Len, apa kau ingat?

Semua tentang kita..

Semua tentang kenangan kita..

Kau ingat?

Kalau kau tak ingat, aku akan mengingatkanmu..

Setiap hari, agar kau selalu ingat..

Maukah kau, Len?

.

.

Disclaimer

I Don't own nothing but this story and plot..

Enjoy please?

Warning: gore, akhir yang serem.. DLDR

.

.

Nee, Len..

Apakah kau ingat saat pertama kali kita bertemu?

Saat kau melihatku dengan mata birumu ini..

Saat kedua laut bertemu, saat palung laut saling bertemu..

Ada sesuatu yang menjalar di perutku.. Aku tak tahu..

Apakah itu ribuan kupu-kupu? Atau ulat yang sedang bermetamorfosa?

Rasanya klise sekali ya? Tapi memang begitulah..

Rasa hangat menjalar dari perut,, naik dan terus naik hingga ke dalam dada..

Dan mulai saat itu aku memperhatikanmu..

.

.

.

"H-halo.." ucap seorang anak laki-laki berambut honeyblonde yang berada di depan seorang gadis dengan rambut yang sama.

"Halo,, Len-kun.. Senang bertemu denganmu.." ucap gadis itu ceria.

"J—jadi, kau yang akan mengantarkanku jalan-jalan hari ini?" tanya anak laki-laki yang dipanggil Len tersebut.

"Iya.. Ayo kita mulai.." ajak anak perempuan itu.

"A—ah iya, terimakasih.. Mohon bantuannya, Kagamine-san.." ucap Len.

"Ti—tidak usah memanggilku Kagamine, nama keluarga kita kan sama.. Aku.. Aku ingin kau memanggilku Rin saja.." ucap Rin.

"A-ah, baiklah.. Rin-san.." ucap Len. Rin ingin protes untuk tidak memakai suffiks-san, tetapi yasudahlah..

.

.

.

Nah Len,, bagaimana? Apa kau sudah ingat?

Aku harap kau ingat, Len.. Aku harap kau tidak melupakannya..

Dan juga apa kau ingat,, saat dimana kita berjalan berdua?

Di laut itu, saat matahari mulai terbenam dan memancarkan warna kuning..

Sewarna dengan rambut kita, dan apa yang kau lakukan padaku?

Apa kau masih ingat, Len?

.

.

.

Matahari sudah memancarkan warna oranye. Kedua insan berbeda jenis itu bergandengan tangan menuju sebuah kayu yang ada di pantai. Kemudian mereka duduk, dan menggenggam tangan erat-erat sembari memperhatikan matahari yang mulai menenggelamkan diri di garis cakrawala.

"Nee, Len-kun.. Kau lihat? Langitnya berwarna senada dengan rambut kita.." ucap Rin.

"Iya, ini mengingatkanku padamu.." balas Len.

"Aku juga, langit sore hari selalu mengingatkanku padamu.."

"Maka dari itu kita tidak akan pernah saling melupakan, ya?"

"Iya, aku harap begitu.."

"Aku mencintaimu, Rin.."

"Aku juga mencintaimu, Len.."

Kemudian Len mendekati Rin, Rin memejamkan matanya. Len mencium kening sang gadis, kemudian mendekapnya penuh kasih sayang.

"Terimakasih, Rin.. Kau membuat hidupku penuh arti.. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu.."

"Aku juga mencintaimu, Len.. Ku harap kau tak pernah melupakan hari ini.. Ku harap kau selalu mengingatku ketika sore hari datang.. Ku harap kau selalu mengingat hari ini.." ucap Rin sembari membalas pelukan hangat dari Len. Kemudian...

SRET

Sebuah benda tajam mengenai rambut Rin, membuat sebagian kecil rambutnya terputus dari akarnya.

"L—len-kun?" panggil Rin sambil melonggarkan pelukannya.

"Ya? Ada apa? Maaf aku mengambil sedikit rambutmu, tapi bisakah kau menunggu sebentar?" tanya Len. Rin mengangguk, kemudian memperhatikan Len yang kini sibuk dengan rambut Rin yang terpotong.

Len tadinya merapikan rambut Rin, kemudian membaginya menjadi dua. Lalu membaginya lagi menjadi tiga, dan mengepang rambut yang terpotong tersebut. Lalu Len mengikat rambut tersebut dengan sebuah tali yang dia bawa di sakunya, dan membuatnya menjadi dua buah gelang.

"Ini untukmu, Rin.. Dan yang satunya untukku.." ucap Len sambil memberikan gelang yang terbuat dari rambut Rin tersebut.

"Bagaimana—"

"Ini sebagai tanda, bahwa kita saling memiliki. Dan ini akan mengingatkan kita kalau kita melihat langit sore, maka kita akan teringat gelang ini dan aku akan langsung teringat kepadamu.." Jelas Len. Rin lalu melihat gelang tersebut, Len segera memakaikannya di tangan Rin.

"Lihat, ukurannya sangat pas. Dan sangat cocok denganmu, tidak terlihat aneh kan?"

"Un.." Rin hanya menganggukkan kepalanya, wajahnya terlihat memerah.

"Dan juga, jangan hiraukan rambutmu yang terpotong. Itu akan tertutup bando ini."

Len mengeluarkan sebuah bando putih besar yang bentuknya menyerupai telinga kelinci.

"Ini, untukmu.. Pakai ya.." ucap Len. Rin mengambil bando tersebut dan memakainya.

"Apa aku terlihat lucu?" tanya Rin malu-malu.

"Kau tak hanya terlihat lucu, kau terlihat sangat sangat sangat sangat lucu.." ucap Len sambil mengacak-acak rambut Rin. Rin lalu tersenyum malu-malu. Tiba-tiba...

CHUU~

Rin mengecup pipi Len. Kemudian berlari menuju pantai, dan berteriak. Dengan wajah yang merah padam karena malu, Rin mengeluarkan semua emosinya di pantai itu. Len hanya bisa tersenyum melihatnya, sambil memegang pipinya yang mengeluarkan semburat berwarna pink.

.

.

.

Ah Len, sebenarnya itu pengalaman yang memalukan ya?

Tapi tidak apa-apa,, aku ingin kau mengingat bagian dimana aku terlihat lucu..

Walaupun aku selalu terlihat imut dan lucu, ya kan?

Hehe.. Aku tahu kenapa kau selama ini selalu diam..

Karna kau mencintaiku kan? Kau mencintaiku kan?

Karna itulah kau terus memandangiku seperti itu..

Ya kan? Karna itulah kau selalu diam dan melihatku, diam dan memperthatikanku..

.

.

.

Seorang gadis berambut honeyblonde mendekati sebuah bus yang remuk, dan di dalamnya terdapat banyak mayat manusia ikut remuk bersama dengan bus tersebut. Tubuh gadis tersebut penuh dengan darah, baju yang sobek dan kepalanya terus mengalirkan darah berwarna pekat. Gadis tersebut membuka puing-puing bus dan menendangnya, seperti mencari seseorang/sebuah benda.

Setelah mencari beberapa menit, gadis itu menemukan sebuah mayat berukuran sepertinya, dengan tubuh remuk sama seperti mayat yang lainnya. Mayat tersebut memiliki rambut senada dengan gadis tersebut, matanya melihat ke depan dengan pandangan kosong—pandangan orang mati. Kemudian gadis itu mengambil mayat tersebut, dan mencongkel matanya.

Dengan badan penuh darah, gadis honeyblonde itu meninggalkan mayat pemuda yang diambil matanya tadi, kemudian berjalan meninggalkan area itu.

Berjalan meninggalkan bus yang penuh dengan mayat-mayat yang hancur, kemudian membawa bola mata berwarna biru kesayangannya yang kini dia pegang dengan hati-hati dan pergi menghilang.

.

.

.

Di dalam sebuah ruangan, seorang gadis berambut honeyblonde sebahu yang mengenakan sebuah bando putih berbentuk telinga kelinci besar sedang mengamati sebuah benda.

Benda tersebut berbentuk tabung yang terbuat dari kaca, dan di dalamnya ada cairan pengawet dan sepasang benda bulat berwarna putih. Benda bulat berwarna putih tersebut mempunyai ekor berwarna merah, dan di bagian depan terdapat sebuah lingkaran berwarna biru seperti air laut yang dalam, tetapi tak memiliki arti.

"Nee, Len-kun.. Kau akan mengingatnya kan? Semua yang ku ceritakan?" ucap gadis itu kepada mata yang di awetkan di dalam tabung kaca tersebut.

.

.

Fin~

Yahhaha maaf gaje berat u.u Kepikiran aja ide ini.. Maaf kalo jelek,, saya tahu saya kurang berbakat -_-)b

Ini saya persembahkan untuk IVO Fest bulan Agustus, dengan tema : Ingatan!

Ini masih di dalam tema ingatan kan yaaa walaupun akhirnya nyerempet ke failed gore -_-)b

Yahh,, mudah-mudahan sih feelnya kerasa..

Terimakasih sudah membaca~~

Review please? ;)