Fanfic ini rencananya mau dibikin multichap dan disetiap chapternya beda-beda karater. Tapi masih dalam kekoplakan dan kekonyolan yang gak jauh beda.

.

.

* .::. Vyan Young .::. *

.

.

Title : KOPLAK !

Rate : T

Genre : Humor

Warning : OOC, nista, no EYD, typo(s),

DON'T LIKE DON'T READ

Chapter #1 (Mie Ayam)

Suatu hari disiang yang amat terik dan panas, seonggok makhluk berwarna merah, ralat maksudnya makhluk berambut merah tengah berjuang membanting daging demi mendapat sepeser alat tukar untuk menyambung nyawa. Makhluk itu adalah pemuda berperawakan ideal dengan kulit seputih keramik porselen. Di sekitar mata pemuda itu ada (belek *digampar Gaara) lingkar hitam yang sangat tebal efek dari insomnia selama seabad.

.

.

.

All characters belong to Masashi Kishimoto

Fict belong to me

Enjoy Reading :)

.

.

Matahari bersinar terang, terik dan mampu membakar apapun yang berada dibawah jangkauannya tanpa ampun. Begitupun dengan tokoh utama kita kali ini. Sinar matahari memberi efek menyala pada rambut pemuda Magenta ini. Dan kini wajah putih nan mulus pemuda itu mengkilap karena keringat yang sudah membasahi wajahnya.

Lelaki itu menatap kearah langit dan menyeka keringatnya dengan sebuah handuk kecil yang senantiasa ia bawa. Lelaki ini berani bertaruh panas matahari siang itu bisa mematangkan sebuah telur yang dipecahkan diatas tanah yang sedang ia pijak.

Gimana gak mandi keringet orang tengah hari bolong begini doi harus keliling kampung untuk membantu orang yang kelaparan dengan menjajakan makanan untuk mengisi perut mereka. Tentunya dengan dibayar.

Yaps tokoh utama kita ini adalah seorang penjual Mie Ayam keliling. Namanya Sabaku Gaara. Doi sebenernya anak kuliahan yang kerja sambilan sebagai tukang mie ayam buat bayar biaya hidup plus biaya kuliah.

Kalo diliat-liat sih tampang kaya doi gak ada pantes-pantesnya jadi penjual mie ayam. Doi pantesnya tuh jadi model or personel band rock sekelas Greenday or My Chemical Romance secara matanya yang kaya pake eyeliner tebel mendukung banget buat jadi vokalis band rock. Tapi yah apa mau dikata, tujuan fanfic ini dibuat kan emang mau nistain doi huehehehe *author ketawa setan*.

Dengan wajah lemah, lesu, lunglai, lecek, lebam, lengah, lontong (?), letih, lelah dan LL yang lain, doi tetap berjalan menyusuri pemukiman warga.

TING TING TINGGG

Suara mangkuk yang beradu dengan sendok makan mengalun merdu berusaha meramaikan suasana siang yang sepi seperti kuburan dinosaurus ini.

"Mie Ayam, Mie Ayam." seru Gaara setengah teriak agar suaranya terdengar sampe penjuru kampung. Tapi sepertinya percuma dia teriak-teriak barusan. Gak ngefek. Gak ada yang keluar rumah. Semua tirai dan pintu rumah di kampung itu masih tertutup rapat.

"Mie ayam, mie ayam." Sekali lagi Gaara teriak lebih keras.

"Kemana sih ini orang-orang? Kaya kota mati aja" Emosinya mulai naik.

"Mie ayam , mie ayam. Mie ayam pangsit ada, mie ayam baso ada, mie ayam jago ada, mie ayam kampung ada, mie ayam kampus juga ada" Gaara udah mulai ngelantur. Tapi tetep aja gak ngefek sama warga kampung situ.

"Kenapa kaga ada yang keluar sih? Woy mie ayam, mie ayam. Tukang mie ayam lewat nih. Coba tirainya jangan pada ditutup aja. Buka pintunya, ayo ngantri cepetan pada beli. Gue itung sampe tiga nih kalo gak ada yang beli gue bawa pulang lagi nih gerobak!" buset dah ini jualan apa malak? Makin sedeng kayanya otaknya si Gaara.

"Hayo pada mau beli gak? Gue itung nih sampe tiga..."

"Satu..." Matanya melirik mengawasi sekitarnya.

.

.

"Dua..." masih gak ada 1 pintu pun yang terbuka.

.

.

"Dua setengah..."

.

.

"Masih belum ada yang keluar nih? Yakin ya lu pada kaga nyesel?"

.

.

"Oke, Ti..."

.

Tiba-tiba seseorang dari belakang Gaara menginterupsi hitungan Gaara.

"Woy abang tukang mie ayam. Beli mie ayamnya yang paling enak yang paling murah anti pormalin"

"Alhamdulillah akhirnya ada yang beli juga. Lu mahasiswa Konoha kan?" Tanya Gaara basa-basi ketika melihat almamater hijau tua yang dipake pemuda berambut kuning itu.

"Iya kok elu tau? Lu anak situ juga?"

"Bukan. Gue mahasiswa Suna. Gue sering liat almamater Konoha jadinya tau"

"Oh gitu. Gue Naruto. Cowok paling kece di Konoha University." Cowok kuning itu dengan pede nya memperkenalkan dirinya.

"Oh lu pasti Naruto yang kemaren menang togel itu kan?" tanya Gaara sok akrab.

"Haha iya tau aja lu. Makanya ini beli mie ayam hasil menang togel kemaren. Yaudah Gue pesen mie ayamnya 1 mangkok aja"

"1 mangkok aja?"

"Iya 1 mangkok aja"

Mau dimakan apa disimpen?"

"Dibuang. Ya dimakanlah pake nanya lagi"

"Dimakan situ apa dimakan tetangga?"

"Dimakan kebo kali. Coba yang waras dikit bang. Gue yang beli mie ayamnya ya pasti gue yang makan lah. Pantes aja kaga laku-laku orang penjualnya stres gini" sungut cowok berambut kuning aka Naruto yang udah mulai kesel.

"Ini mau beli mie ayam apa mau nantang ribut nih?" Gaara mulai menyingsingkan lengan bajunya mau ngajak ribut.

"Mau setor listrik" Jawab Naruto asal.

"Jadi kaga nih? Kaga jadi yaudah gue juga gak rugi"

"Jadi, udah cepet gue laper. Bikinin gak pake lama"

"Yaudah lu diem. Tunggu dan duduk manis aja dikursi sebelah sono" Gaara menunjuk kursi yang sudah bertengger dibawah pohon.

Naruto pun menuju kursi itu masih dengan bibir mengerucut dengan berbagai sumpah serapah yang mengotori mulutnya.

.

.

* .::. Vyan Young .::. *

.

.

Beberapa menit kemudian di tangan Gaara sudah ada semangkuk mie ayam yang siap disajikan kepada pelanggan pertamanya hari ini.

"Nih mie ayamnya udah mateng. Dimakan gak dimakan yang penting bayar dulu sini"

"Hahaha selain stres ente juga mata duitan yah. Udah cepet pergi gue mau makan." Stelah ngasih selembar alat tukar bernilai 5 ribu rupiah, Tangannya si cowok kuning ini ngibas-ngibas tanda ngusir lawan bicaranya.

Si cowok merah langsung aja ngeloyor pergi sambil nyikat duit yang dikasih sama si cowok kuning. (emang mata duitan)

"Etts tunggu dulu" Si pembeli menginterupsi langkah Gaara.

"Apa lagi?" Tanya Gaara balik badan dan nyamperin orang yang udah menginterupsi langkahnya tadi dengan tatapan gak niat.

"Ini gimana ini?" Sambil nunjuk-nunjuk isi mangkok pesenannya.

"Gimana apanya? kurang sumpit? tuh dikotak sumpitnya" menunjuk kotak merah disebelah mangkok itu.

"Bukan sumpit. Gue udah tau tempatnya disitu"

"Terus apa? Kurang sambel? Jangan banyak-banyak sambelnya udah segitu aja sambelnya lagi mahal."

"Bukan. Bukan sambel."

"Terus apalagi?"

"Tadi kan gue pesennya MIE AYAM kan? Ini kenapa cuma Mie nya doang. Ayamnya mana?"

"Woy yang namanya MIE AYAM ya begini. Mie nya doang ayamnya ya gak ada"

"Kok gitu. Udah jelas-jelas mie ayam tuh mie yang diatasnya ada ayamnya"

"Ya enggaklah. Coba pikir, kalo lu beli lem tikus di toko bangunan, elu beli lemnya doang apa sama tikusnya?"

"Ya pasti lemnya doang lah"

"Nah ya kan? MIE AYAM juga begitu. Beli mie ayam ya dapet mienya doang gak sama ayamnya"

"Ah dasar tukang mie ayam sarap. Kembaliin duit gue"

"Oh tidak bisa, barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar. Udah sini kalo gak mau mie nya gue yang makan aja"

"Ettt, enak aja. Yaudah deh gue makan."

Dan akhirnya si jabrik kuning itu terpaksa menghabiskan Mie (tanpa) Ayam itu. Haha yang sabar yah Nar hidup itu emang kejam.

.

.

.

Akhirnya selesai juga chapter 1. Chapter 2 udah dipublish juga. Baca sekalian ya Guys.

Tapi sebelum tekan tombol next, Jangan lupa isi kotak reviewnya dulu ya minna hehe #ngarep.

Terimakasih

dan

Wassalam

Tangerang, 14 September 2012

* .::. Vyan Young .::. *