Disclaimer Vocaloid by Yamaha and Cyrpton Future Media
WARNING : Typo, gaje, alur kecepetan -3-
.
.
.
.
Happy Reading~
"Haaah, aku bosan." Keluhku pada Len.
"Yah, aku juga menyesal jika tahu begini." Balas Len padaku, sambil menendang batu-batu kecil yang berserekan di sekitar kami.
"Kenapa selalu kita berdua?" Tanyaku.
"Entahlah. Yang jelas kita harus menyelesaikannya." Balas Len padaku.
"Baiklah." Aku berjalan mengikuti Len. Dan akhirnya, aku melihat sebuah rumah megah. Dipikir-pikir, rumah itu mirip seperti kastil kuno. Semoga tidak ada hal yang aneh.
.
.
.
~30 Menit Sebelumnya~
"Rin, kau mau berkunjung ke rumah lama-mu?" Tanya Len.
"Rumah lama? Boleh saja, asalkan tidak terlalu jauh. Dan, kita tidak ada kerjaan"
Len mengelus kepalaku sambil berkata, "Tenang saja, tadi aku sudah mengabari kita akan pergi. Syukurlah kau mau ikut. Ini juga untuk memulihkan ingatanmu."
"Sudahlah, ingatanku tidak terlalu penting. Lagipula jika aku mengingatnya, tidak ada untungnya." Balasku.
Walaupun aku berkata begitu, tentu saja itu bohong. Aku sangat ingin mengetahui ingatanku. Tapi, aku tidak ingin menyusahkan Len. Dia sudah banyak membantuku. Lagipula, ingatan terkadang bisa kembali sendiri, bukan?
"Baiklah!, ayo kita pergi!" Ucap Len sambil mengulurkan tangannya. Aku menyambut tangan Len dengan riang.
.
.
Aku pikir ini akan menjadi pengalaman menyenangkan. Tapi...
sampai di sana, atasan kami mengabari, bahwa tempat tujuan kami, atau lebih tepatnya rumah lama-ku. Adalah tempat terjadinya peristiwa bunuh diri. Dan, lebih indahnya lagi, kami harus menyeldiki alasan terjadinya perisiwa tersebut. Dan sekarang, kami sampai di depan kastil kuno yang indah, tempat terjadinya kejadian naas.
"Len, haruskah kita menyelidiknya?" Tanyaku.
"Tentu saja! Ikuti saja kata atasan. Daripada disambut dengan pedang samurai." Balas Len sambil mengetuk pintu.
"Sebentar." Ucap seseorang dari dalam. Kami hanya bisa menunggu sampai pintu terbuka.
"Maaf lama menunggu. Kami sedang bersiap-siap untuk pindah." Jelas seorang wanita berambut pirang.
"Maaf mengganggu. Tapi, apa kami boleh memeriksa kematian Kagari Lenka? Maaf jika kami bersikap frontal, tapi ini penting." Balas Len sambil menunjukkan kartu namanya. Langsung saja, wanita tersebut mempersilahkan kami masuk dan mengantarkan kami ke kamar Kagari Lenka.
"Maaf aku langsung mengantarmu ke sini. Aku tidak ingin mengingat kematian kedua anakku. Jadi, silahkan kalian menyelidiki kamar ini." Balas wanita muda itu.
"Kedua?" Tanyaku pada wanita tersebut. Setahuku, Len bilang hanya seorang perempuan yang meninggal.
"Ya, Lenka dan Rinto. Mereka berdua saudara kembar. Rinto meninggal juga karena bunuh diri. Di saat yang sama, di tempat yang sama, dengan cara yang sama. Entah apa yang terjadi." Balas Wanita tersebut.
"Tu-
"Maaf, hanya itu yang bisa kubertahu. Dan, aku harus segera meninggalkan rumah ini." Seketika, wanita itu pergi seperti angin. Meninggalkan kami berdua yang kebingungan.
"Saudara kembar, tempat dan waktu yang sama, serta cara yang sama. Mungkinkah mereka..."
"Incest." Ucap kami berdua. Aku terkejut dengan pikiran Len yang sama denganku.
"Len, kau juga berpikiran begitu?" Tanyaku.
"Yah, hanya itu yang bisa kupikir. Untuk apa mati bersamaan? Dengan cara yang sama pula. Bukankah itu terasa seperti janji?"
"Hmm, baiklah. Kita cari saja barang bukti atau apapun itu yang berhubungan dengan kasus ini." Ucapku.
"Yah, lebih cepat lebih baik. Ayo." Balas Len.
Akhirnya kami berdua-pun mencari barang yang terkait dengan peristiwa ini.
.
.
~Continued~
.
~A/N~
Heloo~ Aku bikin fic lagi~ Lagi bosen soalnya ~ Walapun singkat sih -3-
Ah, kalo : *** = All Rin's PoV - ### = All Len's Pov ya~
Aku capek nulisnya ~A~. Dan, mungkin kebanyakan fic ini bahas masalah Rin -3- Bukan Lenka sama Rinto #spoiler
Itu aja deh~ Daaaa -3-
