Shadow In Beauty
.
Remake Dari novel by Arzeta Clarkson
.
Killa8894
.
Bab 1
.
LINGKARAN SETAN
" Than I'm not sorry either. I'm not sorry than I met you.
Im not sorry that knowing you has make me question
everything. And then in dead you are the one that make me feel most alive. You've been a teribble person, you've make all the wrong choice and that's about the choice I made. But i'm not sorry than Im in love with you. I LOVE YOU. "
.
Namanya SHADOW CIRCLE kadang disebut ' Dunia Bayangan ', di namai demikian karena letaknya sangat terpencil dan terahasiakan. Sebuah ruang bawah tanah
bekas gudang tua pabrik kain disudut pojok Brooklyn.
Tempat dimana segala sopan santun dan adat dikesampingkan, disini yang kuat akan bertahan, mendapat segala kemashyuran, dan ketenaran. Tak boleh ada kata lengah bila ingin bertahan di dunia SHADOW CIRCLE, sebab lawanmu tidak pernah berhenti mengintai dan akan menghabisimu disaat kamu terlelap.
Park Chanyeol mengenalnya sudah lama, empat tahun lebih tepatnya sejak dia terjun kedalam gelapnya dunia bayangan, dan merasakan kenikmatan menjadi seorang RAJA tak terkalahkan. Disinilah tempat Chanyeol mengerti akan arti sakit kehidupan sebenarnya, SHADOW CIRCLE telah memberinya petualangan, penghormatan, kawan, wanita dan pria cantik, setumpuk uang yang takkan habis dimakan hingga dua generasi, dan pastinya, memar. Meskipun tahu pada resiko kematian selalu mengintainya, tampaknya itu tak lagi menjadi masalah besar bagi Chanyeol sejak julukan The King melekat erat padanya selama 4 tahun berturut-turut.
Tak ada yang lebih bisa membuat seorang Park Chanyeol lebih merasa hidup selain dunia bayangannya, dan, oh, aku tentunya. Park Sehun, pria remaja yang baru beranjak dewasa. Mahasiswi junior Universitas Columbia. Kawanku adalah kedamaian, sementara asap rokok dan kekerasan selalu menjadi lawanku. Jadi kira-kira, apa yang bisa membawa seorang pria baik-baik berada di dalam tempat pengap, berasap, berbau keringat, dan amis darah dimana-mana, pada ruang bawah tanah sebuah gudang tua malam Kamis ini?
Jawabannya hanya dua kata. Park Chanyeol.
Ini malam penting baginya, saat penentuan dimana gelar rajanya akan tetap berada dipundaknya ataukah berpindah pada orang lain. Dan ini adalah tahun kelimanya berada dilingkaran pertarungan paling bergengsi SHADOW CIRCLE, Chanyeol memberitahuku, sesuatu bernama Circle Dead. Diadakan setahun sekali, mempertemukan dua petarung jalanan paling hebat yang selama sepanjang tahun berhasil melakukan kemenangan paling banyak, dalam kasus ini Chanyeol tentunya sebagai penerima tantangan.
Sebetulnya sudah sejak lama Chanyeol ingin aku berada disini pada pertarungan paling berbahaya yang pernah digelar dunia bayangan, hanya saja faktor usiaku masih belum mencukupi. Kali ini, entah bisikan setan darimana bisa membuatku mengiyakan keinginannya saat dia memintaku 3 hari lalu.
Jadi, disinilah aku sekarang, berjalan diantara kerumunan sesaknya orang, aroma bir bercampur rokok betul-betul nyaris membuatku muntah. Aku bersyukur ada tangan kokoh Chanyeol yang sejak tadi menggengam erat tanganku, berjalan didepanku dan berusaha melindungiku dari gangguan matamata para serigala bejat disekelilingku. Tak butuh usaha keras baginya untuk mengusir orang-orang, sebab saat dirinya lewat secara otomatis gerombolan manusia akan langsung membelah, memberikannya jalan.
Suasana Shadow Circle seketika menjadi hening ketika kami lewat. Semua mata memandang kearah kami, kebanyakan adalah rasa penasaran, diikuti bisik-bisik yang aku tahu pastinya ditujukan padaku. Jika tatapan bisa membunuh maka mungkin sudah sejak tadi aku mati akibat ekspresi tajam pemberian para gadis-gadis penggila Chanyeol, kepadaku.
Aku tahu betul apa yang ada didalam pikiran orang-orang padaku, salah satu mainan baru Chanyeol. Sialan! Kalau saja Chanyeol tidak memiliki hobi meniduri setiap gadis dan pria berbeda disetiap malam!
" Dan inilah dia, Juara bertahan kita selama 4 tahun berturut-turut. Dengan bangga kupersembahkan pada kalian semua, Jagoan kita, Pahlawanku, Chanyeol 'THE KING'!"
Suara cempreng khas milik Kim Jongdae menggema di udara, sahabat baik Chanyeol sejak mereka masih memakai popok itu adalah MC tetap di dunia bayangan, dia jugalah yang pertama kali memperkenalkan tempat ini pada Chanyeol.
Aku bisa merasakan cahaya biru, merah, kuning bersinar terang kearah kami berdua. Seluruh lampu didalam ruangan ini menyorot pada kami. Hiruk pikuk, sorak sorai, suara suitan, hingga jeritan para perempuan yang kesemuanya mengelu-elukan tak terelakkan lagi bagai bendungan jebol.
Chanyeol membawaku hingga ketepian panggung, tempat dimana Jongdae berada. Aku bisa melihat senyuman berlesung pipi yang mampu membuat wanita dan pria uke manapun meleleh seperti coklat dicairkan, berada diwajahnya dalam waktu sangat lama.
"Sial! Aku tak percaya kamu bakal datang! " tukas Jongdae kasar, menyikut Chanyeol.
Aku menaikkan satu alisku ketika melihat Jongdae mengeluarkan selembar U$D.100 ketangan Chanyeol. "Jadi, ini alasanmu sebenarnya mengajakku kemari?" tanyaku sinis, sambil melipat kedua tangan didepan dada.
Chanyeol tertawa kemudian memasukkan uang itu kedalam saku depan celana jeansku, membuat Jongdae berkata kotor sangat keras. "Tidak sunshine, aku ingin kamu datang kemari karena kamulah kunci keberuntunganku." Ujarnya menangkupkan kedua tangan pada wajahku.
Senyumku mengembang. "Kamu akan beruntung malam ini." kataku sungguh-sungguh. Membuat sepasang iris hijau Chanyeol bersinar indah didalam keremangan. Chanyeol menunduk kemudian mencium dahiku sangat lama dan dalam. Hal yang selalu dia lakukan setiap saat, setiap waktu, kapanpun dia atau aku mau tanpa alasan.
Chanyeol kemudian melepaskan dirinya, berbicara cepat pada Jongdae. "Jaga dia, jangan lepaskan matamu darinya. Sampai dia disentuh aku tak segan-segan mengakhiri persahabatan kita dengan mengirimmu ke neraka!"
Jongdae menyeringai. "Tenanglah mate, nyawa priamu aman bersamaku. Sebagai gantinya jangan lupa, berikan uang banyak untukku malam ini."
Kedua alis lebat hitam Chanyeol menyatu. "Kapan aku tak pernah memberimu kejayaan?" tanyanya sarkatis.
Jongdae mengusap belakang lehernya sambil nyengir. "Sudah, ayo sana naik!"
"Chanyeol," panggilku, memegang lengan kekarnya. Chanyeol menoleh dan aku berkata dalam nada tajam. "Tetaplah hidup, OK. Oh, dan jangan melukai wajahmu, aku tak tahu harus bilang apa nanti pada Vic dan Siwon." yang langsung dijawab erangan tajam dari mulut Jongdae. Chanyeol mengangguk singkat, tersenyum sekali lagi penuh makna lalu bergegas naik keatas podium berbentuk lingkaran dimana tepiannya diberi obor menyala.
Suara sorakan mengeras ketika Chanyeol mulai meneriakkan kalimat andalannya. "Im the Fighter! the Bravier! The Winner! And King in the Circle!" yang langsung diikuti para penggemarnya.
Kemudian aku melihat Chanyeol melucuti bajunya, menyebabkan para gadis menjerit melengking. Chanyeolku memang tampan dan menggiurkan, itu faktanya. Dengan tinggi mencapai 190 senti, kulit emas kecoklatan sempurna, bahu tegap, serta tubuh kekar namun tidak sebesar massa otot para pemain wrestling. Rambut gelap cepaknya berantakan dan terlihat sedikit berminyak karena keringat, sepasang mata zamrudnya bersinar menunjukkan kecerdasan serta sikap tangguh darinya, kedua alis lebat terbentuk sempurna diatas matanya, hidung romannya meskipun sudah beberapa kali patah tetap terlihat indah, rahang perseginya mengeras oleh banyaknya pertarungan serta kekerasan yang selama ini dihadapinya. Dengan semua kesempurnaan fisik itu, rasanya tak berlebihan jika Chanyeol dianggap sebagai Thor versi dunia bayangan.
"Oh man, andai saja aku memiliki sedikit kelebihan darinya." bisik Jongdae.
Aku melirik kearah pemuda Native American itu penuh makna. Jongdae seorang petarung lepas untuk dunia bayangan, dia hanya akan tampil jika ingin selebihnya lebih menikmati pekerjaannya sebagai komentator. Secara fisik Jongdae tampan, memiliki bentuk tubuh yang juga membuat gadis gadis melemparkan diri kearahnya, hanya saja sikap dan tingkah lakunya membuat Jongdae lebih cocok menjadi musuh perempuan daripada sahabat.
Kurasa aku adalah satu dari tiga orang yang mendapat kehormatan dari seorang Kim Jongdae. Setelah Ibu dan Neneknya tentu saja. Jongdae menyadariku mendengarkan ucapannya, dengan nada menantang dia berkata "Aku mau melihat apakah tawamu masih sebagus ini diakhir malam, tuan putri."
Aku cemberut mendengarnya memanggilku tuan putri, demi moon goddes, aku juga seorang pria sama sepertinya.
Jongdae dengan cepat berbalik memandangi podium, kemudian mulai berbicara melalui speaker, ya alat pengeras suara bukannya mic. Benar-benar dunia penuh kejutan.
"Dan inilah penantang kita. 43 kali juara kemenangan telak, dan 3 kali gagal. Mari kita sambut si 'lezat' pendatang baru, JONGIN 'BLACK HAWK' KIM!"
Seluruh bulu halusku berdiri seketika, aku terpaku pada sosok gelap yang tengah naik keatas sisi yang bersebrangan dari tempat Chanyeol. Dia masuk dalam sambutan sekaligus cemoohan. Kedua tanganku memeluk tubuhku secara refleks, meski tidak ada hubungannya dengan udara dingin karena mengingat sweater ungu tua lengan panjang dibadanku, serta fakta ruang bawah tanah ini sewaktu waktu bisa meledak akibat hawa panas. Rasa perih mulai menjalar didalam lambungku, dan aku tahu pasti itu tidak ada hubungannya dengan penyakit maagku.
Kemudian, ketika semua lampu menyorot wajahnya, jantungku seakan pecah didalam rusuk igaku, isi perutku seakan ditarik dari dalam, dan aku merasa lantai dibawahku menjadi pasir isap, menyedotku.
"Jongie…" bisikku perih.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Anyeongggg Killa bawa FF remake baru. Maaf berhubung Killa masih sakit jadi untuk bikin FF baru dengan ide sendiri masih belum bisa.
Gak pa2 kan FF remake lagi.
Gimana masih ada yang mau lanjut?
Kalau review lebih dua puluh lanjut yaaaa...
