School-Life Madness
by: Kiria Sanae
Genre: Humor (?)
Rate: T
Warning: AU, gaje, norak, garing, multipair, overprotective&siscon!Ephraim, Sho-ai, bahasa suka-suka, OOC, dst, dsb, dll
Disclaimer: Fire Emblem by Nintendo/Intelligence System
...
A/N: fanfic ketiga saya di fandom ini, yang sebenernya rekues'an temen .w. oh ya, ini pair utamanya LyonEirika, dan side pair lainnya yang kebanyakan sho-ai (author fujoshi lol). Oke sekian. Nggak penting memang ._.
DON'T LIKE? DON'T READ
...
Siang yang panas...
"Joshua, balikin notebook gue" kata seorang cewek berambut pink keunguan dengan santai tapi dingin.
"Cium dulu donk.. hehe.." jawab pemuda yang disebut 'Joshua' itu dengan nada seduktif.
"Najis"
"Bercanda kok.. Plislah, Mar, gue cuma mau ngopy beberapa game elo kok" Ujarnya sambil mencolokkan flashdisk ke notebook Marisa.
"Dibilangin jangan sekarang. Gue mau pake tuh notebook"
"Tapi notebook elo kan lo pake terus. Kapan gue mintanya?"
Marisa mulai geregetan. Dia menginjak kaki Joshua dengan brutal. Pemuda itu pun lengah, sebenernya bukan gara-gara kesakitan mendapat injakan-penuh-cinta dari Marisa, tapi gara-gara dia baru sadar kalo kunci motornya tadi ketinggalan di kantin.
Kenapa sadarnya baru sekarang? Entahlah..
Jadi kesempatan itu dimanfaatin Marisa buat ngerebut notebook kesayangannya itu, dia nyabut flashdisk Joshua yang masih nancep, terus dilemparin ke pemiliknya dengan tidak berperasaan, dan naas, kena tepat di jidat Joshua.
Marisa menjulurkan lidah "Kalo lo bisa ngalahin gue main melee di Dynasty Warriors Online"
Joshua diem. Marisa memang nggak terkalahkan kalo main game-game perang macam Dynasty Warriors Online, Elsword Online, DoTA, dll. Jadinya nggak ada kesempatan.
Marisa pasang wajah 'fuk yea', lalu kembali ngelanjutin gamenya.
"Cantik-cantik pelit amat sih" gumam Joshua.
Tapi telinga Marisa sangat tajam. "Apa katamu?" tanya Marisa dengan super-mega-giga dingin
Joshua cuma nyengir sambil keringet dingin. "Nggak, nggakpapa kok.."
Siang yang panas...
Sacred Stone Imperial High School, disingkat SSIHS. Meskipun aneh, ngapain batu suci dijadiin nama sekolah?
Ehem..
Sekolah yang didirikan oleh seorang pejabat terkenal bernama Fado. Dan katanya sekolah bagi anak-anak yang bukan anak-anak biasa.
Apa? Kalian mikir kalo ini SLB? Salah besar. Maksudnya bukan anak-anak biasa adalah anak-anak yang terpilih. Err.. anggap saja begitulah.
Muridnya bisa dibilang dibawah rata-rata kalo soal jumlah. Dan katanya semua biaya ditanggung pak Fado, jadi mereka bisa sekolah di sekolah yang elit, tapi nggak bayar.
Udah sekolahnya elit, muridnya Cuma sedikit, nggak bayar, banyak jam kosong lagi..
Zuper zekali..
Kalo soal kelas, Cuma ada 6 kelas, dan nggak ada tingkatannya. Jadi walaupun kalian nggak seumuran, kalian tetep bisa sekelas, asalkan berasal dari daerah yang sama.
Ya begitulah. Kelas ditentukan berdasarkan daerah asal.
Mari kita lihat satu-satu.
Pertama, kelas Renais.
Ada si kembar Ephraim ma Eirika yang secara anak dari pak Fado sendiri. Mengesampingkan fakta bahwa Ephraim adalah seorang sistcomplex yang ultra overprotective sama Eirika, dia bijaksana lhoh.. dan lagi dia bisa nenangin kelas dengan satu teriakan penuh makna "Kalo nggak tenang, kalian nggak boleh pinjem PR sama gue ma Franz lagi!"
Penuh makna memang
Selanjutnya, kelas Frelia
Dipimpin oleh ketua kelas Innes, sahabat-sekaligus-rivalnya Ephraim.
Ketiga, kelas Jehanna
Tempat kejadian perkara alias TKP dari kejadian di awal cerita tadi.
Ada ketua kelas Joshua yang playboy mampus.
Keempat, kelas Rausten
Kelas yang lumayan kacau gara-gara ketua kelas yang nggak niat dan wakil ketua kelas yang sama nggak niatnya.
Kelima, kelas Grado
Kelas yang katanya bakal ada murid baru pindahan dari luar.
Dan kelas terakhir adalah kelas Villager.
Bukan, ini bukan kelas sekumpulan anak jalanan atau apapun yang berkaitan dengan ekonomi kok.. tapi mereka nggak berasal dari Renais, Frelia, Jehanna, Rausten, maupun Grado.
Oh, tadi author bilang kalo di Grado bakal ada murid pindahan dari luar kan? Memang.
Mari kita intip ke kelas Grado..
Selena sang ketua kelas saking nggak ada kerjaannya cuma ngetuk-ngetukin pensil di meja.
Glen sama Cormag malah ngobrol dengan asiknya.
Natasha.. karena anak rajin, baca buku sekalian nyicil tugas.
Knoll cetak-cetek mainin PSPnya. Kayaknya lagi seru banget.
Jadi intinya, ini jam kosong.
Ya seharusnya sih begitu, cuman pak Vigarde, wali kelas mereka tiba-tiba nyelonong masuk.
Semuanya langsung merhatiin Vigarde, Knoll udah matiin PSPnya.
"Ehem.." dehem pak Vigarde, biar terkesan berwibawa.
Semuanya serius merhatiin pak Vigarde, dikira pak Vigarde itu orang yang dicurigai jadi teroris gitu?
"Jadi, hari ini kalian kedatangan teman baru" kata pak Vigarde kalem.
Semuanya masih diem.
'yaampun, seneng kek, antusias kek, apaan kek' omel pak Vigarde dalam hati. Maksa amat..
"Lyon, kemari " panggil pak Vigarde sama makhluk yang udah dari tadi berdiri di luar.
Nggak lama kemudian orang yang dipanggil Lyon'pun masuk, dari gerak-geriknya, kayaknya dia grogi.
"Perkenalkan, saya Lyon, anaknya pak Vigarde yang selama 10 tahun belajar di London. Senang bertemu" kata Lyon sambil senyum-senyum.
Ngeliat Lyon, Knoll langsung wajahnya bling-bling. Bukan karena jatuh cinta, tapi Lyon itu sebelum ke London , dia sering main bareng Knoll. Tapi nggak tau ding kalo misalnya dia beneran jatuh cinta.
Dan authorpun kena nosferatu'nya Knoll.
"Berteman baiklah dengan dia" lanjut Vigarde singkat, lalu pergi lagi.
Semuanya termasuk Lyon cengo, ini dateng cuma ngenalin anaknya sendiri, terus langsung pergi lagi. Kayak tempat penitipan anak aja..
Oke, mari lupakan soal bapaknya Lyon yang gaje itu.
Begitu liat Knoll, Lyon langsung ambil kursi di sebelah Knoll yang masih kosong.
"Yo, Knoll.. lama nggak jumpa"
"Uh.. err.. iya, senang ngeliat lo lagi, Lyon" jawab Knoll sambil senyum malu-malu.
Tunggu.. kenapa jadi kayak adegan di komik shoujo begini?
Lyon merasa bahunya di'puk' pelan, dia'pun menoleh ke orang yang baru kenal udah pegang-pegang. Yang nggak lain dan nggak bukan adalah Cormag.
"Kalian saudara ya?" kata Cormag sambil nunjuk Knoll ma Lyon secara bergantian.
"Eh? Bukan kok.. kami bukan saudara. Kami cuma temen. Hehe.." jawab Lyon
"Kok mirip?" sahut Glen yang duduk disebelah Cormag.
Knoll ma Lyon bingung, mereka saling berpandangan 'mirip?'
"Warna rambut" jelas Cormag
"Oh.. ini cuma kebetulan" jawab Knoll
Glen ma Cormag cuma ber'oh' ria, terus lanjut ngobrol.
Nggak lama kemudian Selena ma Natasha ngedatengin meja Lyon
"Halo, gue Selena, ketua kelas disini. Dan ini Natasha" Kata Selena memperkenalkan diri dan Natasha hanya membungkuk sebentar.
"Salam kenal" Lanjutnya sambil ngulurin tangan.
"Salam kenal.." Lyon senyum sambil menjabat tangan Selena.
Anak-anak baik..
Setelah sekitar 15 menit nganggur dan Lyon cuma ngeliatin Knoll main PSP, akhirnya bel istirahat bunyi.
"Ah, itu bel istirahat kan? Aku mau ke toilet bentar ya" katanya ke Knoll.
"gue ikutan deh" Knoll lalu masukin PSPnya ke dalem tas, terus berdiri.
"Eh? Kan cuma ke toilet.. kamu main aja nggakpapa.."
"gue lagi bosen nih, Lyon, daripada menjamur disini mending gue ngikut lo aja. Sekalian ke kantin nanti.." terang Knoll.
"Oh.. oke deh"
Dalam perjalanan menuju tempat menuntaskan panggilan alam, Lyon nggak sengaja berpapasan sama Eirika, karena emang mereka harus ngelewatin kelas Renais dulu sebelum masuk kamar mandi cowok.
Mata Lyon dan Eirika bertemu. Keduanya berhenti jalan, sampe Knoll yang masih jalan nabrak Lyon yang tiba-tiba berhenti.
Hening beberapa saat
Cie ciee..
Dan author kena tusuk rapier
"Kamu.. anak baru itu kan?" Akhirnya Eirika duluan yang buka pembicaraan.
"Benar. Saya Lyon. Senang bertemu anda, tuan putri.." Kata Lyon sambil bungkuk.
Eirika cengo. Knoll cengo. Beberapa anak yang lewat disitu juga cengo.
'Tuan putri?'
~Bersambung~
N/A: Yosh.. ini baru prologue, jadi maaf kalo pendek. Hehe
Reviewnya donk.. please *puppy eyes*
