Dimension`~
A Yewook Fanfiction
Starring Yewook and other couple...
AU, OOC berat, gaje, typo(s), fantasi berlebihan, romance,
YAOI, BL, GS, nyampur semua.
Check it out~
...
"Hoaammhh..." aku menyingkap selimutku. Kuregangkan otot-otot badanku yang tegang. Pagi yang indah. Hari ini hari Senin, meskipun aku tidak terlalu menyukainya. Senin berarti aku harus bekerja dan menjalani aktivitas seperti biasa, padahal hari Minggu aku bisa tenang dan santai. Tapi yang namanya hidup, kita tidak bisa terus bersenang-senang sepanjang waktu. Aku menggeser gorden yang menutupi jendela kaca besar yang ada di dinding kamar. Sinar matahari bisa masuk sekarang, aku mengintip keluar lewat celah kaca jendelaku. Kamar ini berada di lantai 20, jadi aku lumayan takut juga untuk membuka jendela. Takut latah tiba-tiba terjun ke bawah lewat jendela.
"Sudah jam berapa ini?" aku bertanya sendiri. Kulirik jam dinding, ternyata baru jam 6 pagi. Berarti aku masih punya waktu untuk mengemas kamarku yang seperti kapal pecah ini. Kemarin hyung-hyungku main di kamarku. Mereka semua tidur di sini, tapi mereka kabur ke kamar masing-masing sebelum jam 3 pagi, bagus sekali. Meninggalkan semua sampah ini bersamaku. Ah, badanku lemas rasanya.
Pelan-pelan aku mengambil kantong plastik besar. Segala bungkus makanan, kaleng minuman, boneka barbie, mwoya, punya siapa ini? Tidak peduli, buang saja. remote tvku yang sudah tak berbentuk lagi.. arghhh, aku ingin pergi ke kamar mereka dan melemparkan mereka satu-satu ke Sungai Han. Mereka sih asyik-asyik makan sambil nonton film semalam, aku yang jadi pembantu. Aku yang masak, aku yang menghidangkan makanan, semua yang repot-repot aku. Lagian kenapa kau mau sih Kim Ryeowook? Babo.
Kutaruh 2 kantong plastik besar yang berisi sampah itu di sudut ruang tamu. Aku mengambil vacuum cleaner. Benda ini lumayan juga, bisa untuk menyedot Hyukkie hyung. Dengan hati yang tulus aku mulai menggerak-gerakkan benda itu agar dia bisa menyedot sisa-sisa debu yang masih berserakan. Setelah selesai aku mengelap meja kaca sampai kinclong. Aku memutuskan untuk duduk sebentar di sofaku yang empuk, nyaman, dan tentu saja bersih. Ah... enaknya...
Sudah cukup santai-santainya, sekarang waktunya untuk mandi. Pelan-pelan aku berusaha untuk bangkit. Tetapi gerakanku tertahan oleh sesuatu. Kutengok kebelakang, tidak ada apa-apa. Tapi mengapa jadi susah bergerak ya? Kuraba sofa putihku yang cantik. Ini, ada sesuatu. Lengket, aku melihat tanganku sendiri. Sudah ada sesuatu yang lengket berwarna oren, ini kan.. lem tikus.
"HYUNGDEULLLLLL!"
...
"Selamat pagi, umma."
"Selamat pagi, sayang." Leeteuk menyapa anaknya yang baru bangun tidur. Yesung turun dari tangga dengan selimut yang masih bergulung di badannya. Padahal sudah jam 7, sungguh anak yang rajin.
"Kau tidak sekolah, Sungie?" si ibu yang sedang menghidangkan sarapan bertanya kepada anaknya yang bangun-bangun tidur langsung berjalan ke kulkas.
"Sekolah umma, baru jam 7. Santai saja, umma." Yesung menyembulkan kepalanya untuk menatap ummanya yang hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebenarnya Leeteuk sudah ingin memukulkan wajan ke kepala anaknya itu, tapi ia takut kepala Yesung tambah besar.
"Sungie, kau ini sudah kelas 3. Jangan malas-malasan lagi, sebentar lagi kau ujian kan?" nasihat Leeteuk mulai keluar di pagi buta. Yesung menutup kulkas dan menghampiri sang umma. Ia mengecup pipi ibunya.
"Ne, umma cerewet. Sungie tahu, Sungie mandi dulu." Yesung langsung melesat naik ke lantai dua. Leeteuk hanya tersenyum melihat tingkah anaknya.
...
Huh, ummaku itu cerewet sekali. Subuh-subuh begini sudah menasihati aku, padahal rencananya aku masih mau tidur lagi. Ah, sudahlah. Daripada uang bulananku dicabut, lebih baik aku ke sekolah. Ya sudah, aku mandi dulu. Sampai ketemu di sekolah ya?
At school~~
Eh, kita ketemu lagi? Cepat sekali..
Perkenalkan, namaku Kim Yesung. Usiaku 18 tahun, saat ini aku masih tercatat sebagai siswa kelas 3 di Seoul International High School. Menjadi murid kelas 3 senior high school sangat tidak mudah untuk dijalani, sebentar lagi kami ujian akhir. Kepalaku makin besar saja rasanya. Tapi aku tidak bisa menghilangkan kebiasaan burukku ini. Aku masih saja tidak mau bertobat, masih malas, masih semaunya. Aku begini karena aku punya teman-teman yang masih sepikiran denganku. Jadi, biarpun aku tidak begitu pintar soal akademik, ada temanku yang ahli dalam itu. Aku tidak perlu begitu khawatir. Seoul International sepertinya sudah tidak tahan dengan kami berempat. Tapi kami termasuk siswa khusus. Bukan siswa berkebutuhan khusus ya, bukan itu. Tapi kami mempunyai kemampuan khusus. Aku ahli dalam menyanyi, aku ketua klub musik di sekolah. Aku sudah banyak menyumbang piala untuk sekolah ini. Choi Siwon, dia ahli dalam olahraga. Khususnya cabang bela diri dan basket, hati-hati dengan dia. Dia juga menjadi andalan sekolah untuk lomba lari. Lee Donghae, dia mempunyai tubuh yang lentur. Keahliannya menari, untuk kompetisi menari, serahkan saja padanya. Dan yang terakhir, aku paling malas menyebut dia. Tapi mau bagaimana lagi, formasi kami belum lengkap. Yang terakhir itu, Cho Kyuhyun. Dia ini yang paling setan dari antara para setan. Tapi aku salut dengannya, otaknya sangat-sangat encer. Dia juara bertahan olimpiade matematika se-Korea Selatan. Membuatku yang berkepala besar ini iri.
"Hyung!" eh, itu si setan, hm, maksudku Kyuhyun.
"Mana Siwon dan Hae?" aku bertanya, mungkin saja setan kecil ini tahu di mana dua orang itu berada.
"Molla. Mungkin sudah masuk. Kaja, hyung. Jam pertama Kim sonsaeng."
Kyuhyun merangkul bahuku. Kami berdua segera masuk ke dalam kelas.
...
"Pagi, Wookie."
"Pagi." aku menjawab Sungmin hyung dengan ketus. Aku tahu Minnie hyung tidak mungkin melakukan hal itu. Tapi aku tetap kesal, pasti pelakunya monyet itu. Siapa lagi kalau bukan dia.
"Wookie! Minnie!" panjang umur, dia datang.
Kami bertiga langsung masuk ke dalam lift. Minnie hyung memencet angka 12. Aku hanya diam saja sambil merapikan kemejaku yang agak kusut. Hyukkie hyung masih mengunyah permen karetnya. Tempat kerja kami juga ada di gedung ini. Jangan kaget dulu, aku belum menceritakan hal lain yang lebih mengejutkan pada kalian. Kami bekerja di sebuah perusahaan yaitu ND Company. ND itu singkatan dari Normal Dimension. Hati-hati ya mengejanya, jangan sampai salah. Perusahaan kami namanya ND, bukan NC.
Normal Dimension adalah sebuah perusahaan biasa. Kami tinggal dan bekerja di gedung dengan 30 lantai ini. Sebenarnya kami adalah sebuah perusahaan yang memberantas ketidaknormalan. Kami menyebut ini ketidaknormalan, tapi tidak dengan orang di luar sana. Mereka menganggap hal itu sangat normal. Tahukah kalian apa itu? Boys Love.
Kami memberantas hal itu. Coba beritahu aku uke mana yang tidak bisa hamil sekarang. Saat kau melihat keluar, yang kau temukan adalah namja mencintai namja. Populasi yeoja menurun drastis, ada yang kecewa dan ada yang menjadi shipper. Boys Love sudah sangat biasa sekarang. Jika dibandingkan, grafik antara pasangan normal dan pasangan yaoi, kita akan mendapat kenyataan bahwa grafik pasangan normal hanya tinggal 2 persen. Kami sebagai agen NDC tidak bisa membiarkan hal ini. Perusahaan kami menampung pasangan-pasangan normal, mereka tinggal di gedung 30 lantai ini. Dan kami, agen NDC, mempunyai misi khusus. Misi itu adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya pasangan normal di dunia ini. Agar dunia kembali ke masa di mana pria dan wanita bisa bersanding di altar.
Di Korea Selatan, kami dipimpin oleh seorang ketua. NDC mempunyai cabang di seluruh dunia, tapi jumlah agen kami masih sedikit. Di seluruh dunia, jumlah agen resmi kami hanya sekitar 100 orang. Itu karena sedikitnya orang yang berpikiran untuk memberantas Boys Love dan NDC berjalan secara rahasia. Zaman sekarang tidak ada satu negara pun yang mendukung pemberantasan Boys Love, negara akan memusnahkan apapun yang tidak mendukung Boys Love. Tentunya itu berbahaya bagi kami.
Di Korea Selatan ini, agen NDC hanya 4 orang. Sedikit sekali kan? Kami punya satu ketua, ketua kami berasal dari Cina tapi sudah lama menetap di Korea. Namanya Tan Hangeng, pria ini berusia 35 tahun, dan dia sangat membenci Boys Love. Aku akan memperkenalkan satu-satu agen NDC yang diketuai oleh Tan sajangnim.
Kim Kibum
Namja, usia 21 tahun. Lahir di Korea tapi menjalani masa kanak-kanak di Los Angeles. Orangtuanya meninggal dalam kecelakaan saat dia berumur 6 tahun. Diadopsi oleh Tan sajangnim dan dibawa ke Korea. Ia terkenal akan killer smilenya.
Lee Sungmin
Namja, usia 22 tahun. Sebenarnya putra seorang pengusaha besar di Korea tapi perusahaan orangtuanya bangkrut. Ayahnya meninggal dan ibunya hilang entah ke mana. Diadopsi oleh Tan sajangnim saat berusia 8 tahun. Namja ini penggila warna pink.
Lee Hyukjae
Namja, usia 22 tahun. Orangtuanya menyerahkan dia ke panti asuhan sejak lahir. Mereka sepertinya tidak menginginkan Hyukkie hyung. Diadopsi oleh Tan sajangnim saat ia berumur 7 tahun. Namja ini sangat kagum akan gusinya sendiri.
Kim Ryeowook
Namja, usia 20 tahun. Aku sama seperti Hyukkie hyung. Dari lahir sudah tinggal di panti asuhan. Aku tidak pernah bertemu orangtuaku sekalipun. Diadopsi oleh Tan sajangnim saat berumur 5 tahun. Aku yang paling manis dari antara kami berempat.
Kami dibesarkan bersama-sama, maka dari itu kami sangat dekat. Tan sajangnim sangat baik pada kami semua, makanya kami berusaha untuk membalas budi padanya. Dari remaja kami sudah dilatih untuk menjadi agen NDC yang tangguh. Kami menjalani sekolah normal sampai universitas. Kami sudah bekerja di usia segini karena ada jalur akselerasi. Itu sangat membantu dan agak memuakkan juga.
...
Kami sampai di depan ruang kerja. Aku membuka pintu dan mempersilakan dua hyungku untuk masuk duluan. Setelah itu aku masuk dan menutup pintu. Di ruangan sudah ada Tan sajang dan Kibum hyung. Dari antara kami berempat, Kibum hyung itu yang paling rajin. Dia selalu datang paling pagi untuk bekerja. Yang paling malas ya si monyet.
"Wookie, Minnie, Hyukkie, duduklah. Kita ada misi baru hari ini."
"Misi baru lagi? Bukannya yang kemarin belum selesai, sajangnim?" Hyukkie hyung menyela omongan Tan sajang.
"Dengar dulu, Hyukkie." Sungmin hyung menengahi. Kami berempat duduk di kursi dengan meja persegi panjang yang lumayan besar.
"Yang kemarin, kalian tinggalkan saja. Ini lebih penting. Mulai besok kalian akan kukirim ke Seoul International High School."
"NE?" aku tiba-tiba bersuara, Hyukkie hyung langsung menjitak kepalaku. Aku meringis kesakitan. Aku kaget, pasalnya ini pertama kalinya kami disuruh menjalani misi di sebuah SMA. Itu berarti kami harus menjadi anak SMA? Andwe...
"Target ada 4 orang. Misi kalian saat ini agak berbeda dari biasanya. Jika biasanya kalian hanya akan memasukkan pasangan normal ke dalam NDC, kali ini misi kalian adalah membuat 4 namja ini menjadi agen NDC."
Apa aku tidak salah dengar? Yang benar saja, menjaring dan memasukkan pasangan normal saja sudah sulit. Apalagi membuat orang lain menjadi normal di tengah ketidaknormalan dunia ini.. Apalagi membuat mereka untuk menjadi agen NDC. Oh my God, lebih baik aku membersihkan sofaku saja, sisa lem tikusnya belum hilang tadi.
...
Yesung, Siwon, Donghae, dan Kyuhyun sedang bersantai di kantin. Mereka makan siang sambil memerhatikan sekeliling. Keadaan sekolah mereka, pasangan yaoi bertebaran di mana-mana. Ada beberapa yeoja juga. Tapi kebanyakan yeoja-yeoja itu sudah lapuk dan tidak enak dipandang. Laki-laki tampan semuanya mengejar laki-laki cantik. Dari seantero Seoul International, mungkin hanya 4 sekawan inilah namja kece yang tidak didampingi siapapun, baik yeoja maupun uke. Sebenarnya mereka bukan tidak laku, mereka malah masuk dalam daftar namja idola di sekolah. Banyak yeoja dan uke yang sangat ingin berpacaran dengan mereka. Tapi sepertinya itu tidak berpengaruh sama sekali pada namja-namja badung ini, mereka tidak peduli soal jodoh.
"Hyung, sore ini aku tidak bisa ke rumahmu. Aku ada latihan basket, mian." Siwon berkata pada Yesung yang tengah meminum soft drinknya.
"Gwaenchana. Kau latihan saja yang benar." Yesung menepuk pundak sahabatnya itu.
"Kyu, kau bawa kaset gamemu nanti." Donghae melirik Kyuhyun yang asyik dengan ramyun cupnya.
"Ok, hyung."
Empat namja itu memutuskan untuk kembali ke kelas. Mereka melewati Taemin dan Minho yang sedang berciuman mesra di sudut kantin. Yesung hanya nyengir melihat dua hoobaenya itu.
"Min, hati-hati! Bisa-bisa kau tidak lulus SMA karena mengandung anak si mata kodok itu!" Donghae meneriaki Taemin, Taemin hanya bisa mendorong pundak Minho dan tersenyum kecil ke 4 namja yang berjalan itu. Kyuhyun dan Siwon menepuk kepala Donghae yang memang sangat suka mengganggu kemesraan orang lain.
Yesung melewati loker-loker para siswa. Ia berhenti sebentar, mengambil kunci dari saku celana dan membuka lokernya sendiri. Begitu juga Donghae, Siwon, dan.. eh, mana Kyuhyun? Ternyata namja itu belok ke toilet. Ia sudah tidak tahan dari tadi.
"Aish, apa lagi ini?" Yesung mengambil kotak pink yang sudah dirubung semut. Sepertinya isinya adalah kue, kotaknya cukup manis dengan pita dan warna pink yang mencolok. Yesung mengangkat kotak kue itu tinggi-tinggi, setetes krim jatuh dari celah kotak.
"Sepertinya sudah lebih dari dua hari, hyung. Langsung buang saja." Siwon menunjuk tempat sampah yang berada di dekat mereka. Donghae terkikik melihat wajah Yesung yang nampaknya agak takut dengan semut-semut yang memenuhi lokernya. Dengan cepat Yesung melemparkan kue tak berdosa itu ke habitat yang sebenarnya. Donghae melemparkan sebungkus tisu ke tangan hyungnya. Yesung mengelap tangannya dan membersihkan lokernya sendiri. Yesung hanya membuka lokernya kadang-kadang saja, paling sering 3 kali sehari. Karena selalu, lokernya penuh dengan macam-macam hadiah yang tidak tahu dikirim oleh siapa. Pengirimnya banyak sekali, mereka semua yang mengidolakan Yesung. Tapi namja itu tak pernah menyimpan satu hadiah pun, ia memberikan hadiah-hadiah itu ke teman-temannya atau membuang bila sudah tidak layak lagi, seperti kue tadi.
"Woah.. Hae hyung dapat kalung. Apa ini imitasi?" Kyuhyun merebut kalung yang baru saja akan Donghae taruh di lokernya lagi.
"Haha, sepertinya imitasi." Siwon tertawa mendengar celotehan Kyuhyun, ia berkata asal. Donghae hanya berkata,
"Kalau kau mau, ambil saja. Aku ada banyak yang seperti itu." Donghae memberikan kotak berwarna hitam yang merupakan tempat kalung itu ke Kyuhyun. Kyuhyun langsung meletakkan benda itu ke tangan Donghae.
"Terima saja, kau pikir aku tidak punya?"
Kyuhyun mengeluarkan satu set kalung dari dalam lokernya. Siwon yang tadinya ikut meledek langsung membelalakkan mata.
"Ini perak, Kyu, yang benar saja. Siapa yang memberikan?" atlit Seoul International yang tampan luar biasa saja bisa penasaran. Siwon paling ahli kalau melihat benda-benda berkilau.
"Apa Seohyun?" Yesung juga ikut menebak. Donghae pundung karena dia kalah dalam hal ini.
"Hehehehe... ini punyaku. Umma yang membelikan."
"YA!"
Tiga namja itu menghajar Kyuhyun yang sukses membuat mereka iri.
...
Yesung turun dari motornya. Ia masuk ke rumah lewat pintu garasi yang langsung terhubung ke dapur. Ia tidak melihat siapapun di rumahnya. Wajar, Yesung hanya tinggal berdua dengan ummanya. Appa Yesung sedang di luar negeri, orang tua itu sangat sibuk. Umma Yesung seorang desainer, ia lebih sering berada di butiknya daripada di rumah. Tapi Yesung tidak kehilangan kasih sayang orangtua. Mereka bertiga masih sering liburan bersama. Yesung pernah meminta adik pada kedua orangtuanya saat ia masih junior high school, tapi hal itu ditentang berat oleh Leeteuk. Kangin sampai ngambek seminggu. Alasan Leeteuk tidak mau adalah ia trauma, Yesung dilahirkan secara caesar. Begitu Yesung tahu dirinya adalah penyebabnya, anak itu tidak pernah meminta adik sampai sekarang.
Namja bersurai hitam itu melempar tas sekolahnya ke sofa. Ia membuka kulkas dan bersyukur ketika isi kulkasnya masih lumayan penuh. Cukup untuk Donghae dan Kyuhyun yang akan datang sore nanti. Karena tidak ada siapa-siapa, Yesung jadi suka mengundang teman-temannya ke rumah. Mereka sering menginap, bahkan bisa dibilang kalau Siwon, Donghae, dan Kyuhyun lebih sering menempati rumah Yesung dari pada Kangin, appa Yesung sendiri.
Tujuan Donghae dan Kyuhyun datang ke rumah Yesung sore ini adalah bermain seperti biasa. Tapi ada tujuan khusus juga. Yaitu belajar, biar mereka suka membolos, mereka masih peduli hasil akhir. Bagaimanapun sebentar lagi ujian akhir, persiapan itu perlu. Apalagi mereka berempat adalah namja populer yang selalu menjadi kebanggaan Seoul International. Tentu saja yang punya ide untuk belajar itu adalah yang paling waras, yaitu Yesung, tapi yang bertugas mengajarkan adalah yang agak tidak waras, yaitu Kyuhyun.
...
Aku memerhatikan kertas putih yang dari tadi kupegang. Pikiranku sudah kalut dari tadi. Padahal sudah malam, aku harus segera tidur supaya besok bisa fit dan menjalankan misi dengan lancar tanpa hambatan. Tapi aku masih saja, duduk di ranjang, tidak baring-baring. Aku khawatir akan hari yang akan kujalani. Kutatap foto target yang ada di tanganku, dia tampan juga.
PLAK. Sadar Kim Ryeowook. Kau itu agen NDC. Kau tidak ingat apa janji setia agen NDC?
Huh, aku masih ingat kok.
Pertama, profesional dalam menjalankan tugas.
Kedua, selalu menjunjung tinggi hubungan normal antara yeoja dan namja.
Ketiga, tidak terlibat dalam hubungan percintaan.
Mengenaskan?
Kalian benar sekali... kami berempat tidak boleh menjalin hubungan percintaan. Dengan yeoja tidak boleh, apalagi namja. Bisa jadi perkedel kami kalau ketahuan pacaran. Tan sajangnim sangat ketat soal janji yang ketiga. Kami berempat seperti shaolin yang hanya bisa bertapa di gunung... menyedihkan sekali. Aku tidak tahu apa itu jatuh cinta.
Ting Tong
Aku menyalakan interkom, nampaklah Hyukkie hyung sedang berdiri sambil mengunyah permen karetnya. Pasti dia mau numpang makan lagi. Takut dia menunggu lama dan menempelkan bekas permen karetnya ke pintu kamar, aku cepat-cepat membuka pintu dan mempersilakan dia masuk.
"Wookie, kau belum tidur?"
"Kalau aku sudah tidur, yang sedang memasakkanmu makanan ini siapa?" aku memberi deathglare tajam.
"Hehe, mian. Oh iya, kau sudah lihat foto targetku? Wajahnya seperti ikan. Hahaha.." Hyukkie hyung tertawa sambil memegang perutnya.
"Haha, kalau begitu kau seperti monyet." aku bergumam sendiri, tapi aku yakin Hyukkie hyung mendengar.
"Mana makananku?!" dia marah. Hehe, lucu sekali. Hyukkie hyung merebut sepiring nasi goreng kimchi yang baru saja aku masak untuknya. Ia berjalan sambil memonyongkan bibir. Dia menutup pintu kamarku dengan keras. Aku sampai bergidik ngeri. Hah.. sudahlah.. aku mau mencuci piring.
Aku membelokkan kakiku ke meja. Huh, bodoh sekali. Aku malah melihat kembali selembar kertas dengan foto target baruku ini. Nama, Kim Yesung. Umur, 18 tahun. Sekolah, Seoul International High School. Ketua klub musik, juara berbagai kompetisi menyanyi, mulai dari dalam negeri sampai luar negeri. Bagus sekali, lengkap semua. Karena kali ini target 4 orang, itu berarti sesuai dengan jumlah kami. Tan sajang memberikan masing-masing dari kami berempat satu target. Dan sepertinya aku mendapat sang ketua geng.
Errrr... mengapa aku yang mendapatkan si Kim Yesung? Mengapa bukan Kibum hyung saja yang lebih berpengalaman? Mengapa harus aku yang masih amatiran dan imut-imut ini? Ah, pusing. Sampai ketemu besok di Seoul International...
Tbc
Halo chingudeull... ini saya himalayavenus1. Bukannya melanjutkan ff yang ada, saya malah bikin baru.. maafkan saya *sembunyidibelakangyeappa* sebenarnya saya lagi kena yang namanya writer block gitu, chingu. Ide saya susah keluar.. dan ada satu chingu yang menyarankan untuk mencoba membuat ff baru aja dulu. jadi saya coba saja. dan berikan pendapat kalian tentang yang di atas? Kalo ada yang gak suka, mungkin aku hapus aja... ini aku dapat ide bikin yang eror begini pas lagi mutar-mutarin ruang tamu rumah, lebih dari lima kali. Hehehe... untung ruang tamu rumah gak kayak lapangan bola..
GOMAWO ne, segera berikan pendapat, ok? TBC or DELETE?
Bye~~
