Title : The Last Class
Author : FallenTwo - Yami Tenshi
Rating : T
Disclaimer : Special A by Maki Minami © Hakusensha
Genre : Mistery,Romance,Friendship
Summary : "Kata mereka, jika kau tinggal sendiri di sore hari saat kelas telah berakhir. Di ruang seni, akan ada alat musik yang memainkan harmoni neraka, akan ada tengkorak yang berlarian di koridor sekolah, dan lapangan akan penuh dengan makhluk halus yang berlomba membuat lubang galian. Lalu, yang paling menakutkan, dari kamar mandi terujung, akan ada suara orang terisak, dan darah yang mengalir dari keran yang tak mau menutup,dan...dari kelas paling ujung yang terletak di gedung barat,akan muncul..."
Warning : Moshi-moshi, saya author baru...selamat datang, mau pesan apa? *digeplak karena gaje* ^^
Cerita dari fic tidak ada hubungannya sama sekali dengan S.A karya asli Maki juga...mungkin agak sedikit aneh( loh?bukannya banyak? :0 ).
Yah...pokoknya,semoga kalian semua kalu jelek,ini fic pertamaku!
Chapter I : The Beginning
"Kata mereka, jika kau tinggal sendiri di sore hari saat kelas telah berakhir. Di ruang seni, akan ada alat musik yang memainkan harmoni neraka, akan ada tengkorak yang berlarian di koridor sekolah, dan lapangan akan penuh dengan makhluk halus yang berlomba membuat lubang galian. Lalu, yang paling menakutkan, dari kamar mandi terujung, akan ada suara orang terisak, dan darah yang mengalir dari keran yang tak mau menutup, dan...dari kelas paling ujung yang terletak di gedung barat, akan muncul...".
"Kyaaa! Hentikan ,Tadashi!", Hikari ―siswa terpintar di sekolah ini-,menjerit histeris. Rambut hitamnya yang tergerai panjang bergerak-gerak mengikuti gelengan kepalanya.
"Apa maksudmu? Aku baru mulai!", anak yang di ketahui bernama Tadashi berteriak agak keras, rambutnya yang kecoklatan berantakan, sekilas ia terlihat seperti berandalan, namun otaknya tak kalah cemerlang dengan Hikari. Ia menempati posisi peringkat dua di sekolah.
"Hei!Ayo lanjutkan, aku penasaran", kali ini yang bicara adalah Akira, seorang murid pindahan,ia memang paling suka jika hal yang di perbincangkan adalah masalah hantu. Tak ada yang mengetahui alasannya, selain Megumi.
Megumi adalah sahabat mereka yang paling gemar membaca buku. Saat ia sudah menyentuh buku, dunia seolah miliknya sendiri, tak ada yang mampu mengusiknya,kecuali Jun. Megumi dan Jun menempati peringkat tiga sekolah. Megumi dan Jun sering dipanggil 'kembar' oleh orang-orang. Selain karena tinggi yang sama, nilai yang sama, juga rambut kecoklatan yang sama. Yang membedakan mereka adalah, rambut Megumi tergerai ikal sepinggang dan bergelombang,sementara rambut Jun terjatuh halus hingga ke tengkuknya.
Akira sedikit iri pada Jun, karena ia sangat menyayangi ia berjuang keras untuk menduduki peringkat yang sama dengan Megumi, namun Jun selalu mengalahkannya, jadilah ia harus merasa cukup puas dengan peringkat empat sekolah.
Peringkat lima sekolah, bukanlah anak yang menyenangkan, ia selalu menyendiri. Yang tak merasa aneh dengan anak laki-laki berkacamata itu ―Kei-, hanya Hikari. Lalu, peringkat enam di duduki oleh Sakura, gadis jahil yang sering mengganggu Megumi.
Peringkat tujuh hingga akhir selalu berganti-ganti, jadi agak sulit mengingat nama-nama yang menduduki peringkat itu, karena peringkat sekolah bukan hanya di ukur dari satu kelas, tetapi dari seluruh murid di yang paling sering menempatinya adalah Iori, yang saat ini sedang berdiri melipat tangan di menyiratkan kebosanan.
"Akira, kau tahu. Jika saat kau sendirian ada suara menangis atau tertawa, berarti sekejap berikutnya, dia akan muncul di sampingmu", Tadashi melanjutkan ceritanya.
"Kyaaaa, Megu! Tadashi menakutiku".
"Lalu...Lalu", Akira terlihat sangat antusias.
"Lalu..."
Megumi menutup bukunya dengan keras. "Tadashi, diamlah!Bukankah ada hal yang lebih penting untuk di bicarakan, seperti kenapa akhir-akhir ini keuangan negara menurun, belum lagi tentang penemuan terbaru arkeolog Inggris."
"Yah, jika Megu sudah berkata begitu, berarti ya, kita sudahi saja Tadashi...", Akira terlihat kecewa.
"Ah, Megu! Kau tahu, di sekolah juga ada ruangan tua, yang tak pernah terbuka dan jika ada orang yang membukanya, ia akan terseret ke dunia lain yang menyeramkan,melalui tangga dimensi." Tadashi tahu benar, Megu memang tak tertarik dengan hantu atau penunggu bangunan-bangunan tua, namun Megu sangat tertarik dengan bangunan tua itu sendiri.
"Ah, aku mau tahu tentang itu!Tadashi, ceritakan padaku...cepat!".
"Ah, tapi bangunan tua jelas berkaitan dengan makhluk penunggu"
"Aku tak peduli, asalkan itu tentang bangunan tua"
"Tapi, bukankah kita punya sesuatu yang lebih penting untuk di bicarakan, Megu? Seperti mengapa keuangan..."
"Tak ada yang lebih penting dari bangunan tua, cepat ceritakan!"
"Hahaha, aku suka Megu yang seperti ini. Jadi kita mulai darimana?..."
Saat Tadashi masih meneruskan ceritanya, Iori yang melihat Hikari ketakutan menariknya menjauh dari kelompok itu. Saat perjalanan ke atap sekolah, Hikari menyadari sesuatu.
"Mm..Iori..., bukankah kelasmu saat ini sedang ada pelajaran sastra klasik?".
"Ya, tapi aku tak suka pelajaran itu. Aku sudah menguasainya, kau ingat kakakku lulusan terbaik mata pelajaran itu, sejak kecil aku sudah menguasainya".
"Ah, maaf", Hikari merasa bersalah karena kakak Iori sudah meninggal beberapa bulan lalu. Dan ia tak suka jika nama kakaknya di sebut-sebut, karena kakaknya di temukan mati dengan tragis di ruang olahraga.
Iori tersenyum, ia merentangkan tangannya dan berteriak keras di atap itu.
"AAAAAA!", Iori merebahkan dirinya. "Aku lega kau menanyakan kakakku."
Hikari duduk di sebelah Iori yang berbaring, ia melihat mata Iori, ―mata yang memancarkan kesedihan-... dan bertanya dalam hati, "Bagaimana rasanya kehilangan saudara yang sangat kau sayangi dan kaupun sangat menyayanginya?", Hikari tak pernah tahu, karena ia hanya tinggal seorang diri, tanpa orang tua dan saudara. Namun Hikari beruntung karena teman-temannya selalu mendukungnya.
"Kau tahu, hari itu kami bertengkar hebat. Pertengkaran pertama dan terakhir kami", Iori menghela nafas dengan berat. "Rasanya sulit, melihatnya harus pergi saat kesanku baginya sedang tidak baik".
"Kau tahu Iori, setidaknya kalian pernah sama-sama merasakan kebahagiaan, kurasa itu lebih dari cukup."
"Ya, kau benar Hikari, setidaknya aku masih lebih beruntung dari kebanyakan orang", setelah berkata begitu, Iori tersenyum. Saat mereka kembali berdiri dan merasakan terpaan angin di pinggir atap, Tadashi menerobos masuk melalui pintu darurat. "Huft, aku di kejar Megu, kali ini ia pasti sangat marah, tadi dia bahkan melempar bukunya ke arahku. Hah, kau tau, baru kali ini aku melihat Megu begitu".
Beberapa saat kemudian Megu menerobos dari pintu yang sama, "Aku mencium bau Tadashi, jangan sembunyikan dia. Si jelek itu telah menipuku dengan dalih gedung tua. Padahal isinya hanya hantu, tak ada nilai sejarahnya, cih!."
Di belakang Megu, Akira kelihatan sangat kelelahan. Agaknya ia berusaha sangat keras menyamakan langkahnya dengan Megu.
"Ya, aku sudah memutuskannya. Tadashi akan mengadakan survei tentang tujuh keanehan di sekolah. Kalian semua wajib mengikutinya". Tiba-tiba Sakura muncul dari pintu lainnya.
"Aku setuju!", saking bersemangatnya, Tadashi lupa ia sedang bersembunyi dari Megu.
"TADASHIII!", Megu melemparkan bukunya lagi, dan buku itu tepat mengenai kepala Tadashi. Menyebabkannya berteriak keras.
"Hei kau! Aku tak sudi mengikuti permainanmu." Megu menuding Sakura.
"Hm, meskipun survei ini di gedung tua, di bagian barat?".
"Haha, kalau begitu kau kalah Megu. Bahkan katanya pintu yang tak bisa terbuka itu berada di gedung Barat", kelihatannya Tadashi masih ingin di pukul.
Megu menatapnya dengan tajam, "Diam!, aku akan ikut!"
"Bagus." Sakura tersenyum puas.
"Keanehan itu akan muncul saat siswa tidak terlalu ramai. Jadi, kita membagi tugas. Hikari bersama Tadashi, pergi ke arah Timur gedung Barat, Akira dan Jun ke arah Selatan, Megu dan aku ke arah Selatan, Kei dan Iori akan pergi ke arah Barat".
"Apa? Mengapa kau menentukan seenaknya?", Tadashi dan Hikari bertanya serentak.
"Tapi, aku telah mencocokkan semuanya, Hikari-chan yang penakut dengan Tadashi yang suka cerita misteri, Akira yang suka cerita hantu dengan Jun yang pendiam, Megu yang pemarah dengan aku yang tenang, dan Kei yang peyendiri dengan Iori yang sama sekali tidak tertarik.",sambil berkata begitu, Sakura mengedip ke arah Iori, tapi Iori hanya mengangkat bahu.
"Tidak ada cocoknya sama sekali!" Megu yang mulai tertarik tersenyum samar "Biar aku yang menentukan pasangan"
"Seperti kata Sakura, Hikari penakut jadi dia kupasangkan dengan Iori, yang bisa melindunginya. Aku sendirian, karena aku tak percaya pada hantu, jadi tak ada yang membuatku takut. Akira bersama Sakura, karena Sakura sok tenang, jadi saat ia merasa khawatir Akira yang pemberani bisa menenangkannya. Tadashi bersama Kei, tapi apakah Kei mau berpasangan denganmu?".
"Ya, aku bersedia", entah sejak kapan Kei berdiri di sana, tak ada yang tahu.
"Sejak kapan kau di sana?" Tadashi bertanya tanpa ragu.
"Sejak tadi, berusahalah melihat orang lain yang ada di sekitarmu", Kei menaikkan kacamatanya.
"Well, tak perlu di ributkan", Megu berusaha menegahi.
"Ya, Megu benar, lagipula jika Sakura tak memanggilku kemari, aku takkan tahu, ternyata kalian sedang membicarakan hal yang membuatku ikut terlibat di dalamnya".
"Ehem." semua orang langsung menoleh ke arah suara tersebut,ternyata Jun." Lalu...bagaimana denganku? Sejak tadi aku tak dianggap."
"Ju-Jun...Aku menganggapmu! Aku hanya...lupa."Megumi terlihat salah tingkah. "Ah...kau bbberpasangan ...denganku..."
Jun tertawa,dan pipi Megumi bersemu merah.
"Wah,aku baru tahu kalau Megu bisa salah tingkah", bisik Tadashi pada Akira. "Dan itu hanya pada Jun."
Ketika mendengar kata 'hanya pada jun', Akira tiba-tiba berdiri menghadap Tadashi,dan melayangkan pukulan terkuatnya, sehingga Tadashi terlempar sejauh beberapa meter, dan semua orang tertawa.
"Haha...ha...ha...Baik, kita mulai ekspedisi ini besok. Jangan ada yang pulang setelah kelas terakhir berakhir", Sakura terlihat sangat bersemangat,sambil memegang perutnnya.
"Ya!", semua menjawab antusias, kecuali Hikari yang pucat, Iori, yang berusaha menenangkannya dan Kei yang diam-diam mengamati mereka.
To be continued...^_^
