Declamair: Vocaloid bukan punya Hikaru! XO

Happy Reading!

Normal P.O.V

Seorang gadis berambut honey blonde dengan gaya dikuncir twintail dibawah sedang berjalan menuju sekolahnya dengan santai. Gadis itu adalah gadis yang dijauhi oleh semua siswa karena kepintarannya. Memang apa yang salah jika menjadi pintar dan serba bisa?

Kadang gadis itu lelah dijahili. Setiap pulang sekolah, ia selalu dijahili dengan berbagai modus yang berbeda. Mereka menjahili gadis itu tanpa belas kasihan. Tapi, gadis itu tegar menghadapinya, ia tak pernah menangis dan menyesali kepintaran yang dimilikinya.

Gadis itu berjalan di pinggir jalan saat matahari belum menampakkan sinarnya. Gadis itu sudah biasa datang saat matahari belum terbit. Ia berjalan sambil menatap langit yang masih sedikit gelap.

"Apa aku sebaiknya tak ada 'ya?" gumam gadis itu masih tetap menatap langit. Pandangannya seakan kecewa pada Tuhan karena hidupnya yang kacau.

Gadis itu masih hidup karena ingin membanggakan Kaa-san yang bekerja keras untuknya. Meski sekarang ia tinggal sendiri di sebuah apartemen.

BRUUK!

Sang gadis jatuh tersungkur karena ditabrak dari belakang oleh seseorang. Buku yang dipegangnya berserakan di tanah.

"M-maaf… a-aku tak melihatmu!" permintaan maaf dari mulut orang yang menabrak gadis itu pun keluar. Sang gadis hanya mengangguk tanda kalau ia sudah memaafkan orang itu.

"Siapa namamu?" tanya orang yang menabrak itu sambil membantu merapikan buku sang gadis yang berantakan.

"Rin Kamine," jawab gadis itu tanpa menoleh. Ia masih sibuk membereskan bukunya.

"Oh… Murid baru 'ya? Aku belum pernah melihatmu," ucapan pemuda itu membuat Rin menoleh padanya. Bagaimana mungkin ada orang yang tak mengenalnya?

"Len Kagamine," ucap pemuda itu dengan senyum setelah Rin menoleh padanya.

"Oh… Kagamine-kun," hanya itu yang diucapkan oleh Rin.

"Ah, maaf. Aku buru-buru! Sampai jumpa, Rinny~~" ucap Len lalu berlari sambil melambaikan tangan ke Rin.

'Rinny? Sok akrab banget!' pikir Rin.

Rin P.O.V

Aku berjalan menuju sekolah yang masih sangat lama waktu pelajaran dimulai. Aku bingung dengan anak 'shota' tadi. Kenapa ia memanggilku 'Rinny'? Kenapa ia tak mengenalku yang selalu diolok karena kepintaranku yang melebihi manusia normal? Sudahlah, untuk apa dipikirkan? Toh, aku sudah sampai sekolah.

Pelajaran dimulai sangat lambat sampai akhirnya bel istirahat berbunyi. Semua murid pergi berdesak-desakan untuk keluar kelas, bahkan ada yang terinjak-injak. Sadisnya manusia…

Aku hanya menyaksikan anak yang terinjak itu sambil mengunyah bento yang kubawa. Aku makan sendiri di kelasku, tak ada yang mau berteman denganku.

"Namamu Rin Kamine 'kan?" tanya seorang gadis berambut teal dengan gaya twintail.

"Ya, Hatsune-san," jawabku. Sebenarnya aku sudah hapal semua nama murid kelasku, dia salah satunya.

"Eh? Kau tahu namaku?" tanyanya sedikit kaget. Aku hanya mengangguk. "Mau berteman denganku?" tanyanya lagi dengan senyum manis di bibirnya. Aku langsung menatapnya heran, tak pernah ada yang mau berteman denganku.

"Kau yakin? Kau bisa dijauhi," ucapku. Dia hanya memeringkan kepalanya.

"Memang apa yang salah? Lagipula, banyak yang menjauhiku karena aku dianggap aneh," ucapnya, aku menatapnya sebentar. Penampilannya bisa disebut Lolita, karena rambutnya yang dikuncir twintail diikat oleh pita berwarna hijau dengan renda-renda putih, seragam bagian atasnya pun berenda, sepertinya hasil modifikasi.

"Kau Lolita 'ya?" tanyaku balik. Sernyum manisnya berubah menjadi sebuah senyuman yang sangat lebar.

"KYAAA~~~ RUPANYA ADA YANG TAHU LOLITA!~~" teriak Hatsune sambil memelukku bisa mati kalau begini!

"H-Hatsune…s-se-sesak!" ucapku terbata-bata karena pasokan udara yang menipis.

"Gomen ne… Hey, bagaimana kalau kita buat klub?" ajak Hatsune. Aku hanya mengangkat sebelah alisku bingung. "Kau tahu 'cosplay'? Bagaimana kalau kita buat klub 'cosplay'?" ajaknya lagi. Cosplay, aku memang tahu itu.

"Ya, aku tahu 'kok, Hatsu-" "Miku!" ia memotong ucapanku. Kesal 'sih. Tapi, jarang yang memintaku memanggil nama kecil mereka.

"Baiklah… Miku-chan… Apa nama klub kita?" tanyaku. Matanya bling-bling, memang ada yang menggemaskan 'ya?

"X-Vocaloid!" ucap Miku semangat. Jarang aku bisa mengobrol, untung bekalku sudah habis.

"Boleh, siapa saja anggotanya?" tanyaku.

"Aku ikut!" teriak sesorang dari pintu kelas. Aku menoleh dan mendapati pemuda yang menabrakku tadi pagi sedang berlari kecil ke arah mejaku.

"Aku boleh ikut 'kan?" tanyanya. Siapa 'ya namanya? Aku lupa. Dia bukan anaka kelasku 'sih…

"Boleh. Kau tahu cosplay?" tanya Miku. Pemuda itu mengangguk semangat dengan senyum lebar.

"Jarang ada yang membuat klub cosplay. Rinny ikut 'kan?" tanyanya sambil menunjukku.

"Rinny? Kalian sudah kenal?" tanya Miku. Aku hanya menggeleng dengan cepat, sementara pemuda itu mengangguk dengan cepat.

"Ara… Sepertinya Rin-chan dapat calon pacarnya 'nih," ucap Miku tak jelas. Apa maksudnya?

"Tenang saja, aku bukan pa-" "LEN-SAMA!~" "AKHIRNYA KAMI MENEMUKANMU!~~" ucapan Len terputus oleh teriakan segerombolan anak perumpuan yang sedang menari-nari gaje di depan pintu kelasku. Aku sweatdrop melihatnya.

"EH? KAU LEN KAGAMINE YANG TERKENAL ITU?!" kali ini teriakan Miku yang keluar. Teriakan yang hampir membuat jendela kelas pecah!

"Wah… Kau kenal aku 'ya?" tanya pemuda itu, Len Kagamine.

"Tentu, kau anak dari Leon Kagamine yang sangat terkenal itu 'kan? Hebat, aku bertemu langsung!" pekik Miku lagi. Aku hanya diam tak menggubris pembicaraan mereka.

"Kalau begitu, aku kembali ke kelasku 'ya. Nanti pulang sekolah kita bicarakan lagi soal klub ini. Jaa. Hatsune! Rinny~~" Kagamine mengucapkan itu sambil keluar kelas diikuti oleh fansgirl setianya.

Tak lama bel berbunyi. Miku pindah tempat duduk, ia memilih duduk denganku. Pelajaran pun dimulai dengan sangat membosankan!

Bel pulang berbunyi, Miku mengajakku untuk pulang bersama. Saat aku dan Miku berjalan menuju pintu kelas, jalan kami terhalang oleh pemuda pisang ittu!

"Ada apa Kagamine?" tanyaku, entah karena apa dia langsung cemberut.

"Panggil aku Len, jangan Kagamine!" ucapnya tak menjawab pertanyaanku sama sekali!

"Ok, Len. Apa maumu?" aku mengulang pertanyaanku. Mata Len langsung berbinar-binar. Kenapa lagi 'nih? Tadi Miku yang berbinar, sekarang anak ini? Dunia makin aneh!

"Aku mau membicarakan soal klub kita!" jawab Len dengan senyum lebar. Miku langsung menyeret aku dan Len ke arah kantin sekolah yang terletak di lantai bawah.

Sesampainya di kantin. Miku langsung menyebarkan daftar nama semua murid SMP Yamaha ini. Aku sampai sweatdrop melihat tumpukan kertas itu.

"Ini untuk apa?" tanyaku. Miku tersenyum kearahku. Entah ada apa, aku langsung merinding.

"Kita akan memilih orang yang tepat untuk klub kita! Kita pilih melalui absen ini!" jawab Miku dengan semangat yang kelewat batas.

"Bagaimana kalau Kaito? Dia pintar menggambar 'loh!" usul Len. Kaito? Maksudnya Shion? Seingatku dia 'kan anak kelas 2 SMA Yamaha.

"SHION? BOLEH!" teriak Miku semangat sambil menggebrak meja kantin, aku melihat sedikit retakan di meja akibat gebrakkan Miku.

"Miku naksir Kaito 'ya?" tanya Len jahil dengan seringai yang lebar.

"A-anu… Dia 'kan anak SMA," ucapku ragu. Mereka berdua menatapku.

"Dia kakak sepupuku. Aku akan menghubunginya!" ucap Len langsung menyalakan handphonya dan mengetikkan SMS.

"APA? SEPUPUMU? KENALKAN AKU DENGANNYA!" teriak Miku dengan lantang, kemudian Miku nari-nari gaje kesenangan.

"Mik, kamu itu Lolita. Kok' gaje banget 'sih?" tanyaku. Sudah teriak-teriak, sekarang nari-nari gak jelas lagi.

"Biarin! Yang penting ekspresif!" jawab Miku masih tersenyum lebar. Kuakui, Miku memang manis. Tapi, kalau kayak begini sikapnya, bisa mengurangi penampilannya yang manis!

"Kaito bilang mau" "HORAAAAYYY! WAKTUNYA PEDEKATE!" Miku langsung berteriak kesenangan setelah Len bilang kalau Kaito setuju.

"Tapi, Kaito itu hentai 'loh," ucapan Len berhasil membuatku dan Miku menatapnya.

"Yang benar?" tanyaku. Len mengangguk dengan mantap.

"Di rumahnya, ada empat rak komik hentai, ditambah beberapa gambar buatannya yang hentai," jelas Len sambil memandang atap-atap kantin dan tangan yang menghitung jumlah koleksi Kaito-senpai.

"Tak apa! Sekarang kita cari lagi!" ucap Miku sambil menyebar kertas daftar murid itu,."Ah, bagaimana kalau Kiku Juon?" usul Miku.

"Juon? Seingatku penampilannya seperti Obake 'kan?" tanyaku, Miku mengangguk.

"Tapi, kalau sedang cosplay penampilannya lain 'loh. Aku pernah melihatnya cosplay, meski cosplay Obake 'sih…" celetuk Len.

Kiku Juon, anak kelas sebelah. Yang kudengar ia selalu berpenampilan menyeramkan dengan mata dan rambutnya yang berwarna merah.

"Tapi, ia pintar tata rias 'loh!" promosi Miku. Aku hanya menghela nafas.

"YEY! Aku akan menghubunginya!" ucap Miku sambil berlari membawa handphonenya untuk menghubungi Kiku.

Di sinilah aku, berdua bersama seorang selebriti sekolah yang menurutku 'SHOTA'.

"Rin tak pernah berdebat seperti tadi 'ya?" tanya Len dengan suara lembut.

"Belum. Biasanya, aku selalu dilempar tepung setiap keluar kelas," .Aku enggan melihat bagaimana ekspresinya.

"Sebenarnya, tadi aku melihat beberapa anak yang berdiri di depan pintu kelasmu sambil membawa telur, tepung dan air. Mungkin untuk menyirammu. Sebaiknya kau hati-hati," nasihat Len. Kenapa ia perhatian padaku?

"Hayooo~~~ Siapa yang pacaran 'nih?~~" suara Miku membuatku menatap kearahnya. Ia sedang tersenyum jahil. Dasar, Lolita!

"Hehe… Oh ya, Kiku bilang mau. Sekarang kita pulang aja dulu. Besok kita omongin lagi bareng Kiku dan My Loved Aisu sepulang sekolah~~" ucap Miku. Kenapa ia menyebut Kaito-senpai dengan sebutan yang aneh?

Setelah pembicaraan itu, aku, Miku dan Len pulang bersama Karen arumah kami berdekatan. Semoga besok akan menyenangkan seperti hari ini.

TBC

A/N: Ok, segitu dulu. Mungkin chapter selanjutnya akan lama update. Fic ini terinspirasi dari novel Cosplay:The Series. Tapi, aku buat berbeda. Disini akan ada beberapa pairing yang semoga disukai. Rencananya fic yang Angel In The Lake akan kuhapus karena takut menyinggung penggemar VanaN'Ice. Harusnya kalau ada Kiyoteru nama grupnya Gensou Airly! Aku salah pengertian antara Gensou Airly dengan VanaN'Ice! Ok, akhir kata, review please~~