Disclaimer:
Naruto© Masashi Kishimoto
Ware liefde
Pair : Naru x Hina
Warning: typo(s),gaje,abal,bad ide.
.
.
Happy reading
.
.
chap 1
Hyuuga Hinata. Gadis itu duduk dengan bertumpu kaki dihadapan kedua tetua klan Hyuuga yang tak lain dan tak bukan adalah kakek dan neneknya sendiri, Hizami Hyuuga dan Haruma Hyuuga. Tangannya bergetar diatas pangkuannya saat kedua mata bulan milik kedua orang tua tersebut menatap dirinya tajam.
"Okaasama... Ojiisama. A-aaku-"
"Kami tidak menerima bantahan Hinata!" ucapan terbata Hinata terpotong oleh ucapan atau lebih tepatnya penegasan dari Haruma.
"Tapi obaasama-"
"Jangan membantah Hinata! Apapun yang terjadi kau harus tetap meninggalkan pemuda dan menikah dengan pemuda pilihan kami!"
Mata lavender milik gadis hyuuga itu terbelalak. Tidak mungkin! Ia tidak mungkin meninggalkan pemuda itu. Ia sangat mencintainya dan terlebih lagi ia dan pemuda itu sudah berjanji tidak akan meninggalkan satu sama lain saat susah ataupun senang.
"Tidak akan! Aku tidak akan meninggalkan dia. Aku mencintainya dan aku sudah berjanji takkan meninggalkannya."
Kedua tetua klan hyuuga itu menatap Hinata dengan geram. Hinata dikenal sebagai gadis manis dan penuh sopan santun kini berkata sedikit berteriak kepada kedua orang paling terhormat dikalangan atas maupun kalangan bawah klan hyuuga . Melihat perubahan yang dialami cucu perempuan mereka berdua membuat kedua pasangan lansia itu berpikir bahwa pemuda uzumaki itulah yang membuat Hinata menjadi gadis buta akan hal sopan dan santun.
"Lihatlah dirimu! Kau menjadi seperti gadis sarat akan sopan santun,dan itu pasti karna kau bergaul dengan pemuda itu dan juga karna kedua temanmu itu."
"Kalian tidak berhak menilai mereka seperti itu!" ucap Hinata dengan bergumam yang kemudian pergi meninggalkan kedua tetua itu terbatu ditempat.
Hinata berjalan sedikit berlari keluar ruangan tetua klan hyuuga. Ia menggeser pintu ruangan tersebut dan hendak pergi kekamarnya jika saja tidak ada suara deheman seorang pemuda dibalik pintu itu.
"Neji-nii?" pemuda bernama neji itu hanya tersenyum kepada adik pertamanya itu.
"Sejak kapan kau disitu?" tanya Hinata dengan selidik.
"Sudah lama" balas Neji dengan datar dan singkat.
"Kau mendengar semuanya?" tanya Hinata dengan pelan. Air wajahnya berubah menjadi sendu
"Hm"
Neji menatap adiknya yang terlihat merenung. Ia tersenyum dan kemudian menepuk pelan pundak gadis hyuuga tersebut.
"Aku penasaran seperti apa pemuda yang bisa membuatmu menjadi gadis pemberani seperti tadi."
Hinata mendongak menatap pemuda berhelaian coklat dihadapannya
"Benarkah?" tanya Hinata dengan bibir yang melengkungkan senyuman lembut
"Tentu saja. Bisakah aku bertemu dengannya?"
"Ya.. Tapi kurasa obaasama dan ojiisama takkan mengizinkannya untuk datang kesini."
"Kalau seperti itu,bagaimana jika kita saja yang menggunjunginya?" usul Neji
"Ya kurasa itu lebih baik"
"Bersiaplah. Kita akan kesana dua puluh menit lagi. Aku akan menunggumu digarasi."
"Ha'i" Hinata langsung berhambur pergi menuju kamarnya. Neji terkekeh pelan melihat adiknya begitu bersemangat hanya karna ingin mengunjungi kekasihnya.
.
.
.
tok tok tok
Suara ketukan bergema pelan disalah satu flat sederhana milik seorang pemuda.
"Tunggu sebentar." ujar pemuda itu dari dalam flatnya. Kedua tamu tersebut menunggu, si pemuda bersurai panjang itu bersandar ditembok flat sedangkan si gadis berparas cantik itu menunggu pintu flat terbuka dengan setia.
Kini pintu coklat itu sudah terbuka menampilkan seorang pemuda pirang dengan kaos oblong berwarna biru langit dan celana training panjang.
Sungguh tidak sebanding dengan kedua tamu tersebut yang mengenakan pakaian yang cukup formal.
"Hinata-chan? kau datang dengan-" ucap pemuda itu terpotong dan memandangi pemuda disamping kekasihnya yang memiliki warna iris yang serupa dengan sang kekasih.
"Aku neji. Kakak kandung dari Hinata." ucap Neji memperkenalkan dirinya kepada pemuda pirang dihadapannya yang bernama Naruto.
"Aku Uzumaki Naruto. Senang berkenalan denganmu Neji-san."
"Ne, ayo masuk kedalam. Aku akan membuatkan ramen instan yang sangat lezat untuk kalian." sambungnya
Dua bersaudara bermarga Hyuuga itu masuk kedalam flat sederhana milik naruto yang sangat jauh dari kata 'rapih'.
"Kalian tunggu disini sebentar ya. Aku ingin kedapur dulu." Naruto menyilakan kedua tamunya duduk disofa yang terdapat diflat tersebut.
Neji mulai mendudukan diri disofa. Matanya meneliti setiap sudut ruangan yang identik dengan warna kuning dan orange tersebut. Berbeda dengan Neji, Hinata malah menyusul Naruto kedapur.
"Naruto-kun..." Hinata menghampiri Naruto yang tengan sibuk menuangkan bumbu ramen instan kedalam mangkuk. Naruto menoleh kearah kekasihnya yang sedang tersenyum palsu kepadanya.
"Ada apa Hinata-chan?" Pemuda beriris saphire itu meninggalkan kesibukannya membuat ramen dan langsung menatap gadis yang berada disebelahnya.
"Eh?"
"Kau pikir aku tidak tau arti senyumanmu itu." ujar Naruto dengan lembut.
"Ada apa Hinata-chan?" tanya Naruto sekali lagi.
"Tidak ada."
"Jangan berbohong."
"Aku tidak bohong."
"Bukankah kau pernah bilang jika kita harus terbuka satu sama lain."
"Eh.. E-eto-"
"Kau tidak berbakat untuk berbohong Hinata-chan." ucap Naruto sambil mengacak-acak rambut Hinata dengan gemas,tentu saja hal itu membuat Hinata blushing.
"Ceritakan padaku apa yang terjadi."
"Tidak bisa Naruto-kun"
"Kenapa?"
"Karena aku tak mau kehilanganmu." ucapnya setengah berguman.
"Apa ini ada hubungannya dengan perintah dari tetua klan-mu?" Naruto bertanya pelan. Hinata menatapnya dengan tatapan redup.
"Tidak usah dibahas. Apapun yang terjadi,aku tetap tidak akan pernah menerima perjodohan itu." Ujar Hinata dengan lembut.
"Ah,aku baru sadar kalau Ino-chan tidak ada disini. Kemana dia?" sambung Hinata yang baru sadar dengan ketiadaan sahabatnya didalam flat sederhana tersebut.
Ya, Ino dan Naruto adalah saudara kembar,semenjak insiden kecelakaan yang dialami kedua orang tua mereka,seluruh kekayaannya diambil alih oleh bibi mereka,Karin Uzumaki. Namun karin tak membagi separuh harta milik kedua orang tua si pirang yang kini dikuasai olehnya. Alhasil mereka tak pernah mencicipi hasil kerja keras Ayah dan Ibunya.
Naruto dan Ino kehilangan kedua orang tua mereka saat umur 6 tahun. Dan karena Karin Uzumaki tak mau menghidupi mereka,sejak umur 6 tahun sampai 15 tahun mereka diasuh oleh nenek Tsunade dan kakek Jiraiya yang merupakan kerabat dekat ayah mereka. Saat mereka berusia 16 tahun kedua saudara kembar itu memutuskan untuk hidup mandiri dan keluar dari rumah kedua orang tua angkat mereka.
"Dia sedang kerja." jawab Naruto. Karena kini mereka sudah memutuskan untuk hidup mandiri,kedua remaja muda bermarga uzumaki itupun memiliki kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Oh pantas saja flat-mu terlihat sepi sekali."
"Ya begitulah." Naruto kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat dilupakannya. Hinata pun juga turut membantunya.
.
.
.
"Narutooo.."
Suara teriakan seorang wanita membuat Neji yang sedang sibuk dengan ponselnya terkesiap,ia melihat kearah pintu flat milik Naruto. Disana terdapat seorang gadis yang sedang memandangnya dengan tatapan bingung.
"Siapa kau?" tanya gadis itu dengan suaranya yang melengking.
.
.
.
To
Be
Continue
.
.
.
Fyuh...
Akhirnya Chap pertamanyanya berhasil dipublish
Maaf kalo jelek,ancur,gaje atau apalaaa.
Ini ff multichap pertamaku,jadi maaf ajaya kalo cerita aneh/?
.
.
RnR sangat dibutuhkan =)
Arigatou gozaimashita'-')/
