FUCK! Gadis itu punya dada yang besar!

Sasuke berjongkok dan meremas rambut-nya.

Tidak. Ia tidak boleh seperti ini, ia harus segera keluar. Ia harus menyadarkan gadis itu dan bertanya bagaimana jalan agar ia bisa keluar dari tempat ini.

"Tuhan memberkati ku….Tuhan memberkati ku."

Sasuke berjalan kearah gadis yang ia kenal adalah Hinata. Lalu, ia menggendong Hinata dan berusaha setengah mati agar tidak memperhatikan payudara Hinata. Namun, hasilnya NIHIL.

Saat ia menggendong Hinata, matanya tak bisa lepas dari payudara besar itu. Ia memperhatikan setiap detail payudara besar itu.

Lalu, ia membaringkan Hinata ke tempat tidur. Saat Hinata berbaring di tempat tidur, ia memperhatikan wajah Hinata lekat-lekat, lalu turun ke bawah dan memperhatikan lagi payudara besar itu, sampai akhirnya ia tersadar bahwa batang milik-nya sudah mulai berdiri.

"Sialan. Aku terangsang."

Sasuke menarik selimut dan segera menutupi tubuh Hinata. Ia bisa mati berdiri jika terus memperhatikan tubuh seksi Hinata.

To Be Continue….

-oOo-

Haha…fic-nya hancur yah….(nangis di bawah meja)

Oh ya, michle mau kasih tau.. bahwa persetanan gaara akan tetap michle update…

So, bagi yang ingin membaca kelanjutannya gak perlu kawatir. OK.