Tap... tap... tap... tap
Suara ketukan langkah kaki yang terburu-buru bergema di sepanjang lorong yang sepi. Si pemilik kaki yang sedari tadi merutuki dirinya, sesekali mengedarkan pandangannya ke segala arah seperti orang yang sedang mencari sesuatu. Terlihat ditangannya terdapat sebuah kertas yang merupakan peta dari area dimana ia berada.
'hahhh... apa yang aku lakukan?! Di hari pertama sudah telat, harusnya aku bangun lebih pagi. Dan lagi, dimana ruangan itu berada?!'
Tap... tap... tap... tap
Ia terus melangkah dan berhenti didepan pintu ruangan yang ditujunya dengan bantuan dari peta. Tanpa disadarinya, ia menghela napas panjang, meski pun dalam kondisi yang terengah-engah. Perlahan, ia mengulurkan tangannya untuk menggeser pintu dihadapanya. 'Okey, jangan gugup, jangan panik, tetap tenang.'
Ssrreeettt
Disclaimer © Masashi Kishimoto
Story © Panthera tigris sondaica
Warning! AU, OOC, EYD berantakan, gaje, typo(s), gaje, Sakura-centric, multixsaku, DLDR!
Pagi yang cerah, awal yang tepat untuk memulai hari. Angin yang bertiup pelan, menambah kesejukan udara. Pohon sakura bermekaran, menandakan musim semi dan dimulainya tahun ajaran baru. Seperti di Konoha High School yang memulai tahun ajaran barunya di musim semi.
Konoha High School, sekolah dengan standar internasional yang berisi kalangan elit. Tak sembarangan kalangan elit tapi juga harus memiliki prestasi. Jika tidak punya prestasi, maaf saja tapi kamu harus mencari sekolah lain. Konoha High School atau disingkat KHS juga menyediakan beasiswa bagi mereka yang punya otak di atas rata-rata tapi sayangnya dari kalangan biasa.
Di KHS terdapat kelas unggulan yang setiap tahunnya tidak akan dipecah, mereka yang masuk dalam kelas unggulan merupakan siswa yang berprestasi baik dalam bidang akademis atau bukan. Mereka yang ada didalamnya mendapat hak istimewa yang dapat diajukan oleh mereka sendiri dengan persetujuan kepala sekolah. Kelas unggulan, kelas yang terkenal dengan mayoritas pemuda berwajah tampan. Kelas unggulan tersebut adalah kelas XI-1.
"Oi, bangun! Sebentar lagi guru datang, krauk... krauk... ."
"Cih, mendokusai!"
"Kemarin aku melihatmu berlari saat melihat kucing, ternyata kamu ini penakut ya?"
"Apa yang kau katakan barusan?! Aku tidak takut kucing, aku hanya tidak menyukainya! Dan kenapa kau membawa kotak yang berisi semut itu lagi?! Kau tidak ingat kejadian tahun kemarin, hah?! "
"Hn, berisik."
"Lebih baik aku makan ramen di kantin saja, kan?"
"Tidak boleh, dickless."
"Kau panggil aku apa?! Dasar mayat!"
"1000... 1001...1002... 1003... ."
"Apa yang kau lakukan? Itu tidak akan mengubah takdirmu."
"Biarlah, yang penting... SEMANGAT MUDA! 1004... 1005... ."
Seorang pria dengan rambut peraknya yang melawan gravitasi dan wajahnya tertutupi oleh masker, menghela napas melihat kekacauan kelas yang merupakan kelas unggulan. Ia berdiri di hadapan semua murid tapi tak ada yang meyadari kehadirannya.
"Ehem! Semuanya mohon perhatian!" Merasa tidak diacuhkan, muncul perempatan siku-siku didahinya. Ia membawa sebuah tongkat kayu kemudian memukulkannya pada papan tulis.
BRAKKK
Hening
"Ohayou, minna-san. Namaku Hatake Kakashi, guru matematika dan akan menjadi wali kelas kalian di tahun ajaran ini." Dengan santainya ia memperkenalkan dirinya dihadapan semua murid yang kaget setengah mati.
"Kenapa Kakashi-sensei yang menjadi wali kelas kita?ah payah... ." seorang siswa dengan rambut blonde dan tanda lahir berupa kumis kucing di pipinya bergumam yang sayangnya terlalu keras hingga Kakashi dapat mendengarnya.
"Ada yang salah dengan itu, U-zu-ma-ki Na-ru-to?" Kakashi mengeluarkan aura hitamnya dan menyebut nama si blonde penuh penekanan.
"Tidak ada, sensei. Ya kan Teme?" jawab Naruto.
"Baka Dobe, " pemuda berambut dark blue dengan style duckbuttnya yang dipanggil 'Teme' memberikan deathglarenya pada Naruto, "dan aku bukan Teme, tapi Uchiha Sasuke."
"Mungkin sebagian dari kalian mengenal aku, dan kalian memang telah saling mengenal . Tapi, karena aku yang tidak terlalu mengenal kalian, di hari pertama ini kita akan saling berkenalan. Dimulai dari kau, Rambut Nanas."
"Cih, Nara Shikamaru." Shikamaru mendelik ke arah Kakashi karena dipanggil Rambut Nanas. Shikamaru merupakan siswa terjenius di KHS dengan IQ melebihi 200, tapi ia mempunyai sifat buruk yaitu malas. Ia sering menjadi juara olimpiade baik tingkat nasional atau internasional.
"Akimichi Chouji. Aku senang sekali makan, hahaha." Siswa bertubuh gempal ini adalah sahabat terdekat Shikamaru. Ia senang makan tapi ia juga senang memasak, karena ia pikir lebih baik makan makanan yang di masak oleh sendiri. Kadang, chouji menjadi chef di restoran keluarganya.
"Aburame Shino." Pemuda pendiam ini merupakan penggemar serangga. Shino sering menghabiskan waktu bersama serangganya. Belakangan ini, Shino sedang meneliti kehidupan beberapa serangga untuk dijadikan proyek karya ilmiah. Ia memiliki otak yang cerdas.
"Inuzuka Kiba dan ini anjingku Akamaru." Pemuda dengan tato berbentuk taring warna merah memperkenalkan dirinya juga anjing besar berbulu putih yang duduk disampingnya.
"guk... guk... guk!" Akamaru menggonggong dengan keras. Sebenarnya di KHS tidak boleh membawa peliharaan tapi Kiba memiliki hak istimewanya. Juga tato di pipinya merupakan ciri khas klannya.
"Namaku Uzumaki Naruto! Aku akan menjadi orang nomor satu di Konoha, lihat saja nanti-dattebayo!" Naruto merupakan putra dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Ayahnya adalah pengusaha sukses juga Hokage Konoha. Hokage adalah orang nomor satu di Konoha. Naruto sangat berprestasi di hampir semua bidang olahraga. Ia sering meyumbangkan piala kemenangan.
"Uchiha Sasuke." Pemuda tampan dengan segudang prestasi baik akademis maupun non-akademis. Ia dikenal sangat dingin terhadap perempuan kecuali ibunya. Memiliki fans clubnya sendiri. Putra bungsu dari Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto.
"Halo, sensei. Namaku Sai." Sai merupakan seorang pelukis yang karyanya telah dipajang dalam pameran nasional bahkan internasional. Dan ia dikenal sebagai pria misterius dengan senyum palsunya.
"Namaku Rock Lee dan aku memiliki Semangat Muda yang tinggi!" penampilan yang nyentrik dan rambut a la mangkok, menjadi ciri khas dari Lee. Ia juga mempunyai kata favorit yaitu 'Semangat Muda'.
'sepertinya ia mirip dengan seseorang.' pikir Kakashi.
"Namaku Hyuuga Neji." Keturunan dari klan bangsawan dan merupakan seorang jenius. Ia memiliki rambut cokelat yang indah dan membuat para wanita iri dengannya. Meskipun begitu, banyak siswi yang mengidolakannya.
"Baiklah, kenapa di kelas unggulan ini berisi sekumpulan laki-laki semua? Dimana anak perempuannya?" Kakashi terlihat kecewa.
"Sensei, kau mesum." Naruto berkata dengan datarnya.
"Aku bukan mesum, Naruto. Hanya saja akan ti-"
Ssrreeettt
Ucapan Kakashi terpotong karena dikejutkan dengan pintu kelas yang tiba-tiba bergeser. Semua orang yang ada di dalam kelas langsung menengok ke arah pintu kelas yang terbuka menampilkan seorang gadis yang sedang terengah-engah. Gadis tersebut memakai seragam perempuan KHS yang longgar ditubuhnya. Rambut panjangnya –yang anehnya berwarna merah muda- diikat menyamping meskipun berantakan, dengan rambut depan yang menggantung disisi wajahnya memperlihatkan jidatnya yang lumayan lebar. Kacamata dengan lensa yang lebar hampir menutup sebagian wajahnya.
"Err... Nona, ada yang bisa kubantu?" Kakashi bertanya kepada sang gadis yang langsung menunduk malu diperhatikan oleh setiap pasang mata yang berada di dalam kelas.
"Etto... A-a-ano... sumimasen, sa-saya murid baru di kelas XI-1. Su-su-sumimasen, saya telat, sensei." Sang gadis menjelaskan dengan terbata-bata.
"Tunggu," kakashi melihat daftar nama siswa di kelas XI-1, "Oh! Iya, benar. Masuklah dan perkenalkan dirimu di depan kelas."
"Ha-halo, namaku Haruno Sakura. Aku baru pindah dari Suna dan ingin menuntut ilmu disini. Yoroshiku onegaishimasu!" Dengan malu-malu ia memperkenalkan dirinya.
Naruto mengangkat tangan kanannya hendak bertanya.
"Sakura-chan, boleh aku memanggilmu begitu? Namaku Uzumaki Naruto." Dengan senyum lebarnya Naruto bertanya.
"Boleh," Sakura menanggapinya dengan senyum lembut. "Kalau begitu kupanggil kau, Naruto-kun?"
"Tentu, Sakura-chan."
"Sakura-san, namaku Rock Lee. Saat pertama kali memandangmu kau bagaikan bunga sakura yang mekar di jiwa mudaku."
"err... etto... arigatou, Lee-san." Sakura tidak tahu bagaimana menaggapi sikap Lee yang aneh.
"Namaku Chouji, Sakura-san. Jika kau butuh bantuan, tak perlu sungkan kepadaku."
"Arigatou, Chouji-san." Sakura membalas dengan senyuman.
"Baiklah Sakura, kau boleh duduk ditempat yang kosong." Kakashi mempersilahkan duduk yang ditanggapi dengan 'terima kasih' dari Sakura.
"Oke, anak-anak karena hari ini merupakan hari pertama, kalian masih bebas dan tidak ada kegiatan mengajar. Jaa, mata ashita." Kakashi kemudian keluar dari kelas diiringi dengan sorak gembira para murid XI-1.
'hahhhh... untung sekali aku bisa selamat. Sakura! Ganbatte ne! Jangan sampai telat lagi.' Sakura yang sedang melamun sambil memaikan pensil ditangannya tidak menyadari ia telah dikelilingi oleh para laki-laki kelas ini.
"Haruno-san, apa kau tak punya selera fashion? Penampilanmu jelek sekali. Mulai sekarang akan kupanggil... ugly!" Sai berkomentar dengan pedasnya disertai dengan senyum indah nan palsunya.
Sakura terperanjat, kaget karena tiba-tiba ada yang berbicara padanya. Ia mengedarkan pandangannya, ternyata ia baru sadar bahwa ia sedang dikelilingi.
'eh, apa dia bilang?! U-u-ugly?!' Sakura menunduk meyembunyikan mukanya yang menahan emosi.
"Hn, apa-apaan itu kenapa rambutmu berwarna pink? Kau sengaja mewarnainya ya? Dasar kampungan, warnanya membuat mataku sakit." Sasuke yang biasanya irit bicara, entah kenapa menjadi cerewet.
Sakura masih menyembunyikan emosinya, tiba-tiba...
CTAKK
Pensil dalam genggaman tangan Sakura patah menjadi dua bagian. Semuanya kaget dengan apa yang dilakukan Sakura.
"Woah! Kau juga punya tenaga monster, Sakura! Menakutkan!" Kiba memekik karena kaget.
Perempatan siku-siku mulai terbentuk di jidat Sakura. 'Tadi ugly, pink dan sekarang monster?! Grrahh!'
"Kenapa kau ada disini, Sakura-san? Kau fan kita? Modus ingin dekat dengan kita? Maaf saja tapi kita tidak ada yang tertarik dengan dirimu." Neji bertanya dengan nada santainya.
"SHANNAROO! Aku muak! Kenapa dengan kalian? aku ini hanya sedang ingin menuntut ilmu! Ugly? Aku memang tidak cantik, tapi setidaknya hargai aku. Pink? Hey! Ini asli, tidak mewarnainya. Tenaga monster? Aku bangga hal itu, dan aku tidak melakukannya untuk kejahatan. Fans? Aku baru mengenal kalian hari ini, mana mungkin aku modus. Lagipula, aku juga tidak tertarik dengan kalian." Sakura 'meledak' saking emosinya. Semua terdiam setelah Sakura berteriak.
'menarik... .' Perubahan sifat Sakura dalam sekejap tak ada yang menyangkanya. Semua saling berpandangan dengan seringai misterius kecuali Chouji, Naruto dan Lee yang berusaha menenangkan Sakura.
Kling
Suara bel dari pintu masuk sebuah cafe tanda adanya pengunjung masuk. Seorang gadis yang memiliki rambut pirang yang indah dengan baju maid hitam-putih berenda membungkuk hormat, di dekat pintu masuk. Menyambut pengunjung yang datang.
"Irasshaimase, silahkan le- woah! Jidat, kau menakutiku! Ada apa dengan ekspresi itu, hah?! Dan kenapa lewat sini tidak lewat belakang? inikan hanya untuk pengunjung!"
"Pig, kau cerewet sekali. Aku sedang dalam mood yang buruk. Sesekali tak apalah melewati pintu ini, kau ini berlebihan sekali." Sakura a.k.a jidat memasang ekspresi cemberut dengan jidatnya yang mengerut.
"hahhh.. kau ini, hari pertama masuk KHS apa yang terjadi?" Ino menghela nafas melihat tingkah laku sahabatnya ini.
Yamanaka Ino memang adalah sahabat sedari kecil Sakura di Suna tapi mereka sempat terpisah. Ino harus pindah ke Konoha karena urusan bisnis keluarga Yamanaka meninggalkan Sakura di Suna. Mereka tetap menjalin komunikasi hingga saat Sakura memutuskan untuk menuntut ilmu di Konoha.
"Pig, nanti saja aku ceritanya, jadwal shift ku sebentar lagi, aku harus segera bersiap."
"Ish! Kau ini... nanti malam berjanjilah kau akan menceritakannya."
"Baiklah... baiklah." Dengan malas Sakura menanggapi.
"Nah, sekarang cepat! Cepat! Nanti Rin-nee-chan marah!" Ino mengibaskan tangannya kepada Sakura seperti sedang mengusirnya.
Dari belakang Ino, muncul seorang wanita cantik berambut sebatas bahu berwarna cokelat. Wanita itu kemudian tersenyum kepada Sakura yang ditanggapi dengan seyuman juga dari Sakura.
"Hei, Ino-chan, aku mendengar yang kau katakan, loh. Kau membuat ku seperti orang yang suka marah-marah." Kata-kata dari wanita yang diketahui sebagai Rin-nee-chan mengagetkan Ino.
"A-ah, nee-chan! Aku tidak bermaksud be-begitu. Ah! Aku lupa ada sesuatu yang harus kukerjakan! Dah Sakura!" Ino kabur dengan salah tingkah dan muka yang merah.
"Ino-chan lucu sekali... . Hallo, Saku-chan. Bagaimana hari pertamamu di KHS?" Rin bertanya setelah terkikik melihat tingkah Ino.
"Sedikit buruk, nee-chan." Sakura menjawab Rin. Sakura diselimuti aura-aura gloomy.
"Begitukah? Jangan murung begitu Saku-chan, sebentar lagi juga kau akan terbiasa. Ganbatte ne." Rin memberikan senyumnya pada Sakura.
"Arigatou, nee-chan." Sakura membalas dengan senyumnya.
"Nah, sekarang bersiaplah, sudah saatnya shift mu kan?"
"Aye aye, captain!" Sakura segera berjalan menuju ke pintu yang bertuliskan 'staff only'. Rin terkikik melihat Sakura.
'Saku-chan, kau memang favoritku.'
"Teme, aku sangat lapar, kita ke ramen ichiraku saja." Naruto berbicara kepada Sasuke dengan nada merengek sambil duduk bermalas-malasan.
"Kau saja sendiri, Naruto. Kenapa harus denganku?" Sasuke menanggapi dengan datarnya.
"Dari pada kita ke ichiraku, lebih baik kita coba mengunjungi Angels Cafe." Kiba memberikan pendapatnya.
Saat ini para pemuda kelas unggulan sedang berada di rumah Naruto, mereka memang sering berkumpul. Pada awalnya, mereka bermain game keluaran terbaru yang dimiliki Naruto, tapi setelahnya mereka seperti orang yang kurang kerjaan.
"Hah? Apa itu Kiba? Sepertinya aku baru tahu ada kafe itu." Naruto bertanya masih dengan posisi yang sama.
"Kau tidak tahu, Naruto? Tak heran, sih, kafe itu masih baru. Tapi meskipun baru, kafe itu sudah terkenal." Kiba menjawab Naruto.
"Kenapa bisa langsung terkenal?" Sai yang mulai tertarik bertanya.
"Karena itu maid cafe." Shikamaru menanggapi.
"Woaaah! Maid cafe?! Kenapa aku ketinggalan informasi?! Pasti disana banyak maid yang cantik, imut dan seksi." Naruto langsung duduk semangat kemudia berfantasi ria.
"Kau ini mesum sekali, Baka." Shino bergumam.
"Baiklah! Ayo, kita ke kafe itu sekarang!" Naruto langsung berjalan keluar rumahnya.
"Oke, Naruto aku setuju." Secara serempak Kiba, Lee, Chouji, Sai dan bahkan Shino yang menganggap Naruto mesum, berkata.
"Aku tidak ikut."
"Hn, aku juga"
"Cih, aku juga, itu merepotkan."
Neji, Sasuke dan Shikamaru berpendapat yang sama. Tak disangka semua yang setuju memberikan deathglare kepada ketiga orang itu agar mau ikut serta. Dengan terpaksa akhirnya Neji, Sasuke dan Shikamaru ikut dengan mereka. Mereka mengendarai mobil mewahnya masing-masing. Mereka memang sudah mendapat surat izin mengemudi, entah bagaimana caranya.
.
.
.
Semua pemuda kelas unggulan telah sampai di Angels Cafe. Saat mereka masuk mereka disambut dengan suara 'kling' bel yang terpasang diatas pintu. Kemuadian mereka terpana melihat dihadapannya ada seorang maid cantik yang membungkuk kepada mereka.
'Apakah dihadapanku ini seorang dewi?' begitulah sekiranya isi hati para pemuda itu.
"Irasshaimase, silahkan lewat sini." Kata yang sempat diucapkan ini sekarang bukan diucapkan oleh Ino, melainkan seorang maid dengan rambut pink bergelombang sepanjang puggung. Ia memiliki paras luar biasa cantik dengan senyum menawannya dan kulit putih bersih. Badannya yang indah dibalut dengan kostum maid berenda yang lucu dan sangat pas. Dan lihatlah kedua iris mata yang bagaikan batu emerald.
'eh? Rambut pink?sepertinya familiar.' pikir Sasuke.
Saat sang maid bangun dari membungkuk, ia terlihat terkejut.
'Astaga! Mereka ada disini! Kami-sama, jangan sampai mereka mengenaliku, bisa gawat nanti. Kendalikan dirimu, Haruno Sakura!'
Jadi, sang maid adalah Haruno Sakura dengan penampilan yang sangat berbeda. Saat ini, Sakura sedang bekerja part-time sebagai maid di Angels Cafe.
Setelah mempersilahkan pemuda-pemuda itu duduk ia bertanya.
"Apa yang anda ingin pesan?" Sakura bertanya dengan senyum indahnya.
"Sebelum itu, siapa namamu? Aku sangat penasaran, kau cantik sekali." Kiba bertanya masih sambil terpana meliha Sakura.
"Terima kasih atas pujiannya, goushujin-sama. Sebenarnya para maid disini dilarang untuk memberikan identitasnya, tapi kau boleh memanggilku Saki." Sakura menjawab Kiba disertai dengan senyum terpaksanya.
"Saki-chan, kau imut sekali." Naruto menatap Sakura terus-menerus.
"Sekali lagi terimakasih. Jadi, apa yang ingin anda pesan?" Sakura mencoba bersabar.
"aku ingin dirimu. Bagaimana?" Sai menggoda Sakura.
"Maafkan, tuan. Tapi disini hanya makanan dan minuman yang bisa anda pesan." Sakura hampir meledak. Setelah itu mereka memesan apa yang mereka inginkan yang kemudian dicatat Sakura dengan cepat.
"Baiklah, tunggu sebentar lagi." Setelah itu Sakura pergi dari hadapan para pemuda.
.
.
.
"Ini tuan pesanan anda, silahkan dinikmati." Seorang maid memberikan pesanan mereka, tapi maid ini bukan Saki yang mereka tunggu.
"Eh? kenapa bukan Saki-chan yang memberikan ini?" tanya Naruto, yang lain menanggapi dengan anggukan.
"Oh, Saki-chan tadi ada urusan mendadak. Jadi, ia pulang untuk menyelesaikannya." Kemudian maid itu pergi setelah berkata permisi.
"yahhh... padahal aku ingin melihat wajah cantik Saki-chan lagi." Naruto langsung cemberut.
"Aku beruntung sekali melihat Saki-chan, ia perwujudan dari jiwa muda." Lee berkomentar.
Semua melirik Lee dengan pandangan aneh. Mereka kemudian menyantap makan masing-masing sambil berpikir untuk sering datang kemari.
"hahh... segarnya... ."
Sakura saat ini sedang berada di apartemen sederhananya. Tadi ia izin pulang karena ia lupa barang-barang dari Suna yang menyusul di kirim ke Konoha hari ini akan sampai di apartemennya, sang pemilik apartemen pasti tidak mau mengurusnya, jadilah ia terpaksa pulang.
Ia sedang berbaring di tempat tidurnya. Ia terlihat segar setelah ia membersihkan diri. Ia tidak memakai kacamata besarnya karena itu hanya sebagai samaran selama ia berada di Konoha. Dikepalanya ada lilitan handuk untuk menutupi rambut basahnya.
Tralala Tralala Tralala
Suara ponsel Sakura tanda adanya panggilan masuk, membuat ia terduduk sambil meraih ponselnya.
"Moshi-moshi." Sakura mengawali percakapan.
"Jidat! Kau berhutang padaku cerita bagaimana hari pertamamu di KHS!" ternyata yang menelepon Sakura adalah Ino sang sahabat. Sakura terlihat menghela napas.
"Hahh... sayangnya kau ini bukan orang pelupa Pig, aku kecewa."
"Kau mendoakan sahabatmu ini menjadi pikun, hah?! Jangan mengubah topik Sakura!"
"Iya... iya... . Kau cerewet." Setelah itu Sakura menceritakan apa yang terjadi di KHS sampai kejadian tak terduga di Angels Cafe.
"Ternyata kau beruntung sekali, Jidat. Bisa satu kelas dengan mereka. Aku iri denganmu, disana ada Sai, Sasuke, Neji dan yang lain. Kasihan sekali kau jidat, Lee mungkin akan terus menempel denganmu. Dan sabar saja dengan Shikamaru , ia sulit sekali jika diajak melakukan sesuatu tapi tenang saja Chouji ada disana, Jidat."
Ino berkata dengan panjang lebarnya, tanpa tahu Sakura menanggapinya dengan malas. Jika Ino tahu mungkin Sakura akan diceramahi, untungnya mereka berbicara lewat telepon.
"Pig, jika saja bisa, aku ingin bertukar tempat denganmu, menjadi siswa di kelas biasa bukan kelas unggulan. Dan kenapa kau seperti mengenal Shikamaru dan Chouji?"
Sakura sedari awal memang tahu bahwa Ino sekolah di tempat yang sama dengannya hanya saja mereka tidak satu kelas. Tapi hubungan Ino, Shikamaru dan Chouji ia tidak tahu.
"Mereka anak dari sahabat ayah dan ibuku, kita juga teman sejak middle school. Jadi, kita sudah kenal dan dekat. Sakura, aku harus pergi, ibu memanggilku. Bye, Sakura." Ino menutup panggilannya.
Sakura menyimpan ponselnya di meja belajarnya. Kemudian, ia kembali berbaring sampai ia tertidur dengan lelapnya.
Sakura dengan penampilan seperti awal ia masuk kelas ini, sedang membaca buku tanpa memperdulikan kelasnya yang berisik ini. Guru sebelumnya sudah pergi, sebentar lagi waktunya istirahat jadi kelas kacau. Sungguh, sebenarnya ia ingin pindah kelas jika bisa, tapi ia hanya siswa yang masuk lewat jalur beasiswa. Dan ia sadar, betapa tidak tahu diuntungnya dia jika memilih keluar dari kelas unggulan ini.
"Ahh... aku kangen Saki-chan..." Naruto berkata kepada dirinya sendiri dan didengar oleh Sai.
"Aku juga." Neji yang tak disangka menanggapi Naruto.
"Bagaimana kalau kita kesana lagi? Kita ketemu Saki lagi." Sai memberi usul.
"AYO!" "Guk!Guk!" seru Kiba disertai gonggongan Akamaru
Dan merak pun terus melanjutkan obrolan mengenai Saki. Mereka tidak mengetahui bahwa Saki yang mereka dambakan sekarang tak sengaja mencuri dengan obrolan mereka.
'Lebih baik aku pergi ke tempat sepi saja daripada disini.'
Sakura berdiri dari duduknya kemudian terburu-buru berjalan keluar kelas. Ia tidak melihat ke arah depan tapi malah ke bawah. Tak disangka, Sasuke yang baru kembali dari toilet muncul di depan pintu dan sedang memainkan ponselnya.
Brukk
Krakk
Sakura dan Sasuke tanpa bisa dihindari bertabrakan. Sasuke melihat ke arah Sakura dengan tatapan datar tapi jika kau lihat secara teliti mata Sasuke sedang melebar.
"Sa-Saki?" Shino yang berada dekat dengan Sasuke dan Sakura menyebut nama Saki, kontan semua pasang mata mengarah kepada Sakura.
Sakura kaget kemudian meraba wajahnya. 'Hah?! Dimana kacamataku?'
Sakura mencari kacamatanya, tapi sayangnya ia menemukan kacamatanya sudah pecah. Saat ia bertabrakan dengan Sasuke, kacamatanya jatuh kemudian terinjak oleh dirinya sendiri saat ia menahan keseimbangan.
"Jadi selama ini Haruno Sakura adalah Saki-chan?!" Kiba sangat kaget mengetahui hal itu begitu juga dengan yang lain.
'Kami-sama, kenapa hal yang aku hindari terjadi begitu cepat?!SHANNAROO!'
.
.
.
TBC
HALO! (it's me) *plakk, aku author baru dan baru pertama kali membuat fanfic. Maafkan aku ini yang membuat banyak kesalahan. Udah lama niat pingin bikin ff tapi selalu ada hambatan rintangan yang menerpa diriku ini. Maafin lebay yah.
Fanfic ini terinspirasi oleh banyak hal. Ini murni dari ideku sendiri dan sudah lama aku ingin bikin cerita yang seperti ini. I need your review please
