Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Warning: Shonen-ai! Alternative Universe, Out of Characters, Gaje, Abal. Don't like don't read!
.
~The End~
...SasuNaru...
by: Aoi no Tsuki
.
Tinggal beberapa minggu lagi hari itu akan datang. Hari di mana aku akan berpindah tingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Di sini aku merenung sambil menatap sang rembulan yang mulai tampak dari balik awan malam. Sepoi angin yang terasa dingin itu merasuk menusuk tulangku. Begitu sepi dan sunyi.
Hari-hari yang telah kulalui pada saat itu hingga kini terbuang sia-sia. Seharusnya aku tahu. Seharusnya aku sadar. Tapi, kenapa penyesalan itu datangnya di akhir? Kenapa?
Aku mulai berpikir. Aku tahu, aku memang salah. Aku memang bodoh. Aku menelantarkannya. Dia peduli, tapi diriku... tidak. Betapa bodohnya diriku.
Aku telah mengecewakan mereka. Telah membuat mereka sedih dan terluka. Sesaat aku melirik pemuda yang saat ini berada di depanku. Pemuda dengan mata onyx yang sama dengan langit malam yang kulihat saat ini. Sedari tadi dia hanya terdiam tanpa kata. Duduk di hadapanku dengan ditemani secangkir teh hangat buatanku. Sungguh nikmat. Mata biruku terus melihat sosok itu, sosok dari Uchiha Sasuke.
Aku ingin berbicara dan mengeluarkan kata-kata dari mulutku. Tapi, mulutku tak dapat terbuka dan terus mengatup rapat. Sial! Berat memang untuk mengatakannya, sangat berat. Aku menggigit bibir bawahku sebelum aku berbicara. Jemariku menggenggam pinggiran meja yang aku tempati sekarang. Dan keringat dingin pun mulai keluar dari dahiku.
"Dobe?"
Aku mendengar. Aku mendengar suaranya memanggilku. Memanggil sebutan yang hanya boleh diucapkan dari bibirnya. Bibir manis Uchiha Sasuke. "Dobe, kau baik-baik saja?" serunya khawatir, tangan yang terasa hangat itu kini menyentuh pipi karamelku.
"Sasuke, aku..."
"Kenapa, Naruto? Katakan padaku,"
"Aku harus mengakhiri ini semua,"
"Apa, Dobe? Ja-jangan, aku masih menyayangimu, Dobe. Sangat sayang kau," Kali ini tangannya menggenggam tanganku erat. Tatapan yang diberikannya padaku adalah tatapan yang penuh dengan keseriusan. Aku hanya bisa menatap mata onyx itu sendu.
"Maaf, Teme. Maaf,"
"Kenapa?"
"Jangan tanya kenapa? Maaf mengecewakanmu, Sasuke. Maaf, aku memang bodoh. Sangat bodoh,"
"Bicara apa kau? Kau tetap Dobe-ku walau kau sangat bodoh bahkan yang terbodoh,"
"Diam, Teme! Berisik! Kau juga pasti sudah bosan, 'kan? Iya, 'kan?"
"Tidak, aku tak bosan, Dobe. Aku mencintaimu,"
GREPP!
Pelukan hangat itu datang darinya. Suhu tubuhku kini menjadi hangat sepenuhnya. Dekapan ini sangat tulus kurasakan.
"Maaf, aku akan mengakhiri ini semua, Teme. Harus,"
"Do-Dobe? Apa yang-?"
"Semua harus kulakukan demi diriku dan juga dirimu, Teme."
"Hei, apa maksudmu, Dobe?"
"..."
"AKU..."
"Aku?"
"AKU HARUS MENGAKHIRI INI SEMUA DENGAN..."
"Dengan?"
"MENGAKHIRI INI SEMUA DENGAN BELAJAR! BELAJAR! RARR~"
"Baka-Dobe!"
"Aku tak mau menyusahkanmu dan mendapat nilai jelek lagi. Setiap hari setiap saat kau selalu mengajariku tapi aku terlalu bodoh untuk mengerti. Dan..."
"..."
"Eh, Te-Teme, mau ke mana? Kok pergi? Hei!"
Aku tak tahu apa salahku pada saat itu. Apa? Tapi yang jelas, kasih sayangku terhadap si Sasuke-Teme itu semakin besar.
Maaf, telah membuatmu susah payah mengajariku. Maaf, telah merepotkanmu, Teme. Mulai saat ini aku akan belajar dengan serius. Sangat serius. Untukmu dan juga diriku.
"Baka-Dobe! Aku tertipu! Benar-benar tertipu."
"TEME!"
...END...
PLAKK! *tabok massal* Ide yang amburadul, nyakk...
.
Mohon maaph jika masih ada kesaLahan daLam fict Tsuki.
…skaLi ripiew tetep ripiew ayo maju kasih ripiew…
Arigatou Gozaimashu
Aoi no Tsuki
