Tittle : I'M WOLF
Author : Hanna
Genre : Romance,Drama,Family,Etc.
Cast : EXO and Other
Main Pair : HunHan (Luhan Sehun)
Rated : T++ (bisa jadi) M
Lenght : Chap I
Warning : Genderswitch,Gender bender Fiction.
Don't Like don't Read. No Bash. No Flame. Okey!
Disclaimer : FF terinspirasi dari komik serta Canon, Cast bukan milik saya tapi saya mengunakan mereka dalam imajinasi saya. Dan FF Ini milik saya. Kkk
A/N :Pertama-tama sih mau bilang kalau inspirasi sendiri dapet dari baca komik garasu no kamen, dimana ada Maya Kitajima yang meranin tokoh gadis yang besar di hutan bahkan di asuh oleh para Serigala. Dari situ Hanna mikir gimana kalau di buat menjadi FF? Tapi bukan kisah Garasu no kamen yah,tapi yg si Maya peranin #LOL
Dan bahan cerita Hanna ambil dri canon Rochom gadis kamboja bisa search di gugel klo rajin.. Kkk
Mungkin sedikit banyaknya ada kesamaan tpi d'sini cman seingat Hanna az gimana ntu cerita mungkin ad yg ditambah atau dikurangi tapi semoga az suka oke!
"BADAI DATANG.. TURUNKAN LAYAR.."
Teriak awak kapal panik. Angin bertiup kencang membelah samudera membuat oleng kapal Andreas KP590 hingga membuatnya menabrak batu karang yang berdiri gagah na'as membuat bagian depan kapal rusak fatal.
Kapten kapal berseru lantang menuntun para penumpang kearah bagian belakang dimana ada beberapa sekoci yang tersedia, mereka menaiki perahu bermuatan kecil itu. Ada 10 Sekoci yang cukup untuk 9 orang dimasing-masing Perahu penyelamat itu.
"Mama.. Hiks hiks,, Maaaaa MAAAA,"
Teriak gadis kecil berumur 4 tahun. Rambutnya hitam bergelombang sepanjang melewati bahunya, berlari dengan kaki mungilnya tak hentinya berteriak memanggil sang Ibu.
"Luuuuu... Dimana kau nak! Luuu.."
Sementara itu wanita seperempat abat tengah berlari dengan wajah khawatir, Ia kehilangan anaknya saat orang-orang mulai berlarian setelah terjadinya tabrakan keras dengan batu karang.
"Nyonya Xi,apa yang anda lakukan? Tuan Xi sudah menaiki perahu, Ayo.. Cepat!"
Kapten kapal menarik lengan Nyonya Xi agak memaksa karena Tuannya sudah berada di perahu penyelamat mereka.
"Tidak! Bagaimana dengan anak ku?"
Nyonya Xi bersikeras,Hati seorang Ibu takkan sanggup menghela nafas lega jika Ia belum menemukan anak perempuan semata wayangnya.
"Baiklah.. Aku akan mencarinya, Anda susul lah Tuan Xi!"
Bujuk Kapten awak kapal tersebut lembut. Padahal ini ulang tahun Xi Luhan anaknya dan mereka berencana merayakannya di atas kapal pesiar milik mereka sendiri namun di tengah perjalanan kabut tebal juga badai datang melanda kapal tersebut.
Tap
Tap
Tap
"Nona Luuu... Nona Luuu.. Nona Luuu.."
Kapten itu tanpa lelah menelusuri tiap-tiap bagian juga ruangan yang ada di kapal pesiar itu hingga Ia memasuki ruang gudang pada kapal bagian pojok.
Tap
Tap
Tap
Hiks..
Deg!
Mendengar isak tangis seseorang membuatnya menghentikan langkah tergesanya, Ia mulai menajamkan pendengaran.
Kapten tersebut mengintip ke bawah meja dekat persediaan bahan pangan di letakkan. 'Oh Tuhan terima kasih' batin kapten tersebut.
Ia mulai mendekati tubuh anak kecil dengan balutan dress merah tersebut.
"Hei.. Nona Lu, Ayo kita keluar dari sini!"
Ajaknya, mengulurkan tangan sembari tersenyum manis. Anak kecil yang semula menangis dengan membenamkan kepala diantara lututnya itu mendongkakkan kepalanya kemudian dengan tubuh gemetar menerima uluran tangan sang Kapten.
Sang Kapten menyambutnya dengan perasaan lega kemudian menggendong Luhan ala bridal style dengan berlari begitu kencangnya tanpa lelah pikirannya hanya satu, 'Anak ini haruslah sampai pada kedua orang tuanya'
"Oh Tuhan.. Luuu kemari nak!"
Gadis berbadan mungil itu menubruk tubuh Ibunya setelah turun dari gendongan sang Kapten. Ia mengusap tangis Ibunya dengan jemari gemuknya.
Mereka tertawa entah apa yang menurut mereka lucu. Kapten itu memasuki sekoci terakhir,sekoci yang di naiki tuan dan Nyonya Xi hingga bunyi memekakan telinga terdengar nyaring menyeret tubuh Luhan yang belum sempat menaiki sekoci keluar seakan tertarik membuat Nyonya Xi berteriak histeris.
"TTTIIDDDAAAKKKKKKKK LLUUHAAAANNNNN... ANAK KUU,"
"MAAMAAAAAA..."
Tangan kurus Nyonya Xi terulur menggapai tubuh Luhan yang semakin menjauh hingga tenggelam ditelan air.
"Tenang Nyonya biar saya yang terjun kelaut!"
"Jangan! Tetap di sini hanya kau yang bisa menggunakan perahu ini sekarang,"
Ucap Tuan Xi dengan mata merah menahan tangis, namun apa daya anak perempuannya itu lenyap seketika Ia harus mengingat ini baik-baik. Setelah ini Ia akan mencari anaknya karena angin masih bertiup kencang gelombang laut masih bergerak liar, Ia masih punya seorang putra di rumah yang menantikannya.
Perahu kecil Itu pun berlayar sampai ke kota.
.
BBBBBBRRRRR
SSSRRRRRRRSSSS
BBBRRRRRRRR
Malam kian larut hanya desir ombak yang terdengar merdu menghantarkan angin malam yang semakin dingin.
Derap kaki hewan dengan bulu kecoklatan itu semakin mendekat pada objek yang baru Ia lihat di hantarkan sang Lumba-lumba dewasa. Hewan itu, Serigala dengan mata kuning menyala bagai bohlam lampu. Serigala betina itu mengendus-endus tubuh mungil seorang gadis kecil yang terdampar di pulau entah apa namanya.
Ia menggigit tengkuk bagian belakang si gadis kecil menyeretnya hingga kedalam hutan ketempat para kawanannya berada.
GGGGGeeeRRRRRRRRR
Bunyi gemeletuk suara-suara Serigala itu nampak tak sabar untuk menyantap daging putih nan elok tersebut, Namun mereka menggeram ketika sang Serigala betina malah berlalu dari hadapan mereka ke sarangnya.
Ia rebahkan gadis kecil tersebut di atas dedaunan di bawah pohon yang be-ruang seperti goha kecil. Entah apa yang di pikirkan makhluk yang kerap memakan hewan ternak para petani itu, Ia mulai menjilat permukaan wajah si kecil.
Slruup slruup slruup
"Eunghh..."
Lenguhan samar terdengar,Serigala itu tak berhenti menjilati wajah serta luka yang ada di betis gadis bergaun merah itu.
Sedikit demi sedikit secara perlahan kelopak mata rusa itu terbuka makin lebar menatap kearah Serigala yang masih menekuni pekerjaannya menjilati kaki si mungil.
"Hihihihihihi... A.. Hihihi"
Tanpa rasa takut si gadis kecil bergaun terkikik geli ketika Sang Serigala menulusuri telapak kaki hingga membuat sang empunya tertawa, meremas bulu-bulu halus tersebut layaknya memeluk hewan yang acap kali terkenal dengan keganasannya.
Namun hati serigala tak ubahnya manusia yang punya sisi jahat maupun baik, Bukan?
.
15 Tahun Kemudian...
"Aku yakin Luhan masih hidup,Sayang!"
Teriak wanita paruh baya itu pilu. Matanya tak lagi bersinar seperti dulu,menatap penuh permohonan kepada sang suami yang akan mencabut pencarian atas anak mereka yang hilang di lautan, Luhan.
"Selama 15 tahun kita mencarinya.. Bahkan mayatnya sekali pun tak di temukan para penyelidik,"
Jelas pria yang tak muda lagi itu. Pria berumur 40-an lebih itu menghela nafas, gurat kesedihan masih kentara di wajahnya. Bagaimana tidak anak perempuan satu-satunya yang mereka miliki hingga kini tak kunjung ditemukan bahkan diragukan keberadaannya.
Drap
Drap
Drap
Langkah seorang pria muda, tentu membuat pandangan pasangan suami istri itu tertuju padanya. Harap cemas menunggu kabar selanjutnya tentang putri mereka.
"Baba.. Ma'af jika mengganggu, Aku mendapatkan informasi dari Detektif Kai jika Ia menemukan jejak kaki manusia dewasa juga siluet seorang wanita ketika Detektif Kai juga kawan-kawannya berkemah di pulau bagian barat bukan hanya itu makanan persediaan mereka hilang sepertinya telah dicuri dan rumor yang beredar ada dewi penjaga hutan tak berpakaian disana."
DEG!
Mungkinkah? Nyonya Xi berjalan menghampiri Yifan menggenggam tangan Pria 23 tahun tersebut, Nyonya Xi menatap nanar anak pertama mereka untung saat itu Yifan tak ikut kekapal pesiar karena Ia harus menghadapi ujian keesokan harinya. Kakak dari Xi Luhan itu lebih memilih turun tangan kepenyelidikan untuk mencari sang adik.
"Benarkah itu?"
Tanya Nyonya Xi lembut, di usapnya pipi tirus sang anak yang bahkan lebih tinggi dari Ayahnya tersebut.
"Ya.. Mama, Semoga apa yang ku duga benar.. Besok aku akan kebagian barat China,"
Sahut Yifan, menatap kedalam mata sang Ibu yang penuh kerinduan pada adik perempuannya.
"Korea.. Sungguh kau akan kesana?"
Cemas menghampiri Nyonya Xi yang terlihat enggan membiarkan anak pertamanya pergi meski dengan Kai sekalipun.
"Aku akan membawa beberapa bodyguard tentu juga dengan Kai,"
Yifan mulai meyakinkan sang Ibunda yang telah melahirkan Ia dan Luhan kemudian memeluknya.
.
Pagi-pagi sekali Yifan telah bersiap dengan segala perlengkapan untuk Ia bawa juga persiapan alat medis jika diperlukan. Setelah selesai mengepak barang bawaan, Yifan turun ke meja makan untuk sarapan.
Di meja makan sudah ramai suara gadis tinggi dengan mata panda yang berceloteh ria tentang banyak hal tentu tak jauh-jauh dari fashion jaman sekarang. Gadis pecinta merk Channel itu tersenyum kelewat lebar ketika matanya mendapati siluet sang tunangan yang tengah menuruni tangga menuju meja makan.
Dreet
Srek
Yifan baru saja menduduki kursi ketika gadis tinggi nan sexy itu menggelung manja dilengan Yifan.
"Gege~ Boleh aku ikut?"
Tanyanya dengan wajah polos. Gemas Yifan menggesek hidung bangirnya pada hidung mungil Tao nama gadis itu.
"Tidak sayang.. Kau ingin kabur lagi dari les private,eoh?"
Tebak Yifan. Sangat tau apa yang sebenarnya menjadi alasan kekasihnya itu ingin ikut, sedang Tuan dan Nyonya Xi terkekeh pelan. Yah.. Hanya Tao yang kadang membawa keceriaan di kediaman keluarga Xi ini, terlepas dari hilangnya Luhan.
.
"Apakah kau yakin ini hutannya, Tuan Kai?"
Alis Yifan bertaut melihat keadaan hutan yang di depannya kini. banyak terdapat pohon kelapa bayangan hutan mengerikan yang pernah mampir dikepalanya sirna. Ini lebih terlihat seperti hutan parawisata.
"Benar.. Ini tempatnya. Banyak wisatawan yang berkemah dan mendapati barang mereka hilang atau melihat dewi tak berpakaian,"
Jelas Kai mantap. Jika bukan karena Ia menginap disini sebelum pulang kekampung halamannya di Korea Ia takkan tau tempat ini dan dewi penjaga hutan itu.
"Okey.. Ayo.. Kita lihat keseluruh hutan ini dan jika kalian menemukan seorang gadis bawa Ia pada ku,"
"Hei..! Jangan bilang kau ingin membuat suasana intim di hutan ini,"
Pekik Kai tak terima. 'enak saja merasakan gadis itu sendiri' pikirnya.
"Bodoh!"
Yifan acuh, kemudian beranjak pergi dengan 5 hingga 10 bodyguard di belakang depan juga di samping kiri dan kanannya.
.
Cukup Jauh Yifan juga Kai dan para Bodyguardnya memasuki hutan tersebut. Mereka memutuskan untuk beristirahat di muara hutan, Yifan menurunkan ranselnya dan duduk diatas Kayu yang telah rebah ditumbuhi jamur.
"Ao Quan kau dan Xiao Yu carilah kayu, kita akan menyalakan api unggun disini!"
Suruh Yifan kepada 2 dari 10 Bodyguard tersebut. Mereka dengan sigap memenuhi keinginan sang Tuan Muda.
"Jr, kau carilah air untuk diminum dan kau Jimmy berhentilah mengupil temanilah Jr!"
Kai terkikik geli melihat tampang Jimmy yang gelagapan mengelus jari telunjuknya di kain seragamnya. #Jorok -'
Yifan sungguh terus terang dalam hal ketegasan,mungkin.
.
Malam di hutan lebih gelap dikarenakan bulan tertutup pepohonan hanya bias cahaya dari nyala api unggun yang menerangi malam mencekam disana.
Srek
Srek
Bunyi berisik disemak belukar mengganggu tidur nyenyak Yifan sedang Ya lun dan Hu ge yang terjaga mulai siap siaga di tempat.
Srek
Srek
Srek
Semak-semak itu bergoyang makin genjar, bunyi geraman halus terdengar hingga sesosok manusia keluar.
Itu mengejutkan bagi siapa pun yang melihatnya, bukan.. Bukan karena Ia tak berpakaian yang membuat Kai yang baru saja bangun seakan lupa caranya bernafas, tetapi bagaimana cara manusia itu berjalan tidak hanya menggunakan kaki tetapi juga menggunakan tangannya layaknya hewan semacam kucing,anjing atau sejenisnya yang berkaki empat.
Ia melompat dengan lincah kesana kemari bahkan larinya pun cepat merenggut daging yang hampir dingin didekat api unggun.
Ia seorang gadis dengan rambut panjang yang kusut tidak terurus,kulitnya berlumpur membuat warna kecoklatan menempel di tubuhnya, giginya berwarna kekuningan agak runcing di bagian taring dan jangan lupakan banyak terdapat luka gores seperti cakaran hampir di setiap tubuh mungilnya.
Pemandangan itu menakjubkan hingga Yifan tak sadar manusia itu mendekatinya mengendus-endus bau tubuhnya mulai dari ujung sepatu ketsnya hingga bagian atas badan Yifan yang mematung.
Saat berdiri gadis tanpa pakaian itu, tangannya melengkung kebawah juga lidah terjulur lalu mendesah seperti anjing. Tetapi... Yifan yang mulai sadar sesegera mungkin memberi isyarat mata pada Wu zhun untuk mengikat gadis yang masih setia mengendus bagian belakang Yifan (Read : pantat)
Husfh
Husfh
Grraab!
Berhasil.
Wu zhun mengikat kaki si mungil itu dan tak semudah yang dipikirkan, Si mungil menggeram marah menyuarakan suara aneh. Ia mulai memberontak dengan segera yang lain membantu Wu zhun, berakhir dengan lolongan nyaring sang gadis.
Aaaaaawwwuuuu waau awwwuu
Burung-burung hantu mulai bersahutan dan teriakan para monyet menggema di dalam hutan, terdengar langkah cepat hewan Serigala yang menghampiri para manusia itu.
Gadis yang terikat itu masih meraung memanggil kawanannya.
Wei lian mengambil pistolnya kemudian menembakkan pelurunya kepada beberapa Serigala yang menghadang itu, Pria berbadan kecil ini hanya menembak kaki mereka tidak sampai mati.
Yifan mengarahkan pandangan yang berawal menatap para serigala yang kini terkapar kepada gadis tanpa pakaian itu. Gadis itu menangis sambil terus berseru dengan suara aneh yang sama sekali tidak dipahami bagi mereka.
Yifan bergerak mendekat menatap gadis itu sebelum menyuntikkan obat tidur pada sang gadis.
.
Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik meski sudah terbilang tua itu, berlari kepelukan sang anak ketika pemuda tampan berwajah tegas itu tiba di pintu masuk.
"Yifan... Yifan kau bawa kemana gadis itu?"
Terdengar begitu antisias. Yifan hanya tersenyum mengelus rambut beruban Ibunya sembari mengusap punggung sempit sang Ibu, betapa Yifan menyayangi keluarganya ini.
"Aku membawanya ke rumah sakit, Ma," Ada jeda saat wajah sang Ibu mendongkak menatap anak lelakinya.
"Baba bilang beliau ingin mengadakan tes DNA pada gadis itu.. Siapa tau Ia benar adalah Luhan, Berdo'a lah Mama!"
Sang Ibu tersenyum lebar dan mengusak rambut pemuda tampan itu, gemas.
.
Tiga hari telah berlalu sejak saat Yifan membawa pulang gadis serigala tersebut.
"Grrr eeerrr.."
Suara geraman mengancam siapa pun yang berani mendekatinya, para pelayan di kediaman Xi menjadi ciut melihat tatapan tajam penuh intimidasi dilayangkan gadis tak berpakaian itu.
"Ehm... Nona, Anda harus mandi!"
Ucap kepala pelayan Yin wanita paruh baya berambut panjang itu panik melihat betapa panjang kuku-kuku yang di miliki gadis molek itu.
"Kepala pelayan Yin,biar saya yang melakukannya sendiri!"
Ucap Nyonya Xi yang entah sejak kapan berada di kamar bernuansa peach tersebut.
Nyonya Xi mendekati secara perlahan gadis itu dengan pancaran penuh kasih sayang juga kerinduan darinya, sedang si gadis bagai terpaku pada mata Nyonya Xi.
Yah.. Penantian Nyonya Xi selama 15 tahun tak sia-sia, Ia Luhan anaknya yang hilang di telan lautan, Ia masih hidup dan bernafas bahkan sekarang ini berada di depannya menatapnya penuh kewaspadaan.
GREB!
"Luu... Ini Mama nak.. Kau sudah besar dan cantik seperti yang Mama harapkan,"
Mata gadis itu Luhan terbeliak kaget, Ia tak mengerti apa yang wanita ini lakukan kepadanya bahkan Ia tak tau pasti apa yang dibicarakan wanita ini.
Perlahan namun pasti Nyonya Xi beserta kepala pelayan Yin membopong tubuh mungil Luhan kedalam bathup yang berisi air di turunkan, Luhan berjengit kaget mencakar punggung Nyonya Xi yang masih memeluknya. Ia mengangkat bokong maju menghimpit kearah Nyonya Xi untuk menghindari air dan menggerung tak suka, tetapi Nyonya Xi hanya tersenyum senang Ia ikut masuk kedalam bathup masih sambil menggendong Luhan karena kepala pelayan Yin menyiapkan perlengkapan mandi. Setelahnya Nyonya Xi dan Luhan berhasil masuk ke bathup. Luhan meremat menggerung marah, tangan mungilnya meremas pinggiran bathup ingin keluar namun gagal Nyonya Xi memeluknya.
Luhan mulai mengeluarkan suara-suara aneh layaknya menggerutu yang membuat Nyonya Xi terkikik.
Nyonya Xi mengambil spond mandi menuangkan sabun cair pada spond kemudian mengusapkan ke badan kotor milik Luhan.
Air pada bathup seketika berwarna kuning kecoklatan bekas lumpur serta kotoran yang menempel di kulit putri sulung keluarga Xi tersebut.
SRAAAAZH
Nyala shower membersihkan sisa sabun di tubuh Luhan tidak hanya itu kini rambut Luhan pun disabuni memakai shampoo serta counditioner sesudahnya, Gigi Luhan pun tak luput dari sasaran pembersihan menyeluruh oleh Nyonya Xi.
Menghabiskan hampir satu botol sabun cair, setengah botol shampoo,seperempat pasta gigi dan alat kebersihan lain.
Kini Luhan terlihat segar dengan wangi strawberry, pakaian yang layak serta rambut yang tertata rapi dan wajahnya yang di poles makeup tipis.
Namun itu tak bertahan lama. Kehidupan di hutan masih begitu lekat dalam diri Luhan, membuatnya merasa gerah.
SREEEETT
Dress putih yang Ia pakai tadi sobek dan tercabik oleh kuku Luhan, Ia merasa gatal saat mengenakan itu. Tidak hanya itu.. Luhan juga berlari dan keluar dari mansion Xi untuk berguling-guling di halaman berpasir.
Nyonya Xi mengejar Luhan sampai keluar. Nafas orang tua itu terenggah, Nyonya Xi terpaku melihat Luhan yang masih bergelung di tanah.
Luhan merasa tak nyaman saat kotoran dibadannya hilang, Ia menjilati telapak tangan serta jemarinya kemudian merenggangkan tangannya hingga tak menunggu waktu lama Ia terlelap di pagi hari ini padahal waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi.
.
"Tuan Kai.. Aku membutuhkan bantuan mu,"
Ujar Yifan lewat telepon. Sedang Kai menyahut di seberang sana, Kai sudah kembali ke kampung halamannya di Korea selatan.
"Apa yang bisa ku bantu,Yiyi?"
Sedikit tertawa dan Yifan menggeram mendengarnya. 'Hah.. Untung kau teman ku, kalau tidak habislah kau' batin Yifan emosi.
"Aku membutuhkan seorang psikolog atau psikiater untuk adikku,"
"Memang apa yang terjadi dengan adik mu itu?"
Kai menaikkan sedikit alisnya. Bukankah adik Yifan sudah kembali kemansion dan dipersiapkan untuk perkenalan kepada public.
Yifan menceritakan bagaimana kepayahan mereka dalam menghadapi Luhan. Mulai dari Luhan yang tidak ingin memakai pakaian, tidur disaat pagi dan bangun pada saat malam tiba-tiba melonglong bagai serigala hingga subuh menjelang, Luhan juga tidak mau makan nasi hanya memakan daging menggerus dengan gigi taringnya dan berjalan dengan kedua kaki juga tangannya bahkan kadang Luhan bergelantungan di tiang tangga sambil berteriak-teriak tidak jelas.
Kai yang merasa Iba pun meng'iya'kan untuk menolong Yifan, kebetulan Ia mempunyai seorang teman lama di Korea yang mungkin dapat diandalkan dalam hal ini.
.
Keadaan Luhan masih sama sejak Ia kembali kerumah Ia yang sebenarnya.
Luhan terkadang beberapa kali ingin melarikan diri dari rumah untuk kembali kehutan, berguling-guling dipasir berkelahi dengan kucing liar yang kadang melewati pagar rumah kediaman Xi juga tak sepatah kata pun dari mulut gadis bermarga Xi itu bisa dipahami oleh orang lain. Ia hanya duduk memandang ke kiri, kanan, kiri, kanan terlihat bingung dengan keadaan sekitar.
Kehidupan liar yang bebas membuat Ia merasa terkekang dalam sangkar emas di rumah bagai istana milik keluarga Xi.
Nyonya Xi merasa pilu di kala sang anak menatap kearah bulan purnama melonglong yang terbawa angin sembari mengeluarkan crystal bening. Luhan merindukan kawan-kawannya.
.
"Kai, aku sudah tiba di Beijing,"
Ujar seorang pemuda dengan setelan merk Armani yang membuat Ia terlihat gagah belum lagi kacamata hitam yang bertengger dihidung bangirnya sungguh mempesona kaum wanita yang menatap tertuju kearahnya penuh pemujaan.
"Apa..Kau sudah tiba? Cepat sekali,sejak kapan?"
Hei wajar jika Kai bertanya begitu. Baru sejam yang lalu Kai memberitahukan perihal seseorang yang akan orang itu tangani dan dalam hitungan 30 menit mungkin, pria itu tiba di China.
"Kkamjongie~ Aku menjadi heran kenapa Kyungsoo mau saja dengan pria bodoh seperti mu?"
Ujar pemuda tampan berkulit putih itu sarkatik.
"Okey Okey aku tidak akan menanyakan hal itu lagi, dan kau tunggu di situ aku akan menyuruh orang untuk menjemputmu."
Pip
Pemuda berkulit albino itu mulai berjalan keluar bandara sambil menyeret tas miliknya serta ransel yang tersampir manis di pundaknya.
Ia memainkan ponselnya sembari menunggu jemputan. Tak berapa lama mobil Audi hitam berhenti tepat di depan pria dengan rambut coklat almond itu, Pria itu mendongkak menyimpan ponselnya.
Supir di depan kemudi membuka jendela mobil menanyai sang pemuda tampan tersebut.
"Apa Anda Tuan Oh Sehun?"
Sehun nama pemuda itu mengangguk, untungnya Ia di bekali dengan bahasa Mandarin mengingat halmeoninya orang China dan selalu memanggilnya Zhixun.
Setelah memasukkan barang tak lupa Sehun yang duduk manis di jok belakang, mobil pun dijalankan menuju tempat yang akan Ia tinggali sementara di daratan China ini.
.
T.B.C
.
Okey.. Ini pertama kalinya Hanna upload FF di FFN, meski bukan orang baru di dunia per'FF'an. ini ff debut Hanna yey! Tentu dalam Rangka 'HunHan Bubble Tea Couple'
Jadi...
Review?
Kkkkkk
