Chapter 1
Disclaimer : Milik Tuhan, agensi, diri sendiri dan Orang tua mereka.
Rate : T
Genre : Romance / Drama / Family.
Warning : BL, Man x Man, M-PREG, Typo(s), AU, OOC
DON'T LIKE DON'T READ.
Pairing :
YUNJAE and other
.
.
.
Beautiful Thing © fanboyHAE
.
.
.
Waktu telah menunjukan pukul 6 pagi saat seorang Namja dengan parasnya yang rupawan baru saja bangun dari tidur nya. "Enngghh." erang Namja itu sambil merileks–kan badannya. Badannya terasa sedikit lelah karena seharian kemarin ia harus membereskan barang – barangnya yang bisa di bilang cukup banyak di kamar barunya —karena ia baru saja menempati rumah itu—.
Namja itu kemudian beranjak bangun dari tempat tidurnya yang sebenarnya enggan ia tinggalkan. Setelah mengambil handuk yang terjemur di balkon kamarnya, kemudian ia masuk ke kamar mandi yang berada satu ruangan dengan kamar barunya. Ia mulai menyalakan shower, melepas pakaian yang ia kenakan hingga telanjang bulat dan membasuh seluruh tubuh nya dengan air dingin yang membuat tubuhnya sedikit menggigil.
Setelah ia selesai dengan kegiatan mandinya, dengan segera ia memakai handuk untuk menutupi bagian pinggangnya kebawah dan kemudian berjalan perlahan keluar dari kamar mandi dan menuju Lemari pakaiannya. Segera ia mengganti dengan seragam sekolah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Setelah selesai berpakaian dan mempersiapkan segalanya, Namja itu keluar dari kamarnya dan perlahan turun untuk menuju kelantai satu —tepatnya ke arah dapur rumahnya—.
"Selamat Pagi Eomma..." sapa Seorang sang pemuda Tampan ber—umur sekitar tujuh belas tahun kepada Namja yang lebih tua, yang sekarang sedang berkutat dengan peralatan dapurnya —Namja yang dipanggil Eomma itu sedang mempersiapkan makan pagi untuk mereka berdua— kemudian ia mendudukkan diri disalah satu kursi di meja makan.
"YA! Bummie, sudah beberapa kali Appa bilang, jangan panggil Appa dengan sebutan Eomma, lagi pula Appa ini seorang Namja, mana ada Namja di panggil Eomma!" bukannya menjawab sapaan sang anak, Namja itu malah memprotes panggilan yang ditujukan kepadanya.
"Walaupun Eomma seorang Namja, tapi tetap saja tak bisa mengubah kenyataan bahwa Eomma yang telah melahirkan dan membesarkan ku. Pokoknya aku tak mau memanggil Kim Jaejoong dengan sebutan Appa... Aku tak mau disebut sebagai anak durhaka karena tidak memanggil Eomma dengan sebutan Eomma!" Bela Sang anak kepada Eommanya, Kim Jaejoong.
"Terserah kau saja Kim Kibum, Aigoo bagaimana bisa aku mempunyai anak yang keras kepala seperti itu," Cibir Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya sebal dengan kekeras kepalaan anaknya.
Kibum terkekeh pelan selihat tinggah Jaejoong, "Tentu saja sikap keras kepalaku ini Eomma yang memberikan, dari mana lagi eoh? Appa? Jangan sampai aku memiliki sifat seperti dia..." kata Kibum dengan cuek. Ekspresinya berubah sejak menyebut 'Appa'.
Wajah Jaejoong yang semula tertekuk karena sebal berganti dengan raut wajah yang menggambarkan ketidaksukaan, "Sudah berapa kali Eomma katakan eoh, jangan pernah membahas atau menyebut lagi tentang Namja itu. Eomma tidak suka." kata Jaejoong dengan raut wajah yang sulit di artikan. Hingga ia lupa bahwa tadi ia mati – matian melarang putranya itu untuk memanggilnya dengan sebutan Eomma dan kini ia malah mengucapkannya sendiri.
Kibum tersenyum simpul, "Arraseo Eomma, aku berjanji tak akan menyabut Namja itu lagi di depan Eomma..." Jawab Kibum sambil meminum segelas susu yang telah disiapkan Jaejoong sebelumnya.
"Jangan di depan Eomma saja. Tapi selamanya jangan pernah menyebutnya lagi." Kali ini Jaejoong berbicara dengan lirih, terdengar luka dan kepedihan disana. Kibum yang tadi sibuk berkutat dengan sarapannya menghentikan kegiatannya. Kemudian ia berdiri dan memeluk sang Eomma yang kelihatan sangat terluka. Ia tau Eommanya sangat membenci sang Appa, begitu pula dengannya. Tapi tadi ia sungguh tak bermaksud untuk membuat Eommanya bersedih seperti sekarang.
Masa lalu Eommanya memang kurang baik dengan orang yang memang tidak pantas dipanggil Appa itu, menurut Kibum. Menurut sang Nenek, Namja yang seharusnya bertanggung jawab atas dirinya dan Eommanya pergi begitu saja, meninggalkan mereka. Meninggalkan Jaejoong yang baru saja melahirkan, meninggalkan Kibum yang masih sangat rapuh dan perlu banyak kasih sayangnya. Ah sudahlah, orang itu sudah menjadi masa lalu mereka, lebih baik memikirkan bagaimana hidup dengan baik kedepannya, bersama sang Eomma. Hanya Kim Jaejoong dan Kim Kibum. Sudah cukup. Tak perlu orang lain.
"Kibum berjanji Eomma, Kibum berjanji tak akan menyebut dan menyinggung tentang Namja itu lagi, sedikit sajapun tidak..." kata Kibum setelah memeluk tubuh Eommanya dengan penuh kasih sayang. Seakan memberitahukan semua akan baik – baik saja dan ada ia yang akan selalu menjaga dan menemani Eommanya. Selamanya, tak peduli dengan badai yang akan menghalangi jalannya. Saat ini hanya satu tekatnya, menjaga dan menyayangi Eommanya.
"Eomma sangat menyayangimu..." kata Jaejoong sambil membalas pelukan erat anaknya tercinta. "Aku juga Eomma". Kibum tersenyum dengan tulus. Ia tau Eommanya begitu menyayanginya dan rela melakukan apapun demi kebahagiaannya. Dan yang pasti Kim Jaejoong adalah Namja yang sangat kuat dan tegar.
"Nah, sebaiknya kau menghabiskan sarapanmu, Bummie. Setelah itu baru kita pergi kesekolah barumu..." kata Jaejoong saat melepaskan pelukannya dari sang anak.
Kemudian mengajak Kibum untuk duduk kembali di meja makan dan menikmati sarapan yang sempat tertunda karena beberapa hal tadi.
"Ne Eomma..." kata Kibum semangat. "Aku tak sabar ingin tau seperti sekolah seperti apa yang akan menjadi tempatku belajar nanti." kali ini ia menyeringai aneh, yang membuat Jaejoong memandang curiga kepada putra tampannya itu.
"Jangan berpikir yang macam – macam, Kim Kibum. Dan jangan berbuat yang aneh – aneh seperti saat kau bersekolah di sekolahmu yang dulu..."
Kibum hanya tersenyum menanggapi nasehat Eommanya. Sedangkan Jaejoong sedang berkutat denga pikiranya, membayangkan hal apa saja yang akan dilakukan Kibum di sekolah barunya. Akankah anak itu akan berbuat onar seperti saat mereka masih berada di jepang? Apakah Kibum akan berbuat jail kepada teman – temannya? Semoga saja tidak.
Walapun Kim Kibum terkenal dengan mukanya yang dingin dan datar serta menjadi pendiam di saat bersamaan, namun di balik semua itu ada sifat jahil Kim Kibum yang memang sengaja di sembunyikan dari orang lain. Jangan melihat orang dari covernya eoh?
"Arraseo Eomma..."
.
.
.
"Kita sampai..." kata Jaejoong saat mereka telah memarkirkan mobil berwarna hitam kesayangannya di depan bangunan megah dengan warna abu – abu yang mendominasi hampir di setiap bangunan yang berdiri dengan kokoh serta bertuliskan SM High School. "Kajja kita turun..." Jaejoong membuka pintunya, kemudian di susul Kibum.
Setelah yakin mereka mengunci mobilnya dengan benar. Pasangan 'Ibu' dan anak yang terlihat sangat sempurna itu berjalan dengan dengan indahnya. Membuat beberapa orang yang melihatnya terpesona dengan keindahan kedua anak Tuhan itu.
Kim Jaejoong, Namja dengan kulit putih pucat mulusnya yang sedikit merona jika tertimpa sinar matahari, bibir merah cherry—nya yang sangat menggoda dan membuat Namja maupun Yeoja yang berada di dekatnya menahan diri untuk 'memakan' bibir seksi itu. Lalu mata besar hitam yang sekelam malam yang seakan tidak pernah kehilangan sinarnya. Suaranya pun sangat merdu dan dapat membuat orang disekelilingnya 'meleleh' jika mendengarkannya. Jangan lupa senyumnya yang sangat mempesona.
Kim Kibum juga mempunyai kulit putih pucat yang persis seperti kulit Jaejoong, rambutnya sekelam malam, sangat hitam, matanya berwarna hitam pula dan dibilang sangat indah, bibirnya semerah delima dan itu belum termasuk hidungnya yang mancung. Wajah datarnya yang terlihat sangat keren juga menambah keindahan dari Namja bermarga Kim itu.
"Eomma memangnya kita mau kemana?" tanya Kibum kepada Jaejoong saat menyadari sejak tadi mereka terus berjalan entah kemana.
"Tentu saja ke ruang kepala sekolah, kita harus melapor dulu, baru kau bisa menempati sekolah dan kelasmu nanti..." jawab Jaejoong santai dan berus berjalan lurus kedepan.
"Sebenarnya Eomma tau tidak dimana letak ruang kepala sekolah?" tanya Kibum sambil memandang Eommanya dengan tatapan curiga.
Jaejoong menghentikan langkahnya, kemudian ia memandang Kibum dengan raut wajah seperti orang yang baru saja melihat setan, "Omo, Eomma lupa jika Eomma tak tau di mana letak Kantor kepala sekolahnya..." Kata Jaejoong.
Kibum sweatdrop mendengar jawaban Eommanya. "Kenapa tidak bilang dari tadi Eomma, kitakan bisa bertanya tadi..." kata Kibum sambil memandang Jaejoong dengan tatapan —Lain kali biar aku yang menjadi penunjuk jalan—.
Jaejoong menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Kemudian ia hanya nyengir menanggapi perkataan dari anaknya itu.
"Sebaiknya kita cari seseorang dan bertanya kepadanya..." kata Kibum kemudian mengarahkan pandangannya kesembarang arah. Mencari seseorang yang dapat di tanyainya.
"Permisi," kata Kibum halus saat melihat seorang Namja dengan wajah yang sangat manis lewat didepan mereka. Membuat Namja itu menghentikan langkahnya dan memandang siapa yang telah memanggilnya.
"Ya, ada yang bisa saya bantu..." kata Namja itu sambil tersenyum manis. Membuat seorang Kim Kibum yang biasanya minim akan ekspresi terkejut sekaligus terpesona dengan senyum yang begitu manis milik Namja yang belum di kenalnya itu.
"Kim Kibum..." Refleks kibum mengulurkan tangannya kepada Namja itu sambil menyebutkan Namanya.
"Ehhh?" Namja itu terlihat kaget saat Kibum mengulurkan tangannya.
"Kim Kibum itu namaku. Kau siapa?" kata Kibum dengan senyumnya yang dapat melelehkan semua orang yang melihat termaksuk Namja itu. Ia sedikit terpesona dengan senyum Namja yang sepertinya ingin berkelanan dengannya.
"Nde... Lee Donghae Imnida" kata Namja yang bernama Lee Donghae itu sambil membalas uluran tangan Kibum dengan tangannya. Mata Kibum dan Donghae bertemu. Saling memandang satu sama lain.
'Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta eoh?' batin Jaejoong dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya yang merah sangat melihat kedua anak itu.
"Ehem" Jaejoong berdeham cukup keras. Membuat kedua Kibum dan Donghae kaget dan reflek melepaskan tautan tanga mereka. Kibum memandang Eommanya dengan tatapan —Eomma mengganggu acaraku saja—. Sedangkan Donghae, ia berusaha menyembunyikan mukanya yang merona sempurna.
"Kibum berhenti memandangi Eomma seperi itu. Eomma hanya ingin bertanya kepada Donghae–ssi..." kata Jaejoong yang seakan mengerti maksud tatapan tajan dari anaknya itu.
"Apa yang ingin Ahjumma tanyakan?" kata Donghae saat berhasil mengatur detak jantungnya yang tiba – tiba saja berdedak dua kali lipat.
"MWO?" teriak Duo Kim itu dengan keras dan Lantang. Seperti mendengar berita yang sangat mengejutkan saja eoh?
Donghae yang tak mengerti apa – apa hanya terlonjak kaget saat mendengar keriakan keras dari dua Namja didepannya itu.
"Ah mianhae, kami hanya terlalu terkejut saat kau memanggilku dengan sebutan Ahjumma. Seharusnya kau memanggilku dengan Ahjussi, Donghae–ssi." Kata Jaeoong saat telah sadar dari keterkejutannya.
"Eh?" reflek Donghae memandang Jaejoong dari ujung rambut sampai ujung sepatu milik Jaejoong. Kenapa ia harus memanggilnya Ahjussi? Lagi pula tadia ia menyebut kata 'Eomma'? Wajahnya yang terliha sangat cantik, matanya yang bulat hitam sempurna? Bibirnya yang begitu merah dan dia seorang Yeoja, kan? Yah, walau rambutnya agak tak panjang.
"Dia Namja..." Kibum menjawab pertanyaan Donghae yang bahkan belum ditanyakan, karena Kibum tau betul arti pandangan dari Donghae kepada Eommanya. Walapun Kibum memanggil Kim Jaejoong dengan sebutan Eomma bukan berati ia familiar dengan panggilan Ahjumma kepada Eommanya. Kibum beranggapan hanya dia yang memanggil Kim Jaejoong dengan panggilan yang seharusnya diberikan kepada Yeoja, tapi ia punya alasan kuat kenapa ia memanggill Jaejoong dengan sebutan Eomma. Sedangkan orang lain harus tetap memanggil Jaejoong layaknya Namja pada umumnya. Itu wajib dan mutlak. Bagaimanapun Eommanya adalah seorang Namja. Dan tak ada bedanya dengan Namja lain.
"Oh mianhae Ahjussi..." sesal Donghae.
Jaejoong tersenyum dengan lembut kepada Donghae. "Gweancana..." katanya. "Oh ya, kami hanya ingin bertanya dimana ruang Kepasa Sekolah, bisakah kau menunjtukan kepada kami, Donghae–ssi.." Lanjut Jaejooong dengan lembut dan sopan.
Donghae mendadak kehabisan kata – katanya. Ia bertanya dalam hati, bermimpi apakah ia semalam? Bagaimana bisa hari ini ia bertemu dengan dua malaikat sekaligus, malaikat dengan senyum yang sangat menabjubkan dan begitu tulus yang terukir di bibir mereka yang sangat menawan. Andai saja mereka memakai pakian serba putih pasti Donghae akan mengira bahwa mereka adalah sosok malaikat asli "Ah nde, ruangan kepala sekolah tepat dibelakang Anda..."
Jaejoong dan Kibum menoleh kebelakang mereka dan menemukan sebuah pintu dengan tulisah Ruang Kepala Sekolah di atasnya. Kemudian mereka sama – sama menghela nafas. Merutuki kebodohannya, kepada sejak tadi mereka tidak memandang kebelakang.
"Ah, Gomawo Donghae–ssi..." kata Jaejoong. Donghae tersenyum kemudian ia berpamitan kepada duo Kim untuk segera kembali kekelasnya. Sebelum itu Donghae sempat di buat salah tingkah oleh Kibum karena mendapatkan kedipan mata dari sanga Pangeran Es.
'Tunggu, sepertinya wajah Kibum tidak asing lagi? Seperti wajah seseorang yang aku kenal?' batin Donghae yang telah menjauh dari pasangan anak dan orang tua itu.
"Kajja, lebih baik kita segera menemui kepada Sekolahmu..." ajak Jaejoong kepada Kibum yang hanya ditanggapi dengan aggukan dari anakknya itu.
Tok tok tok...
Jaejoong mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Setelah ia mendengar sahutan dari dalam ruangan itu, kemudian ia membuka pintu itu dan melangkahkan kakinya menuju ruangan itu di ikuti Kibum dibelakangnya.
"Ah Jaejoong–ahh, kau sudah datang, silahkan duduk." kata Kepala sekolah itu yang sepertinya sudah mengenal Jaejoong sebelumnya.
Jaejoong tersenyum. "Ne, Gomawo Leeteuk Hyung" balas Jaejoong kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang kosong, begitu pula dengan Kibum.
Leeteuk menoleh kerahah Kibum yang sedang sibuk berkutat dengan Handphone kesayangannya. "Dia Kim Kibum? Putramu?" tanya Leetuk kepada Jaejoong. Jaejoong tersenyum sambil mengangguk.
"Baiklah, Kim Kibum kau akan menempati Kelas 3–A, sebentar lagi wali kelasmu akan sampai di sini dan mengantarkanmu menuju kelas barumu..."
.
.
.
Di sinilah Kibum saat ini. Berdiri di depan kelas dengan menampakan wajahnya yang tampan namun terlihat sangat dingin dan minim akan Ekspresi. Membuat semua Yeoja dikelas itu terkagum – kagum dan terpesona dengan ekspresi wajah Kibum yang menurut mereka sangat keren.
"Annyeonghaseyo... Kim Kibum Imnida. Pindahan dari Jepang. Mohon bantuannya mulai dari sekarang Yeorobun." Kibum memperkanalkan dirinya kepada seluruh kelas. Kemudian ia menolehkan wajahnya ke objek yang sudah tak asing lagi dimananya. Kibum menyeringai saat memandang siapa orang itu.
'Sepertinya hari – hariku di sekolah ini akan sangat menyenangkan eoh, lihat saja apa yang bisa aku lakukan...'
Orang yang di pandangi Kibum tercengang. Matanya melebar melihat seringaian yang terukir dengan sangat jelas di bibir Namja tampan yang sedang berdiri didepan kelas itu. Mulutnya sedikit terbuka, menandakan ia memang sangat terkejut dengan apa yang di liatnya baru saja.
'Orang itu? Mungkinkah? Tapi bagaimana bisa?'
—TBC—
I'm back… Upload again~
So? Wanna gimme review?
Chapter 2 upadare soon
Followme : fanboyHAE
LOVE!
