.
.
.
Saat kutemukan jalan hidupku, aku tidak akan menyesalinya walau ku tak tahu kemana hatimu. Sadar atau tidak, aku ingin tetap mencintaimu, dan hanya dirimu seorang.
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
The One and Only
A Naruto Fanfiction by Asakura Ayaka
Chapter 1 : Faith
.
.
.
.
Cuaca musim semi di Tokyo menandai berakhirnya musim dingin tahun ini yang penuh kasih sayang bagi dua sejoli yang sedang merasakan indahnya masa jatuh cinta. Terlihat sang pemuda tengah duduk di bangku taman kota sambil mengutak-atik ponselnya sendiri. Ia terlihat begitu rapi dan siap untuk menyambut gadisnya nanti. Sesekali matanya memperhatikan orang-orang di seberangnya dan tidak sedikit gadis-gadis berbisik jika lewat di depannya.
"Sasori-kun!"
Akasuna Sasori menoleh malas ke arah suara gadisnya yang terlambat satu jam dari jadwal kencan. Gadis itu hanya tersenyum sumringah saat ditatap kekasihnya dengan mata bosan. "Maaf... tadi aku harus mengantar ibuku ke supermarket dulu. Jangan marah ya... Kau semakin terlihat babyface kalau ngambek begitu."
"Satu jam dua menit aku menunggu dan kau sama sekali tidak membalas pesan yang kukirim! Kupikir kau diculik orang gila, Sakura." Raut wajah Sasori berubah menjadi khawatir.
"Hmmm dasar aneh, selalu negative thinking. Percayalah aku baik-baik saja, aku bisa menjaga diriku sendiri sayang..." Sakura mencoba menepis kekhawatirannya dan mencubit pipi sang kekasih.
Sakura membuka ponselnya dan terkejut saat melihat ada 11 pesan masuk, 7 missed call, dan 2 notifikasi dari akun jejaring sosialnya. "Kau tidak mau duduk? Atau mau kubelikan minuman?" Ia baru sadar daritadi hanya berdiri di depan kekasihnya dan ia memang haus karena berlari dari halte bus di persimpangan jalan. Sasori yang paham akan kondisi Sakura segera beranjak dari bangku taman untuk membelikan minuman. "Tunggulah di sini. Jangan nakal."
.
.
.
.
"Semua pesan dari Sasori-kun ya... missed call juga. Lalu... 2 notifikasi apa ini?" Sakura berbicara sendiri saat melihat ponselnya. "Aah Ino! Kenapa foto yang ini dia upload sih? Memalukaaan, huuh awas kau, Pig!"
"Berisik," suara baritone seseorang mengagetkan Sakura dari depan.
"Eh...? Maaf... aku mengganggu ya, aku pindah saja kalau beg—"
"Tidak usah. Diam saja disitu."
Sakura mengernyit pada orang yang keberisikan dengan kehadirannya. 'Dingin sekali dia, tapi keren...' inner Sakura tidak bisa berbohong melihat pemuda tampan berambut raven sedang duduk di bangku seberangnya. Mata onyx-nya menatap serius pada kamera DSLR di tangannya. 'Sepertinya aku pernah melihat orang ini, tapi dimana ya?' Sakura semakin menatap orang di depannya dengan tatapan menginterogasi.
"Aku pernah melihatmu. Kau dari fakultas kedokteran." Pemuda itu berbicara tanpa melepas pandangan dari LCD kameranya.
'Ternyata dia sepikiran denganku,' Sakura mencoba tersenyum ramah menanggapi pemuda itu. "Iya... Aku juga pernah melihatmu di kampus, sepertinya kita satu angkatan."
"Hn."
.
.
.
.
"Taraaaaaa!"
Sakura menoleh kala kekasihnya kembali datang dengan membawa dua gelas cappuccino di tangannya. "Ini, minumlah selagi hangat." namun Sakura terlihat kecewa dengan minuman yang dibawa Sasori.
"Kenapa hangat? Aku kan habis lari-lari, harusnya kau belikan minuman yang segar..."
"Sudah jangan banyak komentar, kalau tidak mau nanti kuberikan saja pada gadis lain, hm?" Godaan Sasori sukses membuat Sakura mencubit pipi wajah babyface-nya. "Aww! Aku kan cuma bercanda, Sakura..."
"Kau sendiri yang cari gara-gara, menyebalkan. Sudahlah ayo kita pergi." Sakura beranjak pergi meninggalkan Sasori di bangku taman. Ia berjalan menuju downtown dan hendak menyeberang jalan.
"Sakura, awaaas!" Sebuah mobil pick-up tengah melaju kencang ke arah Sakura dan...
CKIIIIIIIIIITTTT
BRAAKKK
.
.
.
.
SAKURA POV
Kupejamkan mataku. Kurasakan ada lengan yang mendekapku hangat. Ah... terima kasih Kami-sama, kekasihku telah menyelamatkanku dari mobil barusan. Dan sebagai penggantinya, mobil itu menabrak tempat sampah di sampingku.
"Kau baik-baik saja, Sakura?" Suara ini, suara Sasori. Kubuka mataku perlahan tapi ternyata dia... Dia yang tadi duduk di depanku saat di taman. Dia yang mendekapku? Aku menatap heran Sasori yang berdiri di belakang orang ini, sepertinya dia kalah cepat menyelamatkanku.
"Aku..."
"Untung saja kau ada di sini Uchiha-san. Terima kasih sudah menolong Sakura."
Sasori mengenal orang ini? Siapa tadi namanya? Uchiha kah? Baiklah, aku sudah baik-baik saja namun kenapa si Uchiha ini masih saja memelukku? Aroma tubuhnya sangat maskulin, dapat kurasakan dadanya yang bidang dan tegap. Jemarinya kian menyusup dalam helaian rambutku dan ia menatapku dengan pandangan yang sulit kuartikan... Kenapa dia di sini? Seingatku dia masih di taman tadi.
"Hn. Jaga dia baik-baik." Ia melepas pelukannya dan menepuk bahu Sasori. Aku bahkan belum mengatakan terima kasih saat ia pergi.
"Siapa dia Sasori-kun? Kau mengenalnya kan?" tanyaku penasaran.
"Aku tidak begitu mengenalnya, yang kutahu dia adiknya Itachi-senpai. Kau tidak apa-apa kan?" Aku tidak menanggapi pertanyaan Sasori lagi. Pikiranku hanya tertuju pada sosok yang baru saja menyelamatkanku.
Betapa tatapan mata dan perlakuannya itu menguasai pikiranku. Siapapun dirimu.. Kuharap kita bisa bertemu lagi.
Drrrrt Drrrt Drrrrt
Ponselku bergetar, saat kulihat penelponnya ternyata itu Ayahku. Tumben sekali Ayah menelpon pagi-pagi begini. Sebenarnya ada apa?
"….." kudengarkan suara Ayahku di ujung sana.
"….."
TUT TUT TUT…
"Sasori-kun, maaf sepertinya kita tidak jadi kencan... Ayahku akan pulang dari New York hari ini juga, ia ingin aku tetap di rumah menunggunya datang." Wajah Sasori terlihat sedikit kecewa namun aku yakin ia paham kondisiku yang jarang bertemu dengan Ayah secara langsung.
"Baiklah, kuantar pulang ya?" aku hanya mengangguk riang. Entah apa yang membuatku senang hari ini, Sasori kah? Ayah kah? Atau... Si rambut pantat ayam tadi?
.
.
.
To be Continued
.
.
.
Author Note:
Hola minna~ kekekekek akhirnya saya kembali ke FFn dengan new account *plak* sayang sekali account saya hilang entah kemana T.T semoga kalian suka cerita ini, inspirasinya murni dari pengalaman saya yang merasakan culture shock dari ibu kota ke desa terpencil selama sebulan!
Siapa sebenarnya Sasuke akan diungkap pada chapter depan. Aku sendiri masih galau Sasuke bagusnya jadi tokoh antagonis atau protagonist ya? Hmmm butuh masukan kalian semua. Mohon reviewnyaaaaa X3
