Tittle : New Life

.

Main Cast :

- Jung Daehyun

- Zelo

.

Other Cast :

B.A.P's Members

.

Rated :

T

.

Genre :

Hurt/comfort, Romance

Warning : Yaoi Fanfiction! OOC, Typo(s), ect. No PLAGIARISM

A/N : Ini sequel dari ff Coffee shop, biar gak bingung silahkan baca ff itu dulu ya :)

If You Don't Like, Don't Read!

Happy reading! ^^

.

.

~New Live~

.

Matahari sudah condong kebarat, menandakan bahwa sang dewa langit akan segera berganti tugas dengan sang rembulan. Angin musim gugur disore itu berhembus pelan. Cuaca hari ini sangatlah bagus, tak ayal banyak sekali orang-orang yang memutuskan untuk keluar rumah hanya untuk sekedar berjalan-jalan ditaman.

Ya, Taman ditengah kota Seoul ini sangatlah ramai. Banyak pasangan muda-mudi yang bercengkrama ditaman. Ada juga keluarga kecil yang juga ikut meramaikan taman ini. Tak terkecuali sosok pemuda manis yang kini tengah menyesap bubble tea nya.

Pemuda itu duduk disalah satu kursi taman. Menikmati hembusan angin yang menyapa lembut permukaan kulit wajahnya. Ia tersenyum kecil.

Lama ia duduk disana sampai dirasakan smart phone nya bergetar. Melihat siapa yang sudah mengganggu ketenangannya. Ia menekuk wajahnya. Si bos menyebalkan itu lagi.

"Kenapa bos gila itu tidak mau berhenti mengganggu ku sih?!" Pemuda itu memutuskan sambungannya. Namun ia kembali mendesah kesal karna ponselnya lagi-lagi bergetar.

"Ck! Terserah" Mengabaikan ponselnya yang terus bergetar. Tak lama getaran itu berhenti. Namun saat ia menoleh ponsel itu kembali bergetar namun hanya sebentar. Menandakan bahwa ada pesan yang masuk.

Perlahan ia membuka pesan itu. Berdecak sebal dan mengantongi ponselnya. Ia membuang sisa bubble teanya ketempat sampah dan segera beranjak pergi menuju suatu tempat.

.

~New Live~

.

"Selamat datang! Mau pesan apa? Eh? Kau macchiato yang kemarin kan?"

"Namaku Choi Junhong! Bukan mac-machi apalah itu!"

"Macchiato"

Daehyun tersenyum. Ingatannya kembali pada 8 tahun yang lalu. Saat itu ia masih berumur 19 tahun, bekerja magang pada sebuah coffee shop milik sahabatnya Yongguk. Dan tentu saja ia masih ingat saat pertemuan keduanya dengan pria manis yang telah mengambil hatinya.

Choi Junhong

Cinta pertamanya. Orang yang sangat ia cintai bahkan sampai sekarang cintanya tidak berkurang sedikitpun. Ia juga masih ingat saat pertemuan terakhir mereka di taman bermain. Senyuman itu, Masih terbayang jelas dibenaknya.

Jujur saja, Sampai detik ini ia belum rela atas kepergian Junhong. Terlalu cepat dan.. Mendadak.. Teringat olehnya saat Jongup datang dan memberikan kabar bahwa Junhongnya telah pergi. Ia terlihat seperti mayat hidup. Dan parahnya selama 8 bulan ia harus dirawat dirumah sakit jiwa.

Surat terakhir dari Junhong lah yang membuat dirinya sembuh. Junhong memintanya hidup dengan baik. ia menyanggupi semua itu. Dan lihatlah sekarang, ia seorang direktur muda berbakat, cabang coffee shop miliknya tersebar di seluruh asia atas kerja samanya dengan Yongguk. Bukankah itu perkembangan yang hebat?

Derap langkah yang mendekat membuat Daehyun tersadar dari lamunannya. Ia menoleh. "Kau terlambat satu menit Zelo-ya. Gajimu ku potong satu hari" Ucap Daehyun.

Pria manis yang baru saja sampai itu menjambak rambutnya kesal. Selalu seperti ini. Bisa-bisa gajinya habis kalau bos gilanya itu terus-terusan memotong gajinya hanya karna ia terlambat datang walau hanya beberapa menit.

"Dasar gila" desisnya kesal.

Daehyun Hanya tertawa melihat raut kesal yang ditunjukan oleh sekertarisnya ini. Ia menyukainya. Menyukai saat pria manis dihadapannya ini tengah merengut. Sangat lucu dan imut. Namun tidak bisa dipungkiri Daehyun lebih suka melihat senyuman manis dari pria berkulit seputih susu ini.

Ia meminum coffee nya dan kembali membaca sebuah koran yang sempat ia lupakan. Mengabaikan Zelo yang kini tengah memandang geram kearahnya.

"Sebenarnya ada apa sajangnim memanggilku kesini?! Kalau tidak ada hal penting lebih baik aku pulang saja!"

Daehyun menahan lengan Zelo saat pria itu hendak melangkahkan kakinya pergi. Ia tersenyum dan menyuruh Zelo duduk disofa yang terletak disampingnya.

Zelo hanya menurut. Ia sedang malas berdebat dengan orang yang menurutnya gila itu. Menyamankan duduknya dan menyibukkan dirinya melihat-lihat keseliling. Mengagumi arsitektur di coffee shop yang sangatlah unik.

"Ingin memesan coffee?"

Pertanyaan dari Daehyun membuat Zelo harus mengalihkan perhatiannya pada pria itu. Ia menggeleng. "Tidak. Aku tidak menyukai coffee"

"Kenapa? Coffee itu enak. Kau akan menyukainya jika mau mencoba"

"Aku membenci coffee"

Daehyun menatap Zelo lekat. Ia sempat terkejut juga dengan pengakuan sekertarisnya barusan. Membenci coffee? Berbeda sekali dengan Junhong yang sangat menyukai coffee. Pantas saja sekertarisnya itu selalu menolak jika ia menawarkan coffee padanya.

"Kenapa?"

"Apa aku perlu menjawabnya?"

Daehyun mengangguk.

"Lupakan" Zelo membuang pandangannya kearah yang berlawanan dengan Daehyun. Ia termenung untuk beberapa saat.

"Hey.. Kau melamun"

Suara Daehyun lagi-lagi membuat Zelo tersadar dari lamunannya. Ia berdehem sebentar kemudian menatap bosnya itu. "Sajangnim, bolehkan aku pulang sekarang? Kau benar-benar membuang waktu luangku" Terdengar sangat kurang ajar. Tapi Zelo bersikap masa bodoh. Ia sudah mati kesal dibuatnya.

"Gajimu ku potong satu hari lagi karena berbicara kurang ajar pada bos mu"

Zelo menghela nafas pasrah. Suka-suka hati bosnya. Mau memotong gajinya selama sebulan pun ia sudah tidak perduli lagi. "Terserah" ucapnya ketus. Kemudian berjalan keluar meninggalkan Daehyun.

Daehyun menatap kepergian Zelo diam. Tidak berniat menahannya lagi. Kembali bayangan-bayangan tentang Junhong berputar di fikirannya. Kenangan yang begitu manis dan melekat dihatinya. Walau hanya sebentar tapi itu sangat berarti.

"Aku merindukanmu Junhong" lirihnya. Ia membuka mata. Namun sesaat kemudian ia tersenyum. "Zelo sangatlah mirip denganmu. Wajahnya, Senyumannya, cara berbicaranya.. Sangat mirip" senyuman itu berganti dengan kekehan pelan.

Ia meneguk habis coffee macchiato yang sudah dingin. Membereskan koran yang tergeletak diatas meja dan mengambil tas ransel yang ia bawa. "Tapi sifatnya sangat berbeda denganmu.. Dia sedikit.. Galak.. Hahaha"

Seiring dengan tawanya yang masih terdengar. Daehyun menghilang dari coffee shop itu. Melangkahkan kakinya menuju rumah untuk beristirahat.

.

~New Live~

.

Kicauan burung menghiasi pagi yang sangat cerah ini. Tidak tertinggal suara kicauan yang berasal dari jam alarm yang terpasang dikamar bernuansa klasik itu. Mengusik ketenangan dipagi hari.

Alarm itu semakin berteriak kesal. Karna sejak tadi orang yang tadi malam memasang alarm itu tetap bergeming dari tempatnya. Bahkan tidak bergerak sama sekali. Mati kah?

Dengkuran yang terdengar agak kencang dan Jangan lupakan aliran sungai han kecil yang mengalir dari sudut bibir tebal pria dengan warna rambut coklat itu menandakan bahwa sosok itu masih bernyawa.

DUK DUK DUK!

"JUNG DAEHYUN MATIKAN ALARM SIALAN MU ITU ATAU AKU AKAN MENDOBRAK PINTUMU DAN MEMBAKARMU HIDUP-HIDUP!"

Hening. Tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Alarm itu semakin berbunyi nyaring. Membuat telinga siapapun berdengung sakit. Ah terkecuali pria yang dipanggil Jung Daehyun itu.

Merasa tidak ada respon sosok yang mengetuk pintu mengerang marah. "JUNG PABBO!"

BRAK!

DUK!

"aww.."

Rintihan kesakitan terdengar dari sosok yang menjadi biang dari semuanya. Ia meringis. Merasakan bokongnya yang bersentuhan langsung dengan dinginnya lantai kamarnya. Tapi dengan santainya ia kembali naik ke atas kasur dan tertidur. Menyisakan satu sosok lagi yang hanya terbengong melihat kejadian itu.

"MATI KAU JUNG DAEHYUN!"

.

~New Live~

.

"Aduh pelan-pelan! Bodoh jangan ditekan!"

Zelo semakin menekan tangannya kewajah sang bos yang kini terlihat lebam. Ia tersenyum senang dalam hati saat melihat bosnya itu mengerang kesakitan. Sebuah kepuasan tersendiri baginya.

"Jangan tersenyum senang seperti itu! Aku tahu kan sedang berbahagia melihat kondisiku yang seperti ini kan?"

Zelo hanya memandang Daehyun dengan tatapan polosnya. Mengguman kata 'Apa' berpura-pura tidak mengerti dengan perkataan Daehyun.

"Kenapa bisa lebam seperti ini? Kau berkelahi?"

Daehyun menggeleng. Ingatannya kembali pada kejadian tadi pagi. "Tadi pagi ada gorila yang mengamuk dikamarku. Dia meninju pipiku karna aku tidak mau bangun dari tidur. Hah.. Menyeramkan"

Zelo mengerjabkan matanya berkali-kali. "Rumahmu... Berada dikebun binatang?"

CTAK!

"Bukan begitu! Gorila yang tadi aku sebutkan itu sebenarnya temanku. Bang Yongguk. Kami tinggal satu atap dengan kekasihnya yang bernama Kim Himchan"

Zelo mengusap dahinya yang baru saja disentil oleh Daehyun. Ia hanya ber-oh-ria saat mendengar menjelasan dari Daehyun. Tidak perduli siapa itu Bang Yongguk ataupun Kim Himchan.

Grep

Tubuh itu tersentak kaget. Ia menatap tangannya yang kini tengah digenggam oleh Daehyun. "Lepaskan.."

"Tidak.."

Memberontak karna bosnya ini semakin mengeratkan pegangannya pada tangannya. Ia merasa risih. Bosnya selalu melakukan itu padanya. Ia tentu saja tidak menyukai itu.

Heran karna bosnya ini sangat suka memegang tangannya. Ia juga heran karna bosnya ini terlihat sangat tertarik padanya. Sebenarnya ada apa? Apa ia begitu mempesona sampai orang ini menyukai dirinya?

"Tanganmu hangat"

Zelo hanya diam. Ia memilih menyibukkan diri melihat pada ponselnya yang ia genggam ditangan yang tidak digenggam Daehyun.

"Jangan mengabaikan ku Zelo-ya, atau aku akan-"

"Memotong gajiku? Potong saja sajangnim. Potong sesukamu" Zelo memotong perkataan Daehyun. Ia masih sibuk dengan ponselnya.

"Besok malam aku akan menjemputmu dirumahmu. Kita ke club besok" Ucap Daehyun. Ia melepaskan genggaman tangannya pada lengan Zelo. Berdiri dan kembali duduk di kursi kerjanya. Berkutat dengan dokumen-dokumen yang sempat ia abaikan.

"Club? Untuk apa?"

"Temanku, Youngjae. Dia akan mengadakan party. Aku ingin datang bersamamu"

"Kenapa harus denganku?! Aku tidak mau!"

"Aku tidak menerima penolakan"

'Dasar Bos gila menyebalkan!' Rutuk Zelo dalam hati.

~Love And Coffee~

Dentuman musik yang amat keras mengusik gendang telinga Zelo. Ia menatap risih pada sekitarnya. Bau alkohol yang sangat menyengat membuat kepalanya berdenyut nyeri. Diumurnya yang baru menginjak 22 tahun tidak pernah sekalipun Zelo meminum alkohol.

Ia tersenyum pada sahabatnya Daehyun. Yoo Youngjae namanya, Disana juga terdapat 3 orang pria lainnya yang Junhong yakini teman-teman Daehyun. Ia hanya bisa tersenyum selama party itu berlangsung. Tidak begitu mengerti dengan arah pembicaraan orang-orang disana.

"Zelo-ya, Kau tidak minum?"

Zelo menggeleng. Ia menjawab dengan sedikit berteriak. "Tidak Youngjae Hyung, terimakasih atas tawarannya"

"Astaga! kau mirip sekali dengannya!"

"Mirip? Dengannya?" Zelo bertanya. Ia bingung dengan maksud perkataan itu.

"Junhong"

Setelahnya percakapan itu terputus. Zelo memilih untuk diam. Siapa Junhong?

.

~New Live~

.

Bruk!

"Ya Jung Daehyun menyingkir dari atas tubuhku!"

Teriakan yang terdengar dari bibir mungil itu menggema diruangan bernuansa klasik. Zelo berusaha keras menyingkirkan tubuh Daehyun yang sedang mabuk dari atas tubuhnya.

Sesaat ia menyesali keputusannya untuk menyetujui permintaan teman-teman Daehyun. Memintanya untuk mengantar Daehyun yang mabuk untuk pulang kerumahnya.

Ia mendorong tubuh Daehyun kesamping. Sedikit bisa bernafas lega karna tubuh itu tidak lagi menindihnya. Ia berdiri. Namun kembali terjatuh saat lengannya ditarik dengan paksa.

"J-Jung.. Ap-Apa yang kau-hmppt"

Bibir mungil itu disumpal oleh bibir tebal seorang pria yang kini berada diatasnya. Sedikit mengerang karna ciuman itu sangatlah kasar. Tangannya ia gunakan untuk memukul-mukul bahu pria diatasnya ini. Namun sia-sia.

Zelo menggerakkan kepalanya kenanan dan kirinya. Terkejut karna tangan pria di atasnya ini mencengkram erat rahangnya. Membuatnya meringis kesakitan karna cengkraman itu sangat kuat.

"Eummpph!"

Duak!

"Arghh.." Suara Daehyun terdengar. Ia meringis saat selangkangannya ditendang oleh Zelo. Ia berguling kesamping, memegangi adik kecilnya yang terasa berdenyut nyeri.

Zelo buru-buru berdiri dan berlari keluar kamar Daehyun. Ia menghela nafas lega. Menyenderkan tubuhnya pada dinding. Ia memegangi dadanya yang berdetak tidak karuan.

"Sebenarnya aku ini kenapa?"

.

~New Live~

.

Zelo mengetuk pintu bercat coklat itu pelan. Saat dirasakan orang didalamnya mempersilahkan ia masuk, Zelo mulai melangkahkan kakinya. Ia merutuk dalam hati saat melihat wajah seseorang yang sedang tidak ingin ia temui.

"Ada apa?!" Ucap Zelo tidak sabaran.

"Duduklah dulu, Kau itu benar-benar tidak sopan pada bos mu"

Zelo mendengus. Ia duduk disofa dengan gusar. "Kalau tidak ada yang penting lebih baik aku keluar saja! Masih banyak pekerjaan yang menumpuk Sajangnim"

Tidak ada jawaban. Zelo sibuk mengumpati bosnya dalam hati. Ia tiba-tiba teringat kejadian malam itu. Pipinya memerah. Ia menggeleng, berusaha agar bayangan itu segera lenyap dari fikirannya.

"Maafkan aku"

"Eoh?" Zelo menoleh. Ia mengerutkan kedua alisnya bingung. "Maaf untuk apa Sajangnim?"

Daehyun berdehem pelan. Ia menatap Zelo dengan tatapan bersalahnya. "Malam itu.. Aku.. Aku menciummu"

Kata-kata yang keluar dari bibir tebal Daehyun membuat pipi bulat Zelo semakin memerah. Ia menundukan kepalanya agar Daehyun tidak melihat semburat yang kini sudah memenuhi wajahnya. "Ti-tidak apa-apa.. Saat i-itu kau sedang mabuk"

Daehyun menghela nafas. Ia berdiri dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju jendela besar yang langsung memperlihatkan pemandangan kota Seoul diluar sana. Tatapannya berubah sendu. Tangannya meraba jendela itu. Mengelusnya pelan dan berujar.. "Aku kira.. Kau.. Junhong.."

Deg

Zelo mengangkat kepalanya. Menatap Daehyun dengan pandangan bingung. Ia membuka mulutnya, namun kembali menutupnya saat melihat wajah sendu milik Daehyun. Cukup tertegun karna sebelumnya bosnya itu tidak pernah pemperlihatkan raut wajah seperti itu dihadapannya.

"Junhong.. Dia orang yang sangat aku cintai.."

Zelo terdiam. Daehyun.. Mencintai orang lain? Hatinya tiba-tiba berdenyut sakit. Ia menekan dadanya pelan kemudian menggeleng. Ada apa ini? Kenapa rasanya sangat sakit saat mengetahui bahwa Daehyun mencintai orang lain? Ia.. Ia bahkan tidak punya hubungan apa-apa dengan Daehyun.

"Lalu apa hubungannya dengan ku?" Zelo berujar lirih.

"Junhong sudah tiada.. Dan dia sangatlah mirip denganmu Zelo-ya.. Malam itu.. Malam itu aku kira kau Junhong.. Maafkan aku"

Deg Deg..

Mata Zelo memanas. Jadi ciuman itu.. Ciuman itu sebenarnya untuk Junhong?

Zelo segera berdiri. "Aku pergi, ada pekerjaan yang harus kuselesaikan" Ucapnya cepat kemudian mulai melangkahkan kakinya keluar. Namun sebuah lengan menahannya untuk meneruskan langkahnya. Ia tidak menoleh.

"Aku.. Aku bisa menjelaskan semua ini"

"Lepaskan!"

Daehyun tersentak. Terkejut karna Zelo menepis tangannya cukup kasar. Ia bergeming. Menatap tidak percaya pada sosok Zelo yang kini sudah pergi keluar dari ruangannya.

"Zelo..."

.

.

.

.

~TBC~

Hai. Saya kembali dengan sequel dari ff saya yang Coffee Shop. Sequelnya TBC ya xD maafkan saya. Karna cerita ini cukup panjang. Jadi tidak mungkin langsung ditamatkan sekarang. Karna takut readerdeul bosan sampai menguap lebar. Hahaha. Tapi saya janji ff ini hanya twoshoot ^^ Tidak lebih.

Terimakasih untuk yang sudah mereview di ff Coffee Shop *bow*

Big Thanks For :

Kang Hyun Yoo , SSungMine , ichizenkaze , Kim Mika , Bang3424 , Akasuna Minkyoo, RinKM137.

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN, MAAFKAN SAYA JIKA SELAMA SAYA BERADA DISINI BANYAK MEMBUAT KESALAHAN /BOW/

FF Only Tears akan segera Update. FF ini pun akan segera berlanjut. Jangan bosan dengan cerita saya yang sangatlah sederhana dan pasaran ini. Jangan lupa juga untuk meninggalkan jejak kalian ya, saya jadi sedih karna terlalu banyak silent readers :( Kalau masih banyak siders saya harus apa ya? u.u

Akhir kata..

Review please? ^^