"Between Sengoku And Love"
By Gise-chan and AkashiKazune1
(Gise-chan No Kazune)
Kuroko No Basuke it's belong to Fujimaki Tadatoshi
.
.
Warning! Typo, OOC, OC, Shounen-Ai, M-Preg
Alur: Memakai Zaman Edo atau Zaman Sengoku
Genre: Romance/Hurt/Comfort/Family
Rating: T
Pairing: Akashi Seijuurou x Kuroko Tetsuya
Don't Like Just Don't Read!
NO FLAME!
.
.
"It may seem difficult at first, but everything is difficult at first."~Miyamoto Musashi
.
.
.
Kerajaan Rakuzan sebuah kerajaan yang terletak di Kota Kyoto negara Jepang. Kerajaan yang sangat luas daratan nya serta masyarakat yang makmur serta sejahtera, kerajaan ini di pimpin oleh seorang kaisar yang bernama Akashi Seijuurou. Seijuurou adalah seorang kaisar yang terkenal akan ke absolutan serta kewibawaan nya, untuk itu tidak ada yang berani menentang kaisar yang satu ini.
Seijuurou sudah menikah dengan seorang permaisuri yang bernama Kuroko Tetsuya atau sekarang sudah berubah menjadi Akashi Tetsuya. Meskipun Tetsuya seorang lelaki, tetapi sikap nya yang lemah lembut serta baik hati memang benar-benar melambangkan seorang permaisuri. Tetsuya memang bukan dari kalangan bangsawan melainkan rakyat biasa, tetapi saat Seijuurou bertatap pandang dengan Tetsuya ia merasa cinta membutakan penglihatan nya.
Memang banyak sekali pertentangan di antara keluarga Seijuurou, pasal nya mereka tidak ingin menerima Tetsuya yang merupakan kalangan rakyat biasa. Mereka selalu menganggap bahwa kalangan biasa itu tidak memiliki sopan santun yang layak serta etika yang tidak baik. Tetapi opini mereka musnah sudah begitu melihat perkembangan dari seorang Tetsuya. Untuk itu, mereka akhirnya merestui Tetsuya untuk menjadi istri pendamping hidup Seijuurou.
Seijuurou dan Tetsuya tengah dikaruniai seorang buah hati, terlihat dari perut Tetsuya yang sudah membuncit dan usia kandungan nya sudah menginjak umur delapan bulan. Pertanda bahwa sebentar lagi akan mendekati pasca kelahiran. Kini, Seijuurou dan Tetsuya tengah berada di beranda kerajaan mereka, Seijuurou sedang memejamkan kedua kelopak mata nya sembari menidurkan kepala di atas pangkuan Tetsuya sedangkan Tetsuya sendiri menatap wajah suami nya itu sembari mengelus surai merah darah milik Seijuurou. Terlihat kedua nya tengah menikmati semilir angin hangat musim panas yang langsung menyapu kulit mereka.
Tetsuya makin menatap dalam wajah damai suami nya itu, entah kenapa melihat Seijuurou yang tengah tertidur selalu bisa menenangkan hati. Tak lama kemudian ia tersenyum lembut, Seijuurou yang mulai menyadari hal itu langsung membuka kedua kelopak mata nya menampilkan kedua iris dwiwarna. Seketika itu juga, Seijuurou menatap dalam kedua iris baby blue itu.
"Kenapa Tetsuya?" tanya nya dengan heran.
"Tidak apa-apa Seijuurou-kun."
"Kau serius?"
Satu anggukan ia dapati.
"Jangan berbohong Tetsuya, aku tahu kau berbohong." Akhirnya, Tetsuya menghela nafas pasrah, berdebat dengan Seijuurou selalu tidak ada ujung nya.
"Melihat wajah damai Seijuurou-kun selalu membuatku tenang."
Seijuurou menaikkan alis nya sebelah, pertanda bahwa ia tengah mencerna perkataan istri nya itu. Setelah itu, ia mulai mengulum senyuman kecil.
"Hee~ souka na."
"Un, ano ne Seijuurou-kun."
"Hmm?"
"Bagaimana dengan perselisihan antara Kerajaan Touou dan Kerajaan Shuutoku?" tanya Tetsuya sembari mengelus surai merah darah itu dengan lembut. Seijuurou mulai menatap Tetsuya dalam lagi, setelah itu tangan nya tergerak untuk mengelus pipi putih pucat istri nya.
"Tenang saja sayang semua sudah beres," jawab Seijuurou dengan lembut sembari tersenyum hangat.
"Benarkah?"
"Tentu tidak perlu ada yang dipikirkan lagi."
"Syukurlah."
"Memang nya kenapa kau menanyakan kasus itu Tetsuya?"
"Aku ingin negara ini hidup dengan damai sejahtera tanpa harus ada perselisihan," jawab Tetsuya dengan polos. Mendengar hal itu, Seijuurou mulai terkekeh geli mendengar jawaban polos dari istri nya itu. Tentu saja Tetsuya menggembungkan pipi nya kesal dengan kekehan yang menurut Tetsuya adalah sebuah ledekan.
"Kenapa tertawa Seijuurou-kun?"
"Pfftt~ Terkadang jawaban mu terlalu lugu Tetsuya."
"Tapi itu bukan main-main."
"Ya aku tahu itu."
"Lalu?"
"Sudahlah lupakan," jawab Seijuurou yang langsung mengambil posisi duduk, setelah itu ia mulai mencium kening istri nya dengan lembut sembari mengelus-elus lembut perut Tetsuya yang sudah membuncit. Tentu saja, Tetsuya sangat menikmati sentuhan hangat yang diberikan oleh Seijuurou kepada nya.
"Tenang saja Tetsuya aku akan selalu menjaga perdamaian negara ini, terutama menjaga kasih cinta yang kau berikan kepadaku."
Mendengar itu, pipi Tetsuya langsung merona merah. Ya kata-kata Seijuurou selalu puitis seperti biasa nya. Tetsuya buru-buru memalingkan wajah nya pertanda bahwa ia ingin menyembunyikan rona merah yang berada di kedua pipi nya. Melihat itu saja sudah membuat Seijuurou terkekeh kembali.
"Kenapa Tetsuya?"
"Seijuurou-kun sudahlah jangan menggodaku lagi."
"Hee~ Tetsuya memang lucu saat di goda."
"Hentikan Seijuurou-kun," ujar Tetsuya ngambek sedangkan Seijuurou malah menyeringai penuh kemenangan.
"Tetsuya."
"Tidak."
"Tetsuya."
"Tidak mau."
"Tetsuya lihat sini."
"Aku bilang ti—"
CUP!
Kedua iris baby blue itu membelalak dengan sempurna, ya Tetsuya kaget dengan perlakuan Seijuurou yang secara tiba-tiba itu. Tapi tetap saja ia menikmati segala sentuhan hangat dari suami nya tercinta. Tak lama kemudian, Seijuurou menatap kedua iris teduh itu dengan dalam lalu mulai tersenyum hangat sembari memegang pipi putih pucat Tetsuya.
"Aku mencintaimu Tetsuya, bahkan jika aku mati di medan perang sekali pun cintaku ini tak akan pernah pudar."
"Seijuurou-kun kata-kata mu selalu puitis seperti biasanya."
"Tentu saja Tetsuya karena aku sangat mencintai bahkan aku sudah jatuh terlalu dalam oleh pesona indah mu."
Mendengar itu, Tetsuya tersenyum dan mulai tertawa kecil. Lalu, ia mulai memegang tangan Seijuurou dengan lembut.
"Aku juga mencintaimu Seijuurou-kun."
Seijuurou mulai mendekatkan wajah nya ke Tetsuya, sedangkan Tetsuya mulai memejamkan kedua kelopak mata untuk menikmati sentuhan lembut nan hangat dari Seijuurou. Hanya tinggal sedikit lagi bibir itu saling bertemu satu sama lain.
Tok! Tok!
Seijuurou mulai mendecak kesal di karenakan suara ketukan pintu, ia mulai menatap tajam pintu geser khas Jepang klasik dengan ukiran bunga sakura.
"Siapa?" tanya Seijuurou dengan dingin.
"Maafkan saya Seijuurou-sama tetapi para petinggi sudah menunggu anda untuk mengadakan rapat bersama."
Seijuurou mulai menatap Tetsuya, sedangkan yang di tatap hanya melemparkan senyuman kecil. Seijuurou mendecak kesal dan mulai bangkit dari duduk menjadi berdiri tegak, setelah itu ia mulai membantu Tetsuya berdiri. Tetsuya mulai merapikan kimono biru muda dengan corak bunga daisy milik nya, ia mulai membenarkan tali yang melingkar dengan mulus di pinggang ramping nya. Setelah itu, ia mulai merapikan mahkota di kepala nya tidak sampai lima menit Tetsuya sudah rapi dengan pakaian beserta aksesoris milik nya. Begitu juga dengan Seijuurou.
Lalu kedua nya mulai berjalan menuju pintu geser, mendengar langkah pintu orang yang berada di balik pintu langsung membuka pintu geser tersebut untuk kedua pasangan kaisar dan permaisuri ini. Dan terlihat seorang pria dengan surai oranye serta iris kuning berdiri lalu membungkukkan badan nya dengan hormat kepada Seijuurou serta Tetsuya.
"Maaf mengganggu kegiatan anda Yang Mulia."
"Tidak apa-apa Hanamura-san," ujar Tetsuya dengan sopan. Ya pria tersebut adalah Hanamura Shuunzu seorang jenderal yang terkenal akan keramahan serta kecerdikan nya di Kerajaan Rakuzan.
"Shuunzu apakah para petinggi sudah berkumpul semua?"
"Sudah Yang Mulia," jawab Hanamura sembari menegakkan tubuh nya kembali.
"Bagus kalau begitu antar kami."
"Ha'i."
Akhir perbincangan mereka pun berakhir dengan Hanamura yang mengantar kaisar serta permaisuri nya menuju ruang rapat.
.
.
.
.
"Berdiri."
"Ohayou gozaimashu Seijuurou-sama Tetsuya-sama," ujar para petinggi sembari membungkukkan badan mereka dengan hormat.
Seijuurou serta Tetsuya membalas sapaan mereka semua, lalu Seijuurou mulai menyuruh para petinggi untuk duduk kembali. Para petinggi pun menuruti perintah sang kaisar dan mulai mengambil posisi duduk kembali, sedangkan Tetsuya serta Seijuurou mulai berjalan menuju singgasana mereka.
Seijuurou mulai membantu Tetsuya duduk di bantu oleh beberapa pelayan, tujuan nya adalah agar Tetsuya tidak salah duduk untuk kehamilan nya. Setelah itu, Seijuurou mulai duduk di sebelah Tetsuya dan mulai mengamati beberapa kertas dokumen yang berada di meja nya. Iris dwiwarna itu mulai mengamati lembar tiap lembar dokumen tersebut dengan saksama. Setelah membaca, Seijuurou mulai merapikan dokumen tersebut dan mulai menatap para petinggi dengan tajam.
"Jadi kasus itu sudah terselesaikan?"
"Sudah Yang Mulia bahkan mereka sanggup untuk menerima hukuman seberat mungkin dari Yang Mulia," jawab salah satu petinggi sebut saja pria itu dengan Mibuchi Reo. Seijuurou mulai mengangguk-anggukan kepala nya pertanda bahwa ia mengerti serta setuju, lalu tak lama kemudian seringai mematikan terpatri di paras tampan nya.
"Hukuman berat ya? Menarik sekali."
"Itu semua keputusan Yang Mulia."
Tetsuya mulai menatap Seijuurou dengan khawatir, ya ia khawatir suami nya akan memberikan hukuman yang sudah di lewat batas. Sebut saja seperti eksekusi hukuman mati.
"Hmph! Kalau begitu potong kedua lengan nya agar ia tidak melakukan tindakan keji seperti itu lagi."
Tetsuya mulai menatap suami nya dengan tajam.
"Apa maksudmu Seijuurou-kun? Itu bukanlah hukuman yang pantas untuk nya."
"Justru itu lah hukuman yang pantas untuk nya Tetsuya."
"Kau kejam Seijuurou-kun."
"Itu lebih baik daripada aku memberikan hukuman mati untuk nya."
Tetsuya pun bungkam tidak ada cara untuk membalas perkataan Seijuurou. Apa yang dikatakan Seijuurou memang benar, seseorang yang sudah melakukan pelecehan lebih baik dipotong kedua lengan nya di banding di hukum mati. Tetsuya mulai menghela nafas sembari menganggukkan kepala nya, Seijuurou pun menyeringai penuh kemenangan.
"Reo berikan hukuman tersebut untuk orang keji seperti dia," titah Seijuurou dengan tegas.
"Ha'i Seijuurou-sama."
"Baiklah kalau begitu—"
"Ah sumimasen Seijuurou-sama tetapi ada hal yang belum saya sampaikan kepada anda," ujar salah satu petinggi sebut saja dengan Nijimura Shuuzou.
"Apa itu?"
"Soal pesta untuk mengundang tamu dari ketiga kerajaan tertinggi kami sudah mengonfirmasi seluruh kerajaan untuk datang dan ikut berpartisipasi dalam pesta yang akan kerajaan kita selenggarakan."
"Souka baiklah kalau begitu siapkan semua nya jangan sampai ada yang tidak sesuai dengan rencana Shuuzou."
"Ha'i Seijuurou-sama."
"Baiklah kalau begitu dengan ini rapat hari ini di tutup."
"Ha'i arigatou gozaimashu."
Para petinggi mulai membungkuk kan badan mereka, setelah itu bergegas pergi untuk menyiapkan sebuah pesta yang akan diadakan lusa nanti. Dan di ruangan ini hanya tersisa Seijuurou beserta Tetsuya. Seijuurou mulai menatap istri nya dalam.
"Kenapa Tetsuya?"
"Tidak apa-apa Seijuurou-kun, aku hanya senang saja."
"Kenapa?"
"Karena akhir nya aku bisa bertemu dengan para kaisar dan permaisuri dari berbagai kerajaan lagi."
Seijuurou tersenyum lembut lalu ia mulai mencium kening Tetsuya kembali. Terlihat rona merah di kedua pipi putih pucat milik Tetsuya.
"Tentu saja Tetsuya, kau tahu? Aku pun sama maksudku aku juga ingin mengeratkan tali silaturahmi antar kerajaan."
"Ya kau benar Seijuurou-kun."
"Yosh kalau begitu bisa kita melanjutkan lagi di kamar?"
"Tentu saja Seijuurou-kun."
Seijuurou mulai berdiri dan membantu Tetsuya berdiri, setelah itu kedua nya pun berjalan keluar dari ruang rapat dan mulai menuju kamar mereka berdua. Maksud dari 'melanjutkan lagi' itu adalah melanjutkan bersantai-santai di beranda rumah sembari menikmati angin sepoi musim panas. Di saat berjalan terdengar suara tawaan kecil dari bibir cherry pink Tetsuya. Sepertinya Seijuurou menceritakan hal-hal lucu kepada istri nya, jarang sekali bukan?
Lusa nanti akan menjadi pertemuan besar antar kerajaan. Tujuan nya adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar kerajaan. Seijuurou dan Tetsuya berharap acara tersebut berlangsung dengan lancer sesuai dengan agenda acara yang telah mereka buat, dibantu juga oleh rekan-rekan kerajaan. Tapi bagaimana jika acara tersebut membawa dampak buruk? Seperti serangan dadakan dari salah satu kerajaan atau mungkin bisa saja pernyataan perang dari salah satu kerajaan. Kita berharap saja agar kejadian itu tidak terjadi, mengingat kandungan Tetsuya sudah memasuki usia delapan bulan.
.
.
.
.
~To Be Continued~
Author's Note:
Holla! Berjumpa kembali dengan Gise-chan dan Kazune, kami berdua mengucapkan terima kasih untuk para readers yang sudah mampir dan membaca fic ini. XD
Yak kali ini kami membuat fic dengan latar di Zaman Edo atau Zaman Sengoku. Jadi kemungkinan besar di dalam fic ini akan samurai dan teman-teman sederajat nya, oh iya kami berdua meminta maaf sebesar-besar nya jika banyak kekurangan dalam membuat fic ini. Setelah membaca, jangan lupa untuk me-review ya kami membutuhkan dukungan serta support dari para readers tercinta untuk membuat kelanjutan fic ini.
Saa~ Review please?^^
